FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PENUTUP........................................................................................................................... 48
Latar Belakang
Kompetensi mahasiswa harus disiapkan dalam rangka menghadapi perubahan
sosial, budaya, dunia kerja, dan kemajuan teknologi yang pesat agar lebih selaras dengan
kebutuhan zaman. Kapasitas mahasiswa tidak hanya link and match dengan dunia industri
dan dunia kerja, tetapi juga dengan masa depan yang berubah dengan cepat. Perguruan
tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang
inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang mencakup aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan relevan.
Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan dapat
menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud
pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur
belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Program utama Kampus Merdeka mencakup kemudahan pembukaan program studi baru,
perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri
menjadi PTN berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi.
Mahasiswa diberikan kebebasan mengambil Satuan Kredit Semester (SKS) di luar
program studi. Tiga semester yang dimaksud berupa satu semester kesempatan mengambil
mata kuliah di luar program studi dan dua semester melaksanakan aktivitas pembelajaran
di luar perguruan tinggi.
Berbagai Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) sesuai dengan Permendikbud
Nomor 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 yang dapat dilakukan yakni magang/praktik kerja
di industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada
masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa,
melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/proyek
independen, dan mengikuti program kemanusiaan (Gambar 1).
1
Gambar 1. Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) MBKM
2
(kurang dari 6 bulan) sangat tidak cukup untuk memberikan pengalaman dan kompetensi
industri bagi mahasiswa. Institusi atau Perusahaan yang menerima magang juga
menyatakan magang dalam waktu sangat pendek tidak bermanfaat, bahkan mengganggu
aktivitasnya.
Program Magang dapat dilaksanakan di lembaga pemerintah maupun swasta,
dunia usaha dan dunia industri (DU/DI), yayasan/organisasi nirlaba, organisasi
multilateral, maupun perusahaan rintisan (startup), yang dalam pelaksanaan programnya
wajib dibimbing oleh seorang dosen serta pembimbing dari pihak mitra. BKP ini akan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, penyelesaikan masalah (problem
solving), komunikasi, dan kolaborasi mahasiswa. Agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan lancar, terencana, dan terukur, perlu dibuat petunjuk teknis yang menguraikan
proses dan peran setiap pihak dalam kegiatan magang MBKM. Panduan atau Petunjuk
Teknis Magang disusun sebagai pedoman pelaksanaan bagi berbagai pihak yang terlibat
dalam kegiatan magang MBKM tersebut.
Dasar Hukum
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka merupakan salah satu kebijakan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Hak Belajar Tiga Semester
di Luar Program Studi merupakan salah satu program dari kebijakan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka. Program ini dilandasi berbagai regulasi/landasan hukum pendidikan
tinggi dan kementerian terkait. Landasan hukum pelaksanaan program Petunjuk Teknis
Magang/Praktik Kerja diuraikan sebagai berikut:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
4. Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia.
5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
3
Bidang Pendidikan Tinggi.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri menjadi Perguruan Tinggi Negeri
Badan Hukum.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.
Sasaran
Panduan atau Petunjuk Teknis Magang ditujukan kepada mahasiswa Fakultas
Kehutanan yang mengikuti program ini, yang dilaksanakan dalam waktu tertentu.
Sasaran lain dari panduan atau petunjuk teknis ini adalah program studi, dosen, dan mitra.
4
MAGANG MBKM
5
1. Manfaat bagi Fakultas Kehutanan
a. Menciptakan kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun swasta, DU/DI,
Yayasan/organisasi nirlaba, organisasi multilateral, maupun perusahaan rintisan
(startup).
b. Sebagai sarana untuk menyelaraskan kurikulum Prodi dengan kurikulum mitra
magang.
c. Memastikan bahwa ilmu perkuliahan di kelas sudah relevan dengan kebutuhan mitra
magang.
d. Merupakan salah satu cara untuk berinteraksi dan tindak lanjut MoU (Memorandum
of Understanding) dengan mitra magang.
e. Mengikuti pembaharuan informasi terkini dan teknologi tentang proses industri.
f. Memberikan kesempatan kepada dosen pembimbing untuk melihat realitas
perkembangan Ipteks pada DU/DI.
h. Sebagai program yang dapat mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama
(IKU), khususnya mahasiswa yang berkegiatan di luar kampus.
2. Manfaat bagi mahasiswa
a. Sarana mengaplikasikan ilmu di dalam kelas perkuliahan ke dunia kerja untuk
melatih keterampilan mahasiswa sesuai bidang ilmu melalui pengalaman riil yang
diperoleh selama proses Magang.
b. Sarana mempelajari proses industri dan praktik dunia kerja mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi program pada unit-unit
kerja dengan mengembangkan wawasan berpikir keilmuan kreatif dan inovatif.
c. Melatih kemampuan adaptasi mahasiswa dengan budaya kerja dan interaksi
dengan semua unsur dan pihak, mulai dari unsur pimpinan, pegawai/karyawan
hingga masyarakat dan customer lembaga/industri tempat Magang.
d. Sarana memperoleh bahan tugas akhir dan menyelesaikan SKS mata kuliah.
3. Manfaat bagi mitra
a. Memperoleh tenaga kerja yang diharapkan dapat berperan serta dalam
pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan permasalahan yang ada.
b. Menumbuhkan kerja sama yang saling menguntungkan, baik dalam bentuk
pengenalan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh oleh
mahasiswa dari perguruan tinggi, maupun kemudahan bagi lembaga/industri mitra
6
dalam memperoleh input sumber daya manusia sebagai tenaga kerja baru.
c. Mengidentifikasi calon pegawai sejak dini.
d. Mengurangi pembiayaan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai dengan hadirnya
mahasiswa magang.
Ketentuan umum
a. Magang dibimbing oleh dosen tetap Fakultas Kehutanan dan ditetapkan melalui
Surat Keputusan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura.
b. Magang dilaksanakan selama satu semester dengan memasukkan mata kuliah
yang relevan pada semester pelaksanaan magang dengan jumlah SKS mata kuliah
sebanyak 20 SKS dan 3 SKS untuk mata kuliah PKM.
c. Setiap program Magang dikoordinasi oleh Pengelola PKM Fakultas Kehutanan.
d. Setiap program yang dilaksanakan harus mencantumkan Fakultas Kehutanan
sebagai institusi resmi.
e. Pendaftaran Magang disesuaikan dengan kalender akademik Universitas
Tanjungpura.
f. Program Magang tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh undang-
undang maupun peraturan resmi dari pemerintah.
g. Pengusul Magang adalah mahasiswa aktif dan tidak sedang cuti, atau sedang
mendapatkan sanksi hukum atau sanksi akademik dari Fakultas Kehutanan.
h. Kegiatan Magang harus dibuktikan dengan dokumen-dokumen resmi dalam
bentuk surat menyurat antar institusi dan laporan magang mahasiswa.
i. Kegiatan Magang yang mendapatkan atau menghasilkan hak kekayaan intelektual
dari pemerintah, nama Fakultas Kehutanan wajib dicantumkan sebagai afiliasi.
7
TANGGUNG JAWAB PELAKSANA MAGANG MBKM
8
Tanggung Jawab Mitra
Mitra memiliki tanggung jawab sebagai berikut:
1. Memfasilitasi pelaksanaan, menyediakan data dan informasi yang relevan, dan sumber
daya lainnya untuk mendukung pelaksanaan Magang.
2. Menjamin terlaksananya Magang yang dijalankan mahasiswa sesuai dengan
kesepakatan.
3. Menyediakan pembimbing lapangan/supervisor/mentor/coach yang mendampingi
mahasiswa selama melaksanakan Magang.
4. Mengelola penempatan mahasiswa magang, pembimbing lapangan/supervisor yang
mendampingi dan menilai kinerja mahasiswa selama melakukan magang, dan bersama
dosen pembimbing memberikan penilaian.
9
PELAKSANAAN MAGANG
Pendaftaran Magang
Pendaftaran Magang dilaksanakan sebagai berikut.
a. Pendaftaran dilakukan oleh mahasiswa langsung ke Pengelola PKM Fakultas
Kehutanan.
b. Mahasiswa yang mendaftarkan Magang mengumpulkan berkas persyaratan dan
10
mengisi Lembar Isian rencana Studi (LIRS) dengan mata kuliah yang dipilih secara
manual, dan pengisian LIRS online akan dilakukan oleh operator akademik pada
sub bagian akademik Fakultas Kehutanan.
c. Periode pendaftaran dilaksanakan pada pertengahan Desember sampai awal Januari
untuk pelaksanaan magang pada semester genap, dan pada pertengahan Juni sampai
awal Juli untuk pelaksanaan magang pada semester ganjil.
d. Pendaftaran Magang dikoordinir oleh Pengelola PKM Fakultas kehutanan.
Tabel 1. Daftar Mata Kuliah yang direkognisi pada Kegiatan Magang MBKM Fakultas
Kehutanan
Semester Ganjil
11
10 Teknologi Pulp dan Kertas 3
11 Teknologi Pengolahan Hasil Hutan Cadangan Pangan dan 3
Tanaman Obat-Obatan
Semester Genap
No. Mata Kuliah SKS
1. Perencanaan Kehutanan 3
2. Pengawetan Kayu 3
3. Sistem Informasi Geografis 3
4. Ekonomi Sumberdaya Hutan 2
5. Silvikultur Hutan Tanaman 2
6. Bioteknologi Hutan 3
7. Hasil Hutan Bukan Kayu 2
8. Kebijakan Kehutanan Indonesia 2
Pembekalan
Pembekalan mahasiswa yang akan melaksanakan magang MBKM dilaksanakan
sebanyak 6 kali pertemuan pada setiap mata kuliah yang diambil oleh mahasiswa. Materi
pembekalan berisi materi kuliah yang ditekankan pada materi parktis di lapangan dan
pada pertemuan ke 7 dilakukan evaluasi. Jadwal pembekalan akan disusun setelah
pendaftaran selesai. Setelah pembekalan dilaksanakan mahasiswa diberangkatkan menuju
lokasi tempat magang untuk melaksanakan magang selama 1 semester.
Penilaian
Penilaian terdiri atas penilaian untuk mata kuliah yang direkognisi dan nilai PKM.
Penilaian mata kuliah yang direkognisi terdiri atas: 1) Absen (10%) diambil dari jurnal
harian sebagai bukti kehadiran mahasiswa, 2) Tugas (20%) diambil dari kegiatan harian
yang tercantum dalam jurnal harian, 3) Ujian Tengah Semester (30%) diambil dari nilai
12
evaluasi setelah dilakukan pembekalan, dan 4) Ujian Akhir Semester (40%) diberikan
oleh pembibing lapangan.
Penilaian PKM utnuk mahasiswa diberikan oleh pembimbing lapangan sebesar
50% dan dosen pembimbing sebesar 50%. Penilaian oleh dosen pembimbing dilakukan
dengan melakukan ujian setelah mahasiswa menyelesaiakan laporan magang. Format
penilaian mata kuliah yang rekognisi dan penilaian PKM, terlampir.
13
PROSES PEMBIMBINGAN MAGANG MBKM
Pembimbing Lapangan
Pembimbing lapangan atau supervisor/mentor ditunjuk oleh mitra pelaksana magang dengan
mempertimbangkan keahlian dimiliki.
14
4. Memberikan penilaian akhir magang
15
ETIKA MAGANG MBKM
Etika Pelaksanaan
1. Mahasiswa harus melaksanakan kegiatan magang dengan sungguh sesuai dengan
arahan dosen pembimbing dan pembimbing lapangan.
2. Mahasiswa bersikap jujur, disiplin, santun, profesional, dan menjaga etos kerja
selama mengikuti Magang.
3. Mahasiswa harus menjaga sikap dan etika dalam berinteraksi dengan anggota
mitra tempat magang.
4. Mahasiswa harus menghormati karyawan dan sesama mahasiswa di lokasi
magang tanpa membedakan suku, agama, ras, gender, dan golongan.
5. Mahasiswa harus menjaga nama baik almamater Fakultas Kehutanan Universitas
Tanjungpura.
16
c. Berkomunikasi Melalui Tatap Muka
1) Memilih waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan dosen.
2) Komunikasi dilaksanakan di kampus pada hari kerja.
3) Memakai pakaian yang rapi dan sopan.
17
pembimbingan Magang kepada mahasiswa.
3. Komunikasi dengan mahasiswa bimbingan dilakukan dengan mengacu pada
norma yang berlaku umum.
4. Jika komunikasi dan pembimbingan dilakukan secara tatap muka, kegiatan
pembimbingan dilakukan di tempat terbuka untuk publik.
18
LAPORAN MAGANG MBKM
19
4. Kolom terakhir ialah paraf dan nama pembimbing lapangan/mentor/supervisor
yang membimbing dan menilai hasil pekerjaan mahasiswa pada bagian atau unit
kerja tertentu. Setiap halaman jurnal kegiatan harian juga harus dibubuhi cap
perusahaan minimal satu kali per halaman yaitu pada kotak paraf supervisor baris
terakhir.
Laporan Magang
Setelah menyelesaikan kegiatan magang, setiap mahasiswa diharuskan membuat
laporan individu. Laporan magang ini harus dipertanggungjawabkan mahasiswa kepada
dosen pembimbing. Laporan magang ini juga menjadi bagian penilaian bagi mahasiswa
yang diberikan oleh dosen pembimbing. Laporan magang yang bagus harus
menggambarkan seberapa jauh pengetahuan dan pemahaman mahasiswa berkaitan
dengan tempat magang dan semua kegiatan yang dilakukan.
20
8. HASIL MAGANG MBKM
Bagian ini Berisi tentang hasil seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama
kegiatan magang. Penyajian hasil magang dibuat dalam sub bab sesuai dengan
mata kuliah yang diambil dalam pelaksanaan magang.
9. PENUTUP
1. Kesimpulan
Bagian ini mahasiswa membuat kesimpulan dari laporan KKM atau magang.
2. Saran
Saran yang diberikan dalam bagian ini berkaitan dengan pelaksanaan KKM
atau magang, dan dapat juga terkait dengan perbaikan kinerja layanan,
prosedur, proses dan administrasi di tempat magang.
21
TEKNIK PENULISAN LAPORAN MAGANG MBKM
Pengetikan
1. Batas tepi
a. Batas-batas pengetikan naskah laporan dari tepi kertas, diatur sebagai berikut:
- Tepi atas : 3 cm
- Tepi bawah : 3 cm
- Tepi kiri : 3 cm
- Tepi kanan : 3 cm
b. Naskah laporan diketik bolak-balik.
2. Jenis dan ukuran huruf
a. Naskah laporan menggunakan jenis huruf (font) Times New Roman.
b. Pada bagian isi laporan menggunakan font 12. Penggunaan jenis huruf dalam
pengetikan naskah proposal dan skripsi harus seragam.
3. Jarak antar baris
a. Alinea baru dimulai pada ketukan 1 cm dari tepi.
b. Jarak antar baris tulisan dalam abstrak (abstract) dan dalam satu alinea adalah
satu spasi.
c. Jarak antara judul bab dan kalimat pertama adalah tiga spasi (24 pt).
d. Jarak antara judul subbab dan kalimat pertama adalah 12 pt
e. Jarak antara kalimat terakhir suatu subbab (atau sub-subbab) dan judul subbab
(sub-subbab) berikutnya adalah tiga spasi.
4. Perincian ke bawah
Penulisan naskah yang terdapat perincian yang ditulis tersusun ke bawah harus
menggunakan nomor urut dengan angka atau huruf. Penggunaan garis penghubung ( - )
atau titik tebal (●) di depan perincian tidak diperbolehkan.
22
5. Pengisian ruang
Ruang pada halaman naskah harus diisi penuh. Pengetikan harus dimulai dari batas tepi
kiri sampai ke batas tepi kanan tanpa ruang kosong pada lembar tersebut. Pengecualian
bila akan memulai alinea baru, persamaan, daftar, gambar, atau hal-hal khusus.
Penomoran
a. Bagian awal, penomoran halaman naskah proposal dan skripsi menggunakan
angka romawi kecil (i, ii, iii, dan seterusnya) yang diketik di bagian tengah
bawah halaman, yang dimulai dari halaman prakata dengan huruf romawi.
23
b. Bagian utama dan bagian akhir, penomoran halaman menggunakan angka arab (1,
2, 3, dan seterusnya) yang diketik di bagian kanan atas halaman, termasuk bila
halaman dicetak lansekap (landscape).
c. Judul bab, subbab, dan subsubbab tidak diberi nomor.
d. Penomoran tabel, gambar, dan lampiran menggunakan angka arab.
Kebahasaan
Mutu tulisan karya ilmiah juga ditentukan segi kebahasaan. Penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar merupakan suatu keharusan (kewajiban), sebagaimana
terdapat dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Setiap penulis dapat menggunakan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia 2016)
yang dapat diunduh di
badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) juga sangat dianjurkan untuk dijadikan acuan kosakata dalam
bahasa Indonesia. KBBI daring (online) dapat diakses di https://kbbi.kemdikbud.go.id
atau dapat diinstal di ponsel (handphone).
1. Pemilihan kata (diksi)
Pemilihan kata sangat tergantung dari banyaknya kosakata yang yang dikenal,
semakin banyak pustaka yang dibaca maka akan semakin kaya pemilihan kata dalam
kalimat dengan makna yang sama (sinonim). Sering kali terdapat banyak kesalahan dalam
penulisan dan penempatan kata dalam kalimat, terutama pada pemberihan imbuhan, kata
depan, kata gabung dan penggunaan tanda baca. Penggunaan imbuhan sering dikaburkan
dengan penempatan kata penunjuk tempat misalnya di~. Jika imbuhan menunjukkan kata
depan maka kata di disambung, tetapi di pada kata penunjuk tempat harus dipisah.
Beberapa contoh penggunaan dalam penghurufan dan kesalahan dalam pengejaan,
penulisan kata dan tanda baca dapat dilihat pada Tabel 1-4
24
Kapital Setiap awal kata dalam judul (buku, bab,
(Capital) subbab, dan seterusnya) dan nama berkala
ilmiah, kecuali kata sambung: dan, yang,
untuk, di, ke, dari, terhadap, sebagai, tetapi,
berdasarkan, dalam, antara, melalui, secara,
yang tidak terletak pada posisi awal.
Narna bangsa, bahasa, agarna, orang, hari, Gubernur Kalimantan Barat,
bulan, peristiwa sejarah, nama ilmiah takson Prof Dr Ir Alibaba, MSc
makhluk, lembaga, gelar, dan pangkat yang
diikuti narna orang atau tempat.
Narna-narna geografi seperti narna sungai, Sungai Kapuas, Kabupaten
kota, provinsi, negara, dan pulau, kecuali Sambas
untuk narna geografi yang digunakan sebagai jeruk sambas, sapi bali
jenis tumbuhan atau hewan. pisang ambon
Penulisan narna orang pada hukum, dalil, uji. hukum Dalton, uji Duncan, teori
Einstein
Penulisan nama orang pada benda tidak perlu pernbakar bunsen, labu
menggunakan huruf kapital erlenmeyer, dan cawan petri
Nama rancangan, proses, uji, atau metode rancangan acak lengkap, uji
yang tidak diikuti narna orang ditulis mortalitas
dengan huruf kecil
Apabila penamaan tersebut akan disingkat, rancangan acak lengkap (RAL),
singkatannya menggunakan huruf kapital fungi mikoriza arbuskkula
(FMA)
Tebal (Bold) Untuk judul atau sirahan utama (heading),
untuk nama ilmiah takson yang baru
ditemukan atau diusulkan pertama kali.
