Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien. Manajemen mengandung tiga prinsip pokok
yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan
sumber daya,efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manajerial.
Penerapan manajemen keperawatan memerlukan peran tiap orang yang
terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing melalui fungsi
manajemen (Muninjaya, 2004).
Fungsi manajemen akan mengarahkan perawat dalam mencapai
sasaran yang akan ditujunya. Menurut Freeman dan Gilbert (1996) dalam
Schlosser (2003) terdapat beberapa elemen utama dalam fungsi
manajemen keperawatan diantaranya yaitu planning, organizing, actuating
(coordinating & directing), staffing, leading, reporting, controlling dan
budgeting. Komunikasi merupakan bagian dari strategi coordinating
(koordinasi) yang berlaku dalam pengaturan pelayanan keperawatan.
Menurut Swansburg (2000), komunikasi dalam praktik keperawatan
profesional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dalam mencapai hasil yang optimal.
Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap
sesuatu yang dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh
masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan dirinya dalam sistem
pelayanan kesehatan. Oleh karena alasan-alasan di atas maka pelayanan
keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu adanya
Manajemen Keperawatan (Priharjo, 2005).
Manjemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Sedangkan manajemen

1
keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di
dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri
dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai
kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap
tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan
proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan
dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu
memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002).
Berdasarkan manajemen keperawatan yang dilaksanakan maka perlu
dilakukan membuat laporan kerja yang melaksanakan suatu perencanaan
atau program kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari laporan kerja ?
2. Apa tujuan dari pembuatan laporan kerja?
3. Apa manfaat laporan kerja?
4. Bagaimana prinsip pembuatan laporan kerja?
5. Bagaimana prinsip pendokumentasian?
6. Bagaimana pedoman alur dan kriteria laporan kerja?
7. Bagaimana tipologi pelaporan dalam keperawatan ?

2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu laporan kerja
2. Untuk mengetahui tujuan pembuatan laporan kerja
3. Untuk mengetahui manfaat laporan kerja
4. Untuk mengetahui prinsip pembuatan laporan kerja
5. Untuk mengetahui prinsip dari pendokumentasian
6. Untuk mengetahui pedoman dari alur dan kriteria laporan kerja
7. Untuk mengetahui bagaimana tipologi pelaporan dalam
keperawatan

1.4 Manfaat Penulisan


a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis makalah ini dapat menambah wawasan atau
pengetahuan pembaca mengenai pembuatan laporan kerja
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
suatu pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya ilmu
tersebut dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya untuk pembuatan laporan kerja dan agar mahasiswa
dapat mengetahui dan menerapkan cara melaporkan kegiatan hasil
kerja yag dilakukan baik individu dan kelompok atau tim.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan Kerja

Laporan kerja adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan


atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan
dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor. Fakta yang
disajikan merupakan bahan atau keterangan untuk informasi yang
dibutuhkan, berdasarkan keadaan objektif yang dialami sendiri oleh si
pelapor (dilihat, didengar, atau dirasakan sendiri) ketika si pelapor
telah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.

Laporan kerja adalah informasi dari seorang petugas atau pejabat


kepada petugas atau pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Laporan
kerja juga merupakan informasi yang didukung oleh data-data yang
lengkap dan sesuai dengan fakta yang terjadi. Data harus disusun
sedemikian rupa sehingga bisa dipercaya dan mudah untuk di pahami.

Berdasarkan pengertian di atas jadi pelaporan kerja adalah salah


satu komponen dari dokumentasi keperawatan. Pelaporan memberi
ringkasan tentang aktivitas atas pengamatan yang dilihat, dilakukan
atau didengar. Dengan pelaporan, perawat dapat mengkomunikasikan
informasi tentang klien sehingga semua anggota tim dapat membuat
keputusan terbaik tentang klien dan perawatan mereka.

Pencatatan dan pelaporan menurut Potter dan Perry, yaitu :

1. Komunikasi
Sebagai alat komunikasi yang efektif antar petugas kesehatan
sehingga kesinambungan informasi dan upaya pelayanan kesehatan
dapat tercapai.

4
2. Pendidikan
Sebagai informasi tentang gambaran penyakit atau masalah
kesehatan dan pemecahannya.
3. Pengalokasian Dana
Dapat digunakan untuk merencanakan tindakan dan kegiatan yang
tepat dengan dana yang tersedia.
4. Evaluasi
Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap hasil intervensi
yang diberikan.
5. Dokumen Yang Sah
Sebagai bukti nyata dan legal yang dapat digunakan bila didapatkan
adanya penyimpangan serta bila diperlukan untuk keperluan
pengadilan.
6. Jaminan Mutu
Dapat memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap mutu
layanan kesehatan yang diberikan.
7. Penelitian
Merupakan sumber data yang sangat bemanfaat untuk kepentingan
penelitian atau riset.
8. Analisis
Merupakan dasar analisis masalah kesehatan pada individu,
keluarga maupun masyarakat.
9. Feed Back
Dapat digunakan sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2.2 Tujuan Pembuatan Laporan Kerja


Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada
seseorang ataupun kelompok orang. Laporan, apakah lisan atau tulisan,
harus singkat, yang mencakup informasi yang berhubungan, tetapi bukan
detail yang tidak berhubungan. Selain laporan pergantian sip dan laporan

5
telepon, pelaporan juga dapat mencakup pencapaian informasi atau ide
dengan rekan sejawat dan profesional kesehaan lain tentang beberapa
aspek perawatan klien (Hidayat, 2002).
1. Mengenal pasti masalah
2. Memberikan maklumat dan fakta
3. Mencadangkan penyelesaian
4. Mencadangkan tindakan yang perlu dilakukan
5. Membuat kesimpulan
6. Menilai sesuatu penyelidikan atau aktiviti
7. Membuat rekod sesuatu peristiwa
8. Menganalisi aktiviti perniagaan
9. Mensintesis sesuatu pelan tindakan
10. Menghuraikan sesuatu peristiwa, prosedur, tindakan dll.

2.3 Manfaat Laporan Kerja


Laporan kegiatan merupakan alat yang penting untuk :
1. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan.
2. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya.
3. Mengetahui perkembangan dan proses peningkatan kegiatan.
4. Data sejarah perkembangan satuan yang bersangkutan dan lain-
lain.
Adapun manfaat dokumentasi menurut Allen (1998) antara lain:
a. Sebagai wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan tim
kesehatan lain
b. Sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik.
c. Sebagian dokumen yang legal dan dapat diterima di pengadilan.
Tueng (1996) menambahkan, dengan:
1. Untuk menghindari pemutarbalikan fakta.
2. Untuk mencegah kehilangan informasi.
3. Agar dapat dipelajari perawat lain.

6
2.4 Prinsip Pembuatan Laporan Kerja
1. Lengkap
Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap.
2. Jelas
Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak
memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang
berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan
komunikatif.
3. Benar dan akurat
Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu
keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan
sangat diperlukan.
4. Sistematis
Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system
pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh
pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan
yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa.
5. Objektif
Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam
laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran
umum dalam minilai sesuatu.
6. Tepat waktu
Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan
bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.

2.5 Prinsip-prinsip dokumentasi menurut AIlen (1998), yaitu:


1. Tersedia format untuk dokumentasi.
2. Dokumentasi dilakukan oleh orang yang melakukan tindakan atau
mengobservasi langsung.
3. Dokumentasi dibuat segera setelah melakukan tindakan.
4. Catatan dibuat kronologis.

7
5. Penulisan singkatan dilakukan secara umum.
6. Mencantumkan tanggal, waktu tanda tangan, dan inisial penulis.
7. Dokumentasi akurat, benar, komplit jelas, dapat dibaca dan ditulis
dengan tinta.
8. Tidak dibenarkan menghapus tulisan pada catatan menggunakan
tip-ex. penghapus tinta atau bahan lainnya.
2.6 Pedoman Alur dan Kriteria Laporan Kerja
Pelaporan menurut (Hidayat, 2002) yang akan disampaikan harus
memiliki pedoman sebagai berikut:
a. Mulai dengan nama klien dalam pelaporan
b. Laporkan hanya informasi yang penting, tidak mencakup data
yang relevan
c. Informasi jelas
Jika melaporkan klien, maka informasinya mencakup data
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, intervensi, dan
evaluasi.
Dalam pelaporan dokumentasi keperawatan harus tersusun dengan baik
dan harus memiliki kriteria serta syarat sebagai berikut:
1. Accurancy (ketepatan)
Informasi yang didapat harus tepat. Perawat tidak boleh mencacat
apa yang ia pikirkan atau apa yang diuraikan oleh perawat lain
tetapi hanya hasil observasi. Sebagai akhir catatan ada tanda tangan
dan nama jelas perawat.
2. Conciseness (ringkas)
Komunikasi yang ringkas akan mudah dimengerti untuk semua
informasi dan tidak akan membosankan setiap penerima informasi.
3. Thoroughness (kesempurnaan atau ketelitian)
Kesempurnaan data dan ketelitian diharuskan untuk memudahkan
penginformasian data.
4. Currentness (terbaru)

8
Dalam pencatatan, data yang ada segera dicatat dan dipilih data-
data yang penting.
5. Organization
Data merupakan isi informasi yang terorganisasi dalam pengkajian
yang didapat dari keluhan klien atau intruksi dokter yang
merupakan satu kesatuan dalam pengkajian.
6. Confidentiality (rahasia)
Informasi yang didapat dari klien akurat dan perawat dapat
menjaga atau melindungi rahasia klien.

2.7 Tipologi Pelaporan dalam Keperawatan


Macam-macam pelaporan dalam keperawatan, yaitu :
1. Laporan Pergantian Sif
Laporan pergantian sif adalah laporan yang diberikan kepada
semua perawat pada sif berikutnya. Tujuannya adalah memberikan
kontinuitas asuhan kepada klien dengan memberikan pemberi
asuhan yang baru ringkasan cepat tentang kebutuhan klien dan
detail keperawatan yang akan diberikan.Laporan pergantian sif
dapat berupa tulisan atau diberikan melalui lisan, baik melalui
pertukaran langsung atau pencatatan audio tape. Laporan langsung
memungkinkan pendengar untuk mengajukan pertanyaan selama
pelaporan, laporan tertulis dan laporan tape rekorder sering kali
lebih singkat dan tidak memakan waktu. Laporan kadang kala
diberikan disamping tempat tidur dan klien juga perawat dapat
berpartisipasi dalam pertukaran informasi.
2. Laporan Lewat Telepon
Profesional kesehatan sering kali melaporkan tentang klien
melalui telepon. Perawat menginformasikan dokter tentang
perubahan kondisi klien, perawat melaporkan kepada perawat di
unit lain tentang klien yang dipindahkan.Perawat yang menerima
laporan telepon harus mendokumentasikan tanggal dan waktu,

9
nama orang yang diberikan informasi, dan subjek informasi yang
diterima, serta menandatangani notasi. Jika ada keraguan tentang
informasi yang diberikan melalui telepon, orang yang menerima
informasi harus mengulangi informasi kembali kepada pengirim
untuk memastikan akurasi. Ketika memberikan laporan telepon
kepada dokter, penting sekali perawat menyampaikan laporan
dengan singkat dan akurat. Mulai dengan nama dan hubungan
dengan klien.
Laporan telepon biasanya mencakup nama klien dan
diagnosis medis, perubahan dalam pengkajian keperawatan, tanda-
tanda vital yang berhubungan dengan tanda-tanda vital dasar, data
laboratorium yang signifikan, dan intervensi keperawatan yang
berhubungan. Perawat harus menyiapkan catatan klien untuk
memberikan informasi lebih lanjut kepada dokter. Setelah
pelaporan, perawat harus mendokumentasikan tanggal, waktu, dan
isi berita.
3. Instruksi Lewat Telepon
Kebanyakan instansi memiliki kebijakan khusus tentang
instruksi lewat telepon. Banyak instansi hanya mengijinkan
perawat terdaftar untuk menerima instruksi lewat telepon.
Ketika tim medis lain memberikan instruksi :
a. Tulis dan ulangi kembai instruksi tersebut untuk memastikan
akurasi.
b. Tanyakan setiap instruksi yang ambigu, tidak lazim atau
kontraindikasi dengan kondisi klien.
c. Tuliskan instruksi pada lembar instruksi, yang menunjukan
instruksi sebagai instruksi verbal (VO) atau instruksi telepon
(TO).
d. Setelah instruksi dituliskan pada lembar instruksi, instruksi
harus ditanda tangani oleh pemberi intruksi dalam periode
waktu yang diatur oleh kebijakan instansi.

10
4. Laporan Pemindahan Klien
Laporan pemindahan klien mencakup komunikasi tentang
informasi mengenai klien dari perawat unit pengirim ke perawat
unit penerima. Yaitu ketika klien dipindahkan dari unit satu ke unit
yang lainnya untuk mendapatkan tingkat keperawatan yang
berbeda. Laporan pemindahan klien dapat dimulai melalui telepon
atau langsung pada orang yang bersangkutan. Informasi yang
termasuk dalam laporan pemindahan klien antara lain:
a. Nama klien, usia, dokter primer, dan diagnosis medis.
b. Ringkasan kemajuan medis sampai waktu pemindahan.
c. Status kesehatan terakhir (fisik dan psikologis).
d. Diagnosa keperawatan terakhir atau masalah dan rencana
keperawatan.
e. Segala pengkajian atau intervensi penting yang harus segera
dilakukan setelah pemindahan (membantu perawat penerima
untuk menetapkan prioritas asuhan).
f. Segala pertimbangan spesifik, seperti status isolasi atau status
resusitasi.
g. Kebutuhan peralatan khusus.
h. Setelah perawat pengirim melengkapi laporan pemindahan,
perawat penerima harus menyediakan waktu untuk
mengajukan pertanyaan tentang status klien.
5. Laporan Kecelakaan
Kecelakaan adalah segala peristiwa yang terjadi tidak sesuai
dengan aktivitas rutin unit perawatan kesehatan atau perawat rutin
dari klien. Klien, pengunjung, atau tenaga kerja dapat beresiko ketika
sesuatu yang tidak lazim terjadi dalam bidang keperawatan. Oleh
karena itu, laporan kecelakaan dapat membantu mengidentifikasi
kecenderungan resiko tinggi dalam asuhan keperawatan atau aktivitas
keseharian unit yang membutuhkan perbaikan.

11
Ketika terjadi kecelakaan, perawat yang terlibat dalam
kecelakaan atau perawat yang menyaksikan kecelakaan harus
mengisi laporan kecelakaan. Laporan harus dilengkapi meskipun
cedera tidak terjadi atau tidak tampak. Ketika klien atau pengunjung
terlibat dalam suatu kecelakaan, perawat yang menyaksikan
kecelakaan melakukan tindakan untuk menyingkirkan individu dari
resiko dan kemudian mulai melaporkan kecelakaan dengan
menggambarkan rinciannya. Dokter akan memeriksa individu untuk
menentukan apakah telah terjadi cedera. Jika terjadi cedera, dokter
mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan temuan dalam catatan
medis klien. Perawat hanya mendokumentasikan deskripsi objektif
tentang apa yang telah terjadi dan tindak lanjut yang telah dilakukan.
Perawat melaporkan apa yang sebenarnya disaksikan.
Suatu laporan kecelakaan harus ringkas dan akurat, melaporkan
apa yang benar-benar disaksikan oleh perawat dan dituliskan sejalan
dengan perawatan. Perawat tidak menguraikan dalam catatan medis
bahwa suatu laporan insidens telah disiapkan. Ketika perawat sebagai
korban kecelakaan, perawat harus melaporkan secara rinci
kecelakaan dan kemudian mencari bantuan medis sesuai dengan
kebijakan institusi.
6. Konferensi Rencana Asuhan
Konferensi rencana asuhan adalah pertemuan sekelompok
perawat untuk mendiskusikan kemungkinan solusi terhadap masalah
tertentu seorang klien, misalnya, ketidakmampuan untuk mengatasi
perstiwa atau kemajuan kurang untuk pencapaian tujuan. Konferensi
rencana asuhan memberikan setiap perawat kesempatan untuk
memberikan opini tentang kemungkinan solusi masalah. Profesional
kesehatan lain mungkin diundang untuk menghadiri konferensi guna
memberikan keahlian mereka.
Konferensi rencana asuhan paling efektif ketika terbangun
suasana yang saling menghargai yakni, penerimaan tanpa

12
menghakimi terhadap orang lain walaupun nilai, opini, dan
keyakinan mereka mungkin tampak berbeda. Perawat harus
menerima dan menghormati setiap kontribusi individu,
mendengarkan dengan pikiran terbuka tentang apa yang orang lain
katakan walaupun tidak sepakat.

13
BAB II
PENUTUP
3.1 Simpulan
Laporan kerja adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan
atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan
dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor.Laporan kerja
adalah informasi dari seorang petugas atau pejabat kepada petugas atau
pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Laporan kerja juga
merupakan informasi yang didukung oleh data-data yang lengkap dan
sesuai dengan fakta yang terjadi. Data harus disusun sedemikian rupa
sehingga bisa dipercaya dan mudah untuk di pahami. Pencacatan dan
pelaporan mencakup komunikasi, pendidikan, pengalokasian dana,
evaluasi, dokumen yang sah, jaminan mutu, penelitian, analisis, feed back.
Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada
seseorang ataupun kelompok orang. Laporan, apakah lisan atau tulisan,
harus singkat, yang mencakup informasi yang berhubungan, tetapi bukan
detail yang tidak berhubungan adapun manfaat komunikasi adalah Sebagai
wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan tim kesehatan lain,
sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik, sebagian dokumen
yang legal dan dapat diterima di pengadilan. Prinsip pembuatan laporan
kerja adalah lengkap, jelas benar dan akurat, sistematis, objektif, tepat
waktu.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui cara
membuat laporan kerja khususnya mengetahui lebih jelas tentang laporan.

14
Lampiran
Contoh Laporan Kerja
LAPORAN HARIAN KEPALA RUANGAN

Nama : Ruangan : Tanggal :


Jumlah Perawat : Jumlah Pasien :
WAKTU KEGIATAN KETERANGAN
07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah Tim lebih dari satu)
Mengecek SDM dan sarana prasarana
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan,
kondisi, dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau
pasien yang memerlukan perhatian khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua Tim/perawat
pelaksana
Perawat1: .........................................(Nama)
.................................................(tindakan)
Perawat 2 : ……………...........................
(Nama)..................................(Tindakan)

Perawat 3 : ...................................................
(Nama)
......................................................................
(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/ insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat,
lingkungan yang belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan

15
asuhan keperawatan untuk sore, malam dan
besok sesuai tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi posr conference
14.00 Operan

LAPORAN HARIAN KETUA TIM

Nama Perawat : Ruangan : Tanggal :

Nama Pasien :

1. ...................... 4. ...........................
2. ...................... 5. ………………..
3. ……………. 6. ...........................

WAKTU KEGIATAN KETERANGAN


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota Tim lebih dari satu orang)
Membagi tugas/pasien pada anggota tim (PA)
Mengecek persiapan prosedur keperawatan dan dokumentasi
keperawatan
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi, dll) dan
Mengecek persiapan prosedur/tindakan keperawatan
Pasien 1 : .................................................. (tindakan)
Pasien 2 : .................................................. (tindakan)
Pasien 3 : .................................................. (tindakan)
09.00 Menerima dan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang
memerlukan perhatian khusus
Pasien 1 : .................................................
Pasien 2 : .................................................

16
Pasien 3 : .................................................
10.00 Mendampingi dokter visite
Pasien 1 : .................................................
Pasien 2 : .................................................
Pasien 3 : .................................................

11.00 Melakukan supervisi pada perawat pelaksana (dapat diatur sesuai


kondisi dan kebutuhan)
Perawat 1 : ................................................... (Nama)
...................................................................... (tindakan)
Perawat 2 : ................................................... (Nama)
...................................................................... (tindakan)
Perawat 3 : ................................................... (Nama)
....................................................................... (tindakan)
12.00 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan pasien
Ishoma
13.00 Menulis dan memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
13.30 Post conferensi dan operan
4. ...................... 6. ...........................

17
LAPORAN HARIAN PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat : Ruangan : Tanggal :

Nama Pasien :

1. ...................... 4. ...........................
2. ...................... 5. ...........................
3. ...................... 6. ...........................

WAKTU KEGIATAN KET


07.30 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang)
Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik
(dinas Pagi)
08.00 15.00 22.00 Pasien 1 ....................................................(tindakan)
Pasien 2 ....................................................(tindakan)
Pasien 3 ....................................................(tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4 ...................................................(Tindakan)
Pasien5 ....................................................(tindakan)
Pasien6 .....................................................(tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1 .................................................. (tindakan)
Pasien 2 .................................................. (tindakan)
Pasien 3 ................................................. (tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4 ................................................... (tindakan)
Pasien 5 ....................................................(tindakan)
Pasien 6 ...................................................(tindakan).
12.00 19.00 06.00 Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikan
Istirahat
13.00 20.00 06.30 Post conference (jika tim lebih dari satu orang) dan
dokumentasi askep
14.00 2100 07.00 Operan

18
REKAPITULASI LAPORAN KEGIATAN HARIAN PERAWAT
NAMA PERAWAT :
JABATAN :
RUANG :

Kegiatan/
Nama Diagnosa Diagnosa
No Tanggal Umur L/P Tindakan
Pasien Medis Keperawatan
Keperawatan

19
Contoh Pelaporan Timbang Terima Antar Ruangan di
RSUD. Mangusada Badung

20
Contoh Pelaporan Pengkajian Awal Rawat Inap Terintegrasi Dewasa di
RSUD. Mangusada Badung

21
Format Pelaporan Pasien

22

Anda mungkin juga menyukai