Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium Kesehatan Puskesmas merupakan bagian pelayanan utama yang
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap puskesmas. Peranan Laboratorium di
Puskesmas saat ini telah menjadi bagian yang cukup diperhitungkan, penegakan diagnosa
penyakit telah banyak masyarakat untuk didukung dengan data hasil pemeriksaan
laboratorium.
Menurut Kep.Menkes No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksud dengan
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,penetapan,
dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau factor yang dapat berpengaruh
pada kesehatan perorangan dan masyarakat. Sebagai bagian yang integral dari pelayanan
kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan diagnosis, pemeberian pengobatan
dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.
Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan serta
pemulihan kesehatan sehingga dibutuhkan adanya laboratorium kesehatan.
Oleh karena itu mutu pelayanan laboratorium kesehatan harulah baik dan bermutu agar
dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratoriumyang tepat,teliti,benar,dapat dipercayadan
memuaskan pengguna jasa. Dalam penatalaksanaan penyakit secara umum kita mengenal
proses penanganan pasien yang diawali dengan : anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik.
Dalam kasus ringan mungkin dokter atau pengguna jasa lain dapat segera menentukan diagnose
sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada kasus-kasus yang lebih serius,
pemeriksaan laboratium menjadi sangat dibutuhkan dalam penentuan diagnose,prediksi,terapi,
dan pemantauan suatu penyakit. Maka sebagai konsekwensi, hasil pemeriksaan laboratorium
yang berkualitas/bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna jasa lainnya agar
diagnose dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan menjadi lebih tepat dan efisien.
B. Tujuan Pemeriksaan Laboratorium
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh hasil laboratorium yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
menentukan diagnose penyakit seorang pasien.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeteksi penyakit
b. Menentukan resiko

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 1


c. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis
d. Konfirmasi pasti diagnosis
e. Menemukan kemungkinan diagnostic yang dapat menyamarkan gejala klinis
f. Membantu pemantauan pengobatan
g. Menyediakan informasi prognostic/perjalanan penyakit
h. Memantau perkembangan penyakit
i. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan
j. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah semua staf laboratorium yang melaksanakan pemeriksaan
laboratorium dan pasien yang menyangkut dengan pemeriksaan laboratorium

D. Ruang Lingkup
Pelayanan Laboratorium meliputi kegiatan pengambilan sampel, pemeriksaan sampel darah
(hematologi,kimia klinik,imunologi,parasitologi), urine ( urine lengkap dan sedimen urine),
sputum maupun feces serta pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan yang akan digunakan
sebagai acuan dalam melakukan diagnose.

E. Batasan Operasional
a. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas, adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja tertentu.
b. Laboratorium Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan di puskesmas yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau
faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat.
c. Sarana laboratorium adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
Laboratorium Puskesmas.
d. Prasarana laboratorium merupakan jaringan/instalasi yang membuat suatu sarana yang
ada bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
e. Keselamatan Kerja adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan,
kebakaran, bahaya peledakan,penyakit akibat kerja, pencernaran lingkungan yang pada

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 2


urnumnya menimbulkan kerugian nyawa, waktu dan harta benda bagi pekerja dan
masyarakat yang berada di lingkungannya
f. Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau
semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan.
F. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang
Laboratorium Kesehatan;
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1647/MENKES/SK/XII/2005 tentang
d. Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan; Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 657/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen
Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Jejaring
Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re- Emerging;
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 585);
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit
Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya;
h. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang
i. Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 3


BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Dalam upaya mempersiapkan tenaga laboratorium yang handal perlu kiranya
melakukan kegitan menyediakan mempertahankan sumber daya manusia yang tepat. Atas
dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM yaitu proses mengantisipasi yang bertujuan
untuk mendayagunakan SDM tersebut seefektif mungkin
Adapun kualifikasi SDM di laboratorium Puskesmas Salo :
1. Penanggung Jawab Laboratorium
2. Tenaga Teknis Laboratorium
1) Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab :
a) Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium;
b) Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil pemeriksaan
laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam pelayanan laboratorium;
c) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan laboratorium;
d) Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.
2) Tenaga Teknis Laboratorium
Tenaga teknis Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a) Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standard prosedur
operasional;
b) Melaksanakan kegiatan mutu laboraotorium;
c) Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan;
d) Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium;
e) Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain;
f) Menyiapkan bahan rujukan specimen
B. Distribusi Ketenagaan
Tenaga Laboratorium terdiri atas 6 staf laboratorium yang terbagi atas :
1. Penanggung Jawab laboratorium : 1 orang Dokter
2. Tenaga teknis Laboratorium : 4 orang Tenaga teknis Laboratorium
3. Pencatatan dan pelaporan : 1 orang

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 4


No Nama Tugas

1. Dr.Lenny Wirawan Koordinator UKP

2. Supartono,Amd.Ak Tenaga Teknis Laboratorium

3. Nurewi HN,Amd,Ak Tenaga Teknis Laboratorium

4. Mirdayanti,S.Tr.Kes Tenaga Teknis Laboratorium

5. Ramdana,Amd.Kes Tenaga Teknis Laboratorium

6. Rugaiya.D Pencatatan dan pelaporan

Petugas pelaksana di Laboratorium Puskesmas Salo terdiri atas 6 orang


dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan Laboratorium dilakukan 3 shift oleh petugas
pelaksana sehingga pelayanan laboratorium dapat dilakukan 24 jam
C. Jadwal Kegiatan
1. Pelayanan pemeriksaan Laboratorium Pasien rawat jalan
 Pengambilan specimen di ruang sampling mulai jam 08.00 – poliklinik tutup
 Dilakukan pe,riksaan spesimen di ruang laboratorium.
 Hasil pemeriksaan laboratorium diambil di instalasi Laboratorium.
2. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Pasien UGD
 Pengambilan spesimen langsung di Unit UGD.
 Dilakukan pemeriksaan Laboratorium sesuai permintaan
 Hasil dilaporkan kepada petugas UGD
3. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Pasien KB
 Pengambilan langsung di Unit KB
 Dilakukan pemeriksaan sesuai permintaan
 Hasil dilaporkan kepada petugas KB
4. Pelayanan Pemeriksaa Sputum BTA
 Pengambilan sampel di sputum both
 Dilakukan pemeriksaan di ruangan pemeriksaan TB
 Penerimaan data Rujukan pemeriksaan TB/TCM melalui Situs Aplikasi SITB
 Penerimaan specimen dari Faskes / Klinik untuk pemeriksaan lanjutan (TCM)
 Hasil dilaporkan/Mengkomfirmasi di Aplikasi SITB.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 5


BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Denah Ruangan Laboratorium Rawat jalan

MEJA BATU KULKAS LEMARI


MEJA BATU

MEJA sAMPLING
wst
MEJA BATU

MEJA
MEJA

Denah Ruangan Poli TB/LAB TB

KURSI TUNGGU
MEJA

w
LEMARI
KULKA
S

LEMARI

LEMARI
MEJA

MEJA

B. Perlengkapan Dan Peralatan


1. Perlengkapan
a. Meja pengambilan sampel darah
b. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien
1). Mempunyai sandaran
2). Terbuat dari kayu.dan Besi
c. Bak cuci/sink
1). Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
2). Ukuran minimal 40 cm x 40 cm dengan kedalaman bak minimal 30 cm
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 6
3). Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan air
limbah puskesmas
d. Meja pemeriksaan
e. Lemari pendingin (refrigerator) yang berfungsi untuk menyimpan reagen dan
sampel.
f. lemari alat dan reagen.
2. Peralatan
Daftar inverntaris alat laboratorium :

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 7


NO Nama alat Jumlah Ket
1. Meja Kerja 4 buah
2. Lemari Alat/Bahan 2 buah
3. Mikroskop Listrik 3 buah
4. Mikroskop Binokuler With Back Up Battery 1 buah Olympus
5. Spektofotometer 1 buah CyanStar
6. Urine Analyzer 2 buah Cyan
7. Centrifuge 3 buah Cyan
8. Automatic Elektrik Hb 1 buah
9. Hematology analyzer 1 buah
10. Mikro Pipet 10-100 µl 1 buah
11. Mikro Pipet 10 µl 1 buah
12. Mikro Pipet 100 µl 1 buah
13. Mikro Pipet 1000 µl 1 buah
14. Pipet Pasteur 25 buah
15. Tabung Westegreen 20 buah
16. Rak Tabung 2 buah
17. Erlenmeyer 500 Ml 1 buah
18. Beaker Glass 200 Ml 1 buah
19. Gelas Ukur 10 Ml 1 buah
20. Gelas Ukur 100 Ml 1 buah
21. Rak Pengecetan 3 buah
22. Tabung RX 50 buah
23. Corong Kaca 1 buah
24. Pipet Ukur 5 Ml 1 buah
25. Pipet Ukur 1 Ml 1 buah
26. Pipet Ukur 10 Ml 1 buah
27. Nesco Test 2 buah
28. Lampu Spiritus 1 buah
29 Hb Sahli 3 set
30 Alat TCM 1 Set
31 Kulkas 2 buah
32 Easy Toch 1 buah

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 8


BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. ALUR PELAYANAN LABORATORIUM


ALUR PELAYANAN LABORATORIUM

PASIEN
DATANG

MENYERAHKAN BLANGKO
PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS
RUJUKAN SALO
DARI POLI 9

VALIDASI
SESUAI
TIDAK

B. LINGKUP PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Suatu pemeriksaan selalu meliputi 3 tahap, yaitu tahap Pra analitik, Analitik,
dan Pasca Analitik. Ketiga tahap ini harus diperhatikan dalam melakukan sebuah
pemeriksaan, dari tahap Pra analitik harus diperhatikan tentang persiapan pasien
maupun persiapan sampel, dari tahap analitik faktor-faktor SDM, isntrumen, reagensia,
metode harus pula diperhatikan dan dilakukan dengan prosedur yang tepat. Serta dari
tahap pasca analitik seorang analis kesehatan harus teliti dalam melaporkan suatu hasil
pemeriksaan.
1. Persiapan petugas
Mengenakan perlengkapan keselamatan kerja antaralain masker, jas laboratorium,
sarung tangan sebelum memulai aktifitas, menyiapkan formulir serta alat dan bahan
yang dibutuhkan.

