FEEDBACK
TEKNIK KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Mendengar dengan aktif
2. Terampil dalam berbicara
3. Gaya bicara yang tepat dan mudah dimengerti
4. Penampilan yang menarik
5. Mengingat nama lawan bicara
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI
1. Hambatan pada Komunikator dan Komunikan
2. Hambatan pada kode kode yang digunakan
3. Hambatan pada saluran komunikasi
4. Hambatan situasi komunikasi
BERBICARA YANG EFEKTIF
1. Menetapkan sasaran
2. Mengenali Pendengar
3. Mempelajari tempat dan sarana
4. Melakukan manajemn waktu
5. Mempersiapkan bahan
6. Mengelola Teknik penyampaian
MENDENGAR YANG EFEKTIF
Seseorang tidak hanya sekedar mendengar, tetapi
mendengar dengan konsentrasi dan berusaha memahami
informasi atau pesan yang didengar.
KUALITAS PENDENGAR
1. Bukan pendengar
2. Pendengar dangkal
3. Pendengar yang bersikap kurang perhatian
4. Pendengar yang bersikap sungguh sungguh
PRINSIP K3
PERTAMBANGAN
DEFINISI K3
segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
PP RI No. 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen K-3
KECELAKAAN OPERASI TAMBANG
kecelakaan yang terjadi dalam operasi tambang banyak
disebabkan antara lain kurangnya kemampuan
pengawas/pekerja tambang dalam mengindentifikasi bahaya
/potensi bahaya di lapangan sehingga bahaya berkembang
menjadi kecelakaan karena tidak adanya tindakan pencegahan
ataupun pengendaliannya
1. Luas 100 Ha
2. DANA Rp 100 Juta
3.Waktu 1 bulan
4. Skala 1 : 1000
NO. JENIS PEKERJAAN VOL. KAPASITAS/HARI WAKTU (HR)
1 Persiapan 1 Kali - 2
2 Survey Pendahuluan 1 Kali - 5
3 Pemasangan BM 4 Buah 4 BM 1
4 Pengamatan satelit GNSS 4 Buah 4 BM 4
5 Pengukuran Poligon 4 Km 1 Km 4
6 Pengukuran Sipat Datar 4 Km 0.5 Km 8
7 Pengukuran Situasi cara grid 20 Km 1 Km 10
8 Pengolahan Data 100 Ha 1 Km 18
9 Penggambaran 100 Ha 20 Ha 5
10 Pembuatan Laporan 100 Ha - 2
WAKTU
NO.1 JENIS PEKERJAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Persiapan
2 Survey Pendahuluan
3 Pemasangan BM
4 Pengamatan satelit GNSS
5 Pengukuran Poligon
6 Pengukuran Sipat Datar
7 Pengukuran Situasi cara grid
8 Pengolahan Data
9 Penggambaran
10 Pembuatan Laporan
100 HA
NO. JENIS PEKERJAAN VOL. BIAYA (Rp) BOBOT (%)
1 Persiapan 1 Kali 1.000.000 1
2 Survey Pendahuluan 1 Kali 5.000.000 5
3 Pemasangan BM 4 Buah 2.000.000 2
4 Pengamatan satelit GNSS 4 Buah 20.000.000 20
5 Pengukuran Poligon 4 Km 20.000.000 20
6 Pengukuran Sipat Datar 4 Km 15.000.000 15
7 Pengukuran Situasi cara grid 20 Km 20.000.000 20
8 Pengolahan Data 100 Ha 10.000.000 10
9 Penggambaran 100 Ha 5.000.000 5
10 Pembuatan Laporan 100 Ha 2.000.000 2
TOTAL 100.000.000 100 %
PERSIAPAN
PERALATAN
& PERSONIL
• Agar alat dapat digunakan dalam jangka
waktu yang cukup lama.
• Agar alat dapat digunakan dengan lancar tidak
terjadi hambatan, seperti macet atau
bagian tertentu lepas.
• Menghindari terjadinya kerusakan, sehingga
alat tidak dapat digunakan.
a) Jaga kebersihan alat ukur tanah
b) Kalibrasi alat ukur tanah
c) Hal nyang harus diperhatikan saat diperjalanan adalah :
• Sebelum dibawa, periksa kondisi peralatan.
• Alat harus terlindung dari goncangan dan panas.
d) Selama penggunaan
• Periksa ulang sebelum digunakan.
• Selama pemakaian dipayungi dari terik sinar
matahari.
• Tidak boleh kehujanan.
• Dalam penggunaan alat tidak berlaku kasar.
• Pemindahan alat dilakukan dengan hati-hati, jika
dipindahkan pada tripod, posisi alat harus dihadapan
pembawa.
• Pada kondisi lapangan yang berat, alat harus
dimasukan kedalam kemasan setiap pindah tempat.
e) Selesai penggunaan.
✓ Bersihkan alat dengan lap halus.
✓ Masukkan alat ke dalam kemasan dengan posisi
yang benar.
✓ Masukkan bahan pengering.
✓ Bersihkan tripod, bak ukur dan alat lain yang
digunakan
f) Penyimpanan alat ukur tanah
• Penyimpanan alat ukur tanah, sebaiknya ditempatkan
pada suatu ruang yang kering, bebas debu dan bebas
dari perubahan suhu yang besar.
• Secara periodik tiap bulan diperiksa dan dibersihkan
dan jika kering, sekrup sekrupnya diberi pelumas.
• Buat buku keterangan alat yang memuat ; deskripsi
hasil pemeriksaan, rekomendasi perbaikan kalau
perlu dan catatan penggunaan.
Pemeriksaan alat ukur yang dilengkapi dengan
program meliputi 2 hal pokok yaitu:
• Pemeriksaan fisik dan kelengkapan alat ukur;
• Pemeriksaan program (running program).
Pemeriksaan alat ukur dilaksanakan:
• Pada awal pemakaian (baru beli);
• Lama tidak dipakai (disimpan);
• Lama dipakai sesuai interval waktu misalnya
per 1 bulan.
Alat GNSS mempunyai 3 kelas berdasar jenis
receiver nya, yaitu :
• Tipe Geodetik (ketelitian mm – cm)
• Tipe Survey (ketelitian 1 m)
•Tipe Navigasi (ketelitian 3 m)
Cara memeriksa alat :
• Hidupkan receiver dan controllernya,
• Pastikan semua lampu LED di receiver
menyala
• Pastikan controller hidup dan konek dengan
receiver
a. Pemeriksaan Fisik, meliputi :
✓ Pemeriksaan slot battery
✓ Pemeriksaan layer monitor
✓ Pemeriksaan Slot untuk unduh data
✓ Pemeriksaan semua tombol yang ada
b. Pemeriksaan Program, meliputi :
✓ Program Tracking
✓ Program Setting
✓ Program Marking
✓ Program Perekaman
Pemeriksaan yang utama adalah pemeriksaan kesalahan
Indek dan kesalahan kolimasi.
Pemeriksaan Kesalahan Indek dan kolimasi
• Datarkan alat di atas statiff, centering dan datarkan
• Bidik satu titik, catat ukuran sudut vertica dan horisontall,
missal V0 dan H0
• Putar teropong arah horisontal 1800 lalu arah vertical 1800
• Bidik titik yang sama, catat ukuran sudut vertical dan
Horisontal, missal X 0 dan Y0
• Untuk ukuran indek V0 + X 0 = 3600
• Bila 𝑉 0 + X 0 ≠ 3600 , maka selisihnya ≤ 10 “
• Untuk ukuran Kolimasi H0 + Y0 = 1800
• Bila H0 + Y0 ≠ 1800 , maka selisihnya ≤ 10 “
Pemeriksaan dilakukan terhadap kesalahan garis bidik. Dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
• Tempatkan alat waterpas ditengan dua rambu ukur
• Baca rambu belakang lalu baca rambu depan, sehingga didapat
∆H1
• Pindahkan alat Waterpas mendekati rambu belakang
• Baca rambu belakang lalu baca rambu depan, sehingga didapat
∆H2
• Pindahkan alat Waterpas mendekati rambu depan
• Baca rambu belakang lalu baca rambu depan, sehingga didapat
∆H3
• ∆H1 = ∆H2 = ∆H3
• Bila ∆H1 ≠ ∆H2 ≠ ∆H3, selisihnya ≤ 2 mm
(Ba+Bb)
Rambu Belakang BT= Rambu Muka
2
∆H = BTBlk - BT Muka
BT BT
A 2 1 3 B
∆h 1 ∆h 2 ∆h 3
∆ ≤ 2 mm
1. Tenaga Ahli Geodesi
✓ Menguasai aspek aspek teknis lapangan baik dalam
pekerjaan pengumpulan, pengolahan dan penggambaran
data lapangan.
✓ Menguasai dan memahami lingkup pekerjaan yang
tertuang dalam TOR.
