Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN KALA III

OLEH :

KELOMPOK 2
IIM MURTIAWANI (10)

TUGAS JABFUNG BIDAN AHLI 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin, 2007 : 100).
Semua persalinan berisiko saat sebagian besar kehamilan dan kelahiran bukan menjadi
peristiwa besar, sekitar 15 % ibu hamil berpotensi mengalami komplikasi yang mengancam
jiwa yang memerlukan perawatan terampil dan beberapa ibu hamil memerlukan intervensi
obstetrik utama agar dapat diselamatkan. Di Indonesia, Sebagian besar persalinan terjadi
tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi
perdarahan post partum terlambat sampai ke rumah sakit, saat datang keadaan
umum/hemodinamiknya sudah memburuk, akibatnya mortalitas tinggi. Menurut Depkes RI,
kematian ibu di Indonesia (2002) adalah 650 ibu tiap 100.000 kelahiran hidup dan 43% dari
angka tersebut disebabkan oleh perdarahan post partum.
Sebenarnya perdarahan post partum dapat diturunkan dengan penanganan yang optimal
dari tenaga kesehatan. Tetapi dalam menurunkan angka kejadian perdarahan postpartum
akibat perdarahan tidak hanya mengurangi risiko kematian ibu, tetapi juga
menghindarkannya dari risiko kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan postpartum
seperti reaksi tranfusi, tindakan operatif, dan infeksi. Jadi yang menjadi titik utama adalah
ketrampilan dari petugas dalam menangani persalinan.
Pemantauan melekat pada ibu pasca persalinan serta mempersiapkan diri akan adanya
kejadian postpartum merupakan tindakan yang sangat penting. Karena alasan tersebut maka
manajemen aktif kala tiga merupakan hal yang sangat penting dalam upaya menurunkan
kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan perdarahan pasca persalinan, oleh karena itu
membatasi makalah yang kami susun dengan pengertian persalinan kala III, fisiologi
persalinan kala tiga, dan manajemen aktif kala tiga. Sehingga tenaga kesehatan dapat
menerapkan dalam praktik persalinan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah-
masalah berikut ini :
1. Apa pengertian Persalinan?
2. Apa pengertian Persalinan Kala Tiga?
3. Bagaimana Fisiologi Persalinan Kala Tiga?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui fisiologi persalinan kala tiga, penatalaksanaan manajemen aktif
kala tiga serta asuhan keperawatan persalinan kala tiga.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Memahami persalinan khususnya kala tiga persalinan
2. Agar penyusun lebih mengetahui tentang manajemen aktif kala tiga.
3. Semoga makalah ini bisa dijadikan bahan referensi yang terkait mengenai
persalinan kala tiga.
4. Mahasiswa dapat menerapkan manajemen aktif kala tiga dalam praktik profesi.
5. Sebagai bahan belajar dan pengetahuan tentang penatalaksanaan persalinan kala
tiga.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Bagi Institusi
1. Digunakan sebagai buku bacaan di perpustakaan agar bisa bermanfaat bagi para
pembaca.
2. Sebagai bahan bandingan persepsi tentang persalinan kala tiga.
1.4.2 Bagi Profesi
1.Bidan lebih mengetahui pencegahan perdarahan postpartum dengan manajemen
aktif kala tiga .
2.Bidan lebih memahami tentang penatalaksanaan dan asuhan kebidanan persalinan
kala III.
1.4.3 Bagi Penyusun
1. Sebagai ilmu pengetahuan tentang persalinan kala III.
2. Lebih tahu ,tentang penatalaksanaan dan manajemen aktif kala tiga.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian persalinan


2.1.1 Persalinan
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir.
(Moore, 2001)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin. (Prawirohardjo, 2002)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Bentuk persalinan berdasarkan definisi adalah sebagai berikut (Manuaba, 1998)
a. Persalinan spontan, bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri.
b. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.

2.1.2 Etiologi Persalinan


Penyebabkan persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah teori – teori
yang komplek. Antara lain dikemukakan faktor – faktor humoral, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf , dan nutrisi.
a. Teori Penurunan Hormon Progesteron
1 – 2 minggu sebelum partus, mulai terjadi penurunan kadar hormon
progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot – otot polos rahim dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun.

b. Teori plasenta menjadi tua


Plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
b. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskhemia otot –
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
c. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak gangglion servikale (fleksus Frankenhauser).
Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi uterus.
d. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
1) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus Frakenhauser.
2) Amniotomi : pemecahan ketuban.
3) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

2.2 Pengertian Persalinan Kala Tiga


2.2.1 Persalinan Kala Tiga
Persalinan kala tiga tersebut juga sebagai kala uri atau kala pengeluaran plasenta
dan juga merupakan kelanjutan dari persalinan kala satu (kala pembukaan) dan
persalinan kala dua (kala pengeluaran). Dengan demikian, berbagai aspek akan dihadapi
pada kala tiga, sangat berkaitan pada tahap-tahap sebelumnya.
Persalinan kala tiga adalah dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
2.2.2 Etiologi Pelepasan Plasenta
Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus (spotan
atau dengan stimulus) setelah kala II selesai. Berat plasenta mempermudah terlepasnya
selaput ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan. Tempat perlekatan plasenta
menentukan kecepatan pemisahan dan metode ekspulsi plasenta.
Atau dalam persalinan kala tiga normal di bagi 4 fase,yaitu:
1. Fase laten
Di tandai oleh menebalnya dinding uetrus yang bebas tempat plasenta, namun
dinding tempat plasenta melekat masih tipis.
2. Fase kontraksi
Ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat melekat plasenta (dari 1 cm
menjadi > 2 cm).
3. Fase pelepasan Plasenta
Fase plasenta menyempurnakan pemisahan dari dinding uterus dan lepas.
Terpisahnya plasenta disebabkan oleh kekuatan antara palsenta yang pasif dengan
otot uterus yang aktif pada tempat melekatnya plasenta.
4. Fase Pengeluaran
Dimana palsenta bergerak meluncur. Saat plasenta bergerak turun, daerah
pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah darah kecil berkumpul di dalam
rongga rahim. Menunjukan pelepasan plasenta merupakan akibat bukan sebab.
2.2.3 Patofisiologi
1. Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau servik; kelemahan
atau tidak efektifnya kontraksi uterus.
2. Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa.
3. Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari uterus yang
tidak perlu sebelum terjadi pelepasan plasenta menyebabkan kontraksi yang tidak
ritmik; pemberian uterotonik yang tidak tepat waktu.
2.2.4 Penatalaksanaan
Tanda-tanda klinis dari pelepasan plasenta yaitu :
1. Semburan darah
2. Pemanjangan tali pusat
3. Perubahan bentuk uterus : dari diksoid menjadi bentuk bundar (globular)
4. Perubahan dalam posisi uterus : uterus naik di dalam abdomen.
Gejala klinis umum yang terjadi ialah kehilangan darah dalam jumlah banyak 500
cc, nadi lemah, pucat, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi shock
hipovolemik, tekanan darah rendah, ekstermitas dingin, mual.
2.2.5 Pathway
2.3 Fisiologi Persalinan Kala Tiga
Persalinan kala tiga, otot uterus (miometrium)
Etiologi partus berkontraksi mengikuti penyusutan
volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ini menyebabkan berkurangnya
Plasenta mjd Patologis
ukuran tempat perlekatan
h. progesteron plasenta. Karena tempat perlekatan
keregangan semakin kecil,
Iritasi mekanik sedangkan
tua Induksi partus
ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian
Kontraksi bawah uterus
(His) atau kedalam
Fase laten

vagina.
Fase aktif
2.3.1 Mekanisme Pelepasan Plasenta
Plasenta adalah massa yang bulat dan datar.Etiologi pelepasan
Permukaan maternalLahirnya
plasenta berwarna
Bayi
plasenta
antara kebiruan dan kemerahan serta tersusun dari lobus lobus. Pada plasenta bagian
maternal inilah terjadi pertukaran darah janin dan maternal. Pertukaran ini berlangsung
Fase laten Fase kontraksi Fase Fase patogenesis
tanpa terjadi percampuran antarapelepasan
darah maternal pengeluaran
dan darah janin. Permukaan fetal
plasenta Kelainan plsenta
plasenta halus,Menebalnya
Menebalnya berwarna putih dan mengkilap serta di permukaannya dapat dilihat cabang
Kekuatan Terkumpulnya
dinding uterus dinding uterus Plasenta manual
vena dan arteriseluruhnya
sebagian
umbilikalis. DuaPasif
selaput ketuban yangsejumlah
plasenta melapisi permukaan fetal adalah
Aktif otot uterus darah di
korion dan amnion, yang memanjang sampai ujung bagian luar kantong
rongga rahim yanguterus
Kelainan berisi janin
dan cairan amnion.
uterotonik
Tali pusat membentang dari umbilikus janin sampai ke permukaan fetal plasenta.
Plasenta keluar
Kesalahan
Umumnya memiliki panjang sekitar 56 cm. Tali pusat ini mengandung tiga pembuluh
manajemen
darah: dua arteri yang berisi darah kotor janin menuju plasenta dan kala
Mempengaruhi satu3 vena yang
mengandung oksigen menuju janin.
Cidera risiko
PsikologisPemisahanSistem
plasenta ditimbulkan
reproduksi dari kontraksi
Metabolisme dan retraksi
Sistem sirkulasi miometrium
Nutrisi sehingga
tinggi,
mempertebal dinding uterus dan mengurangi ukuran area plasenta. Area plasenta
Kecemasan menjadi
maternal
Vagina&perineum Tekanan darah me
lebih kecil, sehingga plasenta mulai memisahkan diri dari dinding uterus
Bertambah Input karena
oral plasenta
anggota klg kurang
tidak elastisKurang
seperti uterus dan
Laserasi Hilangnya
jln tidak dapat berkontraksi
Curah jantung meatau beretraksi. Pada area
informasi, lahir darah
pemisahanproses
bekuan
partusdarah retroplasenta terbentuk. Berat bekuan darah ini menambah
Krisis situasi, Ggg.
tekanan pada plasenta dan selanjutnya membantu pemisahan.
Peran & Kebutuhan
tanggung jwb Kurangnya Trauma Jar. Car. Output me Nutrisi
Kontraksi uterus yang selanjutnya
pengetahuan
akan melepaskan keseluruhan plasenta dari uterus
dan mendorongnya keluar vagina disertai
Proses
dengan pengeluaran selaput ketuban dan
Kurangnya
Nadi & RR me
vol. cairan
bekuan
perubahan klg darah retroplasenta.
Nyeri
...........tidak ada perdarahan Perdarahan terkontrol

Uterus
kontraksi dg
baik

Bekuan darah
retroplasenta

Gambar 2.1 Plasenta tidak terpisah


Gambar 2.3 Plasenta di segmen bagian bawah

Terbentuk bekuan
darah retro plasenta
........perdarahan
Perdarahan terkontrol

Gambar 2.2 Plasenta terpisah Gambar 2.4 Akhir persalinan kala tiga
sebagian
Gambar 2.5 Pelepasan plasenta

Pelepasan plasenta mencakup beberapa tanda, yaitu:


a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat
dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontrasi dan plasenta
terdorong kebawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat atau
fundus berada di atas pusat(sering kali mengarah ke sisi kanan).
b. Tali pusat memanjang.
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Alfeld)
c. Semburan darah mendadak dan singkat.
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retro placenta
pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi
kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
Ada 2 metode untuk mengeluarkan plasenta :
1.   Metode Schultze
Metode yang lebih umum terjadi, plasenta terlepas dari satu titik dan merosot ke
vagina melalui lubang dalam kantung amnion, permukaan fetal plasenta muncul pada
vulva dengan selaput ketuban yang mengikuti dibelakang seperti payung terbalik saat
terkelupas dari dinding uterus. Permukaan maternal plasenta tidak terlihat dan bekuan
darah berada dalam kantung yang terbalik, kontraksi dan retraksi otot uterus yang
menimbulkan pemisahan plasenta juga menekan pembuluh darah dengan kuat dan
mengontrol perdarahan. Hal tersebut mungkin terjadi karena ada serat otot oblik di
bagian atas segmen uterus.

2.   Metode Matthews Duncan


Plasenta turun melalui bagian samping dan masuk ke vulva dengan pembatas
lateral terlebih dahulu seperti kancing yang memasuki lubang baju, bagian plasenta
tidak berada dalam kantung. Pada metode ini kemungkinan terjadinya bagian selaput
ketuban yang tertinggal lebih besar karena selaput ketuban tersebut tidak terkelupas
semua selengkap metode Schultze. Metode ini adalah metode yang berkaitan dengan
plasenta letak rendah didalam uterus. Proses pelepasan berlangsung lebih lama dan
darah yang hilang sangat banyak (karena hanya ada sedikit serat oblik di bagian bawah
segmen)

Metode Schultze Metode Ducan

Gambar 2.6 Metode Schultze dan Ducan

2.3.2 Prasat untuk Mengetahui apakah Plasenta Lepas dari Tempat Implantasi
1. Prasat Kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri
menekan daerah di atas simpisis bila tali pusat masuk kembali ke dalam vagina,
berarti plasenta belum terlepas dari dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk
berarti plasenta sudah terlepas dari dinding uterus. Prasat ini harus dilakukan
dengan hati-hati.
2. Prasat Strassmann
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri
mengetok-ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran tali pusat yang diregangkan
ini berarti plasenta belum terlepas dari dinding uterus.
3. Prasat klein
Ibu disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila pengedanannya
dihentikan dan tali pusat masuk kembali dalam vagina, berarti plasenta belum
terlepas dari dinding uterus.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Persalinan kala tiga adalah dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.
Fisiologi persalinan kala tiga, otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya
ukuran rongga uterus secara tiba2 setelah lahirnya bayi, Penyusutan  berkurangnya ukuran
tempat implantasi plasenta.
Manajemen aktif kala tiga adalah tindakan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang
lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi
kehilangan darah.

3.2 Saran
1. Dengan mempelajari manajemen aktif pada persalinan kala tiga dengan benar maka kita
akan dapat mengurangi resiko perdarahan pospartum yang bisa berakibat fatal pada ibu
bersalin.
2. Bagi para pembaca, dimana makalah yang kami susun banyak kekurangan dan kurang
lengkap, kami mohon kritik yang bisa membangun sehingga kedepan bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E.2001.Rencana perawatan maternal/Bayi:pedoman


perencanaan & dokumentasi perawatan klien;alih bahasa, monica ester,Ed.2.Jakarta:EGC

Febri.2010.Konsep Dasar Persalianan Diambil pada 10 Mei 2011 dari


http://bidanshop.blogspot.com/2010/05/konsep-dasar-persalinan.html

Ifat.2010.Manajemen aktif kala tiga Diambil pada 10 Mei 2011 dari


http://www.akubidan.com/

JNPK-KR.2007.Asuhan Persalinan Normal.Ed.3 (revisi).jakarta:jaringan nasional


pelatihan klinik-kesehatan reproduksi, perkumpulan obstetri ginikologi indonesia (JNPK-
KR/POGI).

Manuaba, Ida bagus Gde.1998.Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, &


Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC

Moore, Hacker.2001. Esensial Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Hipokrates

Motherhood, Safe.2001. modul hemoragi postpartum-Materi pendidikan


kebidanan;alih bahasa, palupi widyastuti. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Saifuddin, Abdul Bari. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai