Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KERJA

IPCN (Infection Preventif Control Nurse)


TAHUN 2016
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Rumah Sakit H. A. Djunaid Pekalongan


Jl. Pelita ll Buaran Kota Pekalongan
Telp. (0285) 436325, Fax. (0285) 436326
Email : rs_djunaid@yahoo.co.id
PROGRAM KERJA
IPCN (Infection Preventif Control Nurse)
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Tahun 2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.

PENDAHULUAN
Pengendalian

infeksi

nosokomial

adalah

merupakan

suatu

upaya

untuk

meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi. Mengingat besarnya kerugian yang


harus ditanggung pasien, keluarga dan Rumah Sakit akibat terjadinya infeksi nosokomial
di RS H.A djunaid Kota Pekalongan. Pelaksanaan di lapangan, Komite Pengendalian

Infeksi Nosokomial sering menemukan beberapa kendala antara lain : banyaknya pasien
yang dirawat di Rumah Sakit sehingga dapat menjadi sumber infeksi bagi lingkungan dan
pasien lain, adanya kontak langsung antara pasien satu dengan pasien lainnya, adanya
kontak langsung antara pasien dengan petugas Rumah Sakit yang terinfeksi,
penggunaan alat-alat yang terkontaminasi, kurangnya perhatian tindakan aseptik dan
antiseptik serta kondisi pasien yang lemah. Juga persediaan sarana dan prasarana yang
ada masih kurang memadai, sehingga mudah untuk menimbulkan terjadinya infeksi
nosokomial.
Infeksi nosokomial merupakan masalah global dan menjangkau paling sedikit
sekitar 9 % (variasi 3% - 21 %) lebih dari 1.4 juta pasien rawat inap di rumah sakit di
seluruh dunia. Angka ini dilaporkan oleh WHO dari hasil surveynya di 14 negara, meliputi
28.861 pasien di 47 rumah sakit yang berada di 4 wilayah (region) WHO pada tahun
1986. Survey WHO ini juga menghasilkan : 18 % dari pasien yang terkena infeksi
nosokomial menderita lebih dari satu jenis infeksi nosokomial, terutama pada pasien
penyakit kronis, adanya kemiripan tentang jenis infeksi nosokomial dan penyebabnya.
Infeksi nosokomial merupakan salah satu infeksi yang sering terjadi di negara-negara
berkembang maupun di negara-negara industri. Sebagian besar masalah dan kendala
yang dihadapi berbagai negara untuk mencegah dan mengendalikan kejadian infeksi
nosokomial tidak jauh berbeda sehingga strategi dan pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial dapat disusun untuk diterapkan pada kondisi masingmasing negara dan rumah sakit. Akibat lain dari kejadian infeksi nosokomial adalah :
Lama perawatan (LOS) lebih lama.
Upaya yang dilakukan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
adalah monitoring yaitu untuk mengamati pelayanan sedini mungkin, untuk dapat
menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dan pelaksanaan program.

II.

LATAR BELAKANG
Indikator mutu RS H.A Djunaid meliputi indikator klinis, indikator manajerial, indikator
standar. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial berorientasi pada waktu dan
berdasarkan pada efektifitas (effectiveness), efisien (efficiency), keselamatan (safety) dan
kelayakan (appropnateness). Program pada tahun ini adalah pemantauan indikator klinis,
indikator

manajerial,

indikator

standar.

Pencegahan

dan

Pengendalian

Infeksi

Nosokomial dengan kriteria akreditasi.


III.

TUJUAN
a.

Tujuan Umum

1. Untuk memberikan gambaran program kerja dalam melaksanakan kegiatan Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di RS H.A Djunaid Kota Pekalongan
2. Sebagai pedoman

bagi

Komite Pengendalian Infeksi

Djunaid Kota Pekalongan melalui monitoring

Nosokomial di RS H.A

kegiatan Program Kerja PPI untuk

menurunkan resiko infeksi pada pasien dan karyawan rumah sakit.


b.

Tujuan Khusus :

1.

Memberikan gambaran kepada pimpinan tentang kegiatan dan program kerja yang telah
dilaksanakan di PPI.

2.

Sebagai acuan untuk melaksanakan program kerja PPI.

3.

Memberikan gambaran pada IPCLN tentang tugas dan tanggung jawabnya.

IV. RUANG LINGKUP


Kegiatan di Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara
kegiatan,

Komiteal meliputi pendahuluan, perencanaan

pengadaan sampai dengan penerimaan dan penyaluran untuk memenuhi

kebutuhan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial

ke seluruh

Instalasi yang ada di RS H.A Djunaid Kota Pekalongan.


A. VISI
Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat.
B. MISI

Memberikan pelayanan kesehatan secara professional ramah santun dan


berempati

Meningkatkan kompetensi karyawan secara berkesinambungan

Meningkatkan fasilitas Rumah Sakit yang memadai untuk menunjang pelayanan


yang bermutu

C. MOTTO
PRIMA Profesional,Ramah,Islami,Mutu,Amanah.
D. Nilai-nilai dasar karyawan Rumah Sakit H.A. Djunaid
Berfikir Visioner;
Menebar Kebaikan dan Kemuliaan;
Bekerja Keras dan Sungguh-sungguh;
Berorientasi pada Pelanggan
V. DASAR HUKUM
1.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 270/MenKes/2007, tentang Pedoman


Manajerial PPI di Rumah sakit dan Fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya.

2.

Surat keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 382/MenKes/SK/III/ 2007 : Tentang


Pedoman PPI di Rumah Sakit dan Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.

3.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129/MenKes/SK/II/2008, tentang standar


Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

4.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1165.A/MenKes/SK/X/2004, tentang Komisi


Akreditasi Rumah Sakit

5.

Keputusan Walikota Pekalongan Nomor : 445/064 tahun 2013 Tentang Izin tetap
penyelenggaraan sarana kesehatan Rumah Sakit H.A Djunaid Kota Pekalongan;

6.

SK Mentri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia Nomor : C237.HT.03.01 Tahun 2000 Tentang Pendirian Yayasan RS H.A Djunaid;

7.

SK Badan pengurus Harian Yayasan RS H.A Djunaid Nomor : 001/Peng-RSDj/I/2016


Tentang Pengangkatan Direktur RS H.A Djunaid;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : HK.03.05/1/2837/2012

Tentang Penetapan Kelas RS H.A Djunaid Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah;
VI. PENGERTIAN
Pencegahan dan Pengendalian infeksi nosokomial adalah merupakan suatu upaya untuk
meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi. Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang
didapat pada waktu pasien di rawat di rumah sakit.
IDO ( Infeksi Luka Operasi ) adalah infeksi yang terjadi pada daerah insisi opersi pdalam
waktu 30 hari pasca operasi.
Phlebitis adalah infeksi yang disebabkan oleh pemasangan infus.
ISK ( Infeksi Saluran Kemih ) adalah infeksi pada sistem saluran kemih akibat
pemasangan kateter urin menetap setelah lebih dari 48 jam, disertai tanda klinis demam
dan tidak ada kaitannya dengan infeksi di tempat lain.

BAB II
KEGIATAN

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A.
1.
2.
3.

Kegiatan Pokok
Melaksanakan Surveilans di RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
Melakukan Investigasi outbreak d RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
Membuat Infection Control Risk Assesment (ICRA) di RS H.Adjunaid Kota

Pekalongan..
4. Monitoring Sterilisasi di RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
5. Monitoring Manajemen laundry dan linen di RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
6. Monitoring Peralatan kadaluwarsa, single-use menjadi re-use di RS H.A djunaid Kota
Pekalongan.
7. Monitoring Pembuangan

sampah

infeksi & cairan tubuh

di RS H.A djunaid Kota

Pekalongan.
8. Monitoring Penanganan pembuangan darah dan komponen darah di RS H.A djunaid
Kota Pekalongan.

9.
10.
11.
12.
13.
14.

Monitoring Pembuangan benda tajam dan jarum di RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
Monitoring Pencatatan dan pelaporan tertusuk jarum di RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
Monitoring penggunaan ruang Isolasi di RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
Monitoring kepatuhan Hand hygiene di RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
Monitoring kepatuhan penggunaan APD di RS H.A djunaid Kota Pekalongan.
Melaksanakan Pendidikan dan Latihan Pencegahan Pengendalian Infeksi di RS H.A
Djunaid Kota Pekalongan.

B. Rincian kegiatan :
1. Pemantauan indikator

PPI rumah sakit (indikator pencegahan dan pengendalian

infeksi) :
a. Pengumpulan dan pencatatan indikator pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
sakit
b. Pengolahan data dan evaluasi kegitan

pencegahan dan pengendalian infeksi rumah

sakit
c. Membuat laporan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit
d. Melaksanakan Tindak lanjut hasil evaluasi pencegahan dan pengendalian infeksi rumah
2.
3.
a.
b.
c.

C.
1.
2.
3.
4.
5.
D.

sakit.
Pelaksanaan Audit Phlebitis/ ISK / IDO/ IVL /UC.
Peningkatan mutu SDM :
Sosialisasi kepada pegawai baru tentang program PPI
Pelatihan internal dan eksternal rumah sakit
Pendidikan berkelanjutan

Cara Melaksanakan Kegiatan


Monitoring/surve kegiatan PPI dilakukan setiap hari oleh IPCN dan IPCLN
Melakukan analisa kegiatan PPI
Membuat laporan bulanan, triwulan dan laporan semesteran
Melakukan tindak lanjut hasil rekomendasi PPI
Melakukan evaluasi tiap 3 bulan sekali.
Sasaran Kegiatan

1. Pelaksanaan surveilans harian dilaksanakan oleh IPCN dengan dibantu IPCLN dengan
mengisi formulir surveilans setiap hari pada setiap pasien yang terpasang alat kesehatan
(IVL, UC).
2. Melaksanakan surveilans bulanan dengan cara mengumpulkan data harian dari hasil
surveilans harian untuk di hitung angka kejadian infeksi di ruang rawat inap serta
melakukan Investigasi outbreak RS H.A djunaid Kota Pekalongan..
3. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan stndar Infection Control
Risk Assesment (ICRA) dengan cara melakukan audit.
4. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam

menjalankan

standar sterilisasi

dengan cara melakukan audit.


5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan standar manajemen
laundry dengan cara melakukan audit.
6. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan stndar peralatan
kadaluwarsa, single-use menjadi re-use dengan cara melakukan audit.
7. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan stndar pembuangan
sampah infeksi & cairan tubuh dengan cara melakukan audit.

8. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan stndar penanganan


pembuangan darah dan komponen darah dengan cara melakukan audit.
9.

Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan stndar Pembuangan


benda tajam dan jarum dengan cara melakukan audit.

10. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan stndar pencatatan dan
pelaporan tertusuk jarum dengan cara melakukan audit.
11. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan stndar isolasi dengan
cara melakukan audit.
12. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan stndar kepatuhan Hand
hygiene dengan cara melakukan audit.
13. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan dalam menjalankan Pendidikan dan Latihan
Pencegahan Pengendalian Infeksi dengan cara melakukan audit.
KEGIATAN DAN PENGEMBANGAN PPI
a.

Sarana
Kondisi keadaan ruangan rawat inap, rawat jalan dan kamar bedah yang ada pada saat
ini masih cukup baik dan layak, walau masih ada pembenahan.

b.

Prasarana
Menginventarisir alat kesehatan di PPI dan mengajukan perbaikan/ penggantian serta
penambahan alkes untuk kegiatan di PPI.

c.

Sistem

1)

Sistem

pendokumentasian

administrasi

dengan

menggunakan secara

komputerisasi.
2)

Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan Rawat Inap, Rawat Jalan dan Kamar
Bedah.

3)

Mengikut sertakan anggota PPI dalam Pendidikan dan Pelatihan keterampilan INOS.

d.

Soft Ware
Melaksanakan SOP yang telah ada.

e.

SDM KOMITE PPI


1) Kwantitas
a) Jumlah pengurus komite 1 orang.
b) Jumlah pelaksana lapangan, terdiri dari :
-

IPCN 1orang ( Purna waktu ).

IPCLN 3 orang

2) Kualitas
Anggota yang sudah mengikuti workshop PPI Dasar 2 orang.
KEGIATAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA PPI

No
1

Jenis Kegiatan
Pelaksanaan Surveilans

Pelaksanaan

Rekap Laporan:
a.
b.
d.
2

Laporan harian
Laporan Bulanan
Laporan Trisemeter
Laporan Per semester

Keterangan
Koordinasi dengan

setiap

ruang rawat inap, rawat jalan


April s/d Desember 2016

dan kamar bedah

Melakukan Investigasi outbreak

Koordinasi

Rekap Laporan:

ruang rawat inap, rawat jalan

Laporan harian

dan kamar bedah

Laporan Bulanan

April s/d Desember 2016

dengan

setiap

Laporan terlampir

Laporan Trisemester
Laporan Per semester
3

Membuat Infection Control Risk Assesment (ICRA)

Koordinasi

Rekap Laporan:

ruang rawat inap, rawat jalan

Laporan situasional
Monitoring Sterilisasi

April s/d Desember 2016

Rekap Laporan:
Laporan Bulanan

dengan

dan kamar bedah


Koordinasi dengan

setiap

setiap

ruang rawat inap, rawat jalan


April s/d Desember 2016

dan kamar bedah

Laporan trisemester
5

Laporan Per semester


Monitoring Manajemen laundry dan linen

Koordinasi

Rekap Laporan:

ruang rawat inap, rawat jalan

Laporan Bulanan

April s/d Desember 2016

dengan

setiap

dan kamar bedah

Laporan Trisemester
6

Laporan Per semester


Monitoring Peralatan kadaluwarsa, single-use menjadi

Koordinasi

re-use

ruang rawat inap, rawat jalan

Rekap Laporan:

April s/d Desember 2016

dengan

setiap

dan kamar bedah

Laporan Bulanan
Laporan Triwulan
7

Laporan semester
Monitoring Pembuangan sampah infeksi & cairan

Koordinasi

tubuh

ruang rawat inap, rawat jalan

Rekap Laporan:
Laporan Bulanan

dengan

dan kamar bedah


April s/d Desember 2016

setiap

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi dan analisis dilakukan tiap 3 bulan, 6 bulan dan 1 tahun oleh Komite Pencegahan dan Pengedalian Infeksi dan hasil evaluasi diserahkan
kepada Direktur, kemudian dilakukan tindak lanjut dari hasil yang didapat.

BAB III
PENUTUP

Demikian Program Kerja IPCN Komite PPI RS H.A Djunaid Kota Pekalongan Tahun Anggaran
2016 untuk dijadikan pedoman bagi Komite PPI di Rumah Sakit dan pelaporan kepada Direktur RS
H.A Djunaid.

Pekalongan,16 Februari 2016


Mengetahui,

RS H.A Djunaid

RS H.A Djunaid

Direktur,

Ketua Komite PPI,

dr.Emy Widyarti
NIK : 0116145

dr. Tri Wahyu,Sp.PD

JADWAL KEGIATAN IPCN


PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RS H.A DJUNAID
TAHUN 2016

NO
1

URAIAN KEGIATAN
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
rumah sakit :
1.Kebersihan Tangan
2.Alat Pelindung Diri
3.Pemrosesan peralatan pasien
4.Penatalaksanaan Linen
5.Pengelolaan Limbah
6.Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit
7.Perlindungan Petugas
Kesehatan/Kesehatan Karyawan:
a.Chek-up Kesehatan

b.Pemberian Imunisasi Hepatitis B


c.Penanganan pasca pajanan
8.Penempatan Pasien
9.Hygiene Respirasi/Etika Batuk
10.Praktik Menyuntik yang Aman
Survaillance :
1.IDO

BULAN
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Ket

2.ISK
3.Plebitis
3

4.Decubitus
Pendidikan/pelatihan/seminar2 thdp :

Sesuai

1.Anggota dan Tim KPPI

kebutuhan

2.Karyawan
4

3.Pasien/keluarga/pengunjung
Orientasi terhadap :

Sesuai

1.Karyawan Baru

kebutuhan

2.Mahasiswa praktek
Pengawasan dan penanganan pada
karyawan/mahasiswa yang terpapar

jarum/Benda tajam
Pengawasan Penggunaan Antibiotika

KLB (investigasi outbreak)

Kultur Pemetaan Kuman

Laporan

10

Evaluasi

Sesuai
kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI . 2008 ,Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan
Fasilitas Kesehatan Lainya, Jakarta, Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI, 2004, Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Jakrta
Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penata Laksanaan Pengelolaan Limbah Padat dan
Cair di Rumah Sakit, Jakarta Depkes RI.
Keputusan

Mentri

Kesehatan

1204

MENKES/SK/X/2004,

2015,

Persyaratan

KesehatanLingkunganRumah Sakit, Jakarta Kepmenkes RI.


Departemen Kesehatan RI, 1994, Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit ( Konsep dasar dan Prinsip ), Jakarta Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI, 2008, PanduanNasional Keselamatan Pasien RumahSakit
( Patien Safety ), Jakarta Depkes RI.
Permenkes RI No. 1691 / MENKES / PER / VIII/ 2011, Keselamatan Pasien RumahSakit,
Jakarta, Kemenkes RI.
Kepmenkes 875/MENKES/SK/VIII/2001, 2015, Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan
dan Upaya Pemantauan Lingkungan( UKL-UPL) Kegiatan Bidang Kesehatan,Jakarta
Kemenkes RI.
Kepmenkes 876/ MENKES/SK/VIII/2001, 2015, PedomanTeknis Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan, Jakarta Kepmenkes RI.
Departemen Kesehatan RI, 2010, Pedoman Pelaksanaan Universal di Pelayanan Kesehatan
, Jakarta Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI, Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial diRumahSakit,
Jakrata
Depkes RI.
Departemen kesehatan RI, 2011, Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di RumahSakit dan Fasilitas Pelayan kesehatan Lainnya, Jakarta, Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI, 2002, Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Jakarta,
Depkes RI.
Departemen Kesehhatan

RI , 2012 ,

Pedoman

Pencegahan

dan Pengendalian

InfeksiTuberculosis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta Depkes RI.


Departemen Kesehatan RI, 2004, Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Jakarta
Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai