PERAWATAN LUKA
PENYUSUN:
1. Dewi Murdiyanti PP
2. Dwi Juwartini
3. Tri Arini
KATA PENGANTAR
Puji syukur, penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nyalah penulis mampu menyusun modul praktikum Keperawatan
komplementer. Modul ini disusun sebagai salah satu media pembelajaran
mata ajar Keperawatan Dasar
Penyusunan buku ajar ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
1 Modul Praktikum DIII Keperawatan
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan. Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi
amal sholeh yang akan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Penulis juga menyadari buku ajar ini masih belum sempurna, dengan
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik
yang membangun dari berbagai fihak terutama dari Senior dan sejawat
keperawatan demi perbaikan buku ajar ini. Penulis berharap semoga
modul ini dapat memberikan manfaat positif demi perkembangan
keperawatan. Akhir kata penulis memohon kepada Allah, SWT agar selalu
mendapatkan petunjuk dan ridloNya, serta selalu berada di jalanNya.
Yogyakarta, November
2015
Penulis
DAFTAR ISI
HAL
Halaman i
Judul........................................................................................................ ii
...... iii
Kata 1
Referensi
as
3 PRAKTIK PERAWATAN LUKA
Modul Praktikum DIII Keperawatan
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum:
Mempertahankan kebersihan dan sterilitas luka untuk mempercepat pemulihan
jaringan/kesembuhan luka dan mencegah timbulnya komplikasi.
Tujuan Khusus: Mahasiswa mampu :
1. Mengkaji kondisi luka
2. Melakukan pembersihan luka dengan benar
3. Melakukan perawatan luka dengan benar
4. Menutup/membalut luka dengan teknik aseptik yang benar
B. POKOK BAHASAN
1. Pengertian
Melakukan tindakan perawatan luka yang meliputi pembersihan luka, pemberian obat
dan menutup/membalut luka dengan teknik aseptik.
2. Indikasi dan kontra indikasi
Indikasi :
Pada luka post operasi, luka akut maupun kronis
3. Peralatan
a) Seperangkat set perawatan luka steril
1) Pinset 3 buah ( 2 anatomis, 1 sirurgis )
2) Kom 2 buah
3) Kassa steril (Menyesuaikan luasnya luka)
4) Depress/kapas
b) Korentang steril
c) Alcohol 70%
d) Na Cl 0,9% steril
e) Obat luka (Bethadin/Sofratulle, Salf)
f) Sarung tangan bersih (satu pasang)
g) Sarung tangan steril (satu pasang)
h) Gunting plester
i) Plester
j) Bengkok
k) Perlak pengalas
l) Troli / meja dorong
4. Cara/Langkah :
Perawat : Mencuci tangan
Pasien : Pemberitahuan kepada pasien
TAHAP KERJA
1. Mengatur posisi pasien, bebaskan area luka
2. Memasang perlak pengalas dan bengkok didekat pasien
3. Gunakan sarung tangan bersih
4. Gunakan pinset dan kapas/depres alkohol, untuk membuka plester dan balutan
luar luka.
