Anda di halaman 1dari 54

Pemeriksaan Psikiatri

Jiwa Dharmawangsa
FK Universitas Tarumanagara
RIWAYAT PSIKIATRIK

Dasar :
Riwayat penyakit / gangguan jiwa + riwayat hidup pasien yang
diceritakan oleh pasien dari sudut pandangnya sendiri.
Seringkali diperlukan keterangan dari sumber lain ( orangtua atau
pasangan )
Catatan kehidupan pasien
siapa pasiennya
dari mana pasien berasal
kemana kemungkinan pasien pergi dimasa mendatang
Biarkan pasien menceritakan sendiri dengan kata-
katanya sendiri
PRINSIP UMUM

Kesepakatan - proses
Pada awal wawancara psikiater harus memperkenalkan dirinya sendiri,
mungkin perlu juga untuk menjelaskan mengapa perlu wawancara tsb,
tergantung pada keadaan. Kecuali implisit (pasien datang ke kantor),
persetujuan untuk melanjutkan wawancara harus diperoleh dan sifat
interaksi serta jumlah perkiraan waktu.
Privasi dan kerahasiaan
Isu-isu mengenai kerahasiaan sangat penting dalam proses evaluasi /
pengobatan dan mungkin perlu dibahas pada beberapa kesempatan.
Rasa hormat dan perhatian
Seperti seharusnya, pasien harus diperlakukan dengan hormat, dan
pewawancara harus memberi perhatian terhadap kondisi pasien.
Hubungan / Empati
Menghargai dan memberi perhatian kepada pasien memberikan kontribusi
pada pengembangan hubungan. Dalam arti klinis, hubungan dapat
didefinisikan sebagai respon harmonis dokter kepada pasien dan pasien
kepada dokter.
Hubungan pasien-dokter
Hubungan pasien-dokter adalah inti dari pengobatan. (Selama bertahun-
tahun istilah yang digunakan adalah dokter-pasien, tetapi urutannya
terkadang dibalik untuk memperkuat bahwa pengobatan harus selalu
berpusat pada pasien.)
Sadar/bawah sadar
Untuk memahami lebih lengkap hubungan pasien-dokter, proses bawah
sadar harus dipertimbangkan.
Wawancara berdasarkan kelainan dan berpusat pada orang
Wawancara psikiatri seharusnya berpusat pada orang (pasien). Yakni,
harus fokus dalam memahami pasien dan memungkinkan pasien untuk
menceritakan kisahnya.
Keamanan dan kenyamanan
Baik pasien dan pewawancara harus merasa aman. Ini termasuk
keamanan fisik.
Waktu dan jumlah sesi
Untuk wawancara awal, umumnya dialokasikan 45-90 menit.
PROSES WAWANCARA
Sebelum wawancara
Untuk pasien rawat jalan, kontak pertama dengan seorang psikiater seringkali melalui
telepon. Penting bahwa siapa pun yang menerima telepon mengerti bagaimana
merespon jika pasien stress akut, bingung, atau mengekspresikan niat bunuh diri atau
membunuh.
Ruang tunggu
Ketika pasien tiba pada pertemuan pertama, akan diberikan formulir untuk
diselesaikan.
Ruang wawancara
Ruang wawancara harus kedap suara. Dekorasi harus menyenangkan dan tidak
mengganggu.
Inisiasi wawancara
Pasien disambut di ruang tunggu oleh psikiater, dengan wajah ramah, memperkenalkan
dirinya, menjabatkan tangan, dan jika pasien membalas, segera berikan jabatan dengan
erat.
Pertanyaan terbuka
Sebagai pasien merespon in sebagai pertanyaan awal, sanagt penting bahwa psikiater
berinteraksi dengan cara yang memungkinkan pasien untuk mencertikan kisahnya.
BAGIAN DARI AWAL WAWANCARA PSKIATRI

