Anda di halaman 1dari 7

PEMASANGAN DAN PELEPASAN INFUS

Resume

A. Pengertian
Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien (Darmawan 2008) Sementara
itu menurut Lukman (2007), terapi intravena adalah memasukkan jarum atau kanula
ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus / pengobatan, dengan
tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena
dalam jangka waktu tertentu.
Terapi Intravena adalah tindakan yang dilakukan dengan cara memasukkan cairan,
elektrolit, obat intravena dan nutrisi parenteral kedalam tubuh melalui intravena.
Tindakan ini sering merupakan tindakan life saving seperti pada kehilangan cairan
yan banyak, dehidrasi dan syok, karena itu keberhasilan terapi dan cara pemberian
yang aman diperlukan pengetahuan dasar tentang keseimbangan cairan dan elektrolit
asam basa. Tindakan ini merupakan metode efektif dan efisien dalam memberikan
suplai cairan ke dalam kompartemen intravaskuler. Terapi Intravena dilakukan
berdasarkan order dokter dan perawat bertanggung jawab dalam pemeliharaan terapi
yang dilakukan. Pemilihan pemasangan terapi intravena didasarkan pada beberapa
faktor, yaitu tujuan dan lama nya terapi, diagnose pasien, usia, riwayat kesehatan, dan
kondisi vena pasien. Apabila pemberian terapi intravena dibutuhkan dan
diprogramkan oleh dokter, maka perawat harus mengidentifikasi larutan yang benar
peralatan dan prosedur yang dibutuhkan serta mengatur dan mempertahankan sistem.
B. Tujuan
Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Memberikan obat-obatan, kemoterapi, Transfusi darah dan produk darah,
Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi
C. Indikasi
Secara garis besar, indikasi pemasangan infus terdiri dari 4 situasi yaitu :
1. Kebutuhan pemberian obat intravena
2. Hidrasi Intravena
3. Transfusi darah atau komponen darah
4. Situasi lain dimana akses langsung ke aliran darah diperlukan .

Sebagai Contoh :

1. Kondisi Emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yang memungkinkan untuk


pemberian obat secara langsung kedalam pembuluh darah Intra Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti
furosemide, digoxin)
3. Pasien yang mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-menerus
melalui pembuluh darah Intra Vena
4. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien mengurangi kepentingan dengan
injeksi intramuskuler
6. Pasien yang mendapatkan transfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (contohnya pada
operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
persiapan seandainya berlangsung syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
8. Upaya Profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, contohnya syok (meneror
nyawa) dan risiko dehidrasi (kekurangan cairan), sebelum pembuluh darah kolaps
(tak teraba), maka tak mampu dipasang infus
D. Kontraindikasi
Kontraindikasi relative pada pemasangan infus, karena ada berbagai situasi dan
keadaan yang mempengaruhinya. Namun secara umum, pemasangan infus tidak boleh
dilakukan jika :
1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis, sclerosis vena, luka bakar
dan infeksi di area yang hendak di pasang infus.
2. Pemasangan infus di daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, terutama pada
pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal karena lokasi ini dapat digunakan
untuk pemasangan fistula arteri vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialysis
(cuci darah)
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di tungkai & kaki)
E. Komplikasi Pemasangan Infus
Terapi intravena diberikan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama
tentunya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi.
1. Flebitis
Inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik. Adanya
daerah yang memerah dan hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau
sepanjang vena, nyeri atau rasa lunak pada areainsersi atau sepanjang vena, dan
pembengkakan.
2. Infiltrasi
Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di sekeliling tempat
pungsivena. Infiltrasi ditunjukkan dengan adanya pembengkakan (akibat
peningkatan cairan di jaringan), palor (disebabkan oleh sirkulasi yang menurun) di
sekitar areainsersi, ketidaknyamanan dan penurunan kecepatan aliran secara nyata.
3. Iritasi Vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada kulit di atas
areainsersi. Iritasi vena bisa terjadi karena cairan dengan pH tinggi, pH rendah
atauosmolaritas yang tinggi.
4. Hematoma
Hematoma terjadi sebagai akibat kebocoran darah ke jaringan di sekitar area
insersi. Hal ini disebabkan oleh pecahnya dinding vena yang berlawanan selama
penusukan vena, jarum keluar vena, dan tekanan yang tidak sesuai yang diberikan
ke tempat penusukan setelah jarum atau kateter dilepaskan. Tanda dan gejala
hematoma yaitu ekimosis, pembengkakan segera pada tempat penusukan, dan
kebocoran darahpada tempat penusukan.
5. Trombosis
Trombosis ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak pada vena, dan aliran
infusberhenti. Trombosis disebabkan oleh injuri sel endotel dinding vena,
pelekatan platelet.
6. Kerusakan Syaraf tendon dan ligament
Kondisi ini ditandai oleh nyeri ekstrem, kebas/mati rasa, dan kontraksi otot.
Efeklambat yang bisa muncul adalah paralysis, mati rasa dan deformitas. Kondisi
ini disebabkan oleh tehnik pemasangan yang tidak tepat sehingga menimbulkan
injuridi sekitar syaraf, tendon dan ligament.
F. Hal-hal yang harus diperhatikan pada tindakan pemasangan infus adalah :
1. Sterilitas Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak menyebabkan
infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke dalam
pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis.
2. Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau tercabut.
Apabila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding vena
bagian dalam sehingga terjadi hematom atau trombosis.
3. Pemilihan cairan infus. Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan
pemberian cairan.
4. Kecepatan tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang lain
tidak selalu sama dan perlu dibaca petunjuknya.
5. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat atau
terlepas sambungan
6. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada penggunaan
kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah tersumbat.
7. Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau
mengalami spasme.
8. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah terpasang.

PELEPASAN INFUS

A. PENGERTIAN PELEPASAN INFUS


Melepaskan infus adalah pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke dalam
tubuh pasien melalui pembuluh darah karena keadaan pasien yang sudah
membaik.
B. TUJUAN
Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara, infeksi, edema paru-paru pada
pasien. membuat pasien lebih nyaman karena lebih mudah untuk beraktivitas
C. INDIKASI
Bagi pasien yang sudah mendapat izin dari dokter untuk pulang, sembuh dan bagi
pasien yang sudah terpenuhi oksigennya, pasien tidak membutuhkan terapi
intravena lagi, mengalami flebitis, inflamasi atau tromboflebitis.
D. KONTRAINDIKASI
Bagi pasien yang belum sembuh dan mendapatkan izin dari dokter untuk pulang
sarta belum terpanuhi oksigennya.

SOP

PEMASANGAN INFUS
Pengertian Suatu tindakan memasukkan kateter infuse kedalam pembuluh
darah vena
Tujuan 1. Akses terapi intravena
2. Menjaga keseimbanagn cairan
3. Resusitasi cairan
4. Pemberian transfuse
Persiapan Alat / 1. Bak instrumen
2. Standar infuse
Bahan
3. Cairan infuse
4. Infuse set
5. Kapas steril/tupres
6. Alcohol 70% dalam botol spray
7. Kassa steril
8. Gunting
9. Plester/hepafix
10. Pencukur (bila perlu)
11. Bengkok
12. Tourniquet
13. Povidon iodine
14. IV catheter
15. Sarung tangan steril
16. Pengalas
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan
Komunikasi Terapeutik
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan
dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1. Mendekatkan peralatan
2. Menyiapkan area yang akan dipasang infuse
3. Mencukur area bila terdapat bulu
4. Menusukkan selang infuse pada botol cairan
5. Mengeluarkan udara dari selang infuse
6. Memasang pengalas
7. Memilih dan memastikan vena yang akan ditusuk
(utamanya vena bagian distal, lurus dan besar/sesuai
kondisi pasien)
8. Memasang tourniquet diatas lokasi penusukan
9. Memakai sarung tangan steril
10. Melakukan desinfeksi pada area yang akan ditusuk
dengan menggunakan kapas steril (tupres) yang diberi
povidon iodine, kemudian ulangi desinfeksi dengan
menggunakan kapas steril (tupres) yang sudah diberi
alcohol. Lakukan dengan gerakan melingkar dari
dalam keluar sampai diameter 6-8 cm. bila daerah
insersi kotor bisa diulangi 2-3 kali
11. Memasukkan IV catheter pada vena yang telah
ditentukan dengan sudut 10-20 derajat dengan lubang
jarum menghadap ke atas
12. Melepaskan tourniquet setelah IV catheter masuk
lalu mandrin ditarik pelan-pelan sambil IV catheter
didorong masuk sampai pangkalnya
13. Menekan ujung vena catheter dengan jari, lepaskan
mandrinnya kemudian sambungkan pangkal IV
catheter dengan infuse set
14. Menutup luka tusukan dengan menggunakan kassa
lalu fiksasi dengan menggunkan plester/hepafix
15. Menulis tanggal pemasangan IV catheter pada
plester penutup kassa
16. Menghitung jumlah tetesan sesuai kebutuhan
17. Melepas sarung tangan
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan evaluasi terhadap klien tentang kegiatan
yang telah dilakukan
4. Dokumentasi

PELEPASAN INFUS
Pengertian Suatu proses melepaskan set infus (abocath, botol infus, selang
infus) dari pembuluh darah vena. Menghentikan atau melepas
infuse dilakukan bila prorgam terapi telah selesai atau bila
mengganti tusukan yang baru
Tujuan Membuat klien lebih nyaman karena lebih mudah untuk
beraktivitas, dan mengganti set infus dengan yang baru
(bila mana klien masih membutuhkan terapi intravena)
Persiapan Alat / 1. Sarung tangan bersih
2. Kapas alkohol
Bahan
3. Plester
4. Perlak dan pengalas
5. Bengkok
6. Kassa steril
Prosedur Tahap Persiapan
Tindakan 1. Justifikasi Identitas klien
2. Menyiapkan peralatan
3. Mencuci tangan
Komunikasi Terapeutik
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan
dilakukan
3. Mendapatkan persetujuan klien
4. Mengatur lingkungan sekitar klien
5. Membantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
Tahap Kerja
1. Memasang perla dan pengalas
2. Pasang sarung tangan bersih
3. Menutup klem infuse*
4. Membuka plester pada daerah tusukan sambil memegang
jarum
5. Tarik perlahan-lahan abocath infus
6. Tekan area penusukan dengan kapas alkohol selama 2-3
menit
7. Menutup daerah bebas tusukan dengan kassa steril dan
diplester
8. Selang infus dan botol cairan dibuang pada
kantong/tempat sampah
Tahap Terminasi
1. Membersihkan dan menyimpan kembali peralatan pada
tempatnya
2. Mencuci tangan
3. Melakukan Evaluasi terhadap klien tentang kegiatan yang
telah dilakukan
4. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai