Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PRANIKAH DAN

PRAKONSEPSI

PEMERIKSAAN FISIK PADA REMAJA DAN ANAMNESIS RIWAYAT MENSTRUASI

DOSEN PEMBIMBING : NUR SITIYAROH, S.SiT, M.KM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2

Dewi Agustin Eka Rahmawati 210604078


Dian Herawati 210604100
Idah Faridah 210604084
Lia Vidiawati 210604116
Wahyu Agustin 210604145
Yuni Nuraeni Astuti 210604094
Atria Dwi Wardhani 210604397
Eni Margi Lestari 210604400

i
STIKES ABDI NUSANTARA

Jalan Swadaya Kubah Putih RT RW 01/014 No. 07

Jati Bening Pondok Gede Bekasi

Tahun 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan
Kebidanan pada Remaja Pranikah dan Prakonsepsi yang berjudul “ Pemeriksaan Fisik pada
Remaja dan Anamnesis Riwayat Menstruasi”

Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
kelompok mahasiswa kebidanan kelas B, dosen serta orang tua kami yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini baik dukungan moril maupun materi.

Semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, agar kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya menjadi lebih baik.

Makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami berharap kepada pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

ii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian menstruasi ......................................................................................... 2
2.2 Siklus menstruasi ................................................................................................ 3
2.3 Jenis-jenis gangguan pada menstruasi ................................................................ 4

BAB III MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


3.1 Pengertian manajemen asuhan kebidanan............................................................ 9
3.2 Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP).................................................... 12

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 13
4.2 Saran .................................................................................................................... 13

iii
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial
yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang
berhubungan dengan system reproduksi, fungsi serta prosesnya. Kesehatan reproduksi
adalah keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, yang utuh dalam segala hal yang
berkaitan dengan fungsi, peran dari sistem reproduksi wanita. Pengetahuan kesehatan
reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang akan dapat mengenali
kelainan pada kesehatan reproduksinya sendini mungkin, terutama tentang menstruasi
(Kinanti, 2009).
Menstruasi adalah perubahan fisiologis pada wanita yang terjadi secara berkala
dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi.Periode ini penting dalam hal reproduksi,
biasanya terjadi dalam setiap bulan antara remaja sampai menopouse (Joseph, 2010).
Menstrurasi merupakan siklus yang kompleks dan berkaitan dengan psikologis-panca
indra, korteks cerebri, aksis hipotalamus-hipofisis-ovarial, dan endrogen (uterus-
indometrium dan alat seks sekunder) (Manuaba, 2008).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah ini, dimaksudkan agar penulis tidak melebar permasalahannya,
sehingga mudah untuk memahami hasilnya. Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi, siklus dan masalah yang terjadi pada saat menstruasi?
2. Bagaimana melaksanakan manajemen asuhan kebidanan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah yang ingin
dicapai oleh penulis yaitu mengetahui dan memahami definisi, siklus dan masalah yang
terjadi pada saat menstruasi dan cara melaksanakan manajemen asuahan kebidanan.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Melalui penulisan ini kami berharap dapat memberikan pengetahuan tentang
menstruasi dan masalah yang terjadi pada saat menstruasi.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI MENSTRUASI


Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai. Pada masa ini
tingkat kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas sudah
siap untuk dibuahi dan memiliki keturunan. Menstruasi terjadi saat lapisan dalam
dinding rahim luruh dan keluar dalam bentuk darah menstruasi.Dalam keadaan normal,
masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel telur yang matang
(ovulasi) pada siklus menstruasi (Misaroh, 2009).
Menstruasi adalah perubahan secara fisiologis pada wanita secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormone reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi,
biasanya terjadi setiap bulan antara remaja sampai menopose (Nugroho, 2010).
Menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari
dinding rahim perempuan secara periodik (Wulandari, 2011).
Menstruasi merupakan bagian dari proses regular yang mempersiapkan tubuh
wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang
dikendalikan oleh interaksi hormone yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar
dibawah otak depan dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai
berkembang dan menebal.Lapisan ini berperan sebagai penyongkong bagi janin yang
sedang tumbuh bila seorang wanita tersebut hamil.Hormone memberi sinyal pada telur
di dalam indung telur untuk mulai berkembang.Kemudian, sebuah telur dilepaskan dari
indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba falopi terus ke rahim. Bila telur
tidak dibuahi oleh sperma, lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai
luruh serta dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah dikenal dengan
periode menstruasi, berlangsung tiga sampai tujuh hari.
Pada waktu menstruasi terjadi pengelupasan dinding rahim (endometrium),
lapisan yang terkelupas akan digantikan oleh lapisan baru setelah masa menstruasi
berhenti. Sekitar 14 hari sebelum menstruasi berikutnya, lapisan permukaan rongga
rahim kembali sempurna yang artinya rahim dalam kondisi subur dan siap menerima
calon janin dan menjadi tempat kehamilan pada siklus menstruasi bulan berikutnya.
Selain itu terjadi pula pematangan sel telur yang dipengaruhi oleh hormone
progesterone.

2
Menstruasi adalah proses alami yang datang secara berulang setiap bulan pada
wanita dari masa pubertas hingga menjelang menopause. Kedatangan menstruasi secara
berulang setiap bulannyadisebut siklus menstruasi, normalnya siklus menstruasi adalah
28 hari. Namun, ada beberapa wanita yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur.
Siklus menstruasi yang beragam selain dipengaruhi faktor fisik dan kejiwaan,
dipengaruhi juga oleh hormone yang diproduksi tubuh wanita seperti Luteinizing
Hormone (LH), Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen.

2.2 SIKLUS MENSTRUASI


a. Pengertian Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan salah satu proses yang terjadi pada setiap bulan
dengan adanya tanda pada tubuh serta organ reproduksi wanita yang mengalami
perubahan. Yang mana apabila proses menstruasi ini terjadi biasanya diikuti dengan
terjadinya kehamilan.
Pada setiap bulannya sel telur akan dilepaskan oleh ovarium, di sisi lain akan
terjadi perubahan hormone yang membantu dalam kesiapan rahim untuk tempat bayi
berkembang.
Dalam hal ini apabila sel telur tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka sel
telur akan lepas serta lapisan rahim yang telah dipersiapkan tersebut meluruh dan keluar
melalui vagina.

b. Fase Terjadinya Menstruasi

Dalam siklus menstruasi yang umumnya akan terjadi pada setiap bulan, dialami
oleh wanita normal merupakan suatu tahap siklus menstruasi yang paling utama.

Fase ini akan terjadi dengan adanya sel telur yang telah dikeluarkan oleh ovarium
tidak kunjung dibuahi. Sehingga mengakibatkan kadar hormon progesterone dan juga
estrogen menurun.

Sehingga pada saat yang bersamaan lapisan Rahim yang telah menebal untuk
persiapan terjadinya kehamilan akan meluruh karena sudah tidak dibutuhkan dan akan
keluar dari rahim sebagai menstruasi. Selain dalam dalam bentuk darah, lendir serta
jaringan rahim juga ikut dikeluarkan melalui vagina.

3
Pada setiap orang yang mengalami fase ini, biasanya akan mengalami beberapa
hal yang pada setiap orangnya akan berbeda seperti payudara yang akan terasa nyeri dan
kencang, suasana hati yang sangat mudah berubah, perut kembung, kram perut, lebih
sensitif dan mudah marah, sakit pinggang, badan terasa lemas dan Lelah, serta sakit
kepala.

Umumnya untuk satu siklus yang terjadi, proses menstruasi akan terjadi sekitar 3
hingga 7 hari, akan tetapi tidak menutup kemungkinan dapat lebih.

 Fase Folikuler atau Fase Pra Ovulasi

Pada hari pertama terjadinya haid, para wanita umumnya akan mengalami fase
pra ovulasi atau fase folikuler yang mana suatu hormon FSH atau perangsang folikel
akan meningkat.

Keberadaan hormon tersebut akan memicu kelenjar hipofisis dalam


meningkatkan kadar hormon lutein atau LH serta FSH. Yang mana hormon FSH ini
akan membuat indung telur dapat menghasilkan 5 hingga 20 kantong kecil atau folikel.

Pada serangkaian proses yang terjadi, sel telur yang akhirnya matang adalah sel
telur yang paling sehat. Sedangkan untuk sisa folikel yang lain akan kembali diserap
tubuh.

Adanya folikel yang matang, dapat memicu hormon estrogen dalam hal
penebalan dinding rahim. Lapisan dinding rahim yang menebal tersebut bertujuan
sebagai tempat bagi embrio tumbuh karena terdapat banyak nutrisi.

