Anda di halaman 1dari 15

Prinsip Pencegahan Infeksi

PRINSIP
PENCEGAHAN
INFEKSI

Disampaikan Oleh :

JANES JAINURAKHMA, S.Kp.

INFEKSI :

Berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya respon imunologik dengan
gejala klinik atau tanpa gejala klinik

Manusia host / penjamu

Penyakit agent

Transmisi kuman adalah :

Proses masuknya kuman ke dalam penjamu sehingga timbul radang / penyakit

Cara penularan infeksi :

Kontak
Langsung, tidak langsung, droplet
Udara
Debu, kulit lepas
Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
Vektor / serangga
Nyamuk, lalat

Pengertian prinsip pencegahan infeksi :

Suatu usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko penularan infeksi mikro
organisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan ( Nakes )

Tujuan :

Mengurangi terjadinya infeksi

Memberikan perlindungan terhadap klien, nakes

komponen proses terjadinya penyakit :

Reservoir

Penyebab penyakit

Jalan masuk

Cara keluarnya penyebab penyakit dari host

Kepekaan Penjamu

Tindakan pencegahan
penyakit :

Cuci tangan
Memakai sarung tangan
Memakai perlengkapan pelindung
Menggunakan tehnik aseptik
Memproses alat bekas pakai
Menangani peralatan tajam dengan aman
Menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan serta pembuangan sampah secara benar
CUCI TANGAN :
aspek yang paling penting

Ada 2 kategori organisme yang ada di

Organisme residen ( flora normal )

S. aureus, diphteroids ( tidak hilang secara permanen )

Organisme transien

Karena kontak, contoh : E. Colli (mudah dihilangkan dengan cuci tangan efektif)

Mengapa kita perlu mencuci tangan :

Penanganan pasien dengan kontak tangan

Kontaminasi flora normal pasien kontak perubahan flora normal patogen

Apa yang harus digunakan untuk mencuci tangan :

Dekontaminasi tangan rutin dengan sabun dan air mengalir

Desinfeksi kulit ( hibiscrub, handyclean )

Kapan kita harus mencuci tangan :

Sebelum dan sesudah melakukan tindakan

Setelah kontak dengan cairan tubuh

Setelah memegang alat yang terkontaminasi ( jarum, cucian )


Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien di ruang isolasi

Setelah menggunakan kamar mandi

Sebelum melayani makan dan minum

Pada saat akan tugas dan akhir tugas

PELINDUNG DIRI

1. Cuci tangan

2. Pemakaian sarung tangan

Sarung tangan steril

Sarung tangan DTT

Sarung tangan bersih

Sarung tangan rumah tangga

3. Pemakaian masker

4. Pemakaian gaun

Steril kamar bedah

Non Steril ICU, kamr bayi, KB

Skort Celemek plastik

5. Pemakaian kacamata pelindung

6. Pemakaian sepatu boot / sepatu tertutup


7. Kap

8. Duk

ASEPSIS dan TEKHNIK ASEPTIK

Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi


untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang
sering menyebabkan infeksi

Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada


permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan
barang-barang yang lain)

ANTISEPSIS

Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir


atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial
(antiseptik)

KRITERIA PEMILIHAN ANTISEPTIK :

1. Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram positif.


Negatif, Tb, fungi, endospora)

2. Efektivitas

3. Kecepatan aktivitas awal

4. Efek residu

Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan

5. Tidak mengakibatkan iritasi kulit

6. Tidak menyebabkan alergi


7. Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.

Contoh larutan antiseptik :

Alkohol (60%- 90%)

Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)

contoh : Hibiscrub, Hibitane

Klorheksidin Glukonat (2%)

Contoh : Savlon

Heksaklorofen (3%)

Contoh : pHisoHex tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti mukosa vagina

Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)

Contoh : Dettol tidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat membuat
iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan
tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir

Iodofor (7,5-10%)

Contoh : Betadine

Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin

Contoh : Yodium tinktur

Triklosan (0,2-2%)

Mikroorganisme :

Agen penyebab infeksi


Termasuk didalamnya :bakteri, virus, fungi, parasit

Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri dibagi menjadi 3 kategori :

Vegetatif contoh : stafilokokus

Mikobakteria, contoh : tuberkolosis

Endospora, contoh : tetanus

Endospora paling sulit dibunuh disebabkan oleh lapisan pelindungnya

Sterilisasi

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri,


jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau
instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven),
sterilan kimia atau radiasi

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali


endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau
penggunaan desinfektan kimiawi

DESINFEKTAN :

Adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme

Contoh larutan desinfektan :

Klorin pemutih 0,5%


untuk dekontaminasi permukaan yang lebar

Klorin 0,1%

Untuk DTT kimia

Glutaraldehida 2%

mahal harganya biasa digunakan untuk DTT kimia atau sterilisasi kimia

Fenol, klorin

tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi baru lahir

DEKONTAMINASI :

Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan
(menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)

Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah terpapar


darah atau cairan tubuh

PEMBERSIHAN (Mencuci dan membilas) :

Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan, tubuh, benda
asing dari kulit atau instrumen.
STERILISASI :

1. STERILISASI UAP

121 C , tekanan pada 106 kPa

20 ' untuk alat tidak terbungkus

30 ' untuk alat yang dibungkus

STERILISASI PANAS KERING (OVEN)

170 C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai setelah suhu yang diinginkan
tercapai

160 C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam

STERILISASI KIMIA

Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-kurangnya 10 jam

Formaldehid 8 %, direndam 24 jam


Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum disimpan

DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :

1. DTT dengan merebus

Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih

Merebus 20 dalam panci tertutup

Seluruh alat harus terendam

Jangan menambah alat apapun ke air mendidih

Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah tertutup dan kering yang telah di
DTT, maksimal 1 minggu

2. DTT dengan mengukus

Selalu kukus 20 dalam kukusan

Kecilkan api sehingga air tetap mendidih

Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap

Jangan pakai lebih dari 3 panci uap

Keringkan dalam kontainer DTT

DTT dengan kimia :

Desinfektan kimia untuk DTT

klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%


Langkah-langkah DTT Kimia :

DEkontaminasi Cuci+bilas keringkan

Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20

Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara

Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT

CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN :

Jumlah bagian (JB) air = % larutan konsentrat 1

% larutan yang diinginkan

JB air = 5,0% - 1 = 10 1 = 9

0,5%

Jadi tambahkan 9 bagian air (air tidak perlu dimasak) kedalam 1 bagian larutan
klorin konsentrat

Terdapat rumus 9 : 1

Air : Klorin

Contoh soal :

Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 500 cc


Buat larutan klorin 0,5% sebanyak 1 liter

Jawab :

Air = 9 x 500 cc = 450 cc


10

Klorin = 1 x 500 cc = 50 cc

10 500 cc

1 liter = 1000 cc

Air = 9 x 1000 cc = 900 cc

10

Klorin = 1 x 1000 cc = 100 cc

10 1000 cc

PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH

Tujuan :

Melindungi petugas pembuangan sampah dari perlukaan

Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan

Mencegah penularan infeksi terhadap para petugas kesehatan

Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya

Membuang bahan bahan berbahaya (bahan toksik dan radioaktif) dengan aman

Sampah medis terbagi 2 :

Tidak terkontaminasi

Tidak memberikan resiko infeksi


Contoh : kertas, kardus, botol, wadah plastik yang digunakan didalam klinik

Dapat dibuang ditempat sampah umum

Terkontaminasi

Membawa mikroorganisme yang mempunyai potensi menularkan infeksi kepada


orang yang kontak baik nakes maupun masyarakat

Contoh : bekas pembalut luka, sampah dari kamar operasi (jaringan, darah,
nanah,kasa, kapas,dll), dari laboratorium (darah, tinja, nanah, dahak, dll), alat-alat
yang dapat melukai (jarum suntik, pisau)

Sampah lain yang tidak mengandung bahan infeksius tetapi digolongkan berbahaya
karena mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan

Bahan kimia atau farmasi (misal kaleng atau botol yang mengandung obat
kadaluwarsa, vaksin, reagen desinfektan)

Sampah sitotoksik (misal obat-obat untuk kemoterapi)

Sampah yang mengandung logam berat (misal air raksa dari termometer yang
pecah, bahan bekas gigi,dll)

Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat didaur ulang (misal kaleng penyembur)
yang dapat meledak bila dibakar.
PENGGUNAAN PERAALATAN TAJAM SECARA AMAN

Hati-hati saat melakukan penjahitan agar tidak tertusuk jarum secara tidak
sengaja

Jangan menutup kembali, memelengkungkan, mematahkan atau melepaskan


jarum yang akan dibuang

Buang benda-benda tajam dalam wadah anti bocor dan segel dengan perekat
jika sudah dua pertiga penuh wadah benda tajam tadi harus dibakar dalam
insinerator

Jika tidak dapat dibakar dalam insinerator maka jarum harus dibilas 3x
dengan larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi. Tutup lagi ujung jarum dengan
penutupnya menggunakan tehnik satu tangan (one hand tehnik) lalu ditanam dalam
tanah.

Tempat sampah hitam sampah tidak kontaminasi

Tempat sampah kuning sampah terkontaminasi

SHARP CONTAINER !!!

Anda mungkin juga menyukai