✓ Mampu bekerjasama dengan tenaga ahli lain.
2. Tenaga Surveyor
• Mampu mengoperasikan alat ukur
• Mengerti dan mampu melaksanakan pengukuran
• Mengerti dan mampu melakukan pengolahan data
• Mampu beradaptasi dengan tim dan kondisi alam
3. Tenaga Pengolah Data
✓ Menguasai perangkat lunak pengolah data. Menguasai
dan memahami aspek ketelitian pengolahan data
✓ Mampu menyajikan laporan pengolahan data
✓ Mampu bekerjasama dengan tenaga ahli lain.
4. Tenaga Lokal
• Pekerja keras
• Memahami dan mengetahui kondisi lapangan
• Mengerti dan mampu melaksanakan perintah surveyor
• Mampu beradaptasi dengan tim dan kondisi alam
PEKERJAAN SURVEY PENDAHULUAN
1. Mengidentifikasi bentuk morfologi daerah yang akan diukur
• Pegunungan
• Berbukit dan berlembah
• Pedattaran
2. Mengidentifikasi keadaan lingkungan daerah yang diukur
• Terbuka
• Tertutup
• Padat dengan objek yang harus diukur
• Mengidentifikasi jaringan komunikasi
3. Mencari tempat Base Camp
• Mudah diakses dan mengakses tempat pengukuran
• Mudah mencari logistik
• Mudah mencari tenaga local
• Mudah mencari material BM dan pendukung lapangan
• Terdapat jaringan komunikasi
• Situasi lingkungannya kondusif
4. Mengidentifikasi titik JKHN
• Koordinat dan elevasinya
• Letak dan keutuhan pilarnya
• Jarak ke lokasi pengukuran
• Waktu tempuh dari posisi pilar ke lokasi pengukuran
5. Berkaitan dengan Komunikasi Timbal Balik
• Instruksi data yang harus diambil dan Teknik
pengambilannya disesuaikan dengan spesifikasi Teknik dan
KAK yang berlaku
• Mengimplementasikan setiap tugas dan wewenang dari
setiap personil yang terlibat di pekerjaan
• Menggunakan media komunikasi yang benar dan efektif
✓ Internet (LAN, WAN)
✓ Telepon Genggam
✓ Handi Talki
✓ Perusahaan titipan kilat
6. Berkaitan dengan Kepekaan Terhadap Lingkungan
• Memperhatikan nilai-nilai, praktik, kebiasaan, dan adat
istiadat masyarakat setempat
• Mempelajari perilaku yang menghormati nilai-nilai, praktik,
kebiasaan, dan adat istiadat masyarakat setempat
• Menetapkan aspek-aspek sosial dan budaya masyarakat
setempat sesuai dengan tata nilai yang berlaku
• Melaksanakan Partisipasi dalam program pemberdayaan
komunitas
7. Berkaitan dengan penerapan prinsip prinsip K3
∆h 𝐴 𝐵
A
Garis mendatar melalui titik A
b) Bidang Geoid (Datum Nasional)
Fisik Bumi
Geoid
Elipsoid
c) Bidang Ellipsoid (Datum Global)
a
HUBUNGAN BIDANG GEOID, ELLIPSOID DAN
PERMUKAAN BUMI
∂ = defleksi vertikal
∂
H
A” h
A’” A’
𝐻𝐵 = b − L − m
b m
BM Pasang surut
V V
Vz
Vm TT
TA B
∆HAB
A D AB
∆HAB = V + TA - 𝑇𝑇
𝑉 = 𝐷 𝐴𝐵 cos 𝑉 z 𝐷 𝐴𝐵 = Dm 𝐴𝐵 sin 𝑉 z
𝐵 𝐴 +𝐵
1.7 BT1 = 1.7
Ba
2 Ba
1.6 1.6
Bt Bt
1.5 1.5
Bb D 1A = (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵) 𝗑 100 Bb
1.4 1.4
D AB = D 1A + D 1B
BTA BTB
D 1A D 1B
1
A
∆H AB = BTA - BTB
CARA BACA RAMBU UKUR
B a = 3.060
3.060
3.050
3.040
3.030
30 3.020
3.010
3.000 2.980
B t = 2.980
2.960 2.970
2.950
2.940
2.930
B b = 2.900 29 2.920
2.910
2.900
B a +B b
Bt =
2
PENGERTIAN SEKSI DAN SLAG
A dan B titik poligon yang berjauhan