Sumber: IPB (2012)
25
Tabel 3. Kesalahan dalam pengejaan
Jenis Kesalahan Salah Betul
Kesalahan ejaan Nafas, pasca sarjana (tidak Napas, pascasarjana, negatif,
dilafalkan paskasarjana), negatip, aktif, aktivitas, provinsi
aktip, aktifitas, propinsi
Peluluhan huruf akibat Mentaati, menterjemahkan, Menaati, menerjemahkan,
imbuhan menyolok, merubah/merobah, mencolok, mengubah,
mengkoreksi, mengkolonisasi, mengoreksi,mengolonisasi,
mengkarantinakan, mengarantinakan,
mengkombinasikan, merinci, mengombinasikan, memerinci,
memroduksi, pentrapan, memproduksi, penerapan,
mempengaruhi memengaruhi
Penyesuaian ejaan Analisa, sintesa, hidrolisa, Analisis, sintesis, hidrolisis,
berdasarkan bahasa hipotesa hipotesis
Inggris, bukan bahasa
Belanda
Huruf h pada gugus gh, Sorghum, khromatographi, Sorgum, kromatografi, metode,
kh, rh, th dihilangkan, methode/metoda, morphologi/ morfologi, fosfat
sedangkan huruf ph morpologi, phosphat
menjadi f dan ch
menjadi k
Penggunaan huruf x Komplex atau komplek, Kompleks, taksonomi, xilem
taxonomi, silem
26
Tabel 5. Contoh kesalahan dalam tanda baca.
Jenis tanda baca Salah Betul
Tanda titik
Tanda desimal 0.8, 10.99 0,5; 10,99
Di belakang angka atau huruf terakhir 8.1., 8.1.1., 3.1.1. 5.1, 5.1.1, 5.1.2
dalam bagan atau daftar
Pemisah bilanngan ribuan atau kelipatannya tahun 2.010, halaman tahun 2010, halaman
yang tidak menyatakan jumlah 2.341 2341
Sumber: IPB (2012)
27
Penomoran yang dimasukkan dalam kalimat Ketiga langkah itu ialah (a) plasmogami, (b)
kariogami, dan (c) meiosis.
28
3. Kalimat
Ciri kalimat pada Bahasa Indonesia adalah sederhana, terdapat subjek dan predikat,
efektif dan efesian, hindari kalimat beremosi (misalnya kesimpulan amat berarti, temuan
mahapenting atau hasil sangat menarik).
4. Paragraf
Paragraf merupakan unit informasi yang memiliki pikiran utama (kalimat
topik). Kalimat topik dilanjutkan dengan beberapa kalimat pendukung (kalimat
penjelas) dan diakhiri dengan kalimat penutup. Oleh karena itu, dalam satu paragraf
tidak mungkin hanya terdiri atas satu kalimat. Paragraf yang terlalu panjang dan
memenuhi seluruh halaman akan tidak efektif. Paragraf yang terlalu panjang dapat
dihindari bila kalimat topik tidak terlalu umum dan harus terfokus pada satu hal tertentu.
29
kesehatan manusia karena mengandung saponin, polifenol, dan
triterpenoid dalam konsentrasi tinggi.
30
lambang bilangan tidak boleh mengawali kalimat (Contoh tanah ditimbang
sebanyak 50 g, bukan: 50 g contoh tanah ditimbang); angka yang menunjukkan
bilangan bulat yang besar dapat dieja (... biaya sebesar 150 juta rupiah), tetapi jika
bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, harus ditulis dengan tepat (...
sebesar Rp25.500).
c. Bilangan desimal ditulis dengan tanda baca koma (… Rp25.500,50).
2. Besaran, satuan dan lambang
a. Satuan mengacu pada Sistem Satuan Internasional, disingkat SI dan ditulis tanpa
tanda titik.
b. Nama orang yang dijadikan nama satuan, huruf awal nama orang tersebut ditulis
dengan huruf kecil, tetapi lambangnya dimulai dengan huruf kapital.
c. Besar, satuan, dan lambang dalam tata tulis ilmiah dapat dilihat pada Tabel 10.
31
Gambar 2. Lambang yang sering digunakan dalam diagram (Sumber: IPB 2012)
32
Tata Nama Organisme
Penulisan nama ilmiah organisme seperti tumbuhan, hewan, fungi, protista, dan
bakteri mengikuti sistem binomium. Sistem binomium terdiri atas dua kata: kata pertama
diawali dengan huruf kapital dan kata kedua dengan huruf kecil. Penulisan sistem
binomium untuk nama spesies harus ditulis lengkap pada judul dan pada saat
disebut pertama kali di dalam abstrak dan naskah (teks). Apabila diperlukan, nama
author (penulis/penemu nama spesies) juga dituliskan pada saat anma ilmiah disebut
pertama kali di dalam naskah (teks), tetapi tidak perlu dicantumkan pada judul dan
abstrak. Pada penulisan selanjutnya cukup disingkat berupa huruf awal genusnya saja,
misalnya: Shorea leprosula saat pertama kali penyebutan, kemudian cukup ditulis S.
leprosula saja. Penulisan singkatan dengan lebih satu huruf tidak diperkenankan. Nama
daerah sering kali digunakan untuk suatu genus dan penulisannya selalu dengan huruf
kecil (basilus, rizobium, tengkawang, ekaliptus, kelor).
Nama genus jarang digunakan tanpa nama spesies, kecuali pada keadaan tertentu
untuk menunjukkan semua spesies yang tergolong di dalamnya, misalnya genus
Rhizobium, atau nama genus yang berfungsi sebagai kata sifat (keracunan Salmonella).
Jika tidak yakin akan spesies tertentu, nama spesies disingkat “sp.” untuk satu spesies
(Rhizobium sp.) atau “spp.” untuk lebih dari satu spesies (Rhizobium spp.). Nama
subspesies atau nama varietas dituliskan seperti berlaku pada spesies, yakni nama genus
harus ditulis lengkap pada judul dan saat penulisan yang pertama kali dalam abstrak
dan teks; selanjutnya nama genus disingkat. Subspesies digunakan untuk bakteri,
sedangkan untuk tumbuhan digunakan varietas.
