PENDAHULUAN
1
keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staff keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang. Sebagaimana yang terjadi di
dalam proses keperawatan, di dalam manajemen keperawaatan pun terdiri
dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai
kekhususan terhadap mayoritas tenaga seorang pegawai, maka setiap
tahapan di dalam proses manajemen lebih rumit jika dibandingkan dengan
proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan
dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu
memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan itu sendiri (Gillies, 2002).
Berdasarkan manajemen keperawatan yang dilaksanakan maka perlu
dilakukan membuat laporan kerja yang melaksanakan suatu perencanaan
atau program kerja.
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu laporan kerja
2. Untuk mengetahui tujuan pembuatan laporan kerja
3. Untuk mengetahui manfaat laporan kerja
4. Untuk mengetahui prinsip pembuatan laporan kerja
5. Untuk mengetahui prinsip dari pendokumentasian
6. Untuk mengetahui pedoman dari alur dan kriteria laporan kerja
7. Untuk mengetahui bagaimana tipologi pelaporan dalam
keperawatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Komunikasi
Sebagai alat komunikasi yang efektif antar petugas kesehatan
sehingga kesinambungan informasi dan upaya pelayanan kesehatan
dapat tercapai.
4
2. Pendidikan
Sebagai informasi tentang gambaran penyakit atau masalah
kesehatan dan pemecahannya.
3. Pengalokasian Dana
Dapat digunakan untuk merencanakan tindakan dan kegiatan yang
tepat dengan dana yang tersedia.
4. Evaluasi
Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap hasil intervensi
yang diberikan.
5. Dokumen Yang Sah
Sebagai bukti nyata dan legal yang dapat digunakan bila didapatkan
adanya penyimpangan serta bila diperlukan untuk keperluan
pengadilan.
6. Jaminan Mutu
Dapat memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap mutu
layanan kesehatan yang diberikan.
7. Penelitian
Merupakan sumber data yang sangat bemanfaat untuk kepentingan
penelitian atau riset.
8. Analisis
Merupakan dasar analisis masalah kesehatan pada individu,
keluarga maupun masyarakat.
9. Feed Back
Dapat digunakan sebagai umpan balik dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
5
telepon, pelaporan juga dapat mencakup pencapaian informasi atau ide
dengan rekan sejawat dan profesional kesehaan lain tentang beberapa
aspek perawatan klien (Hidayat, 2002).
1. Mengenal pasti masalah
2. Memberikan maklumat dan fakta
3. Mencadangkan penyelesaian
4. Mencadangkan tindakan yang perlu dilakukan
5. Membuat kesimpulan
6. Menilai sesuatu penyelidikan atau aktiviti
7. Membuat rekod sesuatu peristiwa
8. Menganalisi aktiviti perniagaan
9. Mensintesis sesuatu pelan tindakan
10. Menghuraikan sesuatu peristiwa, prosedur, tindakan dll.
6
2.4 Prinsip Pembuatan Laporan Kerja
1. Lengkap
Artinya data dan fakta yang ada dalam laporan harus lengkap.
2. Jelas
Sebuah laporan disebut jelas bila uraian dalam laporan tidak
memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca yang
berbeda. Ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan
komunikatif.
3. Benar dan akurat
Data dan fakta yang salah dapat menuntun pembaca membuat suatu
keputusan yang salah. Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan
sangat diperlukan.
4. Sistematis
Laporan harus diorganisasikan sedemikian rupa, dengan system
pengkodean yang teratur, sehingga mudah dibaca dan diikuti oleh
pembaca. Laporan yang sistematis juga menunjang unsur kejelasan
yang sudah diciptakan oleh unsur – unsur bahasa.
5. Objektif
Penulis laporan tidak boleh memasukkan selera pribadi ke dalam
laporannya. Pelapor harus bersikap netral dan memakai ukuran
umum dalam minilai sesuatu.
6. Tepat waktu
Ketepatan waktu mutlak diperlukan, karena keterlambatan laporan
bisa mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan.
7
5. Penulisan singkatan dilakukan secara umum.
6. Mencantumkan tanggal, waktu tanda tangan, dan inisial penulis.
7. Dokumentasi akurat, benar, komplit jelas, dapat dibaca dan ditulis
dengan tinta.
8. Tidak dibenarkan menghapus tulisan pada catatan menggunakan
tip-ex. penghapus tinta atau bahan lainnya.
2.6 Pedoman Alur dan Kriteria Laporan Kerja
Pelaporan menurut (Hidayat, 2002) yang akan disampaikan harus
memiliki pedoman sebagai berikut:
a. Mulai dengan nama klien dalam pelaporan
b. Laporkan hanya informasi yang penting, tidak mencakup data
yang relevan
c. Informasi jelas
Jika melaporkan klien, maka informasinya mencakup data
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, intervensi, dan
evaluasi.
Dalam pelaporan dokumentasi keperawatan harus tersusun dengan baik
dan harus memiliki kriteria serta syarat sebagai berikut:
1. Accurancy (ketepatan)
Informasi yang didapat harus tepat. Perawat tidak boleh mencacat
apa yang ia pikirkan atau apa yang diuraikan oleh perawat lain
tetapi hanya hasil observasi. Sebagai akhir catatan ada tanda tangan
dan nama jelas perawat.
2. Conciseness (ringkas)
Komunikasi yang ringkas akan mudah dimengerti untuk semua
informasi dan tidak akan membosankan setiap penerima informasi.
3. Thoroughness (kesempurnaan atau ketelitian)
Kesempurnaan data dan ketelitian diharuskan untuk memudahkan
penginformasian data.
4. Currentness (terbaru)
8
Dalam pencatatan, data yang ada segera dicatat dan dipilih data-
data yang penting.
5. Organization
Data merupakan isi informasi yang terorganisasi dalam pengkajian
yang didapat dari keluhan klien atau intruksi dokter yang
merupakan satu kesatuan dalam pengkajian.
6. Confidentiality (rahasia)
Informasi yang didapat dari klien akurat dan perawat dapat
menjaga atau melindungi rahasia klien.
9
nama orang yang diberikan informasi, dan subjek informasi yang
diterima, serta menandatangani notasi. Jika ada keraguan tentang
informasi yang diberikan melalui telepon, orang yang menerima
informasi harus mengulangi informasi kembali kepada pengirim
untuk memastikan akurasi. Ketika memberikan laporan telepon
kepada dokter, penting sekali perawat menyampaikan laporan
dengan singkat dan akurat. Mulai dengan nama dan hubungan
dengan klien.
Laporan telepon biasanya mencakup nama klien dan
diagnosis medis, perubahan dalam pengkajian keperawatan, tanda-
tanda vital yang berhubungan dengan tanda-tanda vital dasar, data
laboratorium yang signifikan, dan intervensi keperawatan yang
berhubungan. Perawat harus menyiapkan catatan klien untuk
memberikan informasi lebih lanjut kepada dokter. Setelah
pelaporan, perawat harus mendokumentasikan tanggal, waktu, dan
isi berita.
3. Instruksi Lewat Telepon
Kebanyakan instansi memiliki kebijakan khusus tentang
instruksi lewat telepon. Banyak instansi hanya mengijinkan
perawat terdaftar untuk menerima instruksi lewat telepon.
Ketika tim medis lain memberikan instruksi :
a. Tulis dan ulangi kembai instruksi tersebut untuk memastikan
akurasi.
b. Tanyakan setiap instruksi yang ambigu, tidak lazim atau
kontraindikasi dengan kondisi klien.
c. Tuliskan instruksi pada lembar instruksi, yang menunjukan
instruksi sebagai instruksi verbal (VO) atau instruksi telepon
(TO).
d. Setelah instruksi dituliskan pada lembar instruksi, instruksi
harus ditanda tangani oleh pemberi intruksi dalam periode
waktu yang diatur oleh kebijakan instansi.
10
4. Laporan Pemindahan Klien
Laporan pemindahan klien mencakup komunikasi tentang
informasi mengenai klien dari perawat unit pengirim ke perawat
unit penerima. Yaitu ketika klien dipindahkan dari unit satu ke unit
yang lainnya untuk mendapatkan tingkat keperawatan yang
berbeda. Laporan pemindahan klien dapat dimulai melalui telepon
atau langsung pada orang yang bersangkutan. Informasi yang
termasuk dalam laporan pemindahan klien antara lain:
a. Nama klien, usia, dokter primer, dan diagnosis medis.
b. Ringkasan kemajuan medis sampai waktu pemindahan.
c. Status kesehatan terakhir (fisik dan psikologis).
d. Diagnosa keperawatan terakhir atau masalah dan rencana
keperawatan.
e. Segala pengkajian atau intervensi penting yang harus segera
dilakukan setelah pemindahan (membantu perawat penerima
untuk menetapkan prioritas asuhan).
f. Segala pertimbangan spesifik, seperti status isolasi atau status
resusitasi.
g. Kebutuhan peralatan khusus.
h. Setelah perawat pengirim melengkapi laporan pemindahan,
perawat penerima harus menyediakan waktu untuk
mengajukan pertanyaan tentang status klien.
5. Laporan Kecelakaan
Kecelakaan adalah segala peristiwa yang terjadi tidak sesuai
dengan aktivitas rutin unit perawatan kesehatan atau perawat rutin
dari klien. Klien, pengunjung, atau tenaga kerja dapat beresiko ketika
sesuatu yang tidak lazim terjadi dalam bidang keperawatan. Oleh
karena itu, laporan kecelakaan dapat membantu mengidentifikasi
kecenderungan resiko tinggi dalam asuhan keperawatan atau aktivitas
keseharian unit yang membutuhkan perbaikan.