1. Identifikasi data
Bagian ini singkat, biasanya mencakup satu atau dua kalimat, dan biasanya
mencakup nama, umur, status perkawinan, ras atau etnis dan kependudukan.
2. Sumber dan realibilitas
Penting untuk memperjelas dimana informasi tersebut berasal, terutama jika
lainnya telah memberikan informasi atau merekam ulasan, dan pewawancara
menilai bagaimana kebenaran suatu data.
3. Keluhan utama
Harus menjadi keluhan yang disampaikan pasien, dalam kata-katanya sendiri.
Contoh: saya depresi atau saya punya banyak kecemasan
4. Riwayat penyakit sekarang
Penyakit sekarang menjadi deskripsi dari evolusi gejala yang menetap. Sebagai
tambahan juga harus mencakup perubahan lain yang telah terjadi selama
periode waktu yang sama dalam minat pasien, hubungan interpesonal, perilaku,
kebiasaan dan kesehatan fisik.
5. Riwayat psikiatri sebelumnya
Dalam riwayat psikiatri sebelumnya, dokter harus mendapatkan informasi
tentang semua penyakit kejiwaan dan selama masa hidupnya, termasuk gejala
dan pengobatan.
6. Penggunaan Zat, penyalahgunaan dan kecanduan
Berhati-hati dalam meninjau ulang penggunaan zat, penyalahgunaan dan
kecanduan ini adalah penting untuk wawancara pskiatri.
7. Riwayat medis dahulu
Riwayat medis dahulu mencakup riwayat penyakit utama, kondisi
serta perawatan, baik dulu dan sekarang, serta riwayat operasi yang
dialami juga disertakan.
8. Riwayat keluarga
Banyak penyakit kejiwaan yang familial dan beberapa memiliki
kecenderungan genetik. Seperti adanya riwayat psikotik, neurosis,
bunuh diri, epilepsi, ketergantungan obat dan alkohol.
9. Riwayat perkembangan dan sosial
Riwayat perkembangan dan sosial mencerminkan hidup pasien. Hal
ini penting dalam menentukan konteks gejala kejiwaan, penyakit
dan kemungkinan. Riwayat dari prenatal, masa kanak, remaja
hingga dewasa.
10. Tinjauan per sistem
Tinjauan sistem mencoba untuk mengetahui tanda-tanda fisik atau
gejala psikologis yang belum teridentifikasi pada saat ini.
11. Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan meliputi, penampilan, pembicaraan, perilaku,
pemikiran pasien yang tampak selama wawancara.
12. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik tergantung pada sifat dan pengaturan dari
wawancara psikiatri. Pemeriksaan dilakukan head to toe apakah ada
hal fisik atau gangguan dari organ tubuh yang mempengaruhi psikis
pasien.
13. Formulasi
Inti pada pengumpulan data dari wawancara psikiatri untuk mengembangkan
formulasi dan diagnosis serta rekomendasi dan perencanaan pengobatan.
Sebagai bagian dari proses evaluasi, pengumpulan data digantikan oleh
pengolahan data dimana berbagai tema berkontribusi pada pemahaman
biopsikososial penyakit pasien.
14. Perencanaan terapi
Penilaian dan formulasi akan muncul dalam catatan hasil wawancara psikiatri,
tetapi hasil diskusi dengan pasien hanya dapat dijadikan ringkasan penilaian
kemampuan pasien untuk memahami dan menginterpretasikan informasi.
Sebaliknya, perencanaan perawatan merupakan bagian integral dari wawancara
psikiatri dan harus didiskusikan dengan pasien secara rinci. Pasien diberikan
pilihan terapi yang ada untuk masalahnya.
Teknik

Menfasilitasi intervensi
Penguatan
Refleksi
Meringkas
Dorongan
Pengakuan emosi
Humor
Diam
Komunikasi non-verbal
Pada berbagai wawancara yang baik, fasilitas intervensi
paling umum adalah non-verbal. Menganggukkan kepala,
postur tubuh (condong ke arah pasien), kursi didorong
mendekati pasien, meletakkan pena, dan ekspresi wajah
menunjukkan bahwa pemeriksa memperhatikan,
mendengarkan dengan penuh perhatian. Meskipun
intervensi ini dapat sangat membantu, namun dapat
menjadi berlebihan (terutama jika tindakan yang sama
diulang terlalu sering atau dilakukan dalam perilaku yang
berlebihan.
Intervensi perluasan
Mengklarifikasi
Asosiasi
Selidik
Transisi
Mengarahkan
Intervensi Obstruktif
Mesikpun teknik suportif dan intervensi perluasan memfasilitasi
pengumpulan informasi dan perkembangan hubungan positif pasien-dokter,
ada sejumlah intervensi lain yang tidak membantu
Closed-Ended Questions. Serangkaian pertanyaan tertutup berakhir di awal
wawancara dapat menghambat aliran alami cerita pasien dan memjadikan
pasien memberikan satu kata atau jawaban singkat dengan sedikit atau
tanpa elaborasi.
Compound Questions. Beberapa pertanyaan sulit untuk ditanggapi bagi
pasien karena lebih dari satu jawaban yang sedang dicari.
Why Questions. Terutama pada awal wawancara psikiatri, pertanyaan
mengapa sering tidak produktif. Sangat sering jawaban untuk pertanyaan
itu merupakan salah satu alasan pasien mencari bantuan.
Judgmental Questions or Statements. Umumnya tidak produktif dan juga
menghambat pasien untuk berbagi masalah pribadi atau materi sensitif.
Daripada mengatakan perilaku tertentu pasien adalah benar atau salah,
akan lebih baik bagi pemeriksa membantu pasien merefleksikan perilaku
sebenarnya.
Minimizing Patients Concerns. . Dalam upaya untuk meyakinkan pasien,
pemeriksa terkadang membuat kesalahan dalam meminimalkan kekhawatiran.
Hal ini dapat menjadi kontraproduktif, pasien mungkin merasa bahwa
pemeriksa tidak mengerti apa yang mereka sedang coba untuk ekspresikan.
Dapat jauh lebih produktif untuk mengeksplorasi kekhawatiran; berhubung ada
kemungkinan materi yang belum dibagikan.
Premature Advice. Saran yang diberikan terlalu dini seringkali buruk karena
pewawancara belum tahu semua variabel. Juga dapat mendahului rencana
pasien untuk dirinya sendiri. Interpretasi dini. Walau jika itu akurat, interpretasi
dini dapat menjadi kontraproduktif; respon pasien mungkin membela diri dan
merasa tidak dipahami.
Transitions. Beberapa transisi yang terlalu tiba-tiba; dapat mengganggu
masalah-masalah penting pasien yang sedang dibahas.
Nonverbal Communication. Pemeriksa berulang kali melihat jam tangan,
berpaling dari pasien, menguap, atau me-refresh layar komputer karena
kebosanan, tidak tertarik, atau jengkel. Sama seperti memperkuat komunikasi
nonverbal dapat menjadi fasilitator yang kuat dari sebuah wawancara, tindakan
obstruktif ini dapat dengan cepat menghancurkan jalannya wawancara dan
merusak hubungan pasien-dokter.
Mengakhiri wawancara

5 hingga 10 menit terakhir dalam wawancara merupakan hal yang sangat


penting dan sering kali kurang diperhatikan oleh pewawancara yang
berpengalaman. Penting untuk mengingatkan kepada pasien waktu yang
tersisa: "kita akan mengakhiri wawancara sekitar 10 menit lagi". Tidak
jarang, seorang pasien akan menyimpan informasi penting atau
pertanyaan hingga akhir wawancara dan menyediakan sedikit waktu
untuk mengidentifikasi informasi tersebut akan sangat membantu.
Jelas ada beberapa hal yang sulit untuk Anda ceritakan. Kita punya