2. Persiapan Pemeriksaan dan Administrasi


a. Menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 10


b. Petugas laboratorium memanggil pasien sesuai nomor urut antrian untuk
pasien rawat jalan sedangkan untuk pasien rawat inap petugas laboratorium
mengambil sampel ke ruangan masing-masing pasien.
c. Petugas mencocokkan identitas pasien dan memberikan informasi tarif
pemeriksaan yang diminta.
d. Petugas laboratorium Memberi penjelasan kepada pasien cara
pengambilan sampel pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan.
e. Bila tidak dapat dikerjakan karena keterbatasan alat meminta pasien
kembali ke pengirim/perujuk untuk dirujuk ke tingkat lebih lanjut
3. Pemeriksaan
a. Petugas mengambil sampel sesuai jenis pemeriksaan
b. Menulis hasil pemeriksan pada formulir hasil pemeriksaan
laboratorium.
c. Petugas menulis identitas pasien dan hasil pemeriksaan pada buku register
dan formulir hasil pemeriksaan serta menandatanganinya
4. Pembiayaan/Administrasi
a. Menuliskan biaya pemeriksaan pada bukti pembayaran dan
diserahkan kepada pasien .umum.
5. Penyerahan hasil
a. Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sebelum diserahkan
b. Menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium
c. Petugas tandatangan pada formulir hasil pemeriksaan
d. Pasien diminta kembali ke pengirim/perujuk (Poli Umum,P o l i G i g i ,Poli
KIA,MTBS, R.KB dan R.UGD ) untuk pasien rawat jalan,

Hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh analis, akan digunakan oleh dokter
untuk menetapkan diagnosa suatu penyakit dan pemberian pengobatan kepada pasien,
sehingga jika hasil yang dikeluarkan salah akan sangat mengancam keselamatan jiwa
pasien. Hal yang demikian pula akan menurunkan tingkat kepercayaan dokter dan
pasien terhadap pemeriksaan laboratorium yang dilakukan Pada laboratorium
puskesmas salo kab. Pinrang, pemeriksaan yang dilakukan meliputi Hematologi, Kimia
Darah, Urinalisa, Parasitologi, dan Imunologi.

C. KEMAMPUAN PEMERIKSAAN, METODE DAN REAGEN


Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi
pemeriksaan- pemeriksaan dasar seperti:
1. Pengambilan darah Vena
a. Defenisi
Pengambilan darah vena ialah pengambilan darah yang dilakukan untuk
kebutuhan salah satu pemeriksaan di laboratorium seperti hematologi, kimia

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 11


darah dan sebagainya pada pembuluh darah vena yang cukup besar, jelas dan
siperficial.
b. Alat dan bahan
a) Spoit
b) Tornuquit
c) Kapas alkohol 70%
d) Tabung EDTA
e) Plester
c. Prosedur kerja
a) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b) Diberikan pengertian kepada pasien yang akan diambil darahnya dan
diminta untuk mengepal tangan pasien.
c) Tangan pasien diletakkan diatas meja dengan trelapak tangan menghadap
keatas.
d) Lengan pasien dibendung dengan tourniquit, kemudian pasien diminta
mengepal tangannya agar vena terlihat jelas.
e) Ujung telunjuk kiri vena (palpasi) vena yang akan ditusuk.
f) Dilakukan disinfeksi dengan kapas alkohol 70% pada bagian vena yang
akan ditusuk dan dibiarkan hingga kering.
g) Tusuk vena pasien dengan spoit dengan arah lubang jarum menghadap
keatas.
h) Tarik penghisap spoit sampai jumlah volume darah di dapat seperlunya dan
kepalan tangan pasien dibuka dan tourniquit dibuka.
i) Letakkan kapas alkohol diatas jarum yang telah ditusuk dan tarik spoit
keluar.
j) Ke,udian pasang plester.
k) Darah dialirkan kedalam tabung EDTA yang telah disediakan.
2. Pengambilan darah kapiler
a. Definisi
Pengambilan darah kapiler adalah pengambilan darah yang dilakukan
untuk pemeriksaan laboratorium yang hanya membutuhkan sedikit darh saja
(bila dsarah yang dibutuhkan ± 0,5).
Catatan :
 Pada orang dewasa pengambilan darah kapiler dilakukan pada
ujung jari atau anak daun telinga.
 Pada bayi dan anak kecil pengambilan darah kapiler dapat
dilakukan pada tumit atau ibu jari kaki.
b. Alat dan bahan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 12


a) Lanset
b) Autoclik
c) Kapas alkohol 70%
c. Prosedur kerja
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Lakukan disenfektan dengan kapas alkohol 70% pada bagian yang akan
ditusuk dan biarkan hingga kering.
c) Pegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan
sedikit supaya nyeri berkurang.
d) Ditusuk dengan cepat dan tepat menggunakan lanset steril/autoclik. Pada
jari tusuklah dengan tegak lurus.
e) Tetesan darah pertama dihapus dengan menggunakan kapas alkohol dan
tetesan darah berikutnya dapat digunakan untuk pemeriksaan.
3. Pengambilan sampel urine
a. Prinsip
Sampel urin ditampung pada wadah yang bersih dan steril kemudian diperiksa
dilaboratorium.
b. Alat
Wadah penampung yang bervolume ± 20 ml.
c. Cara penampungan
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Sebelum wadah penampung diberikan kepada pasien terlebih dahulu
ditulis nama pasien dan jenis pemeriksaan yang diminta.
c) Menjelaskan pada pasien cara penampungan urin yang benar.
d) Pasien dimibta menampung urine didalam wadah penampung.
e) Wadah penampung yang berisi urine diantarkan dan disimpan diatas
meja kerja pemeriksaan urine untuk dilakukan pemeriksaan.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 13


D. CARA KERJA PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan Hb Sahli
a. Prinsip
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan pertolongan laritan HCl,
lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan membandingkan warna yang
terjadi dengan warna yang terjadi dengan warna standar memakai mata biasa.
b. Alat dan bahan
a) Tabung sahli
b) Standar sahli
c) Pipet sahli dengan volume 20 µl
d) Batang pengaduk
e) Reagen larutan HCl 0,2 N
f) Aquadest
c. Cara kerja
a) Tabung hemometer sahli diisi dengan larutan HCl 0,1 N sampai tanda 2.
b) Hisaplah darah kapiler/vena EDTA dengan pipet sahli sampai tanda 20 µl
c) Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan
kertas tissue secara hati-hati, jangan sampai darah dari dalam pipet
berkurang.
d) Masukkan darah sebanyak 20 µl ini kedalam tabung yang berisi larutan
HCl tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
e) Bilas pipet sebelum diangkat dengan cara menghisap dan mengeluarkan
HCl dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali.
f) Tunggu 5 menit untuk pembentukan hematin asam.
g) Hematin asam yang terjadi diencerkan dengan aquadest setetes demi
setetes sambil diaduk dengan pengaduk sampai didapat warna yang sama
dengan warna standar.
h) Baca kadar hemoglobin.
d. Nilai normal
a) Laki-laki : 12-14 gr%
b) Perempuan : 13-16 gr%
2. Pemeriksaan cholesterol metode CHOD-PAP
a. Metode : CHOD-PAP
b. Prinsip
Melaui proses oksidasi hidrolisasi enzimatik (dengan adanya phenol
pheroksidase) dapat ditentukan cholesterol yang berdasarkan terbentuknya
quinoneimine sebagai hasil reaksi antara H2O2 dengan 4-aminophenazone.
c. Reaksi

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 14


Cholesterol ester H2OGOD→ cholesterol fatty acid cholesterol + O2 CHOD
cholesterol -3- one + H2O2 2H2O2 + aminophenazone + phenol POD
quinoneimine 4H2O.

d. Alat dan bahan


a) Klinipet 10 µl, 100 µl
b) Tabung reaksi
c) Rak tabung
d) CYANStar
e) Serum/plasma
f) Reagen cholesterol
g) Standar cholesterol
e. Cara kerja
a) Masukkan ke dalam tabung reaksi :

Blanko Standar Sampel

Standar
- 10 µl -

Sampel
- - 10 µl

Reagen
1000 µl 1000 µl 1000 µl

b) Homogenkan, kemudian inkubasi 10 menit pada suhu kamar.


c) Baca pada alat CYANStar.
f. Nilai normal : <200 mg/dl.
3. Pemeriksaan Glu, AU, Chol Metode Nesco
a. Metode : Nesco (menggunakan strip)
b. Prinsip
Darah kapiler dimasukkan ke dalam strip glukosa lalu dibaca pada alat.
c. Alat dan bahan
a) Lanset steril
b) Nesco
c) Strip gula
d) Tissue
e) Kapas alkohol 70%
f) Darah kapiler

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 15


d. Cara kerja :
a) Siapkan alat nesco, pasang chip (memory) dan pasang strip pemeriksaan.
b) Bersihakn ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70% dan tunggu sampai
kering.
c) Pegang bagian bawah yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan
ditekan sedikit untuk mengurangi rasa sakit.
d) Tusuk dengan lansut steril, darah harus keluar dengan sendirinya tanpa
harus ditekan.
e) Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas kering.
f) Masukkan spesimen darah kedalam strip nesco.
g) Tunggu hasilnya dan catat hasil pemeriksaan.
e. Nilai normal :
a) Glukosa darah puasa : 70-110 mg/dl
b) Kolesterol : <200 mg/dl
c) Asam urat : laki-laki : 3,5-7,0 mg/dl
Perempuan : 2,5-6,0 mg/dl
4. Pemeriksaan widal
a. Metode : Slide Test
b. Prinsip
Antibodi (ab) pada serum berikatan dengan antigen (ag) pada lateks membentuk
ikatan aglutinasi.
c. Alat dan bahan
a) Slide widal
b) Timer
c) Klinipet 20 µl
d) Reagen Tydal (O, AH, H, BH)
e) Serum atau plasma.
d. Cara kerja
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Beri salam dengan senyum.
c) Berikan penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
d) Dilakukan funsi vena untuk memperoleh sampel darah vena.
e) Siapkan slide yang bersih dan bebas lemak.
f) Tambahkan 20 µl serum pada masing-masing lingkaran.
g) Tambahkan 1 tetes reagen widal lalu homogenkan.
h) Homogenkan secara sempurna selama 1 menit.
i) Baca hasil dengan melihat adanya reaksi aglutinasi.
j) Catatlah hasil pemeriksaan dan laporkan.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 16


 Cara pembacaan
Hasil dapat diamati melalui reaksi yang terjadi berupa terbentuknya
aglutinasi pada slide, apabila :
1. Terjadi reaksi aglutinasi, maka tes dinyatakan positif (+).
2. Tidak terjadi reaksi aglutinasi, maka tes dinyatakan negatif (-).
Catatan :
Khusus untuk hasil positif dilakukan kualitatif yakni
mengencerkan hasil reaksi yang positif tersebut dengan reaksi
widal sebanyak 1 tetes kemudian reaksi diamati, apabila reaksi
aglutinasi masih terjadi maka pengenceran dilanjutkan hingga
tidak nampak lagi adanya aglutinasi. Pengenceran terakhir yang
masih menampakkan aglutinasi dinyatakan sebagai titer tertinggi
pemeriksaan widal, dimana titer pemeriksaan terdiri atas (1/40,
1/80, 1/160, 1/320).
5. Pemeriksaan Golongan Darah
a. Metode : Slide test
b. Prinsip
Antigen A, B, AB, O, serta Rhesus (anti D) akan berikatan dengan antibody
dalam sampel sehinggah terjadi aglutinasi.
c. Alat dana bahan
a) Slide golongan darah (objek glass)
b) Batang pengaduk
d. Reagen golongan darah
a) Anti sera A.
b) Anti sera B.
c) Darah kapiler
e. Cara kerja
a) Siapkan slide yang bersih serta bebas dari sisa-sisa kimia atau darah.
b) Teteskan 1 tetes anti sera A pada sebelah kiri objek glass atau lingkaran A
pada slide golongan xdarah dan anti sera B disebalah kanan objek atau
pada linglaran B pada slide golongan darah.
c) Teteskan setets kecil dara pada kedua anti sera tersebut kemudian diaduk
dengan menggunakan batang pengaduk.
d) Goyangkan objek glass atau slide dengan membuat gerakan lingkaran.
e) Perhatikan adanya reaksi aglutinasi pada kedua campuran tersebut.
f. Cara pembacaan -
Hasil dapat diamati melalui reaksi yang terjadi berupa terbentuknya reaksi
aglutinasi pada campuran diatas objek glass atau slide. Apabila :

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 17


1) Terjadi reaksi aglutinasi pada campuran darah dan anti sera A maka
golongan darah A.
2) Terjadi reaksi aglutinasi pada campuran darah dan anti sera B maka
golongan darah B.
3) Terjadi reaksi aglutinasi pada campuran darah dan kedua anti sera (A dan
B) maka golongan darah AB.
4) Tidak terajdi reaksi aglutinasi pada campuran darah dan anti sera (A dan
B) maka golongan darah O.
Adapun tabelnya sebagai berikut :

Anti A Anti B Anti A, B Golongan Darah


+ - + A

- + + B

+ + + AB
- - - O
6. Pemeriksaan urine lengkap
a. Prinsip
Kertas seluloid yang mengandung bahan kima akan bereaksi denga urine yang
menghasilkan zat warna dimana intensitas dan zat warna tersebut akan
memberikan informasi tentang kondisi zat yang diperiksa dalam urine tersebut.
b. Cara kerja
a) Sambungkan saklar ke sumber listrik.
b) Tekan tombol “power” yang terdapat pada belakang alat.
c) Tempat strip urine yang telah disiram dengan urine pasien pada wadah
tempat strip alat.
d) Lettakkan strip pada wadah alat, alat otomatis akan membaca hasil.
e) Setelah alat selesai digunakan tekan “On/Off”.
f) Tekan tombol “power” yang terdapat pada belakang alat.
c. Interpretasi hasil
a) SG : Berat jenis urine.
b) pH : Tingkat keasaman urine.
c) LEU : Ada tidaknya leukosit dalam urine.
d) NIT : Ada tidaknya nitrit (bakteri) dalam urine.
e) PRO : Ada tidaknya protein dalam urine.
f) GLU : Ada tidaknya glukosa dalam urine.
g) KET : Ada tidaknya benda keton dalam urine.
h) URO : Ada tidaknya urobilinogen dalam urine.
i) BIL : Ada tidaknya bilirubin dalam urine.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 18


j) BLD : Ada tidaknya darah dalam urine.
7. Pemeriksaan sedimen urin
a. Metode : slide.
b. Prinsip
Urine organik dan anorganik yang terdapat pada urine akan mengendap setelah
disentrifus, endapan tersebut akan telihat pada mikroskop dengan pembesaran 10
x dan 40 x.
c. Alat dan bahan
a) Tabung sentrifuge
b) Mikroskop
c) Objek glass
d) Deck glass
e) Urine
d. Cara kerja
a) Masukkan sejumlah urine kedalam sentrifuge.
b) Centrifuge selama 5 menit 3000 rpm.
c) Buang cairan yang diatas hingga tersisa endepan lalu kocok.
d) Endapan yang tersisa diletakkan diatas objek glass dan ditutup dengan
deck glass.
e) Periksa ada tidaknya unsur organik dan anorganik di mikroskop dengan
pembesaran 10 x dan 40 x.

8. Plano test
a. Metode : Immunochomatograpy Rapid Test
b. Prinsip :
Konjugat anti-HCG monoclonal akan mengikat HCG dalam urine dan
membentuk konjugat-HCG. Kompleks ini akan berikatan dengan HCG
poliklonial dan menghasilkan konjugat-HCG anti –HCG yang menimbulkan
warna merah pada strip.
c. Alat dan bahan
a) Pregnancy Test Strip
b) Timer
c) Urine
d. Cara kerja
a) Celupkan strip pregnancy sampai batas tanda urine.
b) Tunggu hingga 1-3 menit.
c) Baca hasil dengan melihat adanya garis merah muda pada area
pembacaan.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 19


e. Cara pembacaan
a) Positif : Bila terbentuk dua garis merah pada strip yaitu garis control (C)
dan garis test (T).
b) Negatif : bila terbentuk satu tanda garis merah pada strip yaitu pada garis
control (C).
c) Invalid : bila ftidak terbentuk garis merah pada strip control (C) atau test
(T) atau bila tanda garis merah pada garis test (T) tapi pada garis contro;
(C) tidak nampak garis merah. Hasil dapat diamati melalui reaksi yang
terjadi berupa terbentuknya reaksi flokulasi pada campuran diatas objek
glass atau slide.
9. Pemeriksaan RDT Malaria
a. Metode : Imunokromatografi
b. Alat dan bahan
 Malaria HRP2/Pldh (Pf/PAN) Combo berisikan :
a) Alat uji (alat uji disegel didalam wadah aluminium dengan
pengering).
b) Petunjuk penggunaan.
c) Assay Buffer (Borax buffer SDS dan larutan saporanin).
d) pipet sampel
e) lanset
f) alcohol pad

 Darah kapiler
c. Cara Kerja
a) Bersihkan daerah yang akan ditusuk menggunakan alcohol pad.
b) Tekan ujung jari dan tusuk menggunakan venipuntur atau lanset yang
disediakan.
c) Bersihkan tetesan pertama dengan tissue bersih.
d) Ambil sampel (5 µl) menggunakan pipet yang disediakan atau pipet
mikro.
e) Masukkan seluruh darah (5 µl) ke lubang sampel.
f) Buka tutup botol Assay Buffer dengan memutar tutpnya.
g) Tambahkan 3 tetes Assay Buffer (atau 60 µl) ke lubang buffer.
h) Baca hasilnya dalam 20 menit.

10. Pemeriksaan DDR


1) Pembuatan sediaan darah tebal

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 20


a. Metode : sediaan darah tebal
b. Alat dan bahan
a) Objek glass
b) Lanset
c) Kapas alkohol
d) Darah kapiler
e) Batang pengaduk
f) Methanol
c. Cara kerja
a) Darah kapiler diambil, lalu diteteskan pada objek glass sebanyak 2
tetes.
b) Tetesan darah pada objek glass disebarkan atau diaduk dengan
batang pengaduk dengan gerakan melingkarkemudian dibiarkan
mengering sendiri.
c) Setelah sediaan kering kemudian diteteskan dengan methanol
hingga mengering kemudian sediaan darah tebal siap untuk
diwarnai dengan pewarnaan giemza.
2) Pembuatan Sediaan Darah Tipis
a. Metode : Sediaan Darah Tipis
b. Alat Dan Bahan
a) Objek Glass
b) Spoit
c) Torniquette
d) Kapas Alkohol
e) Darah Vena
c. Cara Kerja
a) Darah diteteskan pada objek glass lagi untuk dilakukan
penghapusan dengan cara menggeserkan kearah sebelah kana
diusahakan agar penghapusan tipis dan tidak beerlemak atau
sesuai syarat penghapusan.
b) Apusan darah yang dibuat tadi dikeringkan dan diuashakan
tidak terkena sinar matahari.
c) Apabila sediaan telah kering, maka sediaan segera diwarnai
dengan pewarnaan giemza.
3) Pewarnaan Sediaan
a. Metode : Pewarnaan Giemza
b. Alat dan Bahan
a) Rak Pengecatan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 21


b) Larutan Giemza
c) Aquadest
d) Timer
c. Cara Kerja
a. Dibuat larutan giemza dengan perbandingan 1:9 (1 bagian
giemza + 9 bagian aquadest).
b. Sediaan diwarnai dengan larutan giemza selama 30 menit.
c. Larutan giemza dibuang lalu dibilas dengan aquadest sampai
kelihatan kemerah-merahan.
d. Sediaan diletakkan tegak pada kertas saring dan biarkan
mengering.
e. Sediaan diperiksa di mikroskop dengan pembesaran 100x.
d. Penilaian Hasil
a) (+) /positif bila terlihat atau ditemukan parasit malaria pada
sediaan.
b) (-) /negatif bila tidak terdapat atau tidak ditemukan parasit
malaria pada sediaan.
11. Pemeriksaan Glucose dalam urine/Reduksi

a. Metode : reduksi/Benedict

b. Alat Dan Bahan


• Jas Lab
• Sarung Tangan
• Masker
• Pot Urine
• Tabung Reaksi
• Pipet Tetes
• Lampu Spirtus
• Korek Api
• Reagen Benedict

c. Prinsip :
Glukosa urine adalah pemeriksaan urine rutin, pemeriksaan dasar yang dapat dipakai
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Secara rutin pemeriksaan glukosa urine
ditekankan terhadap kemungkinan adanya glukosa dalam urine atau glukosuria.
d. Cara Kerja
• Petugas Laboratoriun Mengambil Pot Sampel Urine

• Petugas Laboratorium Mempersilahkan Pasien untuk Menampung sampel urine


Dalam Pot Urine

• Petugas Laboratorium Mempersiapkan Alat Dan Bahan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 22


• Petugas Laboratorium Menerima Pot urine yang Sudah berisi Sampel Urine

• Masukkan 5ml Reagen Benedict Ke Dalam Tabung Reaksi

• Kemudian Masukkan Urine Sebanyak 8 Tetes Kedalam Tabung Reaksi

• Panaskan Perlahan-Lahan Diatas Api 2 menit, Jangan Sampai Mendidih Angkat


dan kocok Isi Tabung

e. Pembacaan Hasil
• (-) tidak terjadi perubahan warna / tetap biru jernih (kadar glukosa <0,5%)
• (+1) terjadi warna hijau kekuningan (kadar glukosa 0,5% – 1%)
• (+2) terjadi warna kuning keruh (kadar glukosa 1% – 1,5%)
• (+3) terjadi warna jingga / lumpur keruh (kadar glukosa 2% – 3,5%)
• (+4) terjadi warna merah bata (kadar glukosa >3,5%)
12. Pemeriksaan Protein dalam Urine /Albumin
a. Metode : Asam Sulfasalisilat 20 %
b. Prinsip : Pemeriksaan protein dalam Urine termasuk pemeriksaan rutin.
Kebanyakan cara rutin untuk menyatakan adanya protein dalam urin berdasarkan
adanya kekeruhan karena padatnya atau kasarnya kekeruhan itu menjadi satu
ukuran untuk jumlah protein yang ada, maka menggunakan urin yang jernih betul
menjadi syarat penting pada tes-tes terhadap protein
c. Alat dan Bahan
• Jas Lab
• Sarung Tangan
• Masker
• Pot Urine
• Tabung Reaksi
• Pipet Tetes
• Lampu Spirtus
• Korek Api
• Reagen Asam Sulfasalisilat 20%
d. Cara Kerja

• Petugas Laboratoriun Mengambil Pot Sampel Urine

• Petugas Laboratorium Mempersilahkan Pasien untuk Menampung sampel


urine Dalam Pot Urine

• Petugas Laboratorium Mempersiapkan Alat Dan Bahan

• Petugas Laboratorium Menerima Pot urine yang Sudah berisi Sampel Urine

• Masukkan Sampel Urine 2 ml pada tabung Reaksi

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 23


• Kemudian Masukkan Asam Asamsulfasalisilat 20% Dan Kocok

• Jika Sampel Urine Tetap Jernih Berarti Hasil Negatif

• Jika Urine Dalam Tabung Terjadi Kekeruhan maka Panasilah Diatas Api
Sampai Mendidih dan Dinginkan Kembali

• Jika kekeruhan tetap ada pada waktu pemanasan dan tetap ada juga

• setelah dingin kembali, maka tes protein positif


• Jika kekeruhan itu hilang pada waktu pemanasan, tetapi muncul
• lagi setelah dingin, mungkin sebabnya protein bence jones dan
• perlu diselidiki lebih lanjut.

13. Pemeriksaan Hb Dengan strip


a. Metode : Strip Eazy Toch

b. Prinsip : Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai mediatransport oksigen paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dar jaringan tubuh ke paru-aru. Kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuatdarah berwarna merah
c. Alat dan Bahan

• Easy Touch Hemoglobin Test Strips.


• Autoclik dan Lancet Steril.
• Strip Easy Touch Strip.
• Alkohol Swab
• Sampel Darah Kapiler, Darah Vena
d. Cara Kerja
• Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan bahan ( Alat Easy Touch, strip
Easy Touch, lancet, autoclik, kapas alkohol, tisu )
• Petugas laboratorium memasukan stik pada tempatnya hingga bunyi “bip”
dan pada layar muncul kode untuk memasukan darah.
• Petugas laboratorium mempersilakan pasien mengacungkan jaritengahnya
untuk di massage sebentar.
• Petugas laboratorium memberikan disinfektan pada ujung jari dengan kapas
alkohol
• Petugas laboratorium menusuk ujung jari tengah dengan autoklik yang
didalamnya sudah terpasang lancet steril
• Petugas laboratorium mengusap dengan tisu kering tetesan darah pertama

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 24


• Petugas laboratorium memasukan tetesan darah berikut kedalam stik yang
terpasang pada alat Easy Touch hingga terdengar bunyi “bip” tunggu hinggu
tertera hasil pemeriksaan
• Petugas laboratorium membaca hasil yang muncul pada layar alat Easy
Touch.

e. Pembacaan Hasil : Baca Hasil Pada Layar Alat.

14. Pemeriksaan Asam Urat


a. Metode : enzimatik
b. Prinsip : pemeriksaan kadar asam urat metode enzimatik adalah uricase
memecah asam urat menjadi allantoin dan hidrogen peroksida. Selanjutnya dengan
adanya peroksidase, peroksida, Toos dan 4- aminophenazone membentuk warna
quinoneimine. Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan
konsentrasi asam urat.
c. Alat dan Bahan :
• Jas Lab
• Fotometer
• Mikropipet
• Tip kuning
• Tip Biru
• Spoid
• Kapas Alkohol
• Plaster
• Tabung EDTA
• Reagen Asam Urat
• Sentifuge
• Fotometer

d. Cara Kerja : Petugas laboratorium melakukan fungsi vena


• Petugas laboratorium memasukkan darah pada tabung reaksi
• Petugas laboratorium melakukan kegiatan centrifugasi untuk menghasilkan
serum.
• Petugas laboratorium memipet 0,02 ml standar pada tabung 2
• Petugas laboratorium memipet 0,02 ml sampel pada tabung 3
• Petugas laboratorium memipet 1000 ml reagen pada tabung 1,2 dan 3
• Petugas laboratorium menghomogenkan campuran
• Petugas laboratorium meninkubasi campuran 5 menit pada suhu kamar.
• .Petugas laboratorium membaca pada alat spektrofotometer
e. Pembacaan Hasil : Baca Hasil Pada Layar Fotometer

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 25


15. Pemeriksaan Glukosa
a.Metode :GOD-PAP
b.Prinsip : Penentuan glukosa setelah oksidasi enzimatik oleh oksidase glukosa.
Indikator kolorimetri yang digunakan adalah quinoneimine, yang dihasilkan dari
4-aminoantipyrine dan phenol oleh hidrogen peroksida pada aksi katalis
peroksidase.
c. Alat dan Bahan :
• Sarung Tangan
• Jas Lab
• Fotometer
• Mikropipet
• Tip kuning
• Tip Biru
• Spoid
• Kapas Alkohol
• Plaster
• Tabung EDTA
• Reagen Glucosa
• Sentifuge
• Fotometer
d. Cara Kerja :
 Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan bahan
 Petugas laboratorium melakukan fungsi vena
 Petugas laboratorium memasukkan darah pada tabung reaksi
 Petugas laboratorium melakukan kegiatan centrifugasi untuk menghasilkan
serum.
 Petugas laboratorium memipet 0,02 ml standar pada tabung 2
 Petugas laboratorium memipet 0,02 ml sampel pada tabung 3
 Petugas laboratorium memipet 1000 ml reagen pada tabung 1,2 dan 3
 Petugas laboratorium menghomogenkan campuran
 Petugas laboratorium meninkubasi campuran 10 menit pada suhu kamar.
 .Petugas laboratorium membaca pada alat spektrofotometer
f. Pembacaan Hasil : Baca Hasil Pada Layar Alat Fotometer

16. Pemeriksaan SGOT


a. Metode : -
b. Prinsip : Aspartat amino transperase (ASAT/AST) mengkatalis transaminase
dari Laspartate dan 2-oxogluttarate membentuk L-glutamate dan oxaloacetate>
Oxaloacetate direduksi menjadi L-milate oleh enzim malate dehydrogenase
(MDH) dan nicomamide Adenin denodeotide 9NADH) teroksidasi menjadi
NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi berbanding lurus dengan aktifitas