Lintasan A ke B disebut satu seksi
SLAG IV
SLAG III
SLAG I SLAG II
3 B
A 2
1
Jumlah SLAG dalam saru SEKSI diusahakan genap
∆h AB = ∆h SLAG I + ∆h SLAG II + ∆h SLAG III + ∆h SLAG I𝑉
D AB = D SLAG I + D SLAG II + D SLAG III + D SLAG I𝑉
PROSEDUR PENGUKURAN SIPAT DATAR MEMANJANG
1. Setiap SLAG diukur dengan dua kedudukan (Double Stand)
2. Selisih bacaan beda tinggi antar Stand dalam satu SLAG
tidak lebih dari 2 mm ( ∆h STAND I ≠ ∆h STAND II ≤ 2 mm )
3. Rambu ukur berpindah secara selang seling
∆h 1 ∆h 2
A B
PENGUKURAN KERANGKA
DASAR VERTIKAL
Dilakukan mengikuti jalur kerangka horizontal Sehingga
titik Kerangka Dasar yang di dapat 3D (X, Y, H)
A B
CONTOH MEMASUKAN DATA SIPAT DATAR
A
BM 1 1
∆H = BT BTBLK - BT MUKA
STAND I
TITIK STAND II
BEDA BEDA BEDA JARAK
TITIK/ BIDIK BELAKANG MUKA BELAKANG MUKA
TINGGI TINGGI TINGGI KE ALAT
ALAT
BLK BA BA (m) BA BA (m) RATA-RATA
BT BT BT BT
MUKA BB BB BB BB BLK MUKA
(BTSTAND 1 ≠ BTSTAND 2 ) ≤ 2 mm
CONTOH KASUS PENGUKURAN SIPAT DATAR
3
4
C
B
BM 1
2
1
A
B
α𝐴𝐵
A
2. Jenis Jenis Azimuth :
Azimuth Magnetis
Azimuth magnet adalah sudut mendatar yang dimulai
dari salah satu ujung jarum magnet dan diakhiri pada
ujung obyektif garis bidik.
D B
α α
C A
GARIS
EQUATOR
GARIS
MERIDIAN
Azimuth Peta
Konvergensi Meridian
Konvergensi meridian adalah sudut mendatar
antara arah Utara geografi dan arah Utara peta
(Utara grid) atau besarnya penyimpangan antara
arah Utara sebenarnya dengan arah Utara peta
Konsep Perhitungan Azimuth
U // Y SIN 𝐴𝐵 = ∆X = (X 𝐵 − X 𝐴 )
𝐷 𝐴𝐵 (𝐷 𝐴𝐵 )
∆X = X𝐵 -X𝐴
B 𝑎
(X𝐵, 𝑌𝐵,)
∆Y (𝑌 𝐵 − 𝑌 𝐴
COS𝑎 𝐴𝐵 = = )
𝐷 𝐴𝐵
α𝐴𝐵 ∆Y = 𝑌𝐵 -𝑌𝐴 (𝐷 𝐴𝐵 )
TAN 𝑎 𝐴𝐵 = ∆X = (X 𝐵 − X 𝐴 )
∆Y (𝑌 𝐵 − 𝑌 𝐴 )
X
A ∆X = (X 𝐵 − X 𝐴 )
𝐴𝐵=𝐴𝑇𝐴𝑁=
(X𝐴, 𝑌𝐴,) ∆Y (𝑌𝐵−𝑌𝐴 )
B α𝐴𝐵
α𝐵𝐴
α𝐴𝐵
A
α𝐵𝐴 =α𝐴𝐵 +1800
Penentuan Kuadrant
∆ POSISI BESAR
∆Y KUADRANT SUDUT
X
Y
X
- + IV
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1 + 0 BATAS 90 0
B(-3,-2) -2
III -3
II - 0 BATAS 270 0
-4
0 + BATAS 00
0 - BATAS 180 0
CONTOH HITUNGAN AZIMUTH
NAM
D
X Y
A
TITIK
4 1 O 500000 10000000
A 500100 10000000
B 500000 9999900
C A C 499900 10000000
O D 500000 10000100
3 1 500100 10000100
2 2 500100 9999900
B 3 499900 9999900
4 499900 10000100
HITUNG AZIMUTH :
(X − X ) (500000−500000)
2. α𝑂 𝐵 = 𝐴𝑇𝐴𝑁 𝐵 𝑂 = tan−1 ( )
(𝑌 𝐵 − 𝑌 𝑂 ) (9999900−10000000)
0
α𝑂 𝐵 = tan−1( ) = tan−1 −0 = 180 0
−100
(3 − X 𝑂 )
3. α𝑂 3 = 𝐴𝑇𝐴𝑁 = tan−1 ( (499900−500000) )
(3−𝑌𝑂) (9999900−10000000)
Dikenal istilah :
• Epoch/ measurement rate
• Mask angle • Multipath
• Ambiguity • Cycle slip
Pengadaan koordinat awal
2. Interpolasi dari peta skala besar
𝑌𝐵 B
B (X𝐵 , 𝑌𝐵 )
𝑌𝐴 A A (X𝐴 , 𝑌𝐴 )
X𝐴 X𝐵
Sudut Vertikal :
sudut vertikal adalah sudut yang dibentuk oleh suatu garis pada bidang
vertikal terhadap bidang horisontal
V A
β
B
𝐷𝐵
M
00 90 0
Pengukuran Jarak
Jarak yang dimaksud di sini adalah jarak datar
(horisontal) antara dua titik. Pengukuran jarak dapat
dilakukan dengan cara :
• pengukuran langsung menggunakan pita ukur,
• Pengukuran tidak langsung menggunakan jarak optis
dan pengukuran jarak elektronik.
𝑓 𝗑 2 + 𝑓𝑦2
𝑆𝐿 =
∑𝑑
𝑓 𝗑 2 + 𝑓𝑦2
𝑆𝐿 =
∑𝑑
SYARAT GEOMETRIS POLIGON TERBUKA
1). Sudut di sebelah kiri jalur ukuran
𝑓 𝗑 2 + 𝑓𝑦2
𝑆𝐿 =
∑𝑑
𝑓 𝗑 2 + 𝑓𝑦2
𝑆𝐿 =
∑𝑑
CARA MENGHITUNG AZIMUTH DALAM POLIGON
1). Sudut di sebelah kiri jalur ukuran
U
A 𝑃1
𝑎 𝐵𝑃 1
𝖰0
𝑎 𝐵𝐴
B
𝑎 𝐵𝑃 1 = 𝑎 𝐵𝐴 + 𝖰0
▪ Jika 𝛼𝐵𝑃 > 360o , maka 𝛼𝐵𝑃 – 360o
1 1
𝑎 𝐵𝐴
B
𝖰0
𝑎 𝐵𝑃 1 = 𝑎 𝐵𝐴 − 𝖰0
▪ Jika 𝛼𝐵𝑃 > 360o , maka 𝛼𝐵𝑃 – 360o
1 1
a. sudut horizontal
b. koreksi sudut
c. azimut
d. beda tinggi
e. koreksi tinggi
f. jarak datar
g. koreksi absis dan ordinat
h. koordinat
Contoh Perhitungan Poligon
β3 2
β4 D
3
β5
C
MASUKAN DATA SUDUT, JARAK DAN KOORDINAT
YB= YA + D AB COS α AB
H B = H A + ∆H AB AB
PENGUKURAN GRID / ARRAY DAN POLAR
PENGUKURAN POLAR
SUNGAI
RENCANA GRID
KENDALA DALAM PENGUKURAN
Metode poligon
Metode poligon ialah metode pematokan dengan alat
berpindah setiap selesai pematokan satu titik dan titik
belakang merupakan titik acuan arah untuk titik ke depan
Metode silang kemuka
Metode silang kemuka ialah metode pematokan titik dari dua
titik acuan (kontrol ) yang serempak dilaksanakan dengan
dua alat.
Metode Offset
Metode Pematokan Offset ialah cara pematokan dengan
jalan menghitung data peta menjadi data lapangan yang
diikatkan kepada data dua titik terakhir
ILUSTRASI PEMATOKAN
PEMETAAN
STAKE-OUT
MEMBUAT PETA
MANUSKRIP DAN
KOMPILASI PETA
TOPOGRAFI
MENGUKUR DAN
MENGGAMBAR PETA
PENAMPANG
MEMBUAT PETA MANUSKRIP DAN KOMPILASI
PETA TOPOGRAFI
• Skala Garis
Arah Utara
Skala Peta
X𝐴
SUMBU X
Sb Sb
Y X
• Sistem Koordinat Geodetik (L,B)
LU
BUJUR
1 1 (𝐿𝐿𝑈 , 𝐵𝐵𝑇)
LINTANG BB BT
2
EQUATOR
LS
2 (𝐿𝐿𝑆 , 𝐵𝐵𝐵)
SISTEM KOORDINAT UTM
Garis
1 Zone berjarak Meridian bts Meridian bts Equator
60 kiri Kanan
Meridian Tengah
KOORDINAT SEMU UTM
SUMBU Y
0
500000
SUMBU X
166021.4432 833978.5568 10000000
MENGUKUR DAN MENGGAMBAR PETA
PENAMPANG
Peta penampang merupakan bentuk potongan
melintang dan memanjang dari daerah jalur
pengukuran terhadap elevasi yang ditentukan.
