Anda di halaman 1dari 9

MACAM-MACAM DAN CARA PENYUNTIKAN

1. SUNTIKAN INTRAVENA (I.V)


Pengertian : Penyuntikan obat suntikan ke dalam pembuluh darah vena.
Lokasi: Pada vena-vena anggota gerak.
Sudut : 15-30
2. SUNTIKAN INTRACUTAN (I.C)
Pengertian : Penyuntikan obat ke dalam jaringan kulit
Lokasi: Pada lengan bawah bagian dalam atau ditempat yang dianggap
perlu.
Sudut : 15-20

3. SUNTIKAN INTRAMUSKULAR (I.M)


Pengertian : Penyuntikan obat ke dalam jaringan otot (nutscolus)
Lokasi : - Pada otot pangkal lengan.
- Pada otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah pada sebelah luar
- Pada otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian dari sina iliaca anterior
(S.I.A.S)

superior

Sudut : 90
4. SUNTIKAN SUBCUTAN (S.C)
Pengertian : Penyuntikan obat di bawah kulit, misal : penyuntikan insulin pada
pasien DM.
Lokasi : - Pada lengan atas sebelah luar.
- Pada pahaa bagian luar.
- Daerah dada
Sudut : 45

TEHNIK ASPIRASI
Walaupun aspirasi tidak lagi dilakukan pada metode injeksi subkutan, pada
penyuntikan intramuscular dan intravena prosedur ini harus dilakukan. Apabila pada
injeksi intramuscular secara tidak sengaja ujung jarum menembus pembuluh darah,
maka obat yang disuntikkan akhirnya masuk secara intravena. Hal ini dapat
mengakibatkan terbentuknya emboli sebagai akibat reaksi komponen kimia dari
obat tersebut.
TEHNIK ASPIRASI
Walaupun aspirasi tidak lagi dilakukan pada metode injeksi subkutan, pada
penyuntikan intramuscular dan intravena prosedur ini harus dilakukan. Apabila pada
injeksi intramuscular secara tidak sengaja ujung jarum menembus pembuluh darah,
maka obat yang disuntikkan akhirnya masuk secara intravena. Hal ini dapat
mengakibatkan terbentuknya emboli sebagai akibat reaksi komponen kimia dari
obat tersebut.
Apabila ini terjadi, dan tehnik injeksi yang Anda lakukan adalah injeksi intravena,
maka prosedur yang Anda lakukan sejauh ini benar. Jarum telah memasuki

pembuluh darah, dan obat kini siap dimasukkan langsung ke pembuluh darah balik
tersebut.
Apabila darah masuk tertarik, dan tehnik injeksi yang Anda lakukan adalah
intramuscular, maka prosedur yang Anda lakukan salah. Jarum yang semestinya
mencapai jaringan otot rupanya bersarang di pembuluh darah.Hal ini biasanya
terjadi karena lokasi injeksi kurang tepat. Cabut jarum dan ulangi prosedur
penyuntikan dari awal.
TEHNIK DESINFEKSI KULIT DI LOKASI SUNTIKAN
Walaupun tehnik desinfeksi kulit dengan kapas alkohol sebelum prosedur
penyuntikan sudah dikenal luas, pada kenyataannya ada perbedaan temuan.
Misalnya menggunakan kapas alkohol sebelum menyuntikkan insulin secara
subkutan seringkali membuat kulit menjadi mengeras karena efek alkohol.
Dann (1969) dan Koivisto & Felig (1978) menemukan bahwa tehnik desinfeksi
dengan alkohol tidak selalu mutlak diperlukan, dan ketika prosedur itu ditiadakan,
rupanya angka infeksi post-injeksi yang terjadi tidak lebih banyak daripada yang
dilakukan swab alkohol sebelumnya.
Para ahli berpendapat bahwa apabila pasien tampak bersih secara fisik, dan tenaga
medis juga mengikuti standar asepsis yang benar, desinfeksi kulit sebelum
penyuntikan intramuscular adalah tidak perlu. Dan apabila memang dipandang
perlu,maka kulit itu harus diswab dengan kapas alkohol selama 30 detik, dan
kemudian tunggu 30 detik lagi agar kulit menjadi kering lagi.
Jika injeksi dilakukan sebelum kulit kering, masih ada kemungkinan bakteri belum
mati, dan malah bersama-sama dengan alkohol bisa saja ikut menginokulasi lokasi
penyuntikan sehingga meningkatkan risiko infeksi.

INJEKSI INTRAMUSCULAR
Adalah tindakan menyuntikkan obat ke dalam otot yang terperfusi baik,
sehingga akan mampu memberikan efek sistemik dalam waktu yang singkat, dan
juga biasanya mampu menyerap dalam dosis yang besar. Lokasi penyuntikan harus
dipertimbangkan dengan mengingat kondisi fisik pasien, usia pasien, dan jumlah
obat yang akan diberikan. Apabila pada lokasi suntikan yang diinginkan terdapat
pembengkakan, peradangan, infeksi, ataupun terdapat lesi dalam bentuk apapun,
penyuntikan di lokasi ini harus dihindari.
LOKASI
Terdapat lima lokasi penyuntikan intramuscular yang sudah terbukti bahwa obatnya
akan diabsorbsi dengan baik oleh tubuh.

1. PADA DAERAH LENGAN ATAS (DELTOID)


Mudah dan dapat dilakukan pada berbagai posisi, namun kekurangannya area
penyuntikan paling kecil, dan jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).
Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cm tepat di bawah tonjolan acromion
Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis atau n.radialis. Hal ini
terjadi apabila kita menyuntik lebih jauh ke bawah daripada yang seharusnya
Minta pasien untuk meletakkan tangannya di pinggul (seperti gaya seorang
peragawati), dengan demikian tonus ototnya akan berada kondisi yang mudah
untuk disuntik dan dapat mengurangi nyeri

2. PADA DAERAH DORSOGLUTEAL (GLUTEUS MAXIMUS)


Paling mudah dilakukan, namun angka terjadi komplikasi paling tinggi.
Hati-hati terhadap n.sciatus dan a.glutea superior
Gambarlah garis imajiner horizontal setinggi pertengahan glutea, kemudian buat
dua garis imajiner vertical yang memotong garis horizontal tadi pada pertengahan
pantat pada masing-masing sisi. Suntiklah di regio glutea pada kuadran lateral atas.
Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien berbaring ke samping dengan
lutut sedikit fleksi.

3. PADA DAERAH VENTROGLUTEAL (GLUTEUS MEDIUS)


Letakkan tangan kanan Anda di pinggul kiri pasien pada trochanter major (atau
sebaliknya). Posisikan jari telunjuk sehingga menyentuh SIAS. Kemudian gerakkan
jari tengah Anda sejauh mungkin menjauhi jari telunjuk sepanjang crista iliaca.
Maka jari telunjuk dan jari tengah Anda akan membentuk huruf V.
Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan menembus m.
gluteus medius.
Volume ideal antara 1-4 ml

4. PADA DAERAH PAHA BAGIAN LUAR (VASTUS LATERALIS)


Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha
bagian luar.
Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau
sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).

5. PADA DAERAH PAHA BAGIAN DEPAN (RECTUS FEMORIS)


Pada orang dewasa, m. rectus femoris terletak pada sepertiga tengah paha
bagian depan.
Pada bayi atau orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau
sedikit dicubit untuk membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan
auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya menggunakan
tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka bawa kemana-mana.

PROSEDUR TINDAKAN
Siapkan obat yang akan disuntikkan, masukkan ke dalam syringe.
Pertama-tama, pastikan identitas pasien. Anda tidak mau menyuntikkan obat ke
pasien yang salah.
Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman, dan juga mudah serta ideal bagi
Anda untuk melakukan injeksi yang diinginkan.
Tentukan lokasi penyuntikan yang benar sesuai dengan petunjuk di atas.
Bersihkan kulit di atasnya dengan alkohol atau cairan desinfektan lain.
Pegang syringe dengan tangan dominan Anda (gunakan ibu jari dan jari telunjuk).
Gunakan tangan non-dominan untuk mengencangkan kulit di sekitar lokasi
suntikan.
Masukkan jarum sehingga menembus otot yang dicari. Gunakan pengetahuan
anatomi Anda untuk memperkirakan kedalaman jarum.

Lakukan aspirasi.Bila tidak ada darah, lanjutkan. Bila ada darah, cabut jarum,
ulangi prosedur.
Masukkan obat dengan perlahan (1 ml per 10 detik) sampai dosis yang diinginkan
tercapai.
Setelah usai, tarik jarum syringe. Tergantung jenis obat yang dimasukkan, ada
beberapa obat yang memerlukan pemijatan ringan untuk membantu penyerapan,
namun ada pula yang tidak. Pahami secara menyeluruh obat yang Anda suntikkan,
atau silahkan baca rekomendasi dari pabrik pembuat obat.
Pisahkan jarum dari syringe. Buang keduanya di tempat sampah khusus sampah
medis.
Periksa lokasi suntikan sekali lagi untuk memastikan bahwa tidak ada
perdarahan, pembengkakan, atau reaksi-reaksi lain yang terjadi.
Catat dalam rekam medis pasien jenis obat yang dimasukkan, jumlahnya, dan
waktu pemberian.

TEHNIK INJEKSI
Sudut masuk jarum berperan penting dalam derajat nyeri pasien saat injeksi. Injeksi
intramuscular sebaiknya dilakukan dengan memasukkan jarum tegak lurus dengan
kulit (90 derajat) untuk memastikan jarumnya mengenai otot yang dimaksud.
Penelitian oleh Katsma dan Smith (1997) menemukan bahwa perawat-perawat di
Inggris tidak selalu menyuntikkan jarum 90 derajat pada injeksi intramuscular, dan
rupanya hal ini berpengaruh pada penilaian derajat nyeri yang dirasakan pasien.
Tehnik injeksi yang dilakukan hampir di seluruh dunia adalah dengan cara
mengencangkan kulit di sekitar lokasi injeksi dengan tujuan: (Stilwell, 1992)
1. Memudahkan penusukan jarum. Jarum akan lebih mudah menusuk kulit dengan
sudut 90 derajat apabila kulit yang ditusuk berada dalam keadaan teregang.
2. Dengan teregangnya kulit, maka secara mekanis akan membantu mengurangi
sensitivitas ujung-ujung serat saraf di permukaan kulit.
TEHNIK Z-TRACK
Selama dua dekade terakhir, telah berkembang tehnik penyuntikan intramuscular
yang disebut tehnik Z-track. Keen (1986) pertama kali mengemukakan dalam
penelitiannya bahwa tehnik ini mampi mengurangi sensasi nyeri dan juga mampu
meminimalkan kebocoran (obat yang disuntikkan masuk ke ruang sub kutis pada
saat jarum dicabut ). Tehnik ini dilakukan dengan cara menarik kulit di atas lokasi
suntikan ke arah lain, kurang lebih sejauh 1-2 cm. Hal ini akan menggerakkan

jaringan cutan dan subcutan yang ada di atas otot yang akan disuntik. Ingatlah
bahwa target suntikan adalah otot, sehingga ketika menarik kulit tersebut kita tidak
melepaskan mata kita dari lokasi suntikan yang benar. Kemudian lakukan
penyuntikan seperti biasa, dan ketika usai menarik jarum, lepaskan kulit yang
sedari tadi Anda pegang. Hal ini mengakibatkan luka penetrasi jarum di jaringan
otot akan ditutupi oleh jaringan kutis dan subkutis yang intak. Menggerakkankan
anggota gerak yang disuntik setelahnya juga dipercaya dapat membantu proses
penyerapan obat karena hal itu akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang
disuntik
INJEKSI SUBKUTAN
Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikkan akan diabsorpsi oleh
tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption).
Biasanya volume obat yang disuntikkan terbatas pada 1-2 ml per sekali suntik.
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikkan jarum menyudut 45 derajat dari
permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutis
dari jaringan otot. Peragallo & Dittko (1997) menggunakan CT scan dalam penelitian
mereka dan menemukan bahwa injeksi subkutan sering kali masuk ke jaringan otot,
terutama bila dilakukan pada daerah abdomen atau paha. Hal ini berbahaya karena
insulin yang disuntikkan ke otot akan diserap lebih cepat oleh tubuh dan sebagai
akibatnya akan terjadi goncangan kadar glukosa darah yang dapat membawa
pasien ke kondisi hipoglikemia.
Dari studi yang sama juga didapatkan bahwa suntikan subkutan dipercaya tidak lagi
memerlukan aspirasi. Dari gambaran CT scan ditemukan bahwa suntikan dengan
tehnik subkutan hampir tidak pernah menembus pembuluh darah. Springhouse
Corporation (1993) bahkan menyatakan bahwa apabila penyuntikan subkutan
diawalin dengan aspirasi, akan meningkatkan risiko terjadinya hematom di area
subkutan.
NB: Sejak 1994 perkembangan terapi injeksi insulin sangat cepat. Saat ini jarum
alay suntik insulin bermerk sudah dibuat sedemikian rupa sehingga dengan sudut
90 derajat dengan kulit, insulin dapat masuk ke jaringan subkutan. Oleh karenanya
jangan heran melihat orang diabetes menyuntikkan insulin ke pahanya sendiri
dengan sudut masuk jarum tegak lurus dengan kulit
INJEKSI INTRAVENA
Tehnik ini digunakan apabila kita ingin obat yang disuntikkan akan diabsorpsi oleh
tubuh dengan pelan dan berdurasi panjang (slow and sustained absorption).
Biasanya volume obat yang disuntikkan terbatas pada 1-2 ml per sekali suntik.
Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikkan jarum menyudut 45 derajat dari
permukaan kulit. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutis
dari jaringan otot. Peragallo & Dittko (1997) menggunakan CT scan dalam penelitian

mereka dan menemukan bahwa injeksi subkutan sering kali masuk ke jaringan otot,
terutama bila dilakukan pada daerah abdomen atau paha. Hal ini berbahaya karena
insulin yang disuntikkan ke otot akan diserap lebih cepat oleh tubuh dan sebagai
akibatnya akan terjadi goncangan kadar glukosa darah yang dapat membawa
pasien ke kondisi hipoglikemia.
MEMPERKIRAKAN TEMPAT KATUP VENA, DAN MENGHINDARINYA
Karena kita akan menyuntikkan obat dengan jarum ke dalam vena, adalah penting
bagi kita untuk menghindari katup vena. Apabila katup vena ini tidak sengaja
tertusuk, maka dapat menyebabkan kerusakan permanen pada katup tersebut, dan
bahkan dapat menyebabkan kolaps pada vena yang bersangkutan. Katup-katup ini
ada dengan tujuan untuk mencegah alirah darah balik pada vena (mencegah aliran
darah menjauhi jantung). Untuk mengetahui dimana saja terdapat katup ini,
lakukan tekanan ke arah distal pada vena yang bersangkutan. Hal ini bertujuan
mendorong darah yang ada di vena balik ke arah distal, mendekati katup terakhir
yang dilewatinya. Ikuti tekanan itu dan akan Anda temukan nantinya ada tempat
tertentu dimana darah yang Anda dorong itu tidak dapat lewat lagi. Di tempat
itulah terdapat katup vena. Sekarang Anda tahu di tampat itu Anda tidak boleh
melakukan suntikan. Terkesan sederhana, namun terkadang melokalisir posisi katup
itu dapat menjadi sesuatu yang sulit untuk dilakukan.

PROSEDUR TINDAKAN
Cuci tangan terlebih dahulu, Bila perlu gunakan sarung tangan untuk melindungi
Anda.
Tentukan lokasi injeksi. Carilah vena perifer yang tampak atau yang cukup besar
sehingga akan memudahkan Anda untuk melakukan injeksi nantinya. Ada kalanya
vena yang ideal tidak ada, dan kemudian akan tergantung kepada keahlian dan
pengalaman Anda untuk berhasil melakukan injeksi.
Bersihkan lokasi injeksi dengan kapas alkohol.
Pasang torniquet di bagian proximal dari lokasi injeksi.
Suntikkan jarum dengan sudut sekitar 45 derajat atau kurang ke dalam vena
yang telah Anda tentukan. Jarum mengarah ke arah proximal sehingga obat yang
nanti disuntikkan tidak akan menyebabkan turbulensi ataupun pengkristalan di
lokasi suntikan.
Lakukan aspirasi

Bila tidak ada darah, berarti perkiraan Anda salah. Beberapa organisasi
keperawatan mengajarkan untuk terus berusahan melakukan probing dan mencari
venanya,selama tidak terjadi hematom. Beberapa lagi menganjurkan untuk
langsung dicabut dan prosedur diulangi lagi.
Bila ada darah yang masuk, berwarna merah terang, sedikit berbuih, dan
memiliki tekanan, segera tarik jarum dan langsung lakukan penekanan di bekas
lokasi injeksi tadi. Itu berarti Anda mengenai arteri. Walaupun ini jarang terjadi,
karena kecuali Anda menusuk dan melakukan probing terlalu dalam, Anda tetap
harus tahu mengenai resiko ini.
Bila ada darah yang masuk, berwarna merah gelap, dan tidak memiliki tekanan,
itu adalah vena.
Lanjutkan dengan langkah berikut:

Lepaskan tirniquet dengan hati-hati, jangan sampai menggerakkan jarum yang


sudah masuk dengan benar.
Suntikkan obat secara perlahan-lahan. Terkadang mengusap-usap vena di bagian
proximal dari lokasi injeksi dengan kapas alkohol dapat mengurangi nyeri selama
memasukkan obat.
Setelah selesai, cabut jarum dan langsung lakukan penekanan di bekas lokasi
injeksi dengan kapas alkohol. Penekanan dilakukan kurang lebih 2-5 menit. Atau
bisa juga Anda gunakan band-aid untuk menutupi luka suntikan itu.
7.

Buanglah syringe dan jarum ke dalam tempat sampah.

8.

Cuci tangan, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan lagi.

Anda mungkin juga menyukai