Anda di halaman 1dari 11

B.

MATERI PEMBELAJARAN

KEGIATAN BELAJAR -7

PROSEDUR PERAWATAN RUANG ISOLASI

1.Tujuan Pembelajaran Umum


- Mengetahui cara perawatan di ruang isolasi
- memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien
- mempermudah tindakan perawat
- sebagai proteksi bagi perawat
- untuk menentukan dan memberi tanda untuk pasien yang membutuhkan penanganaan yang
lebih baik.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
- untuk memberikan pelayanan kepada pasien-pasien tertentu yang membutuhkan penangganan
yang khusus
- untuk memberikan ketenangan dan rasa nyaman terhadap pasien
- untuk mengetahui pengertian dari ruang isolasi
- untuk mengetahui tujuan dari adanya ruang isolasi
- untukmengetahui syarat-syarat masuk ke dalam ruang isolasi.
- untuk mengetahui macam-macam isolasi
- Agar mahasiswa mengetahui prosedur apa saja yang dilakukan di ruang isolasi
3. Pokok-Pokok Materi
Pokok-pokok materi yang harus Anda pelajari pada Kegiatan Belajar-1Ini adalah:
a. Pengertian isolasi dan ruang isolasi
b. Macam-macam isolasi
c. Prinsip isolasi
d. Syarat-syarat isolasi
e. Prosedure pelaksanaan perawatan ruang isolasi
4. Uraian Materi
a. Pengertian ruang Isolasi
Ruang Isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular, isolasi menggambarkan
pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang terinfeksi selama masa inkubasi
dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya penularan baik langsung
maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang rentan. Sebaliknya, karantina adalah
tindakan yang dilakukan untuk membatasi ruang gerak orang yang sehat yang di duga telah
kontak dengan penderita penyakit menular tertentu.
CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution atau Kewaspadaan Umum” yang
harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat maupun yang tidak dirawat di
Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita penularanya melalui darah atau tidak.
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi tubuh
biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis, cairan
synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV, Hepatitis B
dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah.

Pict: standar ruang isolasi di RS

b. Macam-macam Isolasi
1. Isolasi ketat
Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit yang sangat virulen yang
dapat ditularkan baik melalui udara maupun melalui kontak langsung.
Cirinya adalah selain disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita juga bagi mereka yang
keluar masuk ruangan diwajibkan memakai masker, lab jas, sarung tangan. Ventilasi ruangan
tersebut juga dijaga dengan tekanan negatif dalam ruangan.
2. Isolasi kontak
Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi yang kurang serius, untuk
penyakit-penyakit yang terutama ditularkan secara langsung sebagai tambahan terhadap hal
pokok yang dibutuhkan, diperlukan kamar tersendiri, namun penderita dengan penyakit yang
sama boleh dirawat dalam satu kamar, masker diperlukan bagi mereka yang kontak secara
langsung dengan penderita, lab jas diperlukan jika kemungkinan terjadi kontak dengan tanah
atau kotoran dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang infeksius.
3. Isolasi pernafasan;
Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui udara, diperlukan ruangan bersih
untuk merawat penderita, namun mereka yang menderita penyakit yang sama boleh dirawat
dalam ruangan yang sama. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan,
pemakaian masker dianjurkan bagi mereka yang kontak dengan penderita, lab jas dan sarung
tangan tidak diperlukan.
4. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)
Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran radiologisnya
menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi kamar yang diperlukan adalah kamar khusus dengan
ventilasi khusus dan pintu tertutup. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang dibutuhkan
masker khusus tipe respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke ruangan perawatan, lab jas
diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan atidak diperlukan.
5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie
Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak langsung melalui tinja.
Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, perlu disediakan ruangan khusus
bagi penderita yang hygiene perorangannya rendah. Masker tidak diperlukan jika ada
kecenderungan terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang
terkontaminasi.
c. Prinsip Isolasi
Ruang Perawatan isolasi terdiri dari :
1. Ruang ganti umum
2. Ruang bersih dalam
3. Stasi perawat
4. Ruang rawat pasien
5. Ruang dekontaminasi
6. Kamar mandi petugas
Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruang perawatan isolasi yaitu:
- Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negatif dibanding tekanan di
koridor.
- Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam
- Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan filter HEPA (High-
Efficiency Particulate Air)
- Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat tersendiri.
- Pada saat petugas atau orang lain berada di ruang rawat, pasien harus memakai masker
bedah (surgical mask) atau masker N95 (bila mungkin).
- Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah infeksius.
- Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai gunakan penampung
dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable).
Universal Precaution yang di terapkan di ruang isolasi
Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip
bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasaldari pasien
maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007). Secara garis besar, standard kewaspadaan
universal di ruang isolasi antara lain :
· Cuci tangan
· Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan membranmukosa
· Pakai masker, pelindung mata, gaun jika darah atau cairan tubuh mungkinmemercik
· Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air
· Tangani jarum dan benda tajam dengan aman
· Buang jarum dan benda tajam dalam kotak tahan tusukan dan tahan air
· Proses instrumen dengan benar
· Lakukan pengelolaan limbah dengan benar
· Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan seksama
· Buang sampah terkontaminasi dengan aman
· Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam kondisi steril dan siap
pakai dengan cara dekontaminasi, pencucian alat, dan desinfeksi dansterilisasi
d. Syarat-syarat isolasi
a. Pencahayaan
Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk ruang
isolasiadalah 0,1 ± 0,5 lux dengan warna cahaya biru.Selain itu ruang isolasi harus mendapat
paparan sinar matahari yang cukup.
b. Pengaturan sirkulasi udara
Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan
yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
Berdasarkan tekanannya ruang isolasi dibedakan atas :
a) Ruang Isolasi Bertekanan Negatif
Pada ruang isolasi bertekanan negatif udara di dalam ruang isolasi lebih rendah
dibandingkan udara luar. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara yang keluar dari
ruangan isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara dari ruang isolasi.
Ruang isolasi bertekanan negatif ini digunakan untuk penyakit- penyakit menular
khususnya yang menular melalui udara sehingga kuman-kuman penyakit tidak
akan mengkontaminasi udara luar. Untuk metode pembuangan udara atau sirkulasi udara
digunakan sistem sterilisasi dengan HEPA.
b) Ruang Isolasi Bertekanan Positif
Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi
dibandingkan udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara dari dalam ke
luar ruang isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang masuk ke
ruangan isolasi sehingga udara ruang isolasi tidak terkontaminasi oleh udara luar. Ruang
isolasi bertekanan positif ini digunakan untuk penyakit-penyakit immuno deficiency
seperti HIV AIDS atau pasien-pasien transplantasi sum sum tulang. Untuk memperoleh
udara di ruang isolasi sehingga menghasilkan tekanan positif di ruang isolasi digunakan
udara luar yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih dahulu.

c. Pengelolaan Limbah
Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi sama dengan pengelolaan limbah
medis infeksius yang umumnya terdiri dari penimbunan, penampungan, pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan.

e. Prosedur perawatan di ruang isolasi


1. Persiapan Sarana/alat
- Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran badan.
- Sepatu bot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki.
- Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan
- sepasang sarung bersih ukuran lengan yang sesuai dengan ukuran tangan.
- Sebuah gaun luar dan apron DTT dan penutup kepala yang bersih.
- Masker N95 dan kaca mata pelindung
- Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang- barang pribadi.
2. Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi
Lakukan hal sebagai berikut:
a. Lepaskan cincin, jam atau gelang
b. Lepaskan pakaian luar
c. Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian
d. Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang pribadi lainnya di dalam
lemari berkunci yang telah disediakan.
3. Mencuci tangan
4. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan
5. Kenakan gaun luar/jas operasi
6. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan
7. Kenakan masker
8. Kenakan masker bedah
9. Kenakan celemek plastik/apron
10. Kenakan penutup kepala
11. Kenakan alat pelindung mata (goggles / kacamata)
12. Kenakan sepatu boot karet
NO LANGKAH NILAI

1 2

1 Tahap prainteraksi
Persiapan Sarana
- Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran badan.
- Sepatu bot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan sesuai ukuran kaki.
- Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi) atau steril ukuran
pergelangan
- sepasang sarung bersih ukuran lengan yang sesuai dengan ukuran tangan.
- Sebuah gaun luar dan apron DTT dan penutup kepala yang bersih.
- Masker N95 dan kaca mata pelindung
- Lemari berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang- barang pribadi.
2. Langkah awal saat masuk ke ruang isolasi
Lakukan hal sebagai berikut:
a. Lepaskan cincin, jam atau gelang
b. Lepaskan pakaian luar
c. Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian
d. Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang pribadi
lainnya di dalam lemari berkunci yang telah disediakan.
3. 2. Persiapan pasien
a. a. Pasien dalam keadaan tidak memakai baju
b. b. Posisikan pasien dengan aman dan nyaman
4. 3. Persiapan perawat
a. a. Baca catatan keperawatan
b. b. Tentukan asisten atau mandiri
c. c. Siapkan alat
d. d. Cuci tangan
5. 4. Persiapan lingkungan
a. Jaga perivacy pasien
6. Tahap Orientasi
1. a. Berikan salam, panggila nama pasien atau keluarga dengan nama yang
disukai
2. b. Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada pasien atau keluarga

7. TTahap kerja
1. a. Beri kesempatan pada pasien atau keluarga sebelum perosedir tindakan
dimulai
2. b. Menanyakan keluhan pada pasien atau keluarga
3. c. Siapkan kamar pasang seperai pada kasur
4. d. Pasang perlak dan stiklaken
5. e. Atur posisi pasien dengan aman dan nyaman
6. f. Pakaian pasien diganti dengan kimono
7. g. Pasang tali sungkup pada bed
8. h. Pasang kain sungkup diatas tali
9. i. Petugas dan keluarga yang kontak langsung dengan pasien harus memakai
masker
1 j. Anjurkan sementara tidak menerima tamu atau tamu tidak boleh masuk
11. k. Lakukan perawatan secara septik
8 TaTahap terminasi
1. a. Evaluasi kegiatan yang sudah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. b. Beri penghargaan positif pada pasien
3. c. Mengakhiri hubungan dengan baik
4. d. Cuci tangan

9. HHal-hal yang harus di perhatikan


1. Teknik aseptik
2. Menjaga kenyamanan lingkungan
3. Batasi pengunjung
10. Dokumentasi
1. Catat pada status pasien yang telah dilakukan
2. Respon pasien
3. Waktu kegiata
4. Paraf dan nama terang pasien
RANGKUMAN

Dalam hal ini telah kami ketahui terdapat beberapa hal penting dalam perawatan pasien
di ruang isolasi. Perawat melakukan tugas ini tidak boleh dengan keadaan tergesah- gesah dan
dalam melakukannya jangan sampai ada sikap- sikap atau perilaku kita yang membuat pasien
kecewa atau merasa tersinggung dan hal ini merupakan suatu tugas bagi seorang Perawat untuk
dilaksanakan dengan ikhlas.
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien
dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan medis
dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko
terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi atau
memutus siklus penularan penyakit melindungi pasien dan petugas kesehatan.
Tujuan dari pada di lakukannya “Kewaspadaan Umum” ini adalah agar para petugas
kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui darah
yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi selaput
lendir.
Prosedur perawatan ruang isolasi adalah tata cara kerja atau cara menjalankan perawatan di
ruang isolasi

DAFTAR PUSTAKA

http://ditasintia.blogspot.co.id/2013/03/makalah -prosedur-perawatan-ruang-
isolasi.html
http://soyina.blogspot.co.id/2012/05/perawatan -ruang-isolasi.html
http://qhinan14nanon.blogspot.co.id/2014/06/v -behaviorurldefaultvmlo.html
https://ahmadmdmah.wordpress.com/2015/11/11/standar -ruang-isolasi-rumah-
sakit/
Tugas Individu

Cobalah melakukan latihan praktik Lab


1. Dapat melaksanakan prosedur kerja di ruang isolasi

Anda mungkin juga menyukai