Fase folikuler ini biasanya akan berlangsung sekitar 11 hingga 27 hari,


tergantung dari siklus menstruasi setiap wanita. Yang mana pada umumnya akan terjadi
selama 16 hari.

 Fase Ovulasi

Kelenjar pituitari yang dipicu oleh kadar estrogen yang meningkat pada fase pra
ovulasi akan melepaskan suatu hormon luteinizing atau sering disebut dengan LH.

Pada fase ini ovulasi yang sebenarnya telah dimulai. Yang mana biasanya terjadi
pada pertengahan siklus, selama kurang lebih 2 minggu sebelum menstruasi terjadi.

4
Saat ovarium melepaskan satu sel telur yang matang, inilah yang disebut dengan
ovulasi. Yang selanjutnya telur tersebut akan terus bergerak menuju tuba falopi untuk
kemudian menuju rahim. Untuk menunggu hingga bertemu dengan sperma, masa hidup
dari sel telur ini sangatlah singkat yaitu hanya sekitar 24 jam.

Dalam fase ini merupakan suatu fase yang paling memungkinkan untuk
terjadinya kehamilan, akan tetapi sel telur akan mati apabila dalam waktu sekitar 24
jam sel telur tidak dibuahi oleh sperma. Biasanya ketika fase ovulasi, akan terjadi
keputihan yang lengket serta kental dengan warna bening mirip seperti putih telur.

Suhu tubuh juga akan meningkat, dalam keadaan terendah suhu basal tubuh
dalam keadaan istirahat pada angka sekitar 35,5 hingga 36 derajat Celcius, dan saat
terjadinya fase ovulasi suhu basal tubuh akan meningkat menjadi 37 hingga 38 derajat
Celcius.

Apabila Anda merencanakan untuk hamil, karena fase ini sangat memungkinkan
untuk terjadinya proses kehamilan, Anda dapat mengukur suhu basal tubuh Anda
dengan termometer suhu tubuh yang dapat diletakkan pada ketiak, mulut, anus, ataupun
vagina pada lokasi serta waktu yang sama setiap harinya. Untuk waktu pengukuran
yang paling baik yaitu dilakukan pada pagi hari sebelum beraktivitas.

 Fase Luteal

Bentuk dari folikel akan mengalami perubahan ketika folikel melepaskan sel
telur, yaitu menjadi korpus luteum yang dapat memicu keluarnya hormon estrogen dan
juga hormon progesteron.

Hormone yang dilepaskan pada tahap ini memiliki peran untuk menjaga lapisan
rahim yang tebal serta siap sebagai tempat bagi sel telur yang dibuahi.

Hormon human chorionic gonadotropin atau hCG akan dihasilkan oleh tubuh,
yang mana hormon ini dapat menjaga korpus luteum dan juga lapisan rahim selalu
dalam keadaan tebal apabila terjadi proses kehamilan.

Namun apabila tidak, maka korpus luteum tersebut akan kembali menyusut serta
diserap kembali oleh lapisan rahim, sehingga kadar hormon progesterone dan estrogen
akan menurun dan lapisan rahim akan meluruh.

5
Pada fase ini apabila kehamilan tidak terjadi, umumnya para wanita akan
mengalami berbagai gejala sindrom pramenstruasi atau PMS dengan tanda seperti
perut yang terasa kembung, keadaan hati yang sangat sensitif, sakit kepala, payudara
terasa sakit dan membengkak, merasa terus ingin makan, sulit tidur, serta berat badan
yang bertambah.

Fase luteal ini umumnya akan terjadi selama 11 hingga 17 hari, akan tetapi rata-
rata yang dialami oleh para wanita dapat mencapai 14 hari.

c. Hormon Pengatur Fase Menstruasi


 Estrogen

Memiliki fungsi untuk mengatur siklus serta memiliki peran dalam pertumbuhan
lapisan rahim. Kadar hormone estrogen akan menurun apabila sel telur tidak dibuahi.

 Progesteron

Selain dapat memicu lapisan rahim dapat menebal, hormon ini juga dapat
mencegah terjadinya kontraksi pada otot rahim yang mengakibatkan sel telur tidak
dapat menempel.

 Hormon Luteinizing atau LH

LH dapat membantu untuk merangsang ovarium menghasilkan estrogen.

 Hormon Perangsang Folikel atau FSH

Hormone FSH ini berperan dalam membantu folikel untuk tumbuh dalam
ovarium serta melepaskan sel telur.

 Hormon Pelepas Gonadotropin atau GnRH

Hormon GnRH ini memiliki peran dalam mengendalikan serta merangsang


pelepasan FSH dan juga LH.

2.3 JENIS-JENIS GANGGUAN PADA MENSTRUASI


Gangguan menstruasi adalah kelainan yang terjadi pada siklus menstruasi. Ada
beragam gangguan menstruasi yang bisa dialami wanita, mulai dari darah haid yang
terlalu sedikit atau banyak, nyeri haid, hingga depresi menjelang menstruasi
atau premenstrual dysphoric disorder. 

6
Siklus menstruasi yang normal terjadi setiap 21-35 hari, dengan lama menstruasi
sekitar 4-7 hari. Namun terkadang, siklus menstruasi ini bisa terganggu. Gangguan
menstruasi bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit,
siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi yang terjadi lebih dari 7 hari, tidak
menstruasi lebih dari 3 bulan, atau bahkan tidak pernah haid sama sekali.
Gangguan menstruasi juga bisa disertai dengan keluhan berat, seperti nyeri dan
kram parah, hingga depresi menjelang menstruasi.
Jenis-Jenis Gangguan Menstruasi :
a. Amenorea
Amenorea dibagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan sekunder. Amenorea
primer adalah kondisi di mana seorang wanita sama sekali belum mengalami haid
hingga 16 tahun.
Sedangkan amenorea sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita usia subur
yang tidak sedang hamil dan pernah menstruasi sebelumnya, berhenti mendapatkan
menstruasi selama 3 bulan atau lebih.
Kedua jenis amenorea ini memiliki penyebab yang berbeda. Amenorea primer
dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan otak yang mengatur hormon
menstruasi, atau masalah pada indung telur (ovarium) atau rahim.
Sedangkan penyebab amenorea sekunder adalah:
 Kehamilan.
 Menyusui.
 Menopause.
 Penurunan berat badan yang berlebihan.
 Penyakit tertentu, seperti penyakit tiroid, polycystic ovarian syndrome
(PCOS), dan tumor otak di bagian kelenjar pituitari atau hipofisis.
 Gangguan rahim, seperti miom atau polip dalam rahim.
 Stres berat.
 Efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi, obat penunda haid, dan
antidepresan.
 Penggunaan kontrasepsi, seperti pil KB, KB suntik, dan IUD.
Selain itu, kekurangan gizi atau malnutrisi dan olahraga yang berlebihan juga bisa
menyebabkan wanita mengalami amenorea.

7
b. Dismenorea
Dismenorea adalah kondisi di mana wanita mengalami nyeri saat menstruasi,
umumnya pada hari pertama dan kedua haid. Gejalanya berupa nyeri atau kram di
perut bagian bawah yang terus berlangsung, dan terkadang menyebar hingga ke
punggung bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut juga bisa disertai sakit kepala,
mual, dan muntah.
Dismenorea ini bisa terjadi karena kadar hormon prostaglandin yang tinggi
saat hari pertama haid. Setelah beberapa hari, hormon ini akan berkurang kadarnya
hingga dapat membuat nyeri haid ikut mereda. Nyeri haid jenis ini biasanya akan
mulai berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan.
Selain karena hormon prostaglandin, dismenorea juga bisa terjadi karena
adanya kelainan sistem reproduksi wanita, seperti:
 Endometriosis
 Miom rahim
 Kista atau tumor di rahim
 Radang panggul
 Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
Berbeda dengan dismenorea yang normal terjadi karena peningkatan hormon
prostaglandin, dismenorea karena penyakit tertentu biasanya akan berlangsung
lebih lama dan semakin memburuk seiring bertambahnya usia.
c. Menorrhagia
Menorrhagia adalah gangguan menstruasi berupa keluarnya darah menstruasi
secara berlebihan atau dalam jumlah yang terlampau banyak, sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari. Ini termasuk durasi haid yang berlangsung lebih dari
menstruasi normal, yakni lebih dari 5-7 hari.
Wanita dengan gangguan menstruasi menorrhagia akan mengalami beberapa
keluhan berikut ini:
 Darah yang keluar dari vagina terlalu banyak, sehingga harus mengganti
pembalut tiap jam.
 Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan.
 Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat tidur.
 Mengalami gejala anemia, misalnya lemas, pucat, atau sesak napas.
 Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah selama lebih dari satu hari.

