Anda di halaman 1dari 39

PENANGANAN PERALATAN

DAN LINEN PASIEN

Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tingkat Dasar


FKTP, tanggal 2-3 september 2023
PERKENALAN
TUJUAN BELAJAR
Setelah mengikuti mata pembelajaran ini, peserta mampu:
memahami tentang pengelolaan peralatan dan linen pasien dalam
rangka memutus mata rantai penularan infeksi dari peralatan medis
dan linen kepada pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
lingkungan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pembelajaran ini, peserta mampu :
1. Memahami tentang pengelolaan peralatan medis di FKTP, yang
meliputi : Konsep Dasar Penangan Peralatan, pembersihan,
dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi, penyegelan pengemasan,
penyimpanan, distribusi
2. Memahami tentang pengelolaan linen dan laundry di FKTP, yang
meliputi : Konsep Dasar Pengelolaan Linen : Latar Belakang,
Perawatan Linen, Tujuan, kebutuhan Linen, pengadaan linen,
prinsip pengelolaan linen, laundry di FKTP, Persyaratan ruang
laundry, Proses Pencucian
POKOK BAHASAN

1. Konsep Dasar 9. Latar Belakang


2. Pembersihan 10. Perawatan Linen
3. Dekontaminasi 11. Tujuan
4. Desinfeksi 12. Kebutuhan Linen
5. Sterilisasi 13. Pengadaan linen
6. Penyegelan pengemasan 14. Prinsip pengelolaan linen
7. Penyimpanan 15. Laundry di FKTP
8. Distribusi 16. Persyaratan ruang laundry
17. Proses Pencucian
PENDAHULUAN
• Pelayanan peralatan, linen dan laundry/ binatu merupakan salah
satu pelayanan pendukung yang penting karena mencakup
beberapa layanan dari proses pengadaan, pencucian, pembersihan,
desinfeksi dan sterilisasi dan distribusi peralatan maupun linen ke
seluruh Fasyankes (FKTP).

• Laundry/ Binatu di fasyankes terutama FKTP sangat berbeda


dengan laundry/ binatu perhotelan atau rumah tangga karena
terkait dengan linen yang kotor dan infeksius karena terkena cairan
tubuh pasien

• Oleh karena itu prinsip-prinsip PPI perlu diterapkan dalam proses


penanganan peralatan dan linen FKTP untuk mencegah
kontaminasi atau penularan penyakit pada pasien.
REGULASI

PMK 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan Dan


Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan

Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian


Infeksidi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama Tahun 2020

CDC 2007 : Guideline for Isolations : Preventin


trasmisions of Infectious Agents in Healthcare
Setting
STANDAR RUANG STERILISASI
KLINIK PRATAMA & KLINIK UTAMA
J E N I S K L A S I F I K A S I A L AT K E S E H ATA N

Risiko Definisi Peralatan Cara


Tinggi Kontak dengan Instrumen bedah, Sterilisasi : Suhu
( Critical ) jaringan steril, sistem laparoskop, kateter Tinggi , Suhu rendah
peredaran darah jantung, Scapel,
(Vaskuler) implant
Sedang Kontak dengan Disinfeksi :
( Semi Critical ) membran mukosa Endoskopi/anestesi, dan Heat Radiation
yang utuh, mudah tubing chemical
terkontaminasi dg ventilator, Alat, alat gigi,
mikroba. termometer rectal
Rendah Kontak dengan kulit Stetoskope, Cleaning /pembersihan
( Non-Critical ) yang utuh dan tidak tensimeter, linen,
mengenai membran bedpan, urinal,
mukosa, lingkungan apron, alat makan.
secara tidak lantai,
langsung. dinding,
tempat tidur
DESAIN RUANG PENGELOLAAN PERALATAN PASIEN
DEKONTAMINASI
Suatu proses menghilangkan atau memusnahkan
microorganism dan kotoran yang melekat pada peralatan
medis/obyek,sehingga aman untuk penggunaan selanjutnya
ALUR D E KO N TA M IN ASI
TRANSPORTASI INSTRUMEN KOTOR

YANG PERLU DI PERHATIKAN


❑ Troley Tertutup
❑ Petugas Menggunakan APD
❑ Tidak melalui Area Pasien atau area padat
pengunjung.

❑ Tidak Mampir-mampir.
CARA PEMBERSIHAN DI KLINIK/FKTP
Manual Mesin
PROSES DESINFEKSI PERALATAN SEMI KRITIKAL

Desinfeksi peralatan semi kritikal dilakukan


melalui proses DTT adalah proses menghilangkan
/memusnahkan semua mikroorganisme kecuali
Endospora Bakterial dihilangkan dengan
merebus dan menguapkan atau memakai bahan
kimia menggunakan

“CAIRAN DESINFEKTAN“
PROSESDESINFEKSI PERALATAN SEMI KRITIKAL

“ YANG PERLU DIPERHATIKAN “


PENGELOLAAN PERALATAN NON KRITIKAL
Proses Pencucian, Desinfeksi dan Pembersihan pada Peralatan Non Kritikal
PENGEMASAN
Kegiatan pra sterilisasi untuk menjaga keamanan dan efektifitas alat-
alat medis pada saat digunakan untuk perawatan pasien

PASTIKAN :
❑ Alat/Instrumen Bersih, kering dan layak Pakai
❑ Berikan Pelindung kpd Alat Tajam
❑ Bahan Pengemas layak pakai & kompateble
❑ Cek seal, ketajaman alat
❑ Lubrikasi
❑ Dokumentasi
❑ Supervisi
PENYEGELAN dan KEMASAN

➢ Menggunakan tape indicator


➢ Segel harus dibuat sedemikian rupa
sehingga apabila dibuka ,fungsi segel
menjadi hilang.
➢ Harus disegel secara rapat, menggunakan
segel panas atau segel kertas
PRINSIP PENGEMASAN
1. Mencakup nama alat, tanggal pengemasan
,metode sterilisasi,tipe dan ukuran alat yg
dikemas, penempatan indicator kimia
internal dan ekternal ( untuk memastikan
bahwa alat sudah di sterilisasi
2. Pengemasan sterilisasi harus dapat
menyerap dan menjangkau seluruh
permukaan kemasan dan isinya
3. Kemasan mudah dibuka dan tanpa
menyebabkan kontaminasi dan ada tanggal
kadaluwarsa
4. Bahan pengemasan dapat berupa bahan
kertas film,bahan plastic atau bahan kain /
linen
STERILISASI
Suatu proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk mikroorganisme
pada peralatan medis/objek termasuk endospora yang dapat dilakukan
melalui proses fisik dan kimiawi dengan menggunakan :
“ALAT STERILISATOR"

PASTIKAN :
❑ Lolos Uji Fisik, Uji Mekanik & Uji Biologi
❑ Indikator Kimiawi berubah warna
❑ Lakukan Validasi
❑ Dokumentasi
❑ Supervisi oleh QC
PROSEDUR STERILISASI PERALATAN KRITIKAL
1. MENGGUNAKAN UAP PANAS (AUTOCLAVE) 2. MENGGUNAKAN STERILISASI PANAS KERING
( DRY HEAT STERILIZATION )
PENYIMPANAN
•Serangkaian kegiatan dalam pengaturan
dan penyusunan alat Kesehatan steril
di ruangan atau tempat penyimpanan dengan
keamanan yang dapat menjamin alat
Kesehatan yang steril ,oleh karena itu perlu
dicatat tanggal sterilisasi dan tanggal
kadaluwarsa.
•Dengan metode penyusunan menurut abjad
atau berdasar kelompok jenis alat, serta
dokumentasi.
DISTRIBUSI

• Serangkaian kegiatan dalam pengaturan dan penyusunan alat


kesehatan steril dari ruang penyimpanan / ruang distribusi yang
dilengkapi dengan loket yang berhubungan dengan ruang tunggu
Pendistribusian Alat Kesehatan Steril.
• Pendistribusian menggunakan container tertutup dan bersih, ada buku
pencatatan, dan cros cek kedua belah pihak pada saat serah terima .
MONITORING STERILISASI
• Memantau proses sterilisasi secara rutin dengan mempergunakan
indikator mekanik, kontrol kualitas secara visual, indikator kimia dan
indikator biologi dan uji laboratorium dijadikan sebagai parameter.

TUJUAN MONITORNG
PROSES STERILISASI
LATAR BELAKANG
Penanganan linen & laundry merupakan salah satu bagian dari standard precaution

Linen dan laundry menghasilkan microorganisme pathogen dalam jumlah besar dan
dapat meningkat 5 kali lipat selama periode sebelum cucian mulai diproses ( Depkes RI
tahun 2000).

Linen Infeksius : terkontaminasi dgn cairan tubuh pasien (darah, feces, urine dll)
mengandung bakteri sebanyak 106-108 CFU / 100 cm2 kain

Penyakit bisa ditransmisikan melalui linen terkontaminasi, baik kontak secara langsung
atau kontak tidak langsung melalui debu2 dari linen

Bakteri (Salmonella spp, Bacillus Aereus), Virus (Hepatitis B Virus/HVB), Fungi (microsporum
Canis), Ectoparasites (Scabies)

The Principles Of a Safe Enviroment, Norton and Parker 2002


Perawatan linen
❑ Penanganan linen merupakan salah satu bagian dari standard precaution
❑ Linen dan laundry menghasilkan microorganisme pathogen dalam jumlah
besar dan dapat meningkat 5 kali lipat selama periode sebelum cucian mulai
diproses (Depkes RI tahun 2000 tentang bakteri pada instalasi laundry).
❑ Pelayanan laundry FTKP menjadi bagian penting untuk mencegah
penyebaran mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, scabies) di lingkungan RS
maupun FTKP dengan cara melakukan proses pengelolaan linen sesuai
dengan standar PPI, maka risiko penularan penyakit dapat diminalkan.
❑ Konsep dasar laundry terbagi menjadi 2: area bersih dan Area kotor.
❑ Area kotor adalah tempat pemprosesan linen kotor dan linen infeksius.
❑ Area Bersih adalah area pengeringan ,penyetrikaan,pelipatan , penyimpanan
dan distribusi.
TUJUAN

Mencegah infeksi (HAI’s) untuk pasien

Melindungi pekerja dari paparan bahan


yang berpotensi menular selama
pengumpulan, penanganan, penyortiran
alat & Linen yang terkontaminasi

Efisiensi Biaya → Menghindari biaya yang


tidak perlu
PRINSIP PENGELOLAAN LINEN
❑ Pencucian linen kotor, infeksius, bersih ❑ Semua petugas yang terlibat dalam
dilakukan terpisah pengelolaan linen agar menerapkan Prinsip
Pengelolaan
❑ melalui pintu masuk yang berbeda atau ❑ Perlakuan linen : katagori kebersihan linen
satu arah,jika
1. Linen bersih
❑ memungkinkan menggunakan mesin 2. Linen steril
cuci yang berbeda atau 3. Linen kotor
4. Linen infeksius
❑ waktu pencucian yang berbeda.
❑ Linen dari ruang isolasi diperlakukan sebagai
linen infeksius.
KEBUTUHAN LINEN
❑ Bila penggantian dan pencucian setiap hari, maka dibutuhkan 3
parstock per TT rawat inap dewasa (dipakai pasien, di ruang
penyimpanan,dan di laundry)
❑ Untuk rawat inap anak dibutuhkan > 3 par stock
❑ Untuk rawat inap intensif dibutuhkan >6 par stock
❑ Untuk pelayanan operasi / tindakan tergantung:
✓ Jenis jumlah operasi perhari
✓ Bentuk: berlubang / tidak
✓ Ukuran: Besar, sedang, kecil
✓ Jenis linen:katun, drill
✓ Pakaian fungsional
PENGADAAN LINEN
• Material/ Bahan Ratio Par linen dan TT :
Harus disesuaikan dengan fungsi,
cara perawatan dan segi penampilan. ❑ 1 TT : 3-9 par linen
• Ukuran ❑ ICU :1 TT :6-10 par linen
Linen merupakan barang habis pakai, ✓ 1 par dipakai pasien
standar ukuran yang diperhitungkan tidak
dari penggunaan saja tapi dilihat dari
✓ 1 par di cuci
biaya pengadaan ✓ 1 par disimpan diruangan
• Linen sebaiknya diberi logo ✓ 1 par disimpan di gudang
• Pangadaan linen harus mempertimbangkan
faktor kapasitas RS FTKP, BOR, lama
pencucian dll
Himpunan Perawat
Pencegah dan Pengendali Infeksi
Indonesia
ALUR LINEN KOTOR

