Anda di halaman 1dari 23

MODUL KETERAMPILAN KLINIK DASAR:

WAWANCARA PSIKIATRI

Presentan : dr. Lendy Margana


Spv : dr. Moetrarsi SKF DTM&H, Sp.KJ
STRATEGI MEMBINA RAPPORT
• Rapport: Interaksi atau relasi antara pasien dengan pewawancara
Strategi membina Rapport:
1. Buat pasien dan pewawancara sendiri merasa nyaman
Wawancara dibuka dgn percakapan dasar dan ringan  Observasi
kondisi pasien.
Memperkenalkan diri
Menanyakan identitas pasien (nama, usia, alamat, pekerjaan, pendidikan,
status perkawinan)
Kenali tanda-tanda:
- Territorial (locomotor)
- Behavioral (psychomotor)
- Emotional (expressive)
- Verbal (suara dan ekspresi wajah)

Merespon tanda-tanda:
2. Temukan penderitaan pasien, dan memperlihatkan kepedulian
terhadap hal tersebut
- Nilai hal-hal yang membuat pasien tidak nyaman, dan
membantu menggambarkan keluhan utama.
- Respon dengan empati  trust
3. Menilai tilikan pasien dan menjadi pendamping bagi pasien
- Derajat tilikan (penuh, parsial, no insight)
- Pisahkan bagian sakit dari diri pasien
- Menetapkan tujuan terapi
1. Tujuan yang didiskusikan dengan pasien, tentang hal-hal
apa yang ingin dicapai
2. Tujuan terapi yang dibuat oleh terapis
4. Tunjukan keahlian
- Buat pasien memahami bahwa tidak hanya pasien sendiri yang
menghadapi masalah seperti sekarang
- Sampaikan pada pasien bahwa terapis familiar dengan masalah
ini, tunjukan pengetahuan yang dimiliki terapis
- Bicarakan hal-hal yang diragukan oleh pasien tentang
kemampuan terapis, bersama dengan keluarga atau teman
yang mengantar pasien denga profesional
- Bangkitkan semangat pasien akan masa depannya
5. Bangun sikap kepemimpinan
kemampuan terapis memotivasi dan mengarahkan pasien
6. Seimbangkan peran
STRATEGI MENDAPATKAN INFORMASI: TEKNIK

• Teknik 1 : untuk pasien yang sangat kooperatif


• Teknik 2 : untuk pasien yang menutupi beberapa bagian dari
masalah mereka
• Teknik 3 : untuk pasien yang secara tidak disadari melakukan
distorsi persepsi terhadap diri sendiri dan orang lain
Pasien biasanya mengungkapkan masalah mereka dengan cara:
1. Mengeluarkan semua permasalahannya (keluhan/complaints)
pertanyaan terbuka (opening), klarifikasi (clarification), dan
mengarahkan (steering)
2. Mengeluarkan beberapa masalah namun menutupi masalah-
masalah yang dianggap memalukan (resistence)
penerimaan (acceptance) dan konfrontasi (confrontation)
3. Mengeluarkan masalah yang paling memalukan kepada terapis juga
terhadap diri pasien sendiri (defenses)
dibiarkan, konfrontasi
1. Keluhan Pasien  keinginan pasien: diagnosis dan rencana
terapi.
Terapis membutuhkan teknik untuk mencapai tujuan
tersebut, yaitu:
- Mengeluarkan semua keluhan pasien (pertanyaan terbuka)
- Mengartikan keluhan tersebut sebagai suatu gejala, ciri
kepribadian tertentu (pola perilaku jangka panjang), atau
permasalahan hidup (dengan teknik klarifikasi)
- Menentukan area dari setiap keluhan dan berpindah dari satu
jenis keluhan ke keluhan lain (teknik mengarahkan)
• Teknik Pembuka
Menggunakan teknik pertanyaan terbuka sebagai
pendekatan di awal wawancara akan membuat pasien
menceritakan masalahnya dengan kata-kata pasien sendiri.
Keuntungan pertanyaan terbuka:
Jawaban jujur, valid, individual, spontan.
Kekurangan pertanyaan terbuka:
Jawaban terlalu panjang, tidak nyata, tidak jelas, tidak lengkap.
Keuntungan pertanyaan tertutup:
Jawaban cepat, jelas, dan dapat dipercaya.
Pertanyaan tertutup yang detail  mengmbangkan wawancara
yg sistematis, dan mengarah pada gambaran status mental
Kekurangan pertanyaan tertutup:
Positif palsu, menghambat kebebasan pasien dalam
mengekspresikan dirinya.
Teknik klarifikasi
• Specification
Menggunakan pertanyaan yang lebih tertutup apabila
pasien memberikan jawaban yang tidak jelas.
• Generalization
Terkadang pasien menjelaskan informasi yang spesifik saat
pewawancara memerlukan penjelasan tentang pola perilaku
secara keseluruhan  Mengeksplorasi setiap situasi
• Checking Symptom
Menanyakan beberapa gejala pada pasien, pasien dapat
hanya menjawab dengan jawaban ya/tidak
• Leading Question
Mengarahkan pasien pada jawaban yang spesifik
• Probing / menggali
Pewawancara harus menemukan suatu alasan, ketika
pasien menyampaikan makna dan pentingnya situasi yang ia
alami, namun tanpa menjelaskan alasannya
• Interrelation
Pewawancara melakukan eksplorasi mengenai hubungan
yang tidak logis yang disampaikan pasien.
• Summarizing
Membantu memfokuskan pasien, merefleksikan kembali
pada pasien apa yang dipikirkan oleh pewawancara mengenai
kata-kata pasien.
Teknik mengarahkan pasien

