SISTEM PENCERNAAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
KELAS 2B S1 KEPERAWATAN
2
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum
Mata Kuliah Farmakologi Keperawatan
Sistem Pencernaan
Hari :
Tanggal :
3
DAFTAR ISI
NAMA ANGGOTA........................................................................................................... 2
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... 3
DAFTAR ISI...................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 5
B. Tujuan...................................................................................................................... 5
A. Kasus....................................................................................................................... 6
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 10
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi obat adalah pemberian obat pada pasien. Pemberian obat bisa diberikan
secara oral menggunakan pil, tablet, kapsul, sirup, atau secara injeksi melalui suntikan
maupun infus. Sakit perut dan mual muntah merupakan penbyaklit asam lambung.
Yang dalam kasus ini dapat diobati dengan obat Ranitidin dan obat antasida.
Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala atau penyakit
yang berkaitan dengan produksi asam lambung berlebih. Beberapa kondisi yang dapat
ditangani dengan ranitidin adalah tukak lambung, penyakit maag, penyakit asam
lambung. Antasida (antacid) adalah obat untuk meredakan gejala akibat sakit maag
atau penyakit asam lambung. Antasida tersedia dalam bentuk tablet kunyah dan cairan
suspensi yang umumnya bisa dibeli bebas tanpa resep dokter.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mencari poin poin penting terhadap kajian kasus.
2. Mahasiswa mampu menggolongkan jenis obat yang diberikan perawat kepada
pasien.
3. Mahasiswa mampu memberikan obat terhadap pasien sesuai dengan prosedur
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bahaya dan efek samping dari pemberian
obat terhadap pasien.
5. Mahasiswa mampu menerapkan peran perawat terhadap pemberian obat pada
pasien.
5
BAB II
TINJAUAN KASUS
Ny. S mengatakan sakit perut dan mual muntah, kemudian dibawa ke RS dan dirawat
di ruang perawatan A1. Hari pertama Ny. S mendapatkan terapi obat Ranitidin 50 mg
diberikan 3 x 1 melalui injeksi intra vena. Hari kedua keluarga Ny. S datang ke RS untuk
besuk dan membawakan obat Antasida 500 mg untuk Ny. S, karena mengeluh masih sakit
perut. Ny. S sudah meminta ijin kepada perawat untuk minum Antasida tersebut dan Perawat
mengijinkan. Obat tersebut diminum setelah makan dan 15 menit setelah mendapat injeksi
Ranitidin.
6
BAB III
PEMBAHASAN
1. Poin penting yang harus dikaji pada saat memberikan obat kepada pasien yaitu :
a. Benar pasien
Perawat melakukannya dengan melihat nama pada label obat dan
mencocokkannya dengan nama, usia, dan jenis kelamin Anda. Dalam hal ini,
perawat memberi pasien obat yang sesuai.
b. Benar obat
Pada kasus tersebut perawat melakukan kesalahan yaitu
memperbolehkan pasien meminum obat antasida yang dibawa oleh keluarga
pasien.
c. Benar dosis
Pastikan dosisnya sesuai dengan instruksi dokter dan catatan
pengobatan. Dalam hal ini, perawat akan memberikan dosis sesuai anjuran
dokter.
d. Benar waktu
Perawat melakukan kesalahan dengan memberikan pasien obat
antioksidan yang dibawa oleh keluarga, padahal pasien baru saja mendapat
suntikan ranitidin 15 menit sebelumnya. Tindakan ini mempengaruhi kerja
obat ranitidine.
e. Benar cara pemberian obat
Perawat memberikan obat dengan benar yaitu melalui injeksi dan oral.
f. Benar kadaluwarsa obat
Perawat mengkonfirmasi tanggal kadaluwarsa obat yang diberikan ke
pasien sebelum pemberian dosis.
2. Jenis dan golongan obat yang diberikan pada kasus tersebut yaitu :
a. Ranitidine termasuk ke dalam golongan obat keras. Obat ini bekerja dengan
menghambat produksi asam lambung dan mengurangi kadar ion hidrogen.
7
b. Antasida termasuk ke dalam obat bebas. Obat ini berbentuk tablet dan sirup.
Yang brrguna untuk menetralkan asam lambung.
3. Cara pemberian obat pada kasus tersebut yaitu :
a. Ranitidin diberikan secara oral dan injeksi. Pemberian ranitidin melalui injeksi
bisa diberikan secara intramuskuler (IM) dengan sudut 90° dan melalui
intravena (IV) dengan sudut 15°-30°.
b. Antasida hanya dapat diberikan secara oral.
4. Indikasi dan kontraindikasi pada kasus tersebut yaitu :
a. Ranitidin
Indikasi : Untuk mengurangi keasaman lambung.
Kontraindikasi : Ranitidin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap ranitidin atau kandungan lain dalam sediaan.
b. Antasida
Indikasi : Untuk meredakan berbagai gejala hyperacidity, gastritis, tukak
lambung, dan tukak duodenum.
Kontraindikasi : Konntraindikasikan pada pasien yang diketahui hipersensitif
terhadap antasida, pasien dengan gagal ginjal berat, dan wanita hamil.
5. Peran perawat dalam memberikan obat yang baik pada kasus tersebut yaitu :
a. Perawat memberikan terapi obat Ranitidin 50 mg diberikan 3 x 1 melalui
injeksi intra vena dan obat Antasida 500 mg sesuai dengan resep dari dokter.
Tetapi perawat lalai karena mengijinkan pasien untuk meminum obat
ranitidine yang dibawa sendiri okeh keluarga pasien.
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ranitidin adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala atau penyakit
yang berkaitan dengan produksi asam lambung berlebih. Antasida (antacid) adalah
obat untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau penyakit asam lambung. Antasida
tersedia dalam bentuk tablet kunyah dan cairan suspensi yang umumnya bisa dibeli
bebas tanpa resep dokter. Ranitidin diberikan secara oral dan injeksi. Pemberian
ranitidin melalui injeksi bisa diberikan secara intramuskuler (IM) dengan sudut 90°
dan melalui intravena (IV) dengan sudut 15°-30°.
Sedangkan Antasida hanya dapat diberikan secara oral. Perawat memberikan
terapi obat Ranitidin 50 mg diberikan 3 x 1 melalui injeksi intra vena dan obat
Antasida 500 mg sesuai dengan resep dari dokter. Tetapi perawat lalai karena
mengijinkan pasien untuk meminum obat ranitidine yang dibawa sendiri okeh
keluarga pasien.
B. Saran
Diberikan pengawasan agar pasien meminum obat benar sesuai anjuran.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dwiatama, A., & Darusman, F. (2022, July). Kajian Pengobatan Tukak Lambung dan
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). In Bandung Conference Series: Pharmacy
(Vol. 2, No. 2).
Putra, G. D., Lestari, A., Firlyani, R. D., Fauzan, M. F., Annafisa, T., Bawazier, N. A., ... &
Sari, F. P. (2017). Pengetahuan mahasiswa di surabaya terhadap penggunaan antasida.
Jurnal Farmasi Komunitas, 4(2), 50-55.
Wardaniati, I., Almahdy, A., & Dahlan, A. (2017). Gambaran Terapi Kombinasi Ranitidin
Dengan Sukralfat Dan Ranitidin Dengan Antasida Dalam Pengobatan Gastritis di
SMF Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Mochtar
Bukittinggi. Jurnal Farmasi Higea, 8(1), 65-74.
10