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 26


AST dan diukur secara fotometrik pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 340 nm
.
c. Alat dan Bahan : Sarung Tangan
• Jas Lab
• Fotometer
• Mikropipet
• Tip kuning
• Tip Biru
• Spoid
• Kapas Alkohol
• Plaster
• Tabung Reaksi
• Tabung EDTA
• Reagen SGOT
• Sampel Darah/Plasma
• Sentifuge
• Fotometer

e. Cara Kerja :
 Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan bahan
 Petugas laboratorium melakukan fungsi vena
 Petugas Laboratorium Melakukan Kegiatan Sentrifuge untuk Menghasilkan
Plasma yang Akan Di Gunakan Sebagai Sampel
 Campur 4 ml Reagen A 1 ml Reagen B (4:1) Sesuai Dengan Jumlah Yang di
Butuhkan.
 Memasukkan kedalam Tabung Reaksi :

Suhu Reaksi 37Cº 30Cº


Reagen Kerja 1,0 ml 1,0 ml
Reagen Serum 50 µl 100 µl
 Menghomogenkan
Reagen Tersebut,
 Jangan Sampai Terjadi Gelembung
e. Pembacaan Hasil : Membaca Pada Alat Fotometer

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 27


17. Pemeriksaan SGPT
a. Metode : -
b. Prinsip : L-Alanine + 2-Oxoglutarate L-Glutamate + Pyruvate Pyruvate +
NADH+ H+ D-Lactate + NAD+ Penambahan Pyridoxal-5-phospate (P-5-P)
menstabilkan aktivitas transaminase dan menghindari nilai-nilai palsu rendah dalam
sampel mengandung P-5-P, e.g endogen cukup, misalnya dari pasien dengan infark
miokard, penyakit hati, dan pasien perawatan intensif.

c. Alat dan Bahan :


• Jas Lab
• Fotometer
• Mikropipet
• Tip kuning
• Tip Biru
• Spoid
• Kapas Alkohol
• Plaster
• Tabung Reaksi
• Tabung EDTA
• Reagen SGPT
• Sampel Darah/Plasma
• Sentifuge
• Fotometer

d. Cara Kerja :
 Petugas laboratorium melakukan fungsi vena
 Petugas Laboratorium Melakukan Kegiatan Sentrifuge untuk Menghasilkan
Plasma yang Akan Di Gunakan Sebagai Sampel
 Campur 4 ml Reagen A 1 ml Reagen B (4:1) Sesuai Dengan Jumlah Yang di
Butuhkan.
 Memasukkan kedalam Tabung Reaksi :

Suhu Reaksi 37Cº 30Cº


Reagen Kerja 1,0 ml 1,0 ml
Reagen Serum 50 µl 100 µl

 Menghomogenkan Reagen Tersebut,


 Jangan Sampai Terjadi Gelembung
 Membaca Pada Alat Fotometer
f. Pembacaan Hasil : Baca Hasil Pada Alat Fotometer

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 28


18. Pemeriksaan Triglesirida
a. Metode : -
b. Prinsip : Trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan lipases.
Indikator quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida 4-aminoantipyrine dan
4-chlorophenol dibawah pengaruh katalisa peroksidase.
c. Alat dan Bahan :
• Jas Lab
• Fotometer
• Mikropipet
• Tip kuning
• Tip Biru
• Spoid
• Kapas Alkohol
• Plaster
• Tabung Reaksi
• Tabung EDTA
• Reagen Triglesirida
• Sampel Darah/Plasma
• Sentifuge
• Fotometer
d. Cara Kerja :
• Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan bahan
• Petugas laboratorium melakukan fungsi vena
• Petugas Laboratorium Melakukan Kegiatan Sentrifuge untuk Menghasilkan
Plasma yang Akan Di Gunakan Sebagai Sampel
• Masukkan Ke Dalam Tabung Reaksi :

Blangko Standar Sampel


TG standar - 10 µl -
Sampel Serum - 10 µl
Reagen A 1000 µl 1000 µl 1000 µl

• Homogenkan Campuran Tersebut dan Inkubasi selam 10 Menit


• Membaca/Mengukur Kadar Triglesirida Pada Fotometer
e. Pembacaan Hasil :
Baca hasil pada Layar Fotometer

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 29


19. Pemeriksaan HDL kolesterol
a. Metode : CHOD-PAP
b. Prinsip : pereaksi presipitat untuk menentukan HDL Kolesterol secara in vitro
sesuai sistem fotometri. Prinsip dalam pemeriksaan HDL Kolesterol yaitu
kilomikron, VLDL, dan LDL diendapkan dengan penambahan asam fosfotungstat
dan ion magnesium ke dalam sampel. Centrifuge hanya memisahkan HDL dalam
supernatan, serta kandungan kolesterol hanya ditunjukkan secara enzimatik dengan
menggunakan reagen kolesterol FS.
c. Alat dan Bahan :
• Jas Lab
• Fotometer
• Mikropipet
• Tip kuning
• Tip Biru
• Spoid
• Kapas Alkohol
• Plaster
• Tabung Reaksi
• Tabung EDTA
• Reagen SGOT
• Sampel Darah/Plasma
• Sentifuge
• Fotometer

d. Cara Kerja :
• Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan bahan
• Petugas laboratorium melakukan fungsi vena
• Petugas laboratorium memasukkan darah pada tabung reaksi
• Petugas laboratorium melakukan kegiatan centrifugasi untuk menghasilkan
serum.
• Petugas laboratorium Masukkan ke dalam tabung reaksi :
Persiapan Presipitan (R1a) untuk membuat supernatan

Pipet Ke tabung
Reagen HDL 500 µl

Sampel 200 µl

• Diinku basi selam 15 menit lalu di sentrifuge 20 Menit

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 30


Pemeriksaan HDL-kolesterol
Pipet ke tabung blangko standar sampel
Aquades 50 µl
Standar Kolesterol 50 µl
HDL Supernatan 50 µl
Reagen kolesterol total 500 501
500 µl
µl µl
• Campur lalu inkubasi 5 menit pada suhu 37 º C
• Baca Absorbance Standart,serum control pada Fotometer
• Petugas Laboratorium Membaca Kadar Kreatinin
e. Pembacaan Hasil :

Baca Hasil Pada alat Fotometer

20. Pemeriksaan Darah Lengkap


a. Metode : pengukuran sel yang disebut Volumetric Impedance.
b. Prinsip : Hematology Analyzer adalah alat yang digunakan untuk memeriksa
darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis
berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap sel-sel yang di
lewatkan.
c. Alat dan Bahan :
• Alat Hematology Analizer WAPLAB-WP360
• Reagen Deluent
• Reagen lyse
• Reagen Cleancer
• Reagen Concentrated cleancer
• Tabung EDTA
• Spoid
• Ternikuit
• Kapas Alkohol
• Sarung Tangan
d. Cara Kerja :
• Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan bahan
• Petugas laboratorium melakukan fungsi vena
• Petugas laboratorium memasukkan darah pada tabung EDTA
• Sambungkan Kabel Power Ke UPS/Stabiliser
• Tekan Tombol ON/OFF di belakan Alat
• Biarkan Alat Melakukan Inisialisasi Secara Otomatis,Hingga Keluar Menu
Utama,Dan Alat Siap di Gunakan
• Tekan Tommbol Aspiration untuk melakukan Blank Tes

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 31


• Sampel di homogenkan dan letakkan Tabung Sampel di Bawah jarum Aspirasi
• Tekan Tombol Aspiration dan Sampel Di Hisap
• Alat Melakukakan Pengetesan tunggu hingga kluar Hasil
e. Pembacaan Hasil :
• Setelah Keluar Hasil,Klik Profil dan isi data Pasien
21. Pemeriksaan Ureum
a. Metode : CHOD_PAP
b. Prinsip : Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang
diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan
ekstraseluler ke dalam darah untuk kemudian difiltrasi oleh glomerulus.
c. Alat dan Bahan :
• Jas Lab
• Fotometer
• Mikropipet
• Tip kuning
• Tip Biru
• Spoid
• Kapas Alkohol
• Plaster
• Tabung Reaksi
• Tabung EDTA
• Reagen Ureum
• Sampel Darah/Plasma
• Sentifuge
• Fotometer
d. Cara Kerja :
• Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan bahan
• Petugas laboratorium melakukan fungsi vena
• Petugas laboratorium memasukkan darah pada tabung reaksi
• Petugas laboratorium melakukan kegiatan centrifugasi untuk menghasilkan
serum.
• Petugas laboratorium Masukkan ke dalam tabung reaksi :
Blanko Standar Sampel

Larutan 1000 µl 1000 µl 1000 µl


kerja
Sampel - - 10 µl
Reagen 1000µl 1000µl 1000 µl

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 32


Catatan : Larutan kerja Terdiri dari R1 dan R2 Dimana 1000 µl R2 di Masukkan
kedalam Tabung R1 Lalu di Homogenkan. Larutan Inilah Yang Kemudian
Dipisah menjadi 3 Bagian, Masing-Masing 1000 µl untuk Reagen Blank,Standar,
Dan Sampel.
• Campur,Inkubasi Pada Suhu 37 ˚C Selama 5 Menit Atau Pada Suhu
20 ˚C -25 ˚C
• Kemudian Tambahkan R3 (reagen Pengencer) Dengan Perbandingan 1 : 5,
Yaitu 200 µl Pada Masing-Masing Tabung (Reagen blank,standar,sampel)
• Campur dan Inkubasi Pada Suhu 37˚C Selama 5 Menit Atau Pada Suhu 20 ˚C-
25 ˚C
• Petugas laboratorium membaca pada alat spektrofotometer
e. Pembacaan Hasil :
Baca Hasil Pada Monitor Alat
22. Pemeriksaan Kreatinin
a. Metode : CHOD-PAP
b. Prinsip : Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali
membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga. Intensitas warna
yang terbentuk setara dengan kadar kreatinin dalam sampel, yang diukur dengan
Fotometer dengan panjang gelombang 490 nm.

c. Alat dan Bahan :

• Jas Lab
• Fotometer
• Mikropipet
• Tip kuning
• Tip Biru
• Spoid
• Kapas Alkohol
• Plaster
• Tabung Reaksi
• Tabung EDTA
• Reagen Kreatinin
• Sampel Darah/Plasma
• Sentifuge
• Fotometer
e. Cara Kerja :
• Petugas laboratorium mempersiapkan alat dan bahan

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 33


• Petugas laboratorium melakukan fungsi vena
• Petugas laboratorium memasukkan darah pada tabung reaksi
• Petugas laboratorium melakukan kegiatan centrifugasi untuk menghasilkan
serum.
• Petugas laboratorium Masukkan ke dalam tabung reaksi :
Blanko Standar Sampel

R (ml) - 10 µl -
Calibbrator - - 10 µl
Sampel 1000µl 1000µl 1000 µl

• Petugas Laboratorium menghomogenkan Campuran Tersebut


• Petugas Laboratorium Membaca Absorben Sampel Setelah 30 Detik dan
setelah 90 detik pada Alat fotometer
• Petugas Laboratorium Membaca Kadar Kreatinin
f. Pembacaan Hasil :
Pembacaan Hasil Pada Monitor Alat Fotometer
23. Pemeriksaan Hbs Ag
a. Metode : Strip Tes
b. Prinsip :
Bereaksinya Imunochromatografi yang menggunakan membran berwarna untuk
mendeteksi HBsAg dalam serum, membran yang dilapisi dengan antiHBs pada
daerah test (T) dapat bereaksi secara kapilaritas sehingga membentuk garis
merah.
d. Alat dan Bahan :
• Sarung Tangan
• Spoit
• Kapas Alkohol
• Spoid/Lanset
• Mikropipet 10µl
• Mikropipet 20 µl
• Tabung EDTA
• Darah/Serum/Plasma
• Rapid HbsAg Strip
• Buffer HbsAg Strip
e. Cara Kerja :
• Petugas laboratorium menyiapkan alat-alat dan bahan.
• Petugas laboratorium member pengertian kepada pasien maksud dan tujuan
tindakan
• Petugas laboratorium melakukan pengambilan darah kapiler pada pasien.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 34


• Petugas laboratorium memipet darah sampai tanda garis.
• Petugas laboratorium meneteskan assay buffer 2 tetes
• Petugas laboratorium membaca hasil setelah 15 menit
f. Pembacaan Hasil :
• Positif jika terdapat dua garis warna pada bagian T dan bagian C. Intensitas
warna pada garis Bagian T tergantung dari kadar HBsAg pada sampel
serum/plasma.
• Negatif jika terdapat satu garis berwarna pada bagian C , tidak muncul garis
warna pada bagian T
• Invalid jika tidak muncul garis warna pada bagian C, kemungkinan karena
jumlah sampel yang diteteskan kurang atau prosedur pemeriksaan yang tidak
benar.
24. Pemeriksaan HIV
a. Metode : Strip Tes
b. Prinsip :
Reaksi antigen dan antibodi yang dikonjugasikan ke partikel berwarna.
Kompleks imun yang terbentuk kemudian mengalir melalui suatu reaksi membran
yang dilapisi oleh antibodi penangkap terhadap antigen yang sama.
c. Alat dan Bahan :
• Sarung Tangan
• Spoit
• Kapas Alkohol
• Spoid/Lanset
• Mikropipet 10µl
• Mikropipet 20 µl
• Tabung EDTA
• Darah/Serum/Plasma
• Rapid HIV Strip
• Buffer HIV Strip
e. Cara Kerja :
• Petugas laboratorium menyiapkan alat-alat dan bahan.
• Petugas laboratorium member pengertian kepada pasien maksud dan tujuan
tindakan
• Petugas laboratorium melakukan pengambilan darah kapiler pada pasien.
• Petugas laboratorium memipet darah sampai tanda garis.
• Petugas laboratorium meneteskan assay buffer 2 tetes
• Petugas laboratorium membaca hasil setelah 15 menit
 Petugas laboratorium mencatat hasil pada register laboratorium

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 35


f. Pembacaan Hasil
• (+) positif : terdapat garis merah pada Control (C) dan Test(T)
• (-) negatif : hanya terdapat garis merah pada Control (C)
• .(invalid) : hanya terdapat garis merah pada Test (T) atau Tidak ada garis merah
yang terlihat di wilayah Control (C)
25. Pemeriksaan Syphilis
a. Metode : Strip Tes
b. Prinsip : HBsAg dalam sampel akan berikatan dengan anti-HBs colloidal gold
konjugat membentuk komplek yang akan bergerak melalui membran area tes yang
telah dilapisi oleh anti-HBsAg.
c. Alat dan Bahan :
• Sarung Tangan
• Spoit
• Kapas Alkohol
• Spoid/Lanset
• Mikropipet 10µl
• Mikropipet 20 µl
• Tabung EDTA
• Darah/Serum/Plasma
• Rapid Syphilis Strip
• Buffer Syphilis Strip
d. Cara Kerja ;
• Petugas laboratorium melakukan pengambilan darah kapiler/Vena pada pasien.
• Petugas laboratorium memipet darah sampai tanda garis.
• Petugas laboratorium meneteskan assay buffer 2 tetes
• Petugas laboratorium membaca hasil setelah 15 menit
• Petugas laboratorium mencatat hasil pada register laboratorium
e. Pembacaan Hasil
Reaktif (+) Timbul garis pink keunguan pada daerah control (C), dan daerah test
(T), hasil positif menyatakan adanya HBsAg. Non Reaktif (-) Timbul 1 (satu) garis
pink keunguan pada bagian kontrol (C), dan tidak ada garis pink keunguan di daerah
test (T). Invalid Sama sekali tidak muncul garis pink keunguan baik pada daerah test
(T), maupun kontrol (C), merupakan adanya indikasi adanya kesalahan prosedur atau
reagen test yang rusak
26. Pemeriksaan BTA
a. Metode :
Pewarnaan Ziehl nelseen
b. Prinsip :
Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang
sukar ditembus cat. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 36


dan lemak itu dapat ditembus cat basic fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin
dan lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol
warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur
dan mengambil warna biru dari methylen blue.
c. Alat dan Bahan
• Sputum pagi/sewaktu
• Larutan Ziehl Nelson A,B,C
• Oil imersi
• Desinfektan
• Ose
• Obyek glass
• Sarung Tangan
• Masker
• Lampu spiritus
• Box Slide
• Mikroskop
d. Cara Kerja

 Petugas laboratorium menggunakan alat pelindung diri


 Petugas laboratorium menerima sampel dahak dari pasien
 Petugas laboratorium memeriksa identitas sampel dahak yang tertera pada cup
sampel dahak.
 Petugas laboratorium mengambil obyek glass, beri etiket sesuai dengan identitas
sempel dahak
 Petugas laboratorium membebaskan lemak dari obyek glass dengan cara lewatkan
diatas api lampu spritus.
 Petugas laboratorium mengambil sputum sebesar biji kacang hijau dengan lidi
oleskan pada obyek glass dengan gerakan spiral dan merata dari tengah hingga
pinggir dengan ukuran 2x3 cm.
 Petugas laboratorium mengeringkan sediaan diudara terbuka sampai benar-benar
kering tidak terkena sinar matahari langsung
 Petugas laboratorium memasukan lidi yang telah digunakan kedalam larutan
disinfektan
 Petugas laboratorium memfiksasi sediaan yang sudah kering dengan cara
melewatkan diatas api lampu spritus 2 - 3 kali sediaan siap diwarnai
 Petugas laboratorium meletakan sedian dengan posisi menghadap keatas diatas rak
pengecatan.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 37


 Petugas laboratorium menggenangi sediaan dengan menggunakan larutan karbol
fuksin 0,3% hingga menutupi seluruh permukaan sediaan.
 Petugas laboratorium memanaskan sediaan dengan api spirtus hingga keluar uap
dan diamkan selama 5 menit.
 Petugas laboratorium membilas dengan air mengalir hingga cat bebas menghilang.
 Petugas laboratorium meletakkan kembali sediaan diatas rak pengecatan
 Petugas laboratorium menggenangi dengan menggunakan larutan alkohol asam
(HCl alkohol 3%) hingga warna warna karbol fuksin hilang.
 Petugas laboratorium membilas dengan air mengalir
 Petugas laboratorium meletakkan kembali sediaan pada rak pengecatan
 Petugas laboratorium menggenangi dengan menggunakan larutan methylen blue
0,3% sampai menutupi seluruh permukaan diamkan selama 10 -20 detik
 Petugas laboratorium membilas dengan air mengalir
 Petugas laboratorium mengeringkan sediaan diatas rak pengering, diudara terbuka
jauhkan dari sinar matahari langsung.
 Petugas laboratorium memeriksa sediaan di mikroskop dengan perbesaran 100 x
dengan menggunakan oil imersi.
e. Pembacaan Hasil
Pembacaan dilakukan sepanjang garis tengah atau secara horizontal dari sudut
kiri ke kanan atau sebaliknya, diamati keberadaan BTA yang berwarna merah dan
berbentuk basil untuk dihitung dan ditentukan jumlahnya perlapang pandang.
Laporan hasil pemeriksaan mengacu pada skala yang ditetapkan oleh International
Union Againts To Lung Disaese (IUATLD) dengan interpretasi antara lain, jika pada
pengamatan tidak ditemui keberadaan BTA pada 100 LP maka hasil dinyatakan
negatif, namun jika didapati 1-9 BTA pada 100 LP maka hasil pengamatan adalah
seluruh jumlah BTA yang ditemukan, sedangkan jika dalam pengamatan ditemui 10-
99 BTA pada 100 LP maka hasil pengamatan disebut sebagai 1+ dan ketika
ditemukan 1-10 BTA pada 1 LP (Pemeriksaan minimal 50 LP) maka hasil dituliskan
sebagai 2+, serta apabila ditemukan >10 BTA dalam 1 LP (Pemeriksaan minimal 20
LP) maka hasil dicatat sebagai 3+.
27. Pemeriksaan TB TCM
a. Metode : TCM
b. Prinsip : Pemeriksaan TCM dengan Xpert MTB/RIF merupakan metode deteksi
molekuler berbasis nested real-time PCR untuk diagnosis TB. Primer PCR yang
digunakan mampu mengamplifikasi sekitar 81 bp daerah inti gen rpoB MTB kompleks,
sedangkan probe dirancang untuk membedakan sekuen wild type dan mutasi pada daerah
inti yang berhubungan dengan resistansi terhadap rifampisin.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 38


c. Alat dan Bahan :
• Alat Genexpert
• Sampel reagent
• Pipet
• Catridge
• Timer
• Spidol
• Dahak/ Sputum
d. Cara Kerja :

PROSEDUR PENGOLAHAN SPESIMEN DAHAK

• Beri label identitas pada setiap katrid. Identitas specimen dapat ditulis pada bagian sisi
katrid.
• Penutup pot dahak di buka kemudian tambahkan Sampel Reagent yang sudah tersedia
sebanyak 2 kali volume spesimen
• Penutup pot dahak ditutup, kemudian kocok dengan kuat sampai campuran dahak dan
sampel reagen homogen
• Diamkan selama 10 menit pada suhu ruang
• Kocok kembali campuran, lalu diamkan selama 5 menit
• Bila masih ada gumpalan , kocok kembali agar campuran dahak dan sampel reagent
menjadi homogeny sempurna dan dibiarkan selama 5 menit pada suhu kamar
• Buka penutup karid, kemudian buka tempat penampung specimen. Gunakan pipet
yang disediakan untuk memindahkan specimen dahak yang telah diolah sebanyak 2
ml ( sampai garis batas pada pipet ) ke dalam katrid secara perlahan-lahan untuk
mencegah terjadinya gelembung yang bias menyebabkan eror
• Tutup katrid secara perlahan dan masukan katrid ke dalam alat TCM

PROSEDUR PEMERIKSAAN TCM


• Komputer dan alat TCM telah menyala dan menjalankan program GeneXpert
• Pada halaman utama GeneXpert Dx System, klik “Create Test” , maka akan muncul
kotak dialog “Please scan katrid barcode”
• Pindai barcodekatrid menggunakan barcode scanner dengan cara menekan tombol warna
kuning pada barcode scanner atau pilih “ Manual Entry” untuk memasukkan 16 digit
nomor seri katrid
• Setelah nomor katrid masuk, masukkan : NIK pada kolom Patient ID dan bila tidak ada
maka menggunakan no.identitas sediaan. Pada kolom sampel ID masukkan No urut

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 39


register TB 04_Nama_umur. Bagian “Select Module” akan terisi secara otomatis,
petugas lab tidak perlu mengubahnya. Kemudian klik “Start Test”
• Lampu warna hijau di alat TCM akan berkedi-kedip pada modul yang terpilih otomatis.
Buka pintu modul dan letakkan katrid TCM
• Tutup pintu modul dengan sempurna hingga terdengar bunyi klik. Pemeriksaan akan
dimulai dan lampu hijau akan tetap menyala tanpa brkedip. Pemeriksaan akan
berlangsung kurang lebih 2 jam. Saat pemeriksaan selesai, lampu akan mati secara
otomatis dan pintu modul akan terbuka.
• Buka pintu modul dan keluarka katrid. Katrid yang telah dipakai harus dibuang ke
tempat sampah infeksius .
e. Pembacaan Hasil :
Sistem GeneXpert memberikan hasil pemeriksaan melalui pengukuran sinyal
fluoresensi dan algoritme perhitungan otomatis. Hasil pemeriksaan TCM akan
menunjukkan ada tidaknya DNA Mycobacterium tuberculosis kompleks dan ada
tidaknya mutasi penyandi resistansi rifampisin, serta perhitungan semikuantitatif jumlah
basil pada spesimen berdasarkan nilai Ct (high, 28). Adapun interpretasi hasil dapat
dilihat pada Tabel 6.1.

hasil Interpretasi hasil Tindak lanjut

 DNA MTB terdeteksi Lanjutkan sesuai dengan alur


MTB DETECTED;
Mutasi gen rpoB terdeteksi, diagnosis TB resistan obat
Rif Resistance
kemungkinan besar resistan
DETECTED
terhadap rifampisin

 DNA MTB terdeteksi Lanjutkan sesuai dengan alur


MTB DETECTED;  Mutasi gen rpoB tidak diagnosis TB biasa
Rif Resistance NOT terdeteksi. Kemungkinan
DETECTED besar sensitif terhadap
rifampisin

 DNA MTB terdeteksi Ulangi pemeriksaan*)


 Mutasi gen rpoB / secepatnya menggunakan
MTB DETECTED;
resistansi rifampisin tidak spesimen dahak baru dengan
Rif Resistance
dapat ditentukan karena kualitas yang baik
INDETERMINATE
sinyal penanda resistansi
tidak cukup terdeteksi

Lanjutkan sesuai alur diagnosis


MTB Not Detected DNA MTB tidak terdeteksi
TB

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 40


Keberadaan DNA MTB Ulangi pemeriksaan dengan
tidak dapat ditentukan katrid dan spesimen dahak
karena kurva SPC tidak baru*), pastikan spesimen tidak
INVALID menunjukan kenaikan terdapat bahan-bahan yang dapat
jumlah amplikon, proses menghambat PCR
sampel tidak benar, reaksi
PCR terhambat

Keberadaan DNA MTB Ulangi pemeriksaan dengan


tidak dapat ditentukan, katrid baru*), pastikan
ERROR quality control internal gagal pengolahan spesimen sudah
atau terjadi kegagalan benar
system

Keberadaan DNA MTB Ulangi pemeriksaan dengan


tidak dapat ditentukan katrid baru*
NO RESULT
karena data reaksi PCR tidak
mencukupi

E. Pencatatan Dan Pelaporan Hasil Laboratorium


Kegiatan pencatatan dan pelaporan di laboratorium harus dilaksanakan dengan
cermat dan teliti karena dapat mempengaruhi hasilpemeriksaan dan dapat mengakibatkan
kesalahan dalam penyampaian hasil laboratorium.
1. Pencatatan Hasil Laboratorium
Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya
yaitu:
(a) Pencatatan kegiatan pemeriksaan
(b) Pencatatan kegiatan lainnya, seperti cros-check pemeriksaan
Pencatatan kegiatan pelayanan dapat dilakukan dengan membuat buku
sebagai berikut :
a) Buku register penerimaan spesimen terdapat diloket berisi data pasien
dan jenis pemeriksaan.
b) Buku register besar berisi : data-data pasien secara lengkap hasil
pemeriksaan spesimen.
Buku register/catatan kerja harian tiap tenaga :
a. Data masing-masing pemeriksaan

Data rekapitulasi jumlah pasien dan spesimen yang diterima.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 41


Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
a) Kesesuaian antara pencatatn dan pelaporan hasil pasien dengan
spesimen yang sesuai.
b) Penulisan angka yang digunakan.
Khusus mengenai angka, pada pelaporannya perlu disesuaikan
mengenai desimal angka dan satuan yang digunakan terhadap
keperluan pasien maupun terhadap nilai normal. Bila diperlukan satu
angka bulat, cukup dilaporkan dalam angka bulat tanpadecimal
dibelakang koma. Satuan yang digunakan setidaknya adalah satuan
internasional.
c) Pencantuman nilai normal.
Pada pelaporan juga perlu dicantumkan nilai normal, yaitu rentang
nilai yang dianggap merupakan hasil pemeriksaan orang-orang
normal. Pada pencantuman hasil normal perlu dicantumkan metode
pemriksaan yang digunakan serta kondisi-kondisi blain harus
diinformasikan seperti batas usia dan jenis kelamin. Satuan pelaporan
juga harus sama antara hasil pemeriksaan dengan hasil normal.
d) Pencantuman keterangan yang penting, misalnya bila pemeriksaan
dilakukan 2 kali dan sebagainya.
e) Penyampaian hasil
Waktu pemeriksaan sangat menetukan manfaat laporan tersebut untuk
kepentingan diagnosis penyakit dan pengobatan pasien, oleh karena itu
hasil pemeriksaan perlu disampaikan secepat mungkin segera setelah
pemeriksaan selesai dilaksanakan.
f) Dokumentasi/arsip
Setiap laboratorium harus mempunyai sistem dokumentasi yang
lengkap. Hasil suatu kegiatan pencatatan dan pelaporan haruslah
berupa dokumentasi yang lengkap, jelas dan mudah dimengerti serta
tidak melupakan efisiensi waktu penyampaian dokumen tersebut
kepada peminta pemeriksa.
g) Cara menegakkan diagnosis dari hasil pemeriksaan spesimen yang
telah diperiksa dicatat dan dilaporkan dalam buku register masing-
masing.
2. Cara pelaporan
Pelaporan kegiatan pelayanan laboratoriumter terdiri dari :
1. Laporan kegiatan rutin harian/bulanan/triwulan/tahunan.
2. Laporan hasil pemeriksaan. Hasil pemeriksaan laboratorium
hematologi, kimia klinik, imunologi, urinalisa dan parameter lainnya

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 42


sesuai permintaan dicatat dan dilaporkan dalam bentuk blanko hasil
pemeriksaan yang terpisah dan ditanda tangani oleh penanggung
jawab laboratorium laboratorium atau petugas laboratorium yang
memeriksa.

BAB V

LOGISTIK

Manajemen logistik laboratorium meliputi suatu rangkaian kegiatan yang


menyangkut aspek perencanaan, penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan
yang dikelola secara optimal untuk menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis
pemeriksaan serta alat yang digunakan untuk pemeriksaan.

1. Perencanaan bahan laboratorium sesuai kebutuhan bahan pemeriksaan 1 tahun meliputi


reagensia, bahan habis pakai dan direncnakan oleh Instansi Laboratorium.
2. Pengadaan bahan laboratorium melalui Panitia Pengadaan Bahan dan Reagen Laboratorium.
3. Perencanaan peralatan laboratorium yang baru melalui Kepala Bidang Pelayanan Medik.
4. Pengadaan peralatan baru melalui Panitia Pembelian/Pengadaan Pekerjaan Unit.
5. Penerimaan bahan laboratorium oleh panitia penerima dengan dibuatkan berita acara
penerimaan barang dan diserahkan ke laboratorium melalui Bidang Pelayanan Medis.
6. Penyimpanan bahan laboratorium harus sesuai ketentuan atau petunjuk yang terlampir.
7. Setiap penggunaan reagen dicatat dalam buku penggunaan reagen.
8. Reagen dan bahan laboratorium yang kadaluarsa dibuatkan berita acata dan dimusnahkan
sesuai ketentuan.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 43


BAB VI

KESALAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien (pasien Safety) adalah kondisi seorang pasien tercegah dari
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan akibat penyakit yang diderita pasien.

Keselamatan pasien merupakan langkah kritis pertama untuk memperbaiki kualitas


pelayanan kesehatan. Hal ini tercermin dalam laporan Institut Of Medicine (IOM) yang
menjelaskan bahwa keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan masih kurang diterapkan
sehingga banyak kejadian yang tidak diharapkan maka perlu ditetapkan adanya Patient Safety.

Penerapan keselamatan pasien di laboratorium dalam hal :

1. Menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan untuk mencegah infeksi
nosokomial
2. Identifikasi data dan jenis pemeriksaan pasien
3. Penggunaan jarum suntik serta lancet steril hanya sekali pakai

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 44


BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah


mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakn upaya kesehatan kerja,agar
disekitarnya. Diantara sarana kesehatan, Laboratorium Kesehatan merupakan suatu institusi
dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar.

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat menimbulkan


bahaya /resiko terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan
sekitarnya. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas laboratorium harus
melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan tersebut merupakan upaya
kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

A. Ditempat Kerja dan Lingkungan Kerja


1. Desain tempat kerja yang menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di laboratorium;
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja;
 Pencahayaan cukup dan nyaman;
 Ventilasi cukup dan sesuai;
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika diperlukan;
 Dipasang tanda peringatan.
2. Sanitasi lingkungan
 Semuangan ruangan harus bersih, kering dan higienis;
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong plastic dan
diberi tanda khusus;
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/menjadi sarang
serangga atau binatang pengerat;
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan secara
teratur;

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 45


 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium;
 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium.
B. Proses kerja, bahan dan peralatan kerja
1) Melaksanakan praktek laboratorium yang benar, setiap petugas laboratorium harus
mengerti dan melaksanakan pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi, dapat
menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan dan keselamatan
kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan di
laboratorium.
2) Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti tempat
cuci tangan dengan air yang mengalir.
3) Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung tangan,
alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4) Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati dengan
jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5) Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang dengan rapi.
6) Prtugas hrus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan setelah
selesai melakukan aktifitas laboratorium dah harus melepaskan baju proteksi sebelum
meninggalkan ruang laboratorium.
7) Dilrang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
8) Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat kerja.
9) Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah,jarum atau benda tajam
dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam laboratorium dan
diberi keterangan.
10) Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/peti kuning (menjadi limbah
medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11) Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12) Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, hunakan karet penghisap.
13) Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
laboratorium.
14) Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15) Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen harus diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Harus mempunyai loket khusus untuk penerimaan spesimen.
 Setiap petugas harus mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan, pengiriman
dan pengolahan spesimen dengan benar.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 46


 Semua spesimen darah dan cairan tubuh harus disimpan pada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran ketika
dipindahkan.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari pencemaran
dari luar kontainer atau laboratorium.
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh: membuka
tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan danmengganti
sarung tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus didekontaminasi dengan
desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
16) Pengelolaan bahan kimia yang benar
 Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar(antara
lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh tercampur, efek
toksik dan persyaratan penyimpanannya).
 Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan
serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.
 Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan yang
sesuai.
17) Pengelolaan limbah
a. Limbah padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti benda
tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah kimia,limbah B3
dan limbah plastic.
b. Limbah cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius dan
limbah cair kimis.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 47


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Bakuan Mutu
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja
bagi tenaga pelaksana.

1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas.
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prodeur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar operasional prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis
laboratorium dan disahkan oleh penanggung jawab laboratorium puskesmas.

B. Pemantapan Mutu
Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses
atau semua tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil
pemeriksaan. Kegiatan ini berupa Pemantapan Mutu Internal (PMI), Pemantapan Mutu
Eksternal (PME) dan peningkatan mutu.
1. Pemantapan Mutu Internal (PMI/ Internal Quality Control)
Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau
mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil
pemeriksaan yang tepat.
a. Manfaat :
1) Pemantapan dan penyempurnaan metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan aspek analitik dan klinis.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 48


2) Mempertinggi kesiapan tenaga, sehingga pengeluaran hasil yang salah tidak
terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat dilakukan segera.
3) Memastikan bahwa semua proses mulai dari persiapan pasien, pengambilan,
pengiriman, penyimpanan dan pengolahan dan pemeriksaan specimen sampai
dengan pencatatan dan pelaporan telah dilakukan dengan benar.
4) Mendeteksi penyimpanan dan mengetahui sumbernya.
5) Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan (customer).

b. Cakupan
Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas tahap praanalitik,tahap
analitik dan tahap pasca-analitik.
1) Tahap Pra-Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, mengambil
spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim
spesimen rujukan sampa dengan penyimpanan spesimen.
a) Persiapan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasan kepada pasien
mengenai persiapan dan tindakan yang hendak dilakukan.
b) Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara
spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan
mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain
volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai
dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan specimen
tidak dapat ditolak (via pos,ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku
penerimaan specimen dan formulir hasil pemeriksaan.
c) Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
specimen sudah tepat, penanganan specimen sudah benar untuk
pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman specimen sudah
benar.
d) Pengiriman spesimen
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian
pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika
Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka
spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam
bentuk yang relatif stabil
e) Penyimpanan specimen

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 49


Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Penyimpanan
spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum.
2) Tahap analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan
memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan
menggunakan bahan control dan pemeriksaan spesimen.
a) Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standard yang berlaku, masa kadaluarsa
tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara
pengenceran sudah benar.
b) Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium adalah peralatan laboratorium wadah spesimen. Harus
dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara teratur
dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi.
c) Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol.
d) Pemeriksaan spesimen menurut metode dan prosedur sesuai protap
masing-masing parameter.
3) Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari dari mencatat hasil pmeriksaan
dan melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai
dengan pelaporan.

Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di


puskesmas antara lain:

1) Pembuatan alur pasien,alur pemeriksaan, dan cara pengambilan spesimen


2) Pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap
jenis pemeriksaan.
2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME /External Quality Control)
Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara
periodik oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan
menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu.
Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak
pemerintah, swasta atau internasional. Setiap laboratorium puskesmas wajib
mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara
teratur dan periodik meliputi semua bidang pemeriksaan laboratorium.
Pemantapan Mutu Eksternal diatur dalam PERMENKES yang merupakan
suatu evaluasi obyektif oleh panitia atau badan independen yang diorganisasi secara
nasional atau regional terhadap penampilan sejumlah besar laboratorium.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 50


Prinsip pelaksanaan program pemantapan kualitas eksternal menggunakan ring
trial yaitu tiap laboratorium peserta program dikirimkan suatu bahan uji yang nilai
targetnya hanya diketahui oleh penyelenggara dan dianalisis oleh laboratorium
peserta sesuai dengan kondisi rutin dari laboratorium. Hasil analisis laboratorium
peserta dikirimkan kepada pihak penyelenggara dalam bentuk formulir hasil khusus,
dan selanjutnya setelah dievaluasi oleh penyelenggara laboratorium peserta akan
menerima hasil evaluasi.
3. Peningkatan Mutu
Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh
laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk Meningkatkan kinerja laboratorium.

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 51


BAB IX
PENUTUP

Dengan adanya pedoman pelayanan laboratorium di Puskesmas Salo kecamatan


Watang Sawitto Kabupaten Pinrang, diharapkan dapat menjadi bahan acuan dalam
melaksanakan kegiatan dalam ruang lingkup pelayanan laboratorium serta diharapkan
dapat menjawab permasalahan tentang pelayanan laboratorium. Dalam pelaksanaannya
dilapangan, Pedoman Pelayanan Laboratorium di Puskesmas ini diharapkan mampu
menjadi landasan tentang sumber daya manusia/tenaga laboratorium di Puskesmas dan
kebijakan manajemen Puskesmas.
Sangat diperlukan komitmen dan kerjasama yang lebih baik antara pihak-pihak
yang terkait dengan pelayanan Laboratorium, sehingga pelayanan Puskesmas pada
umumnya akan semakin optimal, sehingga tingkat keberhasilan pelayanan pada
puskesmas akan sangat baik.

Mengetahui ,
Kepala Puskesmas Salo

ERI NURNAWATI

PEDOMAN PELAYANAN LABORATORIUM PUSKESMAS SALO 52

Anda mungkin juga menyukai