Oleh :
Yora Aranda
(171030200027)
APENDISITIS
A. Apendisitis
1. Definisi
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis (Grace,
2007). Appendisitis adalah infeksi pada appendiks karena
tersumbatnya lumen oleh fekalith (batu feces), hiperplasi jaringan
limfoid, dan cacing usus. Obstruksi lumen merupakan penyebab utama
appendicitis. Erosi membran mukosa appendiks dapat terjadi karena
parasit seperti Entamoeba histolytica, Trichuris trichiura, dan
Enterobius vermikularis.
2. Etiologi
Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada
factor prediposisi yaitu:
a. Factor yang tersering adalah obstruksi lumen. Pada umumnya
obstruksi ini terjadi karena:
1) Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab
terbanyak.
2) Adanya faekolit dalam lumen appendiks
3) Adanya benda asing seperti biji-bijian
4) Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya.
b. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan
Streptococcus
c. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-
30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan
jaringan limpoid pada masa tersebut.
d. Tergantung pada bentuk apendiks:
1) Appendik yang terlalu panjang
2) Massa appendiks yang pendek
3) Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks
4) Kelainan katup di pangkal appendiks
3. Tanda Gejala
Tanda gejala yang mungkin timbul pada pasien apendisitis yaitu
(Grace, 2007):
a. Nyeri abdomen periumbilikal, mual, muntah
b. Lokalisasi nyeri menuju fosa iliaka kanan
c. Pireksia ringan
d. Pasien menjadi kemerahan, takikardia, lidah berselaput, halitosis
e. Nyeri tekan (biasanya saat lepas) disepanjang titik Mc.Burney
f. Nyeri tekan pelvis sisi kanan pada pemeriksaan per rectal (Nyeri
tekan mungkin ditemukan juga di daerah panggul sebelah kanan
jika appendiks terletak retrocaecal. Rasa nyeri ditemukan di daerah
rektum pada pemeriksaan rektum apabila posisi appendiks di
pelvic. Letak appendiks mempengaruhi letak rasa nyeri)
g. Peritonitis jika apendiks mengalami perforasi
h. Massa apendiks jika pasien datang terlambat
i. Rasa sakit di daerah epigastrum, daerah periumbilikus, di seluruh
abdomen atau di kuadran kanan bawah merupakan gejala-gejala
pertama. Rasa sakit ini samar-samar, ringan sampai moderat, dan
kadang-kadang berupa kejang. Sesudah empat jam biasanya rasa
nyeri itu sedikit demi sedikit menghilang kemudian beralih ke
kuadran bawah kanan. Rasa nyeri menetap dan secara progesif
bertambah hebat apabila pasien bergerak
j. Demam tidak tinggi (kurang dari 38oC), kekakuan otot, dan
konstipasi
k. Appendisitis pada bayi ditandai dengan rasa gelisah, mengantuk,
dan terdapat nyeri lokal. Pada usia lanjut, rasa nyeri tidak nyata.
Pada wanita hamil rasa nyeri terasa lebih tinggi di daerah abdomen
dibandingkan dengan biasanya
l. Jika terjadi ruptur apendiks, maka nyeri akan menjadi lebih
menyebar, dan terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan
kondisi memburuk.
4. Pathway
Massa feces
Obstruksi
lumen
Suplai darah
menurun, Mukosa
terkikis
Perforasi, Abses,
Peradangan pada
Peritonitis
appendiks
Insisi bedah
Resiko Infeksi
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Diagnosis berdasarkan klinis, namun sel darah putih (hampir selalu
leukositosis) dan CRP (biasanya meningkat)
b. Ultrasonografi untuk massa apendiks dan jika masih ada keraguan
untuk menyingkirkan kelainan pelvis lainnya (misalnya kista
ovarium)
c. Laparoskopi biasanya digunakan untuk menyingkirkan kelainan
ovarium sebelum dilakukan apendisektomi pada wanita muda
d. CT Scan (heliks) pada pasien usia lanjut atau dimana penyebab lain
masih mungkin
6. Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan dari apendisitis dapat berupa (Grace,
2007):
a. Infeksi luka
b. Abses intra abdomen (pelvis, fosa iliaka kanan, subfrenikus)
c. Perlekatan
d. Aktinomikosis abdomen
e. Piemia porta
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
APPENDISITIS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik keadaan umum klien tampak sakit
ringan/sedang/berat.
b. Sirkulasi : Takikardia.
c. Respirasi : Takipnoe, pernapasan dangkal.
d. Aktivitas/istirahat : Malaise.
e. Eliminasi : Konstipasi pada awitan awal, diare kadang-kadang.
f. Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan
atau tidak ada bising usus.
g. Nyeri/kenyamanan : nyeri abdomen sekitar epigastrium dan
umbilicus, yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc.
Burney, meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas
dalam. Nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi
kaki kanan/posisi duduk tegak.
h. Demam lebih dari 38oC.
i. Data psikologis klien nampak gelisah.
j. Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan.
k. Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan
penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
appendisitis yaitu :
Pre operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (distensi
jaringan intestinal oleh inflamasi)
2. Perubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan
peristaltik.
3. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.
4. Ansietas berhubungan dengan tindakan operasi.
Post operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka insisi post
operasi).
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (insisi post
pembedahan).
3. Defisit self care berhubungan dengan nyeri.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.
C. Intervensi Keperawatan
1. Identitas
Nama : Nn. C.H
Umur : 15 tahun (21 September 2002)
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Penanggung Biaya : Orang Tua
Alamat : Jl. Hijau Lestari No.18 Pisangan Timur –
Ciputat
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan
Keluhan utama : Nyeri tekan pada perut kanan bawah skala
nyeri (5 – 6) ±1 minggu sebelum masuk RS
Riwayat penyakit saat ini : Nyeri luka post operasi sekala (3 – 4).
5. Terapi
a. IVFD RL/8 jam
b. Ceftriaxone 1x2g
c. Ketorolac 3x1 ampul
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka insisi post
operasi)
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (insisi post
pembedahan)
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan ansietas dan program
pembatasan gerak
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN