Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN

RUMAH SAKIT SAYANG IBU DAN BAYI

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III


ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
JL. K. S. TUBUN NO.14
PONTIANAK 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang
menjadi indikator kualitas kesehatan masyarakat disuatu Negara, ternyata
masih tergolong tinggi di Indonesia yaitu AKI : 307/100.000 KH (SDKI
2002/2003) dan AKB : 35/1000 KH (SDKI 2002/2003. Sedangkan target RJPM
Depkes 2004-2009 AKI : 226/100.000 KH dan AKB : 26/100 KH. Pemerintah
telah bertekad untuk menurunkan AKI pada tahun 2010 menjadi 125/100.000
KHB dan AKB 25/100.000 KH. Untuk mencapai target tersebut diperlukan
suatu strategi yang handal dan peran serta seluruh lapisan masyarakat.

Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (30%),


ekslampsia (25%), infeksi (12%), dan abortus (5%). Sedangkan penyebab
utama kematian bayi adalah BBLR (29%), asfiksia (27%), dan infeksi (20%).

Berbagai program telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan AKI


dan AKB di Indonesia, seperti Safe Moetherhood, Program Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Bayi, Making Pregnancy Safety dll. Pelayanan kesehatan ibu
dan bayi merupakan pelayanan yang berkesinambungan dan saling terkait.
Kesehatan bayi ditentukan sejak bayi dalam kandungan. Disisi lain kesehatan
ibu dapat berpengaruh terhadap kesehatan bayi yang dikandungnya.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka upaya penurunan AKI dan AKB
merupakan kegiatan yang saling terkait. Oleh karena itu program Rumah
Sakit Sayang Ibu dan Bayi tidak dapat dipisahkan dengan program Rumah
Sakit Sayang Ibu, menjadi satu program yaitu Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi (RSSIB).
Program RSSIB telah dicanangkan sejak tahun 2011, sebagai bagian
dari program Safe Motherhood. Dari laporan Dinkes 33 propinsi pada tahun
2006 didapatkan data bahwa hanya 149 RS yang melaksanakan program
RSSIB (11,53% dari 1292 RS). Dari jumlah tersebut 30% belum optimal
pelaksanaannya. Oleh karena itu perlu dilakukan revitalisasi program RSSIB,
salah satunya dengan merevisi pedoman pelaksanaannya.

B. Tujuan Pedoman

Umum

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi secraa terpadu dan
bayi secara terpadu dalam upaya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB).

Khusus

1. Melaksanakan dan mengembangkan standar pelayanan perlindungan


ibu dan bayi secara paripurna
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk
kepedulian terhadap ibu dan bayi
3. Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi
pelayanan obstetri dan neonatus termasuk pelayanan
kegawatdaruratan (PONEK 24 jam)
4. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
5. Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis
dan pelaksanaan IMD dan pemberian Asi Ekslusif
6. Meningkatkan fungsi RS dalam Perawatan Metode Kanguru (PMK)
pada BBLR
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Peningkatan mutu pelayanan merupakan upaya terus menerus
untuk mencapai target baik standar maupun indikator yang lebih
baik. Rumah sakit adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat, untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar,
menyeluruh, dan terpadu bagi seluruh masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok dan membina peran serta masyarakat.
Pengertian dari pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, dan terpadu
disini, adalah upaya pengobatan penyakit (kuratif), upaya
pencegahan (preventif), upaya peningkatan kesehatan (promotif),
dan upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang ditujukan
kepada semua penduduk.
Ruang lingkup peningkatan mutu Rumah sakit meliputi :
1. Penyelenggaraan Rumah sakit
2. Pengorganisasian
3. Sarana Prasarana
4. Sumber Daya Manusia
5. Proses Pelayanan baik UKP maupun UKM
6. Pelaksanaan Audit dan Evaluasi serta Pencegahaan
Kejadian Tidak diinginkan
7. Upaya perbaikan berkesinambunngan
D. Batasan Operasional
a. Pelayanan poliklinik :
1. Klinik Umum dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan dan penentuan diagnosa dan yang memeriksa adalah
dokter umum.
2. Klinik Obgyn dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan kehamilan, konsultasi kandungan / alat kontrasepsi,
penentuan diagnosa, tindakan pemasangan dan lepas alat
kontrasepsi iud. yang melayani adalah dokter Sp. Obgyn.
3. Klinik Bedah dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan, penentuan diagnosa dan rawat luka. Dokter yang
melayani adalah dokter Sp. Bedah.
4. Klinik Dalam dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan dan penentuan diagnosa. Dokter yang melayani adalah
dokter Sp.PD
5. Klinik Anak dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan, penentuan diagnosa serta pelayanan imunisasi.dokter
yang melayani adalah dokter Sp. A
6. Klinik THT dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan, penentuan diagnosa, tindakan THT salah satunya
adalah spolling serumen. dokter yang melayani adalah dokter Sp.
THT
7. Klinik Mata dimana didalamnya mencakup pelayanan
pemeriksaan, penentuan diagnosa.dokter yang melayani adalah dr.
Sp. M
8. Klinik Gizi dimana didalamnya mencakup pelayanan konseling
gizi.yang akan dilayani oleh instalasi Gizi.
b. Pelayanan Administrasi
1. Menerima daftar dari bagian administrasi untuk didata dan
membagi pendistribusian ke poli pelayanan yang dituju.
2. Mendata jumlah pasien untuk tiap tiap dokter.
3. Mencatat dan menerima pendaftaran per telepon bagi pasien
yang kembali kontrol klinik yang selanjutnya akan didaftarkan ke
petugas pendaftaran.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
971/MENKES/PER/XI/2009 Tentang Standar Kompetensi Pejabat
Struktural Kesehatan.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/148/I/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat.
7. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan.
8. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
10. Standar Asuhan Keperawatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 1997.
11. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1999.
12. Instrumen Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan Di Rumah
Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
13. Standar Peralatan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
14. Standar Manajemen Pelayanan Keperawatan Dan Kebidanan Di Sarana
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2001.
15. Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia 2005.
16. Dasar-dasar Asuhan Kebidanan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia 2005.
17. Pedoman Penanggulangan KLB DBD Bagi Keperawatan di RS Dan
Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006.
18. Pedoman Pelayanan Perinatal Pada Rumah Sakit Umum kelas C Dan D
Departemen Kesehatan 1991
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber daya manusia


Kualifikasi sumber daya manusia yang ada di instalasi rawat jalan
adalah :
1. Tenaga Medis
Tenaga medis yang ada di instalasi rawat jalan adalah tenaga
medis yang bersertifikat,dan berkompeten dibidangnya dalam arti
sudah lulus dari pendidikan kedokteran baik sebagai dokter umum
maupun dokter spesialis serta lulus dalam kredential yang di
lakukan oleh rumah sakit.
2. Tenaga Perawat
Untuk menunjang pelayanan perawatan di instalasi rawat jalan
harus di dukung oleh tenaga perawat yang memiliki ketrampilan,
pendidikan dan pelatihan yang mendukung dalam pelayanan
instalasi rawat jalan.
3. Tenaga kesehatan lain
Dalam hal ini tenaga kesehatan lain juga juga diperlukan oleh
instalasi rawat jalan untuk mendukung berjalannya pelayanan rawat
jalan,diantaranya ahli gizi,farmasi,dan pekarya kesehatan yang
terdidik dan terlatih.
B. Distribusi ketenagaan

KUALIFIKASI
NAMA FORMAL & WAKTU
JABATAN INFORMAL KERJA JUMLAH SDM

-Minimal
lulusan D3
Keperawatan
-Pelatihan
Kepala Manajemen Minimal
Instalasi Bangsal 5 tahun 1

Minimal
Perawat lulusan D3
pelaksana keperawatan 9

Minimal
lulusan P2B / D3
Bidan kebidanan 1

-Minimal
lulusan SMA
-D1
asissten perawat
-Sertifikat
Pekarya pelatihan pekarya
Kesehatan kesehatan 3
-Minimal
lulusan SMA
-Sertifikat
pelatihan pekarya
Registrasi kesehatan 1

-Minimal
lulusan SMA
-Sertifikat
pelatihan pekarya
Sirkuler kesehatan 1

C. Pengaturan Jaga

Pagi : Jam 07.00 - 13.00

Siang: Jam 13.00 - 20.00

Malam: Jam 20.00 - 07.00


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
(..)

B. Standar Fasilitas
Kelengkapan alat dalam instalasi rawat jalan RS. Budhi Asih terdiri dari :
1. Registrasi
Meja komputer
komputer
kursi
telepon
Alat tulis ( balpoint,spidol warna,staples,lem )
2. Meja anamnesa
Meja kerja
Kursi
Tensimeter dinding
stetoskop
Termometer suhu badan
Alat ukur gula darah
Timbangan dan alat ukur tinggi badan
3. Klinik dokter umum
Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Lemari administrasi
Tensimeter dinding
Stetoskop
Senter
Tongue spatel
Termometer suhu badan
4. Klinik spesialistik Mata
Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Kacamata koreksi
Snellen card
Slit lamp
Kacamata pembesar
Buku ishihara
5. Klinik spesialistik Bedah
Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Lemari administrasi
Tensimeter dinding
Stetoskop
Senter
Tongue spatel
Termometer suhu badan
Alat anoscpe
Alat tindakan rawat luka
6. Klinik spesialistik Obgyn
Meja kerja
Kursi
Tempat tidur periksa pasien
Lemari administrasi
Tensimeter dinding
Stetoskop
Senter
Tongue spatel
Termometer suhu badan
Alat USG
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

Tata laksana palayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan
secara team work dilakukan sesuai asuhan keperawatan dan
terdokumentasikan dengan baik.
A. Pasien Umum
Setelah menerima lyst dari bagian rekam medik, petugas registrasi akan
memasukan data ke komputer rawat jalan untuk ke pelayanan dokter yang di
tuju,setelah terregister pasien siap ke pelayanan anamnesa yang terdiri dari
timbang badan, ukur suhu tubuh, tensimeter dan pengecekan kadar gula
darah bagi pasien yang tidak puasa dan selanjutnya pasien siap untuk
diperiksa dokter sesuai antrian, sedangkan pasien yang memerlukan
pemeriksaan darah secara lengkap dan perlu ke radiologi, maka segera
dibuatkan lembar permintaan pemeriksaan ke laboratorium dan
radiologi.setelah semua hasil laboratorium dan radiologi jadi baru pasien siap
di periksa dokter. Setelah pasien menyelesaikan tahap pemeriksaan dokter
selanjutnya pasien menunggu didepan administrasi dan farmasi untuk
pembayaran dan menerima obat.
B. Pasien One Day Care
Pasien one day care adalah pasien yang memerlukan perawatan dan
observasi dalam satu hari, apabila dalam satu hari perawatan / observasi
tersebut pasien belum ada perubahan kondisi yang lebih baik maka pasien
dianjurkan untuk rawat inap. Pelayanan one day care bekerjasama dengan
instalasi rawat jalan untuk proses observasi yang lebih baik.
BAB V

LOGISTIK

NO PERSEDIAAN BARANG JUMLAH BARANG

1. .. ..

2. .. ..
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Didalam instalasi rawat jalan ada
beberapa standar yang harus dilaksanakan dalam keselamatan pasien :

Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi


adalah100%. Label identitas tidak tepat apabila tidak terpasang, salah
pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar ( Tn,Ny,Sdr,An )
salah jenis kelamin dan salah alamat.
Terpasang gelang identitas bagi pasien yang akan rawat inap, dalam hal
ini target yang harus terpenuhi adalah 100 %.
Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan
dokter via telpon harus menggunakan metode SBAR, target yang harus
terpenuhi 100 %.
Ketepatan penyampaian hasil penunjang harus 100 %.yang dimaksud
tidak tepat apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien / list
pasien lain.
Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identitas/pasien, tepat
obat, tepat dosis, tepat cara/rute (oral, parental, topikal, rektal, inhalasi ),
tepat waktu dan tepat dokumentasi.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan
aman baik itu bagi pekerjaannya perusahan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan disekitar tempat kerja tersebut . Mengacu pada pengertian
tersebut maka di harapkan setiap petugas medis maupun non medis dapat
menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya :

Tersedianya APD yang memenuhi standart serta dapat menggunakanya


dengan benar baik itu masker, penutup kepala, kaos tangan, skoret/apron,
kacamata, pelindung kaki dan sebagainya.
Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan
non infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum
ataupun spuit bekas.
Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke
pasien.
Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat menularkan
penyakit sehingga unsur keselamatan kerja dapat terus dilaksanakan.
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Ketersediaan pelayanan di instalasi rawat jalan

Judul Ketersediaan pelayanan di instalasi rawat jalan

Tersedianya Pelayanan rawat jalan oleh tenaga yang


kompeten di rumah sakit sesuai dengan kelas rumah
Tujuan sakit

Dimensi Mutu Akses,kesinambungan pelayanan

Ketersediaan pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan


Definisi rawat jalan yang disediakan oleh rumah sakit sesuai
Operasional dengan klasifikasi rumah sakit.

Frekuensi
Pengumpulan
Data 1 bulan

Periode
Analisa 3 bulan

Penanggung
jawab
pengumpul
data Kepala instalasi rawat inap
Indikator mutu Lainnya adalah :

Dokter pemberi pelayanan diklinik spesialis


Jam buka pelayanan
Waktu tunggu rawat jalan
Peresepan obat
Pencatatan dan peaporan TB di rumah sakit
Kepuasan pasien
BAB IX

PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rawat jalan adalah bagian pelayanan dari
Rumah Sakit Budhi Asih yang tidak hanya memberikan pelayanan
berdasarkan pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang
mengedepankan akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan
cara meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun
pelatihan pelatihan.

Semoga dengan adanya buku pedoman pelayanan ini.pelayanan di Instalasi


Rawat Jalan dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai