Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN

INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT


(ICRA) KONSTRUKSI

RS H.A. DJUNAID PEKALONGAN


Jl. Pelita II Buaran, Jawa Tengah51171
Telp: (0285) 436325 Fax : (0285) 436326
e-mail: rs_djunaid@yahoo.co.id
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan.......................................................................................................iii

1. DEFINISI...............................................................................................................1
2. RUANG LINGKUP................................................................................................1
2.1. Desain...........................................................................................................2
2.2. Konstruksi.....................................................................................................2
2.3. Pembahasan Rekomendasi Dari ICRA.........................................................3
2.4. Pemantauan..................................................................................................3
3. TATA LAKSANA....................................................................................................2
4. DOKUMENTASI....................................................................................................7

S BATU

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Kurnia Puji Astuti,A.Md.Kep. Pembuat Dokumen

Dr. Imanuel Eka Tantaputra Authorized Person


Dr. Arhwinda PA,Sp.KFR.,MARS. Direktur RS. Baptis Batu

iii
BAB I
DEFINISI

Infection Control Risk Assesment (ICRA) untuk kontruksi pembangunan merupakan


proses menetapkan risiko potensial dari transmisi udara yg bervariasi dan kontaminasi melalui
air kotor dalam fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan maintenance.
Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang mengevaluasi
jenis/macam kegiatan kontruksi dan kelompok risiko untuk klasifikasi penetapan tingkat resiko
penyebaran infeksi dari kegiatan konstruksi tersebut.
Fokus dari kegiatan tersebut pada pengurangan resiko dari infeksi, melalui tahapan
perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pemeliharaan fasilitas.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1. DESAIN.
Desain membutuhkan "perencanaan jangka panjang" untuk bangunan baru atau
direnovasi dan menambahkan fasilitas baru dengan mempertimbangkan beberapa hal
berikut :
a. Jumlah, lokasi, dan jenis ventilasi dan ruang lingkungan yang aman.
b. Ventilasi khusus misalnya kamar operasi, isolasi untuk airborne disease, ruang
mikrobiologi.
c. Pembuangan bahan-bahan infeksius.
d. Sistem air untuk membatasi Legionella sp . dan patogen oportunistik ditularkan
melalui air lainnya.
e. Permukaan yang aman dan mudah dibersihkan.

2.2. KONSTRUKSI.
Bangunan dan daerah sekitar bangunan diperkirakan akan dipengaruhi oleh
konstruksi harus mencakup pertimbangan berikut :
a. Apakah dampak bangunan mengganggu layanan penting untuk pasien dan
petugas.
b. Penentuan bahaya tertentu dan tingkat perlindungan bagi pasien dengan
kerentanan terhadap infeksi.
c. Dampak pemadaman potensial atau keadaan darurat dan perlindungan pasien
selama direncanakan atau tidak direncanakan mis : pemadaman listrik,
pembuangan material/puing, arus lalu lintas, pembersihan.
d. Lokasi yang beresiko terkena dampak pembangunan harus diketahui dan
dilakukan tindakan.

2
2.3. PEMBAHASAN REKOMENDASI DARI ICRA.
Meliputi hal-hal berikut :
a. Penempatan pasien dan relokasi pasien bila diperlukan.
b. Barrier/perlindungan yang diperlukan untuk melindungi daerah-daerah yang
berdekatan dan pasien rentan dari kontaminan udara.
c. Perlindungan system ventilasi dari resiko kontaminasi selama proyek
berlangsung.
d. Edukasi petugas rumah sakit, pengunjung dan pekerja konstruksi.

2.4. PEMANTAUAN.
Pemantauan tindakan pengendalian infeksi dengan pemantauan terus menerus dari
efektivitas mereka sepanjang proyek. Pemantauan dapat dilakukan oleh pengendalian
infeksi di rumah atau petugas lain yang sudah dilatih.

3
BAB III
TATA LAKSANA

LANGKAH PERTAMA :
Identifikasi Tipe Aktifitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D)
Tipe A Aktifitas inspeksi dan non-invasif.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :

Pelepasan atau pemasangan plafon untuk pemeriksaan visual saja, maksimal 1
plafon per 50 m2

Pengecatan (tanpa proses penggosokan)

Pemasangan wallpaper, pekerjaan trim listrik, perbaikan ledeng ringan, dan
aktifitas yang tidak menyebabkan debu atau membutuhkan pembongkaran
dinding atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan visual
Tipe B Skala kecil, durasi aktifitas tidak lama yang menghasilkan debu minimal.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
Instalasi kabel telepone dan komputer
Pembongkaran dinding atau langit2 dimana perpindahan debu dapat dikontrol
Tipe C Pekerjaan yang menyebabkan timbulnya debu dalam jumlah sedang dan besar
atau membutuhkan pembongkaran terhadap komponen gedung yang tetap
atau telah dirakit.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
Pengampelasan dinding untuk pengecatan atau pemasangan wallpaper
Pembongkaran lantai, langit-langit (plafon) dan kusen
Pembangunan dinding baru
Pembuatan saluran atau instalasi listik diatas plafon
Pekerjaan pemasangan kabel dalam jumlah besar
Semua aktifitas yang tidak dapat diselesaikan dalam 1 shift jam kerja
Tipe D Proyek pembongkaran dan konstruksi mayor.
Meliputi (tetapi tidak hanya terbatas pada) :
Aktifitas yang membutuhkan lebih dari 1 shift jam kerja

Membutuhkan pembongkaran berat atau pembuangan seluruh sistem kabel


Konstruksi baru
LANGKAH KEDUA :
Identifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terpengaruh. Apabila lebih dari 1 kelompok
resiko, pilih kelompok dengan resiko terbesar :

Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat


Tinggi

Area perkantoran Cardiology Instalasi Gawat Area dengan


Echocardiography Darurat pasien immuno-
Endoscopy Kamar bersalin compromised
Fisioterapi Laboratorium Perawatan luka
Radiologi Kamar perawatan bakar
Perinatologi Cath lab jantung
Poli bedah CSSD
Poli anak ICU
Farmasi Kamar isolasi
Kamar pemulihan bertekanan negatif
(recovery room) Perawatan
onkologi
Kamar operasi

LANGKAH KETIGA :
Padankan antara Kelompok Resiko Pasien dengan Tipe Proyek Konstruksi pada matrix berikut,
untuk mendapatkan Kelas Pencegahan atau Level Aktifitas Pencegahan Infeksi yang
diperlukan.

Kelompok Resiko Tipe Proyek Konstruksi

Pasien Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D

Resiko Rendah I II II III / IV

Resiko Sedang I II III IV

Resiko Tinggi I II III / IV IV

Resiko Sangat Tinggi II III / IV III / IV IV

Persetujuan dari Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi diperlukan bila aktifitas
konstruksi dan level resiko mencapai Kelas III atau Kelas IV dan membutuhkan prosedur
pencegahan infeksi.
5
AKTIFITAS PENCEGAHAN INFEKSI YANG DIBUTUHKAN
BERDASARKAN KELAS

Selama Proyek Konstruksi Setelah Proyek Konstruksi Selesai

Kelas 1. Lakukan pekerjaan dengan metode 1. Bersihkan area kerja setelah


I meminimalisir timbulnya debu dari pekerjaan selesai
pekerjaan konstruksi
Seger
2. a mengganti plaforn yang
diambil untuk pemeriksaan visual

permukaa
Kelas 1. Lakukan tindakan aktif untuk 1. Usap n kerja dengan
II mencegah debu terdispersi ke cairan pembersih / desinfektan
atmosfer 2. Sebelum ditransportasikan,
2. Lakukan penguapan pada tempat-kan sampah konstruksi
permukaan kerja untuk mengontrol dalam wadah tertutup rapat
debu pada saat memotong / 3. Lap dengan lap basah permukaan
membongkar atau sedot dengan HEPA filter
3. Segel pintu yang tidak digunakan vacum sebelum meninggalkan area
dengan tape kerja
Segel dan tutup ventilasi
4. udara 4. Setelah selesai, perbaiki sistem
5. Pindahkan atau isolasi sistem HVAC di area kerja
HVAC di area kerja

Kelas 1. Pindahkan atau isolasi sistem 1. Jangn melepas penghalang dari


III HVAC di area kerja untuk area kerja sampai dengan proyek
mencegah kontaminasi pada sistem yang sudah selesai diinspeksi oleh
salura Panitia K3 dan Panitia PPI, serta
2. Lengkapi sema barier kritikal telah dibersihkan seluruhnya oleh
seperti gipsum, triplek, plastik, Unit Kebersihan
untuk menyegel area kerja dari area 2. Lepaskan bahan penghalang secara
perawatan atau gunakan metode hati-hati untuk meminimalisir
kubik kontrol (keranjang dilapisi penyebarn debu dan debris
plastik dan disegel koneksinya sehubungn dengan proyek
dngan area kerja menggunakan konstruksi
6
Selama Proyek Konstruksi Setelah Proyek Konstruksi Selesai

HEPA vacum untuk memvacum 3. Sedot area kerja dengan HEPA


bila keluar) sebelum konstruksi filter vacum
dimulai 4. Usap permukaan kerja dengan
3. Pertahankan tekanan udara negatif cairan pembersih / desinfektan
didalam area kerja menggunakan 5. Setelah selesai, perbaiki sistem
unit filtrasi udara dengan HEPA HVAC di area kerja
4. Angkut sampah konstruksi di dalam
kontainer tertutup rapat
5. Pada Saa pemindahan, tutupi
wadah atau troli, segel dengan tape
kecuali memiliki tutup yang solid.

Kelas 1. Isolasi sistem HVAC di area kerja 1. Jangn melepas penghalang dari
IV untuk mencegah kontaminasi pada area kerja sampai dengan proyek
sistem saluran yang sudah selesai diinspeksi oleh
2. Lengkapi Semu barier kritikal Panitia K3 dan Panitia PPI, serta
seperti gipsum, triplek, plastik, telah dibersihkan seluruhnya oleh
untuk menyegel area kerja dari area Unit Kebersihan
perawatan Atau gunakan metode 2. Lepaskan bahan penghalang secara
kubik kontrol (keranjang dilapisi hati-hati untuk meminimalisir
plastik dan disegel koneksinya penyebarn debu dan debris
dengan area kerja menggunakan sehubungn dengan proyek
HEPA vacum untuk memvacum konstruksi
bila keluar) sebelum konstruksi 3. Sebelum ditransportasikan,
dimulai tempat-kan sampah konstruksi
3. Pertahankan tekanan udara negatif dalam wadah tertutup rapat
didalam area kerja menggunakan 4. Pada saat pemindahan, tutupi
unit filtrasi udara dengan HEPA wadah atau troli, segel dengan tape
4. Segel lubang, pipa, saluran dan kecuali memiliki tutup yang solid.
tusukan 5. Sedot area kerja dengan HEPA
5. Bangun anteroom (ruang antara) filter vacum
7
Selama Proyek Konstruksi Setelah Proyek Konstruksi Selesai

dan minta semua personil untuk 6. Usap permukaan kerja dengan


melewati ruangan ini sehingga bisa cairan pembersih / desinfektan
divacum dengan HEPA filter 7. Setelah selesai, perbaiki sistem
sebelum meninggalkan area kerja HVAC di area kerja
atau mereka dapat menggunakan
baju kerja yang dilepas setiap
meninggalkan area kerja
6. Semua personil yang memasuki
area kerja diminta untuk
menggunakan sepatu kerja. Sepatu
kerja harus dilepas setiap kali
pekerja meninggalkan area kerja

LANGKAH KEEMPAT
Identifikasi hal-hal lain terkait proyek konstruksi, antara lain :
1. Identifikasi area sekeliling area proyek, kaji potensi akibat yang dapat timbul akibat proyek
konstruksi.

Unit di Bawah Unit di Atas Samping Kiri Samping Belakang Depan


Kanan

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko Resiko

2. Identifikasi lokasi aktifitas spesifik, contoh kamar pasien, ruangan obat, dll
3. Identifikasi masalah yang berkaitan dengan :
Ventilasi
Pipa air
Instalasi listrik dengan kemungkinan terjadinya pemadaman listrik

8
4. Identifikasi penghalang yang diperlukan dengan menggunakan kajian pencegahan infeksi
sebelumnya. Tipe penghalang apa yang diperlukan (gipsum, plastik, triplek, tembok, dll),
perlukan penggunaan HEPA filter?
5. Pertimbangkan potensial resiko kerusakan akibat air. Apakah ada resiko terkait dengan
ketahanan struktur (dinding, atap, langit-langit)
6. Jam kerja : Apakah pekerjaan konstruksi dikerjakan diluar jam pelayanan pasien?
7. Lakukan perencanaan terkait kebutuhan jumlah kamar isolasi atau kamar dengan tekanan
udara negatif
8. Lakukan perencanaan terkait dengan jumlah dan tipe wastafel sarana cuci tangan
9. Apakah panitia PPI setuju dengan jumlah minimal wastafel pada proyek ini?
10. Apakah panitia PPI setuju dengan rencana pembersihan area kerja
11. Lakukan perencanaan pembuangan limbah konstruksi dengan tim proyek, seperti jalur
keluar-masuk, pembersihan, pembuangan debris, dll.

9
BAB IV
DOKUMENTASI

IJIN KONSTRUKSI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

DAFTAR TILIK KAJIAN AWAL RESIKO

......................
Tanggal Mulai : ..... Tanggal :......................
...........................
.......................
....
...........................
..................... Selesai
Nama Proyek :
............
Lokasi Proyek :
............
Lingkup Kerja :
............
Dikaji Oleh :
............

Matrix Pencegahan Infeksi :

Kelompok
Resiko Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Tipe

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Kelas Pencegahan Infeksi : ......................


Durasi Proyek :
Proyek jangka : Durasi proyek selama 1 shift atau kurang dari 24 jam
pendek
Proyek jangka : Durasi proyek lebih dari 24 jam
panjang
10
Proyek skala besar : Proyek yang menimbulkan gangguan yang signifikan

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Berdasarkan kelas :


Koordinasi aktifitas pada area ini harus dilakukan sebelum proyek dimulai. Manager
proyek bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan aktifitas di area proyek dengan
kepala unit Pelayanan dan tim PPI.
Kelas I
Area proyek harus kosong
Tutup pintu area lain & kamar pasien yang berdekatan dengan aktifitas
proyek Segera ganti plafon yang dipotong untuk inspeksi visual
Penghalang plastik ditempelkan / disegel ketat pada langit-langit, dinding & lantai.
Segel pintu yang tidak dipakai dengan tape atau plastik
Debris dan debu dibersihkan dan dibuang dengan segera
Lembabkan atau vacum permukaan area saat melakukan pemotongan
untuk meminimalisir debu
Kelas II
Persyaratan Kelas I ditambah :
Bila penghalang keras diperlukan, lengkapi penghalang sebelum pekerjaan
dimulai Tutup atau segel ventilasi udara dan lubang pintu
Bila membuang udara menggunakan exhaust fansaring udara terlebih dahulu
Angkut debris konstruksi menggunakan kontainer yang tertutup rapat.
Rencanakan jalur dan waktu pembuangan
Keset ditempatkan didalam dan diluar area
kerja Lap / pel atau vacum debu pada akhir
shift kerja
Kelas III
Persyaratan Kelas II ditambah :
Penghalang dari lantai ke langit-langit diperlukan dengan menyegel
engselnya Isolasi sistem HVAC
Semua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju & sepatu
kerja Segel lubang, pipa, saluran dan tusukan

11
Pada akhir proyek, pasang penghalang plastik untuk memindahkan
material konstruksi dan penghalang keras, untuk meminimalisir
penyebaran debu
Kelas IV
Persyaratan Kelas III ditambah :
Bangun anteroom
Semua personil yang memasuki area kerja harus menggunakan baju dan
sepatu kerja, masker dan penutup rambut untuk memasuki atau melewati area
bersih / steril. (pakaian pekerja sebelumnya diletakkan di anteroom dan
dipakai lagi bila pekerja meninggalkan area kerja)
Bila memasuki area prosedur steril / invasive, peralatan harus dilap dengan lap
basah atau diletakkan di kontainer saat memasuki dan keluar dari area kerja.
Troli debris harus dilap dengan lap basah saat memasuki dan keluar dari area
kerja
Catatan tambahan :
Dibutuhkan pengendalian infeksi tambahan yang terkait pelatihan
Kajian infeksi disekitar area kerja
...........................................................................................................................................
...
...........................................................................................................................................
...

Tanggal : .............................................
Tim PPI Kepala Unit Kepala Proyek
Pelayanan

(...........................................) (..............................)
(...........................................)
12

Anda mungkin juga menyukai