5. Lepaskan plester dari kulit dan angkat bersama semua kasa penutup luka dan
diletakkan dibengkok. (Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan
memberikan larutan NaCl steril)
6. Inspeksi luka meliputi tanda-tanda infeksi (color, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa)
7. Lepas sarung tangan dan taruh pada bengkok
8. Buka bak instrument steril
9. Tuangkan NaCl 0,9% steril kedalam kom kecil
10. Kenakan sarung tangan steril dengan benar
11. Ambil pinset steril untuk ambil kassa steril dan dimasukkan dalam kom NaCl
12. Bersihkan luka dengan sekali usap dari area luka ke sekitar luka menggunakan
pinset dan kassa NaCl steril yang ada di kom dan buang kassa kotor ke bengkok
13. Ulangi membersihkan luka sampai bersih/sesuai kebutuhan
14. Berikan obat didaerah luka dengan teknik steril
15. Tutup luka dengan kassa steril secukupnya sampai menutup luka dengan baik
16. Lepaskan sarung tangan dengan benar dan masukkan ke dalam bengkok
17. Fiksasi luka dengan plester secukupnya dengan benar
18. Rapikan alat ke dalam troli
19. Bantu pasien pada posisi yang nyaman
TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi respon dan tindakan dilakukan dengan benar
Menanyakan respon pasien atas tindakan yang dilakukan dan mengevaluasi
tindakan yang dilakukan
2. Pasien dirapikan dengan baik
Berikan edukasi yang terkait dengan tindak lanjut setelah tindakan dilakukan
3. Alat-Alat dibereskan dengan rapi
4. Kontrak waktu selanjutnya disampaikan dengan benar
Memberi informasi kepada pasien tentang perkiraan waktu untuk melakukan
rencana tindakan selanjutnya
5. Salam terapeutik disampaikan dengan ramah
6. Cuci tangan dilakukan dengan benar
Cuci tangan dengan 6 langkah benar
C. MATERI
1. Definisi
Luka adalah terputusnya kontinuitas atau hubungan anatomis jaringan sebagai akibat
dari ruda paksa. Luka dapat merupakan luka yang sengaja dibuat untuk tujuan
tertentu, seperti luka insisi pada operasi atau luka akibat trauma seperti luka akibat
kecelakaan.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul :
a. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
b. Respon stres simpatis
c. Perdarahan dan pembekuan darah
d. Kontaminasi bakteri
e. Kematian sel
2. Mekanisme terjadinya luka :
a. Luka insisi (Incised wounds), terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam
Misal yang terjadi akibat pembedahan. Luka bersih (aseptik) biasanya tertutup
oleh sutura seterah seluruh pembuluh darah yang luka diikat (Ligasi)
b. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan
dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak
c. Luka lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain
yang biasanya dengan benda yang tidak tajam
d. Luka tusuk (Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau
pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil
e. Luka gores (Lacerated Wound), terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca
atau oleh kawat
f. Luka tembus (Penetrating Wound), yaitu luka yang menembus organ tubuh
biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian
ujung biasanya lukanya akan melebar.
g. Luka Bakar (Combustio)
Fase Inflamasi
Fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat
perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Tujuan yang hendak dicapai adalah
menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel
mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan. Pada
awal fase ini kerusakan pembuluh darah akan menyebabkan keluarnya platelet
yang berfungsi sebagai hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang
terbuka (clot) dan juga mengeluarkan substansi vasokonstriksi yang
mengakibatkan pembuluh darah kapiler vasokonstriksi. Selanjutnya terjadi
penempelan endotel yang akan menutup pembuluh darah. Periode ini
berlangsung 5-10 menit dan setelah itu akan terjadi vasodilatasi kapiler akibat
stimulasi saraf sensoris (Local sensory nerve endding), local reflex action dan
adanya substansi vasodilator (histamin, bradikinin, serotonin dan sitokin).
Histamin juga menyebabkan peningkatan permeabilitas vena, sehingga cairan
plasma darah keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara
klinis terjadi oedema jaringan dan keadaan lingkungan tersebut menjadi
asidosis.
Secara klinis fase inflamasi ini ditandai dengan : eritema, hangat pada kulit,
oedema dan rasa sakit yang berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4.
Fase Proliferatif
Fase Maturasi
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai
kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi adalah ; menyempurnakan
terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan
bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna
kemerahan dari jaringa mulai berkurang karena pembuluh mulai regresi dan
serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk memperkuat jaringan parut.
Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai puncaknya pada minggu ke-10
setelah perlukaan. Untuk mencapai penyembuhan yang optimal diperlukan
keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan yang dipecahkan.
Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut atau
hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan
kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka.
Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan
jaringan parut mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktifitas
normal. Meskipun proses penyembuhanluka sama bagi setiap penderita, namun
outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung pada kondisi biologis
masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat
akan mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, diserta
penyakit sistemik (diabetes mielitus).
D. DAFTAR PUSTAKA
Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia Editor:
Monica Ester.- Jakarta : EGC : 2004\
Dewit & O neill, Fundamental Concept and Skill For Nursing, Lipincott, 2010.
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC :
Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Brunner
Suddarth Medikal Bedah , Vol. 1. EGC : Jakarta.