11
Ketika terjadi kecelakaan, perawat yang terlibat dalam
kecelakaan atau perawat yang menyaksikan kecelakaan harus
mengisi laporan kecelakaan. Laporan harus dilengkapi meskipun
cedera tidak terjadi atau tidak tampak. Ketika klien atau pengunjung
terlibat dalam suatu kecelakaan, perawat yang menyaksikan
kecelakaan melakukan tindakan untuk menyingkirkan individu dari
resiko dan kemudian mulai melaporkan kecelakaan dengan
menggambarkan rinciannya. Dokter akan memeriksa individu untuk
menentukan apakah telah terjadi cedera. Jika terjadi cedera, dokter
mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan temuan dalam catatan
medis klien. Perawat hanya mendokumentasikan deskripsi objektif
tentang apa yang telah terjadi dan tindak lanjut yang telah dilakukan.
Perawat melaporkan apa yang sebenarnya disaksikan.
Suatu laporan kecelakaan harus ringkas dan akurat, melaporkan
apa yang benar-benar disaksikan oleh perawat dan dituliskan sejalan
dengan perawatan. Perawat tidak menguraikan dalam catatan medis
bahwa suatu laporan insidens telah disiapkan. Ketika perawat sebagai
korban kecelakaan, perawat harus melaporkan secara rinci
kecelakaan dan kemudian mencari bantuan medis sesuai dengan
kebijakan institusi.
6. Konferensi Rencana Asuhan
Konferensi rencana asuhan adalah pertemuan sekelompok
perawat untuk mendiskusikan kemungkinan solusi terhadap masalah
tertentu seorang klien, misalnya, ketidakmampuan untuk mengatasi
perstiwa atau kemajuan kurang untuk pencapaian tujuan. Konferensi
rencana asuhan memberikan setiap perawat kesempatan untuk
memberikan opini tentang kemungkinan solusi masalah. Profesional
kesehatan lain mungkin diundang untuk menghadiri konferensi guna
memberikan keahlian mereka.
Konferensi rencana asuhan paling efektif ketika terbangun
suasana yang saling menghargai yakni, penerimaan tanpa
12
menghakimi terhadap orang lain walaupun nilai, opini, dan
keyakinan mereka mungkin tampak berbeda. Perawat harus
menerima dan menghormati setiap kontribusi individu,
mendengarkan dengan pikiran terbuka tentang apa yang orang lain
katakan walaupun tidak sepakat.
13
BAB II
PENUTUP
3.1 Simpulan
Laporan kerja adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu keadaan
atau suatu kegiatan, pada dasarnya fakta yang disajikan itu berkenaan
dengan tanggung jawab yang ditugaskan kepada si pelapor.Laporan kerja
adalah informasi dari seorang petugas atau pejabat kepada petugas atau
pejabat lain dalam suatu sistem administrasi. Laporan kerja juga
merupakan informasi yang didukung oleh data-data yang lengkap dan
sesuai dengan fakta yang terjadi. Data harus disusun sedemikian rupa
sehingga bisa dipercaya dan mudah untuk di pahami. Pencacatan dan
pelaporan mencakup komunikasi, pendidikan, pengalokasian dana,
evaluasi, dokumen yang sah, jaminan mutu, penelitian, analisis, feed back.
Tujuan pelaporan adalah menyampaikan informasi spesifik pada
seseorang ataupun kelompok orang. Laporan, apakah lisan atau tulisan,
harus singkat, yang mencakup informasi yang berhubungan, tetapi bukan
detail yang tidak berhubungan adapun manfaat komunikasi adalah Sebagai
wahana komunikasi antar tim keperawatan dan dengan tim kesehatan lain,
sebagai bagian yang permanen dari rekaman medik, sebagian dokumen
yang legal dan dapat diterima di pengadilan. Prinsip pembuatan laporan
kerja adalah lengkap, jelas benar dan akurat, sistematis, objektif, tepat
waktu.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui cara
membuat laporan kerja khususnya mengetahui lebih jelas tentang laporan.
14
Lampiran
Contoh Laporan Kerja
LAPORAN HARIAN KEPALA RUANGAN
Perawat 3 : ...................................................
(Nama)
......................................................................
(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/ insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat,
lingkungan yang belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan
15
asuhan keperawatan untuk sore, malam dan
besok sesuai tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi posr conference
14.00 Operan
Nama Pasien :
1. ...................... 4. ...........................
2. ...................... 5. ………………..
3. ……………. 6. ...........................
16
Pasien 3 : .................................................
10.00 Mendampingi dokter visite
Pasien 1 : .................................................
Pasien 2 : .................................................
Pasien 3 : .................................................
17
LAPORAN HARIAN PERAWAT PELAKSANA
Nama Pasien :
1. ...................... 4. ...........................
2. ...................... 5. ...........................
3. ...................... 6. ...........................
18
REKAPITULASI LAPORAN KEGIATAN HARIAN PERAWAT
NAMA PERAWAT :
JABATAN :
RUANG :
Kegiatan/
Nama Diagnosa Diagnosa
No Tanggal Umur L/P Tindakan
Pasien Medis Keperawatan
Keperawatan
19
Contoh Pelaporan Timbang Terima Antar Ruangan di
RSUD. Mangusada Badung
20
Contoh Pelaporan Pengkajian Awal Rawat Inap Terintegrasi Dewasa di
RSUD. Mangusada Badung
21
Format Pelaporan Pasien
22