Infeksius
Linen kotor dari Dikirim ke
Mulai pasien rawat laundry
inap/rawat jalan Non Infeksius

Distribusi Gudang Linen non


Di keringkan Di pisah
penyimpanan steril
Di seterika Ditimbang Di
Sterilisasi Di pisahkan cuci
Distribusi Linen steril
CSSD
PROSES PENGELOLAAN LINEN
❑ Proses pencucian menggunakan air panas dengan
suhu 70 C dalam waktu 25 menit,dan pada suhu 95 C
❑Linen Infeksius adalah linen dalam waktu 10 menit
kotor yang terkontaminasi ❑ Proses pengeringan linen tebal pada suhu 70 C selama
darah dan cairan tubuh darah 10 menit, untuk linen tipis menggunakan mesin
/product darah pemerasan selama 5-8 menit.
❑ proses penyetrikaan menggunakan suhu 70-80 C
❑ Linen non infeksius adalah
❑ Penyimpanan linen steril pada lemari khusus dengan
linen kotor yang tidak suhu 22-24 C dan kelembaban 40-60%, penyimpanan
terkontaminasi cairan tubuh linen bersih dalam lemari tertutup dengan suhu 22-
darah dan produk darah. 27 C ,dengan kelembaban 45-76C.
❑ Distribusi linen menggunakan system FIFO ( First IN
First Out )agar peredaran barang selalu berputar dan
berganti dengan alur pintu tersendiri/loket.
LAUNDRY DI FKTP

Mesin cuci dibedakan antara infeksius dan non infeksius .


Dan apabila dalam keterbatasan bisa menggunakan mesin cuci
yang sama dengan pengaturan pencucian, infeksius dicuci
paling akhir setelah linen kotor selesai di cuci.
PERSYARATAN RUANG LAUNDRY
❑ Lokasi mudah dijangkau oleh unit yang ❑ Mempunyai kamar mandi untuk
memerlukan. petugas.
❑ Lantai terbuat dari beton, tidak licin ❑ Ada tempat limbah benda tajam.
❑ Ada saluran pembuangan air kotor ❑ Sarana cuci tangan.
❑ Mempunyai pintu terpisah untuk ❑ Tidak perlu kultur ruangan.
penerimaan linen kotor dan pintu ❑ Petugas harus memakai alat
tempat pendistribusian pelindung diri (sarung tangan,masker,
❑ Ada kran air bersih dengan kualitas dan gaun ,sepatu boots ,dll).
tekanan yang memadai
❑ Mempunyai mesin yang beda untuk
❑ Ada saringan alat yang telah dicuci.
mencuci linen kotor & linen infeksius
❑ Ada ruangan-ruangan yang terpisah
sesuai kegunaannya.
PROSES PENCUCIAN LINEN
KESIMPULAN
❑ Salah satu upaya pencegahan HAIs adalah melakukan DEKONTAMINASI
meliputi pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi
❑ Agar mutu sterilisasi terjamin baik diperlu kan kegiatan monitoring,
evaluasi dan tindak lanjut
❑ Penanganan linen diperlukan tenaga yang terampil dan terlatih
❑ Pengelolaan linen yang BENAR dapat memutus POTENSI TRANSMISI
infeksi
❑ Pengelolaan linen harus sesuai standar PPI lakukan monev untuk
meningkatkan kualitas pelayanan linen di FTKP (bersih, harum, halus dll)
❑ Ruang laundry harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
Bersama Cegah Infeksi
TERIMA KASIH

Lafkespri.org

Anda mungkin juga menyukai