Pengantar
Pengkajian keperawatan psikiatri, umumnya bersamaan dengan pemeriksaan status mental, adalah
proses mengidentifikasi masalah, kekuatan psikososial pasien secara ilmiah dan hal yang berkaitan
dengan stabilitas psikologis. Selain digunakan sebagai basis penanganan pasien psikiatri, pengkajian
keperawatan psikiatri memiliki aplikasi klinik luas karena masalah psikologis pasien dapat mempengaruhi
kesehatan seluruhnya.
Informasi yang diperoleh selama pengkajian keperawatan psikiatri membantu dalam memformulasikan
rencana asuhan khusus untuk pasien1 dan membantu ketika melakukan evaluasi tritmen dan efektivitas
asuhan yang ditetapkan.
Parameter pengkajian meliputi:
• Riwayat pasien, meliputi riwayat penyakit fisik dan psikologis, riwayat perilaku meliputi ide atau
percobaan bunuh diri, riwayat pengobatan, status sosioekonomi, dan riwayat keluarga.
• Ketergantungan zat narkotika
• Tingkat kesadaran
• Postur dan perilaku motorik
• Penampilan
• Perilaku, termasuk perilaku impulsif atau destruktif diri
• Gaya bicara
• mood dan affect
• penampilan intelektual
• judgment dan competence
• pemahaman dan persepsi
• mekanisme koping
• proses pikir dan isi pikir
• ketertarikan seksual.
Ketika melakukan pengkajian psikiatrik, harus memailiki tujuan yang jelas dalam benak pemeriksa.
Wawancara dalam pengkajian bukan diskusi yang random. Tujuan utama adalah untuk mendapatkan
informasi dari pasien, menapis abnormalitas, atau menyelidiki kondisi psikiatri lebih lanjut, seperti
depresi, paranoia, atau pikiran untuk bunuh diri.2
alat pengkajian yang divalidasi setempat (Lihat form pengkajian keperawatan psikiatri .)
Implementasi
1. lakukan hand higin. 345
2. konfirmasi identitas pasien menggunakan minimal dua identifier pasien menurut kebijakan
setempat.6
3. pilih setting yang tenang, private. Interrupsi dan distraksi mengancam kerahasiaan dan
mengganggu pendengaran efektif. Meskipun demikian, pilih juga lokasi dengan akses yang mudah
untuk keluar ruangan. Rasional: pada kasus perilaku pasien menjadi ancaman atau tidak sesuai.
Beberapa fasilitas memiliki panic buttons di ruangan atau sistem peringatan tombol emergency di
tempat. Rasional:agar tidak menghalangi panggilan minta tolong.
4. Duduk dengan jarak yang nyaman dari pasien membuat sudut, dan berikan perhatian yang tidak
terbagi. Rasional: duduk membuat sudut memberikan kesempatan kontak mata dimana juga tidak
mengancam pasien. Pasien harus merasa cukup nyaman untuk mendiskusikan masalahnya.
5. Perkenalkan diri anda, memanggil pasien dengan namanya, dan menjelaskan maksud wawancara.
6. Gunakan alat pengkajian yang digunakan oleh fasilitas kesehatan setempat untuk menuntun anda
mengumpulkan data pengkajian.7
7. Gunakan pernyataan yang mendukung verbalisasi oleh pasien. (Lihat Petunjuk wawancara
kesehatan mental yang efektif.)
Pertimbangan khusus
Perlu diingat bahwa latarbelakang pasien, keyakinan, nilai yang dianut dapat mempengaruhi
bagaimana ia berespon terhadap sakit dan beradaptasi terhadap perawatan. Pertanyaan dan
perilaku tertentu dapat diterima dalam satu budaya mungkin tidak berlaku untuk budaya yang
lain. Bila berhadapan dengan pasien dari budaya yang berbeda, konsultasikan dengan pihak
yang mengetahui sebelum menarik kesimpulan tentang status mentalnya.
Hambatan komunikasi, seperti bahasa, gangguan bicara, dan keengganan untuk bicara, perlu
diatasi menggunakan toleransi dan skill. Seorang penerjemah atau perekam audio visual
mungkin dibutuhkan untuk melakukan wawancara agar berhasil.
Kewaspadaan pada manula: Kehilangan berkaitan dengan usia (seperti kematian anggota keluarga dan
teman, sesama pensiunan, gangguan penglihatan dan pendengaran, dan penurunan pendapatan,
kapabilitas fisik, dan kontak sosial) dapat menjadikan kesunyian terhadap fungsi mental pasien manula.
Komplikasi
Pasien psikiatri mungkin menimbulkan respon emosional cukup kuat mengganggu keputusan
profesional anda dan merupakan ancaman untuk menetapkan hubungan terapeutik, mengganggu
obyektifitas anda, atau menyebabkan anda menghindari atau menolak pasien. Dalam situasi seperti ini,
berupaya untuk mengalihkan pembicaraan. Jika perlu, lepaskan diri anda dari situasi dan cari bantuan
dari profesional lain.
Jika pasien tidak merasa nyaman dalam wawancara, perilaku marah atau perilaku menarik diri terjadi,
maka dapat mengganggu pengakjian yang efektif.
Dokumentasi
Dokumentasikan informasi pengkajian menggunakan form pengkajian yang tersedia. Berikan informasi
tambahan sesuai kebutuhan pada catatan keperawatan. Formulasikan dan kemudian dokumentasikan
rencana asuhan interdisiplin, identifikasi tujuan dan intervensi spesifik terhadap kebutuhan pasien. 1