Nama takson yang dikemukakan dalam kaitannya dengan sejarah perlu
tambahan nama penemu yang memublikasikannya pertama kali, misalnya:
Trichoderma pseudokoningii Rifai. Jika spesies itu kemudian diklasifikasi kembali
oleh orang lain, nama penemu pertama diletakkan dalam tanda kurung, misalnya:
Bacteroides melaninogenicus (Oliver & Wherry) Roy & Kelly. Jika penulisannya
tidak berhubungan dengan masalah yang berkaitan dengan sejarah, cukup ditulis
nama takson tanpa nama penemu.
33
1. Tata nama tumbuhan
a. Urutan penulisan peringkat takson tumbuhan dimulai dengan nama: kerajaan,
divisi. kelas, ordo (akhiran -ales), dan famili (akhiran -aceae), yang huruf awal
ditulis dengan huruf kapital.
b. Huruf awal setelah nama takson genus menggunakan huruf kecil. Nama spesies
ditulis dengan cetak miring (italic).
c. Contoh penulisan peringkat takson untuk tumbuhan:
Kerajaan Plantae
Divisi Angiospermae
Kelas Dikotiledonae
Ordo Myrtales
Famili Myrtaceae
Genus Eucalyptus
Spesies Eucalyptus pellita
d. Nama ilmiah dapat ditulis lengkap dengan nama author-nya, misal: Eucalyptus
pellita F. Muell.
2. Tata nama fungi/cendawan/jamur
a. Nama ilmiah untuk fungi (cendawan/jamur) juga mengikuti sistem binom.
Ketentuan penulisannya juga mengikuti penulisan nama ilmiah tumbuhan.
b. Tingkat lain di bawah spesies yaitu forma specialis (f. sp., tunggal) atau formae
speciales (ff. sp., jamak), yang didasarkan pada ciri fisiologis (adaptasi inang,
bukan ciri morfologi).
c. Contoh penulisan peringkat takson untuk fungi (cendawan/jamur):
Dunia Fungi
Filum Glomeromycota
Kelas Glomeromycetes
Ordo Glomales
Famili Glomaceae
Genus Glomus
Spesies Glomus fasciculatum
34
3. Tata nama bakteri
a. Sistematika klasifikasi bakteri serupa dengan sistematikan tumbuhan atau
fungi (cendawan/jamur).
b. Cara penulisan nama ilmiah bakteri sama dengan cara penulisan pada
tumbuhan, tetapi pada sistematika bakteri semua nama takson dicetak
miring (italic).
35
h. Catatan kaki tabel digunakan untuk menambahkan informasi tambahan seperti
pernyataan hasil uji banding secara statistika, keterangan tentang hasil penelitian
orang lain, sumber data, atau informasi lainnya. Catatan kaki menggunakan font
Times New Roman 10. Contoh penyajian tabel dapat dilihat pada Lampiran 11.
2. Gambar
a. Bagan (diagram), grafik, peta dan foto disebut gambar.
b. Hanya gambar yang dirujuk dalam teks yang boleh dimuat.
c. Ukuran gambar (lebar dan tinggi) diusahakan proporsional dan jelas dan
diletakkan simetris.
d. Nomor gambar ditulis dengan angka arab dan diikuti dengan judul gambar yang
diletakkan simetris di bawah gambar. Judul gambar berisi penjelasan singkat yang
diletakkan di bawah gambar menggunakan font Times New Roman 12 dan hanya
huruf pertama dari kata pertama ditulis dengan huruf kapital.
e. Jika hanya satu baris, judul gambar diletakkan di tengah. Jika lebih dari satu baris,
judul gambar menggunakan format menggantung (indent) sejajar dengan huruf
pertama judul gambar dan jarak antar baris 1 spasi.
f. Penulisan judul gambar tidak diakhiri dengan tanda baca titik.
g. Apabila gambar berasal dari pustaka lain, maka sumber pustaka gambar tersebut
diletakkan setelah judul gambar di dalam tanda kurung.
h. Keterangan/penjelasan gambar ditulis di bawah gambar sebelum judul gambar,
menggunakan font Times New Roman 12.
i. Jarak gambar dengan keterangan dan atau judul gambar yaitu 2 spasi. Contoh
penyajian gambar dapat dilihat pada Lampiran 12.
36
a. Penulisan sumber rujukan (acuan) di dalam naskah hanya menggunakan nama akhir
atau nama keluarga penulis diikuti tahun tanpa didahului tanda baca koma. Penulis
sumber rujukan juga dapat merupakan nama institusi yang ditulis dengan singkatan
atau akronim.
b. Nama penulis yang disitasi dapat diletakkan di awal, tengah atau akhir kalimat.
Contoh penulisan di awal kalimat: Nasution (2018) menyatakan …. Contoh
penulisan di tengah kalimat: … (Nasuition 2018) … atau di akhir kalimat: …
(Nasution 2018).
c. Pada keadaan yang sangat khusus, komunikasi pribadi dengan seorang pakar yang
kepakarannya dikenal oleh masyarakat ilmiah terkadang perlu dirujuk dalam tulisan.
Pengacuan ditulis dengan nama diikuti inisialnya tanpa menulis gelar akademik atau
jabatan, dilanjutkan dengan waktu dan dipisahkan dengan tanda koma (,) dan spasi
dari tipe informasi yang diacu. Semua dituliskan di dalam tanda kurung (......).
Sumber informasi seperti ini tidak perlu dituliskan dalam daftar pustaka. Contoh
penulisan: ……… (Setiadi Y 2012, komunikasi pribadi).
d. Contoh cara penulisan sumber rujukan di dalam naskah menggunakan sistem nama-
tahun seperti pada Tabel 11.
Tidak diketahui tahun Setelah nama belakang, diikuti (Nasution [tanpa tahun]) atau
terbit dengan kata “tanpa tahun” yang Nasution [tanpa tahun]
diapit tanda kurung kurawal [...]
Dua atau lebih sumber Ditulis secara kronologis waktu (Dickson et al. 1980; Lee dan
rujukan dalam satu berurutan dari tahun terbit yang Chang 2016; Nasution 2018)
kalimat pada tahun yang paling awal hingga paling akhir,
berbeda dipisahkan dengan tanda baca atau
37
titik- koma (;) bila semua nama Dickson et al. (1980), Lee dan
ditulis dalam kurung. Chang (2016), dan Nasution
Apabila sumber rujukan tidak (2018).
ditulis dalam kurung, dipisahkan
dengan tanda baca koma (,).
Dua atau lebih sumber Setelah tahun diikuti dengan (Khan 2000a, 2000b) atau
rujukan oleh penulis huruf ‘a’ untuk rujukan ke-1, ‘b’ Khan (2000a, 2000b)
yang sama pada tahun untuk rujukan ke-2, dst.
yang sama
Dua atau lebih sumber Ditulis secara kronologis waktu (Lee dan Chang 2016, 2019)
rujukan oleh penulis dan dipisahkan dengan tanda atau
yang sama pada tahun baca koma (,). Lee dan Chang (2016, 2019)
berbeda
Dua atau lebih sumber Ditulis dengan nama keluarga (Muin A 2017; Muin S 2017)
rujukan oleh penulis beserta inisialnya (singkatan atau
yang mempunyai nama nama depan). Muin A (2017) dan Muin S
keluarga sama pada (2017)
tahun yang sama
Dua penulis mempunyai Ditulis dengan nama keluarga (Muin A dan Muin S 2017)
nama keluarga yg sama dengan inisialnya atau
dan menulis bersama Muin A dan Muin S (2017)
Tidak ada nama penulis Ditulis dengan kata pertama (Handbook ... 2000) atau
judul, diikuti dengan elipsis (...) Handbook ... (2000)
Artikel telah diterima Ditulis dengan menambahkan (Suryantini et al., siap terbit)
untuk publikasi tapi kata “siap terbit” atau
belum terbit Suryantini et al. (siap terbit)
Beberapa rujukan ditulis Misal Abdurrani Muin, (Muin et al. 2000a)
tiga atau lebih penulis Burhanuddin, dan Dwi Astiani (Muin et al. 2000b)
pada tahun yang sama diterbitkan tahun 2000.
dan nama penulis ke-1 Abdurrani Muin, Dwi Astiani, atau
merupakan orang yang dan Reine Wulandari diterbitkan
sama juga tahun 2000. Muin et al. (2000a)
Ditulis dengan menambahkan Muin et al. (2000b)
huruf ‘a’, ‘b’, dst setelah tahun.
38
1. Berkala ilmiah
Sumber acuan berasal dari berkala ilmiah di Daftar Pustaka terdiri dari komponen nama
penulis, tahun terbit, judul artikel, singkatan nama berkala ilmiah (jurnal), volume, edisi,
halaman terbitan berkala ilmiah, dan nomor digital object identifier (doi).
Nama penulis
a. Nama penulis yang disusun di Daftar Pustaka merupakan nama keluarga atau nama
akhir (nama belakang) penulis diikuti dengan inisial nama depan dan nama tengah,
tanpa tanda baca titik (.). Jika ada 2 sampai 10 penulis, semuanya dimasukkan dalam
Daftar Pustaka; jika lebih dari 10 penulis, yang dimasukkan 10 nama penulis kemudian
selebihnya diikuti “et al.”.
b. Nama keluarga dan inisial nama depan dipisah oleh spasi, kemudian setiap nama
penulis dipisahkan dengan nama berikutnya dengan tanda koma dan spasi. Pada
deretan nama penulis tidak ada kata “dan”.
c. Institusi (perguruan tinggi, himpunan profesi, perusahaan, institusi pemerintahan)
dapat juga sebagai penulis. Singkatan atau akronim nama institusi ditulis dalam tanda
baca kurung kurawal [...] diikuti dengan nama lengkapnya dan kode negara tempat
institusi tersebut berada. Kode nama negara Indonesia “ID” berdasarkan ISO 3166.
Kode nama negara lainnya dapat dilihat pada Lampiran 13.
[Permi] Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia (ID)
d. Nama institusi dalam bahasa asing yang menggunakan “the” ditulis tanpa
menggunakan kata tersebut. The National Cancer Institute, ditulis:
[NCI] National Cancer Institute (US)
e. Jika ada dua institusi atau lebih yang merupakan penulis, semuanya ditulis sebagai
penulis dengan dipisahkan tanda titi koma (;).
[Permi; AMI] Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia; Asosiasi Mikoriza
Indonesia (ID)
Tahun terbit
a. Tahun yang ditulis di Daftar Pustaka adalah tahun penerbitan yang dijumpai pada
halaman judul atau sampul setiap terbitan berkala, buku, dan monograf.
b. Tahun terbit pada Internet dapat dijumpai di beberapa lokasi, misalnya pada layar
pembuka, di bawah atau di akhir dokumen, dan di uniform resource locator (URL)
atau kode sumber lain seperti penelusur jaringan (web browser).
39
c. Jika tahun terbit tidak ada, dapat menggunakan “tahun terbit tidak diketahui” di dalam
tanda kurung siku. Contoh: [tahun terbit tidak diketahui]. Namun, cara ini tidak
berlaku untuk publikasi elektronik, yang dituliskan adalah waktu saat artikel
diperbaharui/direvisi, sedangkan waktu terbit seringkali tidak ada pada artikel.
Judul artikel
a. Judul artikel yang dikutip harus sama dengan judul asli yang tertulis pada publikasi
(jangan mengubah kata-kata yang tercantum pada judul artikel).
b. Hanya huruf awal pada kata pertama dari judul artikel yang ditulis dengan huruf
kapital. Apabila judul artikel diikuti dengan subjudul maka judul utama diakhiri
dengan tanda titik dua dan huruf awal dari kata pertama pada subjudul dimulai dengan
huruf kecil.
Nama berkala ilmiah
a. Nama berkala ilmiah (jurnal ilmiah) ditulis dengan huruf italik. Nama jurnal yang
hanya terdiri atas satu kata tidak disingkat (misal Nature, Biotropia, Science,
Tengkawang).
b. Umumnya nama berkala ilmiah ditulis dalam bentuk singkatannya dengan mengacu
dari banyak sumber yang mengacu pada ISO, antara lain List of Journals Indexed for
MEDLINE (diterbitkan National Library of Medicine), BIOSIS Serial Sources
(diterbitkan Biological Abstract).
c. Huruf pertama dari setiap kata pada nama yang disingkat ditulis dengan huruf kapital
dan tidak diberi tanda titik, kecuali singkatan kata yang paling akhir untuk
membedakannya dari volume. Contoh singkatan nama berkala ilmiah dapat dilihat
pada Tabel 4.11.
d. Jika singkatan nama berkala ilmiah tidak ditemukan dalam daftar singkatan pada
sumber acuan di atas (MEDLINE atau BIOSIS), singkatan nama jurnal mengikuti
ketentuan:
- Umumnya kata disingkat dengan menghilangkan sekurang-kurangnya dua huruf
terakhir dari kata tersebut. Singkatan sebaiknya diakhiri dengan huruf mati
(konsonan), misal Biol (bukan Bio) untuk Biologi.
- Kata-kata dengan akar kata yang sama disingkat dengan bentuk singkatan yang
sama, misalnya Chem untuk Chemistry, Chemical, dan Chemists.
40
- Kata yang tidak mempunyai akar kata yang sama disingkat berbeda, misalnya
Trans untuk Transactions, Transplant untuk Transplantation, Transp untuk
Transport, dan Transl untuk Translation.
Volume dan halaman terbitan berkala ilmiah
a. Volume berkala ilmiah ditulis dengan angka arab setelah nama berkala ilmiah dan
dipisahkan dengan tanda baca titik. Nomor volume yang menggunakan angka romawi,
misal XXVI, diubah menjadi 26.
b. Nomor volume diikuti nomor edisi di dalalm tanda kurung, tanda titik dua, dan nomor
halaman, dan diakhiri dengan tanda titik, yang semuanya ditulis tanpa spasi.
J Biol Chem. 28(3):56-65.
Nomor digital object identifier (doi)
Terbitan yang memiliki doi sebaiknya dicantumkan pada Daftar Pustaka, yang dituliskan
setelah nomor halaman artikel.
Microbiol J Indones. 7(4):167-176. doi:10.5454/mi.7.4.5.
Tabel 12. Contoh nama berkala ilmiah dan singkatannya
Nama berkala ilmiah Singkatan
Biotropiaa Biotropia
Jurnal Mikrobiologi Indonesiab J Mikrobiol Indones
Jurnal Hutan Lestari J Hut Les
The Journal of Phytoremediation J Phytorem
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia JIPI
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat JPPM
Soil Biology and Biochemistry Soil Biol Biochem
Journal of Geochemical Exploration J Geochem Expl
Journal of Plant Physiology J Plant Physiol
Hayati Journal of Biosciences Hayati J Biosci
a
Nama berkala ilmiah yang hanya terdiri atas satu kata tidak disingkat, bBerkala ilmiah yang
diterbitkan oleh himpunan profesi
2. Buku
Jika bersumber dari buku, penulisan di Daftar pustaka dengan urutan: nama penulis,
tahun terbit, judul buku, kota penerbitan (kode negara), dan nama penerbitnya.
41
Keterangan untuk menulis nama penulis dan tahun terbit sama dengan keterangan di
berkala ilmiah, tetappi untuk keterangan yang lain dijelaskan berikut ini.
Judul buku
Judul buku ditulis dengan huruf italik dan huruf awal setiap kata menggunakan
huruf kapital, kecuali kata hubung (sambung).
Edisi buku
Keterangan tentang edisi ditempatkan setelah judul dan ditulis sebagai “Ed ke-3”,
walaupun dalam buku aslinya tercantum misalnya “Third Edition”.
Cetakan
Buku sering kali dicetak ulang oleh penerbitnya dan isi informasi di dalamnya tidak
ada perubahan. Apabila buku cetak ulang digunakan sebagai sumber acuan, maka tahun
terbit yang dituliskan adalah tahun penerbitan yang pertama kali. Misal buku Bekerja
dengan Mikoriza diterbitkan pertama kali tahun 2005, kemudian dicetak ulang yang ke-
3 kalinya tahun 2011 maka dalam sumber acuan dan daftar pustaka yang dituliskan adalah
tahun terbit 2005.
Penulis 1 orang
Vosatka M. 2001. A future role for the use of arbuscular
mycorrhizal fungi in soil remediation: a chance for small-
medium enterprise? Minerva Biotech. 13(1):69-72.
Penulis 2 orang
Chen J, Yang ZM. 2012. Mercury toxicity, molecular response and
tolerance in higher plants. Biometals. 25:847–857.doi:10.1007/
s10534-012-9560-8.
42
Macaca nemestriana and dengue virus infectivity: a potential
model for evaluating dengue vaccine candidate. Microbiol
Indones. 4(2):49-54.doi/10.5454/mi.4.2.1.
Catatan: Bila penulisnya lebih dari 10 orang, nama yang ditulis
hanya sampai nama ke-10 diikuti dengan et al.
Jenis artikel beru- Nama penulis. Tahun. Judul artikel [komunikasi singkat]. Nama
pa komunikasi Berkala Ilmiah. Volume(edisi):halaman. nomor doi
singkat (short Catatan: cetak tebal merupakan bagian tambahan keterangan
communicatin) artikel komunikasi singkat.
Jenis artikel Nama penulis. Tahun. Judul artikel [ulasan]. Nama Berkala Ilmiah.
berupa ulasan Volume(edisi):halaman.
(review) Catatan: cetak tebal merupakan bagian tambahan keterangan
artikel ulasan.
Hasil penelitian yg Nama penulis. Tahun bulan. Judul artikel. Nama Berkala Ilmiah,
dipublikasi tapi siap terbit.
belum terbit
(forthcoming) Priyarsono DS, Lestari TK, Dewi DA. 2021 Juli. Industrialization
and deindustrialization in Indonesia: a Kaldorian approach.
JIEB, siap terbit.
Tempat penerbitan
Tempat penerbitan biasanya tercantum di halaman judul dan bila dicantumkan
beberapa tempat penerbitan, nama tempat yang pertama kali ditulis yang digunakan di
43
Daftar Pustaka. Setelah nama kota, selanjutnya dituliskan singkatan kode ISO nama
negara yang terdiri atas 2 huruf (lihat Lampiran 15). Apabila tempat penerbitan sama
sekali tidak diketahui, maka dituliskan tempat penerbit tidak diketahui dalam tanda
kurung siku: [tempat tidak diketahui].
Nama penerbit
Nama penerbit biasanya tercantum pada halaman judul. Penulisan nama penerbit
sebaiknya disingkat. Misalnya nama penerbit Untan Press disingkat Untan Pr; The
University of Chicago Press disingkat Univ Chicago Pr; John Wiley & Sons disingkat J
Wiley; CRC Press, Inc disingkat CRC Pr. Seandainya sama sekali tidak tercantum nama
penerbit atau nama yang menunjukkan sebagai penerbit, maka dituliskan penerbit tidak
diketahui dalam tanda kurung siku: [penerbit tidak diketahui].
Nomor halaman buku
Nomor halaman dicantumkan atau tidak bergantung pada pengacuan ayng
diterapkan. Apabila nomor halaman akan dicantumkan maka pengacuan dilakukan untuk
keseluruhan buku. Misalnya halaman terakhir buku yang digunakan tertulis angka 345,
maka dituliskan “345 hlm”. Apabila pengacuan dilakukan pada bagian tertentu dari buku,
misalnya halaman 34 sampai 45, penulisannya “hlm 34-45”, atau bila pengacuannya
terbatas pada halaman 45, penulisannya “hlm 45”.
Teladan penulisan sumber pustaka dari buku
Contoh penulisan sumber pustaka di Daftar Pustaka yang menggunakan buku dapat
dilihat pada Tabel 14.
Format umum penulisannya:
Nama penulis. Tahun terbit. Judul Buku. Tempat terbit (kode negara): Nama
penerbit.
44
Buku dengan [IPB] Institut Pertanian Bogor. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.
penulis oleh Ed ke-3. Bogor (ID): IPB Pr.
lembaga atau
organisasi
Buku dengan Nasoetion AH. 2002. Pola Induksi Seorang Eksperimentalis. Saefuddin
editor A, editor. Bogor (ID): IPB Pr.
Buku Pelczar MJ Jr, Chan ECS. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Volume ke-
terjemahan 1. Hadioetomo RS. Imas T, Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah.
tanpa editor Jakarta (ID): UI Pr. Terjemahan dari: Elements of Microbiology.
Buku Hart H, Craine LE, Hart DJ. 2003. Kimia Organik. Suatu Kuliah Singkat.
terjemahan Achmadi SS, penerjemah; Safitri A, editor. Jakarta (ID): Penerbit
dengan editor Erlangga. Terjemahan dari: Organic Chemistry. A Short Course. Ed
ke-11.
e-Book (buku Brogden KA, Guthmille JM, editor. 2002. Polymicrobial diseases.
elektronik) Washington (DC): ASM Press; [diakses 2014 Februari 28]. Tersedia
pada: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2475/.
3. Prosiding konferensi
Contoh penulisan sumber acuan dari buku prosiding seminar atau konferensi dapat
dilihat pada Tabel 15.
45
Tabel 15. Contoh penulisan sumber pustaka dari buku prosiding
Artikel Nama penulis. Tahun terbit. Judul artikel. Di dalam: Nama editor prosiding,
dari editor. Judul Publikasi atau Nama Pertemuan Ilmiah atau keduanya; Waktu
prosi- pertemuan (Tahun bulan tanggal); Kota tempat pertemuan, nama negara.
ding Tempat terbit (kode negara): nama penerbit. Halaman artikel.
46
Ekamawanti HA. 2014. Respons morfofisiologis semai tanaman hutan yang diinokulasi
fungi mikoriza arbuskula dan bakteri pereduksi merkuri terhadap cekaman merkuri
[disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
5. Paten
Nama penemu paten, penemu; lembaga pemegang paten. Tanggal publikasi paten (tahun
bulan tanggal). Judul paten. Nama negara yang memberikan paten [spasi] kode negara
[spasi] nomor paten.
Wijaya CH, Halimah, Kindly, Taqi F, penemu; Institut Pertanian Bogor. 2002 Nov 13.
Komposisi permen cajuput untuk pelega tenggorokan. Paten Indonesia ID 0020829.
47
PENUTUP
Buku Panduan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan magang MBKM
mahasiswa Fakultas Kehutanan UNTAN. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan
semua pihak sehingga tujuan pelaksanaan magang MBKM dapat tercapai dengan baik.
Akhirnya, kami pihak pelaksana mengharapkan saran dan kritik yang membangun
demi perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan magang MBKM. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
pelaksanaan magang MBKM mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura.
Terima kasih
Tim Penyusun
48
Lampiran 1. Formulir Pendaftaran Magang MBKM Fakultas Kehutanan Universitas
Tanjungpura
FORMULIR PENDAFTARAN
MAGANG MBKM FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Nama : …………………………………
NIM : ………………………………....
Tempat/Tanggal Lahir : …………………………………
Alamat Asal : …………………………………
1. ……………………………………………………
2. ……………………………………………………
3. ……………………………………………………
Pontianak, ………………..2021
Saya.
(………………………………..)
NIM. ………………………….
49
Lampiran 2. Daftar Mata Kuliah yang Direkognisi
DAFTAR MATA KULIAH YANG DIREKOGNISI
(……………………………) (……………………………………)
NIP. ………………………. NIM. ………………………………
50
Lampiran 3. Surat Pernyataan Orang Tua/ Wali Mahasiswa
SURAT PERNYATAAN
ORANG TUA/WALI MAHASISWA
Dari mahasiswa,
Nama : ………………………………………………
NIM : ………………………………………………
Orang Tua/Wali
Materi
Rp.10.000
(……………………….)
51
Lampiran 4. Jurnal Bimbingan Dengan Dosen Pembimbing
PARAF
TANGGAL TOPIK BIMBINGAN
DOSEN
52
Lampiran 5. Jurnal Kegiatan Harian
Hari/ Paraf
No Kegiatan yang Dilakukan Kinerja*
Tanggal Supervisor
(………………………….)
53
Lampiran 6. Format Nilai Mata Kuliah yang Rekognisi
Nama Mahasiswa :
NIM :
Catatan :
A = > 80 Sintang, ………………… 2021
B+ = 75 ≤ B+ < 80 Supervisor/Pimpinan
B = 70 ≤ B < 75
C+ = 65 ≤ C+ < 70
C = 60 ≤ C < 65
D+ = 55 ≤ D+ < 60
Tanda tangan, Nama& Cap
D = 50 ≤ D < 55
E = < 50
(…………………………..)
Keterangan:
54
Lampiran 7. Format Nilai PKM Tempat Magang
Nama Mahasiswa :
NIM :
Judul Magang MBKM :
No Komponen yang Dinilai Angka Bobot Angka x Bobot
A Penguasaan dan Penerapan Keilmuan 0,20
B Keterampilan 0,40
C Kepribadian :
1. Sikap
2. Kedisiplinan
3. Kehadiran
4. Kerja Sama
5. Kejujuran
6. Tanggung Jawab
7. Inisiatif
8. Penampilan & Cara Berpakaian
Jumlah C (1 s/d 8)
Rata-Rata C 0,40
Jumlah
55
Lampiran 8. Format Nilai Dosen Pembimbing Magang
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tempat Magang MBKM :
Judul Magang MBKM :
57