2.0
Elevasi
2.8
2.0
2.8
1.1
1.5
1.0
Jarak 10 20 30 40 50 60
2.0 ``
2.0
2.0
2.0
2.0
2.0
Desain Elev.
2.0
1. PERHITUNGAN LUAS
• Perhitungan luas suatu daerah dapat dilakukan dari
◊ peta yang sudah ada atau
◊ data hasil pengukuran.
• Perhitungan luas dari peta sebaiknya menggunakan peta yang
berskala besar seperti 1 : 100 – 1 : 1000 untuk mencegah
terjadinya kesalahan yang besar.
• Perhitungan luas dari data hasil pengukuran lebih teliti
dibandingkan dengan perhitungan luas dari peta, karena data
hasil pengukuran merupakan data langsung dari lapangan.
Perhitungan Luas Dari Data Hasil Ukuran
1).Jika diketahui sudut dan sisi
Perhitungan luas areal teratur dari data hasil pengukuran
lapangan dapat dilakukan dengan metode luas segi tiga.
Rumus luas segi tiga adalah:
a.b sin 𝛽
L=
2
Keterangan:
L = luas (m2)
= sudut datar ()
a, b, c = panjang sisi segi tiga (m)
2) Jika diketahui sisi sisinya
L= 𝑆 𝑆 − 𝑎 X 𝑆 𝑆 − 𝑏 X 𝑆(𝑆 − 𝑐)
dengan :
L = luas (m2)
a, b, c = sisi-sisi segi tiga (m)
a+b+c
S =
2
3) Jika diketahui Koordinat koordinat batasnya
D C
NAMA X Y X n Y n+1 Y n X n+1
A 0 0 0 0
B 10 0 100 0
C 10 10 100 0
D 0 10 0 0
A 0 0
∑ 200 0
A B
(X n Y n+1)−( Y n X n+1)
Luas =
2
V1 = L 1+L 2 × ∆hL 1 L 2
2
L6
L 2 +L 3
V2 = × ∆h L 2L 3 L5
2 L4 L3
L2 L1
L 3 +L 4
V3 = × ∆hL 3 L 4
2
V4 = L 4+L 5 × ∆hL 3 L 4
2
L6
L 5 +L 6 L5
V5 = × ∆hL 4 L 5 L4
2 L3
L2
L1
VTOTAL = V1 + V2 + V3+ V4 +V5
2) Metode perbedaan antara luas dua kontur terhadap
ketinggian dasar
V1 = L6 x (h6 - h1)
L6
h 5 −h 1
V2 = (L5 −L6) x ((h5 - h1) +( ))
2 L5 L3
L4
h 4 −h 1
V3 = (L4 −L5) x ((h4 - h1) +( )) L2 L1
2
h 3 −h 1
V4 = (L3 −L4) x ((h3 - h 1) +( ))
2
h 2 −h 1
V5 = (L2 −L3) x ((h2 - h1 ) +( ))
2
h h6
V6 = (L1 −L2 ) x ( 1 ) h5
2
h4
VTOTAL = V1 + V2 + V3+ V4 +V5 + V5 h3
h2
BASE ELEV. h1
PERHITUNGAN VOLUME DARI DATA UKUR
Dalam teknik pertambangan, selain dihitung dari peta topografi
volume dapat juga dihitung dari data hasil pengukuran lapangan
dengan metode grid
1.30 1.20 1.40 1.50
• Luas petak grid 10 m2
A B BC
• 1.30 sampai .1.60 beda
tinggi terhadap elevasi 1.20 1.30 1.50 1.40
desain
E D
Sorowako Office :
Jl. Manara Poros Dermaga Sorowako, Sorowako,
Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur - SulSel
Phone : 0822 9348 1966
E-mail : prosydsorowako@gmail.com
musryanto.muhisin@gmail.com
Scan me!
www.she-kalimantan.co.id
Prosyd Academy
www.prosydacademy.com/.id