8
Menorrhagia bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari perubahan pola makan,
sering olahraga, gangguan hormon, infeksi atau peradangan di vagina dan leher
rahim, gangguan tiroid, miom dan polip di rahim, gangguan pembekuan darah,
hingga kanker rahim atau kanker serviks.

d. Oligomenorea
Oligomenorea adalah kondisi ketika seorang wanita jarang sekali mengalami
menstruasi, yakni jika siklus menstruasinya lebih dari 35-90 hari atau mendapat
haid kurang dari 8-9 kali dalam kurun waktu setahun.
Oligomenorea sering dialami remaja yang baru memasuki pubertas dan wanita yang
memasuki masa menopause. Gangguan menstruasi ini merupakan dampak dari
aktivitas hormon yang sedang tidak stabil di fase-fase tersebut.
Di samping itu, ada beberapa hal lain yang mungkin jadi
penyebab oligomenorrhea, yaitu:
 Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik.
 Sering melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat.
 Gangguan ovulasi.
 Penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom polikistik
ovarium (PCOS).
 Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia.
 Masalah psikologis, seperti stres dan depresi.
 Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antipsikotik dan antiepilepsi.
e. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)
Menjelang menstruasi, tidak sedikit wanita mengalami nyeri atau kram perut
ringan, sakit kepala, dan keluhan psikologis, seperti perubahan mood, merasa
cemas, gelisah, hingga mudah emosi. Gejala-gejala yang muncul mendekati datang
bulan ini disebut dengan PMS atau premenstrual syndrome.
Namun jika gejala PMS yang dirasakan cukup berat hingga mengganggu aktivitas
sehari-hari, maka kondisi ini disebut PMDD. Selain nyeri haid yang disertai sakit
kepala, gejala PMDD bisa berupa sedih berlebihan (disforia), gelisah, susah tidur,
makan berlebihan, sulit konsentrasi, depresi, merasa lemas dan tidak berenergi,
hingga muncul ide atau keinginan untuk bunuh diri.

9
Penyebab PMDD dan PMS belum diketahui secara pasti, namun diduga karena
adanya kelainan zat kimia di otak yang mengatur mood. Salah satu zat kimia ini
adalah serotonin.
Selain itu, ada beberapa hal yang diduga turut berperan dalam munculnya kondisi
ini, seperti:
 Faktor keturunan
 Kelebihan berat badan
 Jarang berolahraga
 Penyakit tiroid
 Konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang
Untuk memastikan penyebab gangguan menstruasi, diperlukan serangkaian
pemeriksaan oleh dokter. Pemeriksaan ini meliputi peninjauan riwayat menstruasi,
pemeriksaan fisik, serta tes penunjang berupa tes darah, hingga
USG, histerosalpingografi, dan MRI.
Beberapa pemeriksaan lain yang mungkin dilakukan untuk menemukan penyebab
gangguan menstruasi adalah pap smear, biopsi rahim, dan histeroskopi.
Penanganan untuk setiap jenis gangguan menstruasi berbeda, tergantung pada
penyebabnya. Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter
guna mendapatkan penanganan yang sesuai. Penanganan gangguan menstruasi bisa
berupa pemberian obat-obatan hingga operasi.
Gangguan menstruasi yang terjadi hanya sesekali biasanya tergolong normal dan
tidak perlu dikhawatirkan. Namun jika gejala-gejalanya sering muncul dan sudah
berlangsung dalam jangka waktu yang lama, Anda disarankan untuk
segera berkonsultasi ke dokter.

10
BAB III
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

3.1 PENGERTIAN MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu
keputusan yang terfokus pada klien.
a. Langkah- langkah asuhan kebidanan menurut varney:
1) Pengumpulan data dasar secara lengkap
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
a) Data subjektif / anamnesa
Nama : untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.
Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas.
Suku/bangsa : untuk mengetahui adat istiadat sehingga
mempermudah dalam melaksanakan tindakan
kebidanan.
Agama : untuk memperoleh informasi tentang agama yang
dianut.
Pendidikan : Untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau
dalam memberikan informasi mengenai suatu hal
dengan menggunakan cara yang sesuai dengan
pendidikan .
Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah ibu terlalu lelah dalam
pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan
tubuh.
b) Data objektif
1) Keadaan Umum : Bagaimana keadaan pasien
2) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah
Nadi : untuk mengetahui nadi pasien
Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien

11
Suhu : Untuk mengetahui suhu pasien
3) Pemeriksaan fisik
Kepala : untuk mengetahui warna dan kebersihan kepala
Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah.
Mata : untuk melihat sklera dan konjungtiva.
Hidung : untuk mengetahui adanya pengeluaran sekret dan
kelainan di hidung.
Telinga : untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen.
Mulut : untuk mengetahui gigi, gusi, dan bibir dalam keadaan
normal.
Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar
tiroid, limfe dan vena jugularis.
Payudara : untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan puting,
cairan yang keluar dan hiperpigmentasi areola.
Abdoment : untuk mengetahui pembesaran abdomen, bekas luka,
dan leopold.
Genetalia : untuk mengetahui adanya varices, tanda-tanda
infeksi dan pengeluaran pada vagina.
Anus : untuk mengetahui adanya hemoroid.
Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.
4) Pemeriksaan penunjang laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan saat
pemeriksaan.
2) Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diidentifikasikan
sehingga ditemukan masalah atau masalah yang spefisik. Interpretasi data
terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah dan diagnosa kebutuhan.
Interpretasi data pada remaja dengan dismenorea primer adalah :
a) Diagnosa kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan
dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Dasar diagnosa
tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan pasien tentang rasa nyeri

12
pada saat menstruasi, akibat rasa nyeri pada aktifitas, waktu rasa nyeri terjadi.
Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta
hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan lengkap
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang.
b) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil pengkajian
atau yang menyertai diagnosis. Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak.
Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang
dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak.Masalah pada
kasus ini yaitu dismenorea primer dengan keluhan nyeri pada perut bagian
bawah dan kram pada perut sebelum menstruasi dan selama menstruasi.
c) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisis data.Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan
pengkajian.Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal ini
klien tidak menyadari.Kebutuhan klien pada dismenorea primer yaitu
informasi mengenai dismenorea primer, nutrisi, dan motivasi dari keluarga.
3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah
diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah tetapi juga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang
rasional atau logis.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh
bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap
penyimpangan abnormal.
5) Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi. Rencana harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua

13
aspek kesehatan dan disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien).
6) Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman. Langkah ini
merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secara efisien dan aman.
Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim kesehatan
lainnya. Selama melakukan tindakan intervensi, bidan menganalisa dan
memonitor keadaan kesehatan pasiennya.
7) Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk menilai
mengapa proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta melakukan
penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.

3.2 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN (SOAP)


1) Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui
anamnesis sebagai langkah pertama.
2) Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
3) Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif
dan objektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosis atau masalah
b. Antisipasi diagnosis / masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi / kolaborasi
dan / atau rujukan sebagai langkah II, III,dan IV
4) Penatalaksanaan
Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari rujukan.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Menstruasi, haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh
wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-
Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia,
hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku
umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang
siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari,
kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari paling lama 15
hari. Jika darah keluar lebih dari 15 hari maka itu termasuk darah penyakit.
Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10 mL hingga 80 mL per hari
tetapi biasanya dengan rata-rata 35 mL per harinya.

4.2 SARAN
Segala bentuk pelayanan asuhan kebidanan yang diberikan semata-mata adalah
untuk membantu kesejahteraan dan meningkatkan kesehatan pasien. Untuk itu segala
proses pelaksanaan perlu kerjasama dan komunikasi antar pihak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ade. 2011. Perlindungan Kesehatan Reproduksi Bagi Pekerja Perempuan.


http://politikana.com/baca/2011/05/01/perlindungan-kesehatan- reproduksi-bagi-pekerja-
perempuan.html.

Baziad Ali, Jacoeb T.Z. 2003. Anovulasi:Patofisiologi dan penangananya edisi 2,FKUI:Jakarta

Burns August. 2009. Mengatasi Persoalan Kesehatan Reproduksi Dan Seksual


Perempuan.Insistpress:Yogyakarta.

Dokterku-Online.2012. Nyeri Haid.Tersedia dalam : http://www.dokterku-


online.com/index.php/article/48-nyeri-haid

Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta

Harry. 2007. Mekanisme endorphin dalam tubuh. Tersedia dalam Http://


klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc+endorphin+dalam+tubuh.

Hestiantoro, A. 2008.Masalah Gangguan Haid dan Infertilitas.Jakarta : Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai