Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang
merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika
mereka mendapat perawatan medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika
mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah penyebaran
penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi resiko terhadap pemberi
layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular agar tidak terjadi
penularan atau memutus siklus penularan penyakit, melindungi pasien dan
petugas kesehatan.
CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution atau Kewaspadaan
Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita baik yang dirawat
maupun tidak dirawat di Rumah Sakit terlepas dari apakah penyakit yang diderita
penularannya melalui darah atau tidak.
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita
(sekresi) tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan,
Liquor Cerebrospinalis, cairan synovial, pleura, peritoneum, pericardial, dan
amnion) dapat mengandung virus HIV, Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya
yang ditularkan melalui darah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ruang isolasi?
2. Apa saja syarat-syarat dari ruang isolasi?
3. Apa saja macam-macam ruang isolasi?
4. Apa saja prinsip isolasi?
5. Apa saja Universal Precaution yang diterapkan di ruang isolasi?
6. Apa saja prosedur perawatan ruang isolasi?
7. Bagaimana langkah pemindahan pasien vanp di ruang isolasi?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari ruang isolasi.
2. Untuk mengetahui syarat-syarat dari ruang isolasi.
3. Untuk mengetahui macam-macam ruang isolasi.
4. Untuk mengetahui prinsip isolasi.
5. Untuk mengetahui Universal Precaution yang diterapkan di ruang isolasi.
6. Untuk mengetahui prosedur perawatan ruang operasi.
7. Untuk mengetahui bagaimana langkah pemindahan pasien vanp di ruang
isolasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Ruang Isolasi


Ruang isolasi adalah dilakukan terhadap penderuta penyakit menular, isolasi
menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang
terinfeksi selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya penularan baik langsung maupun tidak langsung dari
orang atau binatang yang rentan. Sebaliknya, karantina adalah tindakan yang
dilakukan untuk membatasi ruang gerak orang yang sehat yang diduga telah
kontak dengan penderita penyakit menular tertentu.

2. Syarat- Syarat Ruang Isolasi


a. Pencahayaan
Menurut KenMenKes 1204/MenKes/SK/X/2004. Intensitas cahaya untuk
ruang isolasi adalah 0,1 kurang lebih 0,5 lux dengan warna cahaya biru.
Selain itu ruang isolasi harus mendapat pancaran sinar matahari yang cukup.
b. Pengaturan sirkulasi udara
Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan
prinsip tekanan yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ketekanan rendah.
Berdasarkan tekanannya, ruang isolasi dibedakan atas:
1) Ruang isolasi bertekanan negative
Pada ruang isolasi bertekanan negative udara didalam ruang isolasi
lebih rendah dibandingkan udara luar. Ini mengakibatkan tidak aka
nada udara yang keluar dari ruangan isolasi sehingga udara luar tidak
terkontaminasi oleh udara dari ruang isolasi. Ruang isolasi bertekanan
negative ini digunakan untuk penyakit-penyakit menular khususnya
yang menular melalui udara sehingga kuman-kuman penyakit tidak
akan mengontaminasi udara luar. Untuk metode pembuangan udara
atau sirkulasi udara digunakan system sterilisasi dengan HEPA.

3
2) Ruang isolasi bertekanan positif
Pada ruang isolasi bertekanan positif udara didalam ruang
isolasi lebih tinggi dibandingkan udara luar sehingga menyebabkan
terjadi perpindahan udara dari dalam ke luar ruang isolasi. Hal ini
mengakibatkan tidak aka nada udara luar yang masuk ke ruangan
isolasi sehingga udara ruang isolasi tidak terkontaminasi oleh udara
luar. Ruang isolasi bertekanan positif ini digunakan untuk penyakit-
penyakit immuno deficiency seperti HIV AIDS atau pasien-pasien
transplantasi sum-sum tulang. Untuk memperoleh udara diruang isolasi
sehingga menghasilkan tindakan positif di ruang isolasi digunakan
udara luar yang sebelumnya telah disterilisasi terlebih dahulu.

3) Pengolahan limbah
Pada prinsipnya pengolahan limbah pada ruang isolasi sama
dengan pengelolaan limbah medis infeksius yang umumnya terdiri dari
identifikasi, pemisahan, paceking, penyimpanan, pengangkutan.

3. Macam-Macam Ruang Isolasi


a. Isolasi ketat
Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit
yang sangat virulen yang dapat ditularkan baik melalui udara maupun
melalui kontak langsung, cirinya adalah selain disediakan ruang perawatan
khusus bagi penderita juga bagi mereka yang keluar masuk ruangan tersebut
juga dijaga dengan tekanan degatif dalam ruangan.
b. Isolasi kontak
Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi
yang kurang serius, untuk penyakit-penyakit yang terutama ditularkan secara
langsung sebagai tambahan terhadap hal pokok yang dibutuhkan, diperlukan
kamar tersendiri, namun penderita dengan penyakit yang sama boleh dirawat
langsung dengan penderita, lab jas diperlukan jika kemungkinan terjadi
kontak dengan tanah atau kotoran dan sarung tangan diperlukan jika
menyetuh bahan-bahan yang infeksius.

4
c. Isolasi pernafasan
Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui udara,
diperlukan ruangan bersih untuk merawat penderita, namun mereka yang
menderita penyakit yang sama boleh dirawat dalam ruangan yang sama.
Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, pemakaian
masker dianjurkan bagi mereka yang kontak dengan penderita, lab jas dan
sarung tangan tidak diperlukan.
d. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)
Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran
radiologisnya menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi kamar yang diperlukan
adalah kamar khusus dengan ventilasi khusus dan pintu tertutup. Sebagai
tambahan terhadap hal-hal pokok yang dibutuhkan masker khusus tipe
respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk keruangan perawatan, lab jas
diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan
tidak diperlukan.
e. Kehati-hatian terhadap penyakit enteritis
Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak
langsung melalui tinja. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang
diperlukan , perlu disediakan ruangan khusus bagi penderita yang hygiene
perorangannya rendah. Masker tidak diperlukan jika ada kecenderungan
terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan
yang terkontaminasi.

4. Prinsip Isolasi
Ruang perawatan isolasi terdiri dari :
 Ruang ganti umum
 Ruang bersih dalam
 Stasi perawat
 Ruang rawat pasien
 Ruang dekontaminasi

5
 Kamar mandi petugas
Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan disetiap ruang perawatan
isolasi yaitu :

 Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negative disbanding
tekanan dikoridor.
 Bergantian sirkulasi udara 6-12 kali per jam.
 Udara harus dibuan keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan HEPA
(High-Efficiency Particulate Air). Setiap pasien harus dirawat diruang rawat
tersendiri. Jika ruangan tersendiri tidak tersedia kelompokkan kasus yang
telah dikonfirmasi secara terpisah didalam ruangan atau bangsal dengan
beberapa tempat tidur dari kasus yang belum dikonfirmasi atau sedang
didiagnosis (kohorting). Bila ditempatkan dalam satu ruangan jarak antar
tempat tidur harus lebih dari 2 meter dan diantara tempat tidur harus
ditempatkan penghalang fisik seperti tirai atau sekat.
Pada saat petugas atau orang lain berada di ruang rawat, pasien harus
memakai masker bedah ( surgical maska) atau masker N95 (bila mungkin).

 Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah inpeksius.
 Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai, gunakan
penampung dahak atau ludah tertutup sekali pakai (disponsable).

5. Universal Precaution vanp diterapkan diruang Isolasi


Kewaspadaan universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan
didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi
menularkan penyakit. Baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan
(Nursalam 2017).

Secara garis besar standar kewaspadaan universal di ruang isolasi antara lain :
 Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh, dan
membrane mukosa.

6
 Pakai masker, pelindung mata, jika darah atau cairan tubuh mungkin
memercik.
 Tutup luka dan lecet dengan plester tahan air.
 Proses instrumenn dengan benar.
 Lakukan pengolahan limbah dengan benar.
 Bersihkan tumpahan darah dan cairan tubuh lain segera dan dengan
seksama.
 Buang sampah terkontaminasi dengan aman.
 Lakukan pengelolaan alat kesehatan untuk mencegah infeksi dalam
keadaan steril dan siap pakai dengan cara dekontaminasi, mencuci alal
dan desinfeksi dan sterilisasi.

6. Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi


a. Persiapan sarana
Baju operasi yang bersih, rapi ( tidak boleh sobek) dan sesuai ukuran
badan. Sepatu boot karet yang bersih, rapi (tidak sobek) dan sesuai ukuran
kaki. Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi) atau steril
ukuran pergelangan dan sepasang sarung bersih ukuran lengan yang sesuai
dengan ukuran tangan. Sebuah gaun luar dan appeon DTT dan penutup
kepala yang bersih. Masker N95 dan kacamata pelindung, lemari berkunci
tempat menyimpan pakaian dan barang kurang lebih barang pribadi.
b. Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi
Lakukan hal sebagai berikut:

 Lepaskan cincin, jam/gelang


 Lepaskan pakaian luar
 Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian
 Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan barang-barang
pribadi lainnya didalam lemari berkunci yang telah disediakan
c. Mencuci tangan.

7
d. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan tangan.
e. Kenakan gaun luar/jas operasi.
f. Kenakan sepasang sarung tangan sebatas lengan.
g. Kenakan masker.
h. Kenakan masker bedah.
i. Kenakan celemek plastik/appeon.
j. Kenakan penutup kepala.
k. Kenakan alat pelindung mata (goggles/kacamata).
l. Kenakan sepatu boot karet.

7. Pemindahan Pasien Vanp yang dirawat di Ruang Isolasi


a. Beritahukan ruangan dimana pasien dipindahkan.
b. Pasien harus dipakaikan masker dan gaun ketika keluar dari ruang rawat
menuju ruang rawat yang baru.
c. Petugas kesehatan yang terlibat harus menggunakan APD yang sesuai.
d. Jika pasien dipindahkan dari fsilitas pelayanan kesehatan maka semua
permukaan yang kontak dengan pasien harus dibersihkan.
e. Jika pasien menggunakan ambulan, maka sesudahnya ambulan tersebut
harus dibersihkan dengan desinfektan alcohol 70% atau larutan klorin 0,5%.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit
yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu, terpisah dari pasien lain
ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah
penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi resiko
terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular
agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit, melindungi pasien
dan petugas kesehatan.
Prosedur perawatan ruang isolasi adalah tata cara kerja atau cara
menjalankan perawatan di ruang isolasi
B. Saran
Dalam makalah ini telah kami jelaskan prosedur perawatan ruang
isolasi. Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan perlu perbaikan terutama dari bapak dan ibu
pembimbing/dosen dalam mata kuliah kebutuhan dasar manusia untuk
memberikan arahan dan bimbingan sehingga masalah yang dibahas dalam
makalah ini dapat dipahami, dan kepada kawan-kawan, kami mohon kritik
dan sarannya sehingga apa yang kurang bisa menjadi bahan evaluasi bagi tim
penyusun makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://documents.tips>/document/5-panduan-ruang-isolasi-1doc.html

http://soyina.blogspot.com/2012/05/perawatan -ruang-isolasi.html

snaini.2009.universal precaution diruang isolasi available at

10

Anda mungkin juga menyukai