Menurut Wolper dan Pena (1987), di kutip dari Adisasmito (2007), rumah sakit
adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai
tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Serta dapat dimanfaatkan sebagai
tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Karena rumah sakit merupakan
sarana pelayanan kesehatan untuk pelayanan umum dan tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat, yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, gangguan
kesehatan atau dapat menjadi tempat penyebab panularan penyakit (Dartini, 2004).
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Ruang Isolasi.
2. Menjelaskan syarat sebuah Ruang Isolasi.
3. Menjelaskan ketentuan yang berlaku di Ruang Isolasi.
4. Sebagai referensi tambahan untuk pembahasan yang sejenis.
1
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ruang isolasi adalah adalah ruang di rumah sakit yang khusus menjaga pasien
dengan kondisi medis tertentu yang terpisah dari pasien lain saat mereka menerima
perawatan medis (Sabra L. Katz-Wise, 2006).
Ruang isolasi adalah ruang yang digunakan untuk perawatan pasien dengan
penyakit resiko yang dapat ditularkan pada orang lain seperti penyakit-penyakit
infeksi antara lain HIV/AIDS, SARS, Flu Burung, Flu Babi, dan lain-lain (DepKes
RI).
Pada umumnya, ruang isolasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara
negatif (Negative Pressure) dimana tekanan udara di ruang isolasi negatif terhadap
area disekitarnya untuk mencegah penyakit-penyakit yang mudah mengkontaminasi
seperti, tuberculosis, cacar air (varicella), herpes zoster, dan measles (rubella),
sedangkan pasien yang memiliki sistem imun yang lemah seperti pada pasien HIV dan
pasien yang mendapat transplantasi sumsum tulang belakang (Bone Marrow
Transplant) menggunakan ruang isolasi dengan tekanan udara positif (Positive
Pressure) dimana tekanan udara di ruang isolasi positif terhadap area sekitarnya untuk
melindungi pasien dari kontaminasi luar.
2
2.2 Syarat-syarat Ruang Isolasi
Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, syarat untuk ruang isolasi meliputi :
Pencahayaan
Intensitas cahaya untuk ruang isolasi adalah 0,1 – 0,5 lux dengan warna cahaya biru.
Selain itu ruang isolasi harus mendapat paparan sinar matahari yang cukup.
Untuk metode pembuangan udara atau sirkulasi udara digunakan sistem sterilisasi
dengan HEPA.
3
Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan
pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik
berasal dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007).
Secara garis besar, standard kewaspadaan universal di ruang isolasi antara lain :
Cuci tangan
Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan membran
mukosa
Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkin
memercik
Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air
Tangani jarum dan benda tajam dengan aman
Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan air
Proses instrumen dengan benar
Lakukan pengelolaan limbah dengan benar
Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama
Buang sampah terkontaminasi dengan aman
Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam kondisi steril
dan siap pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi dan
sterilisasi
4
1. Persiapkan Sarana
Baju operasi yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran badan, sepatu
boot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki
Sarung tangan dtt (desinfeksi tingkat tinggi)/steril ukuran pergelangan dan
sepasang sarung bersih ukuran tangan
Sebuah gaun luar dan apron dtt serta penutup kepala yang bersih
Masker n95 dan alat pelindung mata
Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang–barang pribadi
2. Langkah Awal Saat Masuk Ke ruang Perawatan Isolasi (Masuk Ke Ruang Bersih
Luar)
Lepaskan cincin, jam/gelang (jika ada) dari tangan
Lepaskan pakian luar (termasuk pakain dalam, jika memungkinkan)
Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian pelindung
Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang pribadi
lainnya di dalam lemari berkunci yang telah disediakan, kunci dengan hati-
hati, ambil anak kunci dan simpan dalam saku pakian operasi yang telah
dikenakan tersebut
3. Mencuci Tangan
Lakukan cuci tangan efektif 40-60 detik
1. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
2. Kenakan gaun luar/jas operasi
3. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
4. Kenakan masker N95
5. Kenakan masker bedah
6. Kenakan celemek plastik/apron
7. Kenakan penutup kepala
8. Kenakan alat pelindung mata (goggles/kacamata)
9. Kenakan sepatu boot karet
Penanganan Linen
Linen bekas pakai dimasukkan dalam kantong, diikat dan di beri label
Pakain pasien di usahakan menggunakan pakaian RS (baju bedah)
Mengumpulkan dan membawa linen kotor, lakukan dengan kontak minimal
Anggap semua linen yang telah dipakai sebagai linen infeksius
5
Bawa linen kotor dalam kontainer tertutup atau kantong plastik
Pemulasaran Jenazah
Memperhatikan norma agama atau kepercayaan dan perundangan yang berlaku
dilakukan di ruang isolasi
Perlakuan terhadap jenasah: luruskan tubuh,tutup mata, telinga dan mulut
dengan kapas / plester kedap air, lepaskan alat kesehatan yang dipasang, setiap
luka diplester dengan rapat
Jika diperlukan pemandian jenasah air pencuci di beri desinfektan (pertahankan
universal pracaution)
Jenasah setelah di kafan dibungkus dengan bahan plastik tak tembus air
Jenasah yang sdh dibungkus tak boleh di buka lagi
Peti jenasah dilakukan disinfeksi lalu di gembok
Jenasah diangkut mobil jenasah lewat jalur khusus
Penatalaksanaan Ambulance
Ambulan pembawa pasien dilakukan pembersihan dengan semprotan air
desinfektan secara otomatis dengan menekan tombol (ambulance bagian luar)
Bagian dalam dibersihkan dengan semprotan larutan clorin 0,5 %
Petugas ambulance dan petugas pengantar wajib melakukan dekontaminasi
individu sesuai alur dan protap
Universal precaution yang dilakukan di ruang isolasi dapat dibagi menurut jenis
isolasinya, yaitu :
1. Strict isolation
6
Untuk wabah dipteri, pneumonia, varicella
Difokuskan untuk mencegah penyebaran kuman lewat udara
Universal Precaution-nya meliputi :
a. Perlu ruangan khusus, pintu harus dalam keadaan tertutup
b. Setiap orang yang memasuli ruangan harus menggunakan gaun, cap dan
sepatu yang direkomendasikan.
c. Harus menggunakan masker.
d. Harus menggunakan sarung tangan
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal
2. Contact isolation
Untuk infeksi pernafasan akut, influensa pada anak-anak, infeksi kulit, herpes
simplex, rubela scabies
Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi dengan membatasi kontak
Universal Precaution nya meliputi :
a. Perlu ruangan khusus
b. Harus menggunakan gaun jika ada cairan
c. Harus menggunakan masker jika kontak dengan klien
d. Memakai sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal
3. Respiratory isolation
7
d. Perlu menggunakan sarung tangan
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal
4. Tuberculosis isolation
Untuk TBC
Difokuskan untuk mencegah penyebaran acid fast bacilli
Universal Precaution nya meliputi :
a. Perlu ruangan khusus dengan tekanan negatif
b. Perlu menggunakan gaun jika pakaian terkontaminasi
c. Harus memakai masker
d. Tidak perlu menggunakan sarung tangan
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Bersihkan disposal dan disinfektan meskipun jarang menyebabkan
perpindahan penyakit
Selain menurut jenis isolasinya, universal precaution di ruang isolasi juga dibagi
menurut hal yang patut diwaspadai, antara lain :
1. Enteric precaution
8
2. Drainage/ secretion precaution
Untuk drainasi lesi, abses, infeksi luka bakar, infeksi kulit, luka dekubitus,
konjungtivis
Difokuskan untuk mencegah penyebaran infeksi, membatasi kontak langsung
maupun tidak langsung dengan material tubuh
Universal Precaution nya meliputi :
a. Tidak perlu ruangan khusus kecuali kebersihan klien buruk
b. Perlu gaun jika pakaian terkontaminasi
c. Tidak perlu masker
d. Perlu sarung tangan jika menyentuh bahan-bahan infeksius
e. Perlu cuci tangan setiap kontak
f. Menggunakan disposal
4. Disease-Specific Isolation
Untuk pencegahan penyakit specifik, contoh tuberkulosis paru
Kamar khusus
9
Gunakan masker
Tidak perlu sarung tangan
Perawat di ruang isolasi berperan dalam pencegahan infeksi nosokomial (baik dari
pasien ke petugas maupun dari pasien ke pasien lainnya) dan infeksi oportunistik
(khususnya pada pasien hiv aids itu sendiri) dengan penerapan universal precaution
melalui :
I. Administrative Controls
Pendidikan
Mengembangkan sistem pendidikan tentang tindakan pencegahan kepada pasien,
petugas, dan pengunjung rumah sakit untuk meyakinkan mereka dan bertanggung
jawab dalam menjalankannya.
10
a. Limbah padat terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dibuang ke
tempat sampah kantong plastik kuning
d. Buanglah benda tajam atau jarum bekas pakai ke dalam wadah yang tahan
tusuk dan air, dan tempatkan pada area yang mudah dijangkau.
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang
merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka
11
mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi
kepada pasien dan mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatan.
12