• Continuation, Echoing
Pewawancara mendorong pasien untuk terus bercerita
• Redirecting
Pewawancara meminta pasien untuk kembali pada topik
awal setelah teralih pada topik lain
• Transition
Pewawancara harus dapat mengalihkan pasien pada topik-
topik baru yang lain
RESISTENSI

Adalah pasien yang secara sadar menghindari pembicaraan


tentang suatu topik.
Resistensi dapat langsung atau tidak langsung.
Dua hal logis tentang alasan resistensi pasien:
1. Pasien ingin mempertahankan suatu reputasi
2. Pasien tidak senang dengan respon pewawancara dan takut
mengalami penolakan atau diremehkan oleh pewawancara
Strategi untuk mengatasi resistensi pd pasien
• Expressing acceptance
Penerimaan thd pikiran dan perasaan pasien. Menerima pasien
tanpa mengkritik atau memuji
• Confrontation
Memfokuskan resistensi pasien, meningkatkan kesadaran pasien
akan resistensinya dan mengajak pasien untuk memberi penjelasan.
Digunakan pada pasien dengan perilaku menghindar, tegang, sering
berpindah topik, dll
• Confrontation with acceptance
Digunakan pada pasien yang secara keras kepala menolak
berhubungan dengan pewawancara. Pewawancara harus mengetahui
apa yang diinginkan pasien dan mungkin tercapai.
• Shifting
Mengubah fokus pembicaraan untuk kemudian mencoba masuk
kembali ke pertanyaan awal
• Exaggeration
Digunakan pada pasien cemas dan obsesif yang sering menolak
mengakui telah melakukan kesalahan kecil.
Turunkan perhatian pasien dengan menempatkan kesalahan tersebut
pada perspektif yang benar
• Induction to Bragging
Memberikan pertanyaan/pernyataan yang terkesan menerima
dan mengerti tindakan pasien namun bukan berarti mendukung
tindakan pasien tsb
DEFFENCES
Mekanisme defens  membuat persepsi pasien terhadap diri
dan lingkungannya mengalami distorsi

Pada wawancara insight-oriented, terapis membantu pasien


menyadari mekanisme defensnya dengan tujuan: pasien akan
mengubah perilaku defensifnya dengan perilaku yang lebih
realistis
Mengatasi mekanisme defens
• Bypassing
Membiarkan dan tidak menanggapi defens yang dilakukan
pasien (yang persepsi terhadap realitasnya sangat terdistorsi)
• Reassurance
Tujuan: menurunkan kecemasan dan kecurigaan pasien serta
meningkatkan kepercayaan diri pasien dengan menunjukkan
dukungan. Dilakukan dengan menunjukkan mekanisme defensif
kepada pasien dari sisi yang baik untuk pasien. Pendekatan yang
empatik, merasa diberi dukungan  berguna pada pasien yang
merasa terbebani dengan masalah yang ia alami
• Distraction
Dengan stimulus kuat (memanggil, menepuk), pertanyaan
singkat dan tertutup.
Digunakan pada pasien dengan mood abnormal, dengan
pembicaraan yg tidak bisa dihentikan/ dialihkan (mania, depresi,
intoksikasi)
• Confrontation
Digunakan untuk menarik perhatian pasien pada perilaku
tertentu dgn harapan pasien dapat menyadari perilaku tersebut
dan memperbaikinya selama wawancara
• Interpretation
Menunjukkan pada pasien bahwa pewawancara mencoba
memahami perilaku yang pasien lakukan dan mengajak pasien
mendiskusikan hal tersebut.
Empat aspek dalam interpretation:
a. Waktu, Waktu yang tepat adalah ketika pasien tertarik dengan
perilakunya sendiri. Ketertarikan tsb menunjukkan bahwa pasien siap
untuk mendiskusikan perilakunya
b. Sudut pandang, Interpretasi dibuat berdasarkan sudut pandang pasien
c. Cakupan, interpretasi dibuat berdasarkan suatu fokus perhatian
d. Dampak terhadap pasien, Interpretasi mempunyai dampak emosional
pada pasien. Pasien dapat merasa lebih cemas terhadap situasinya
dan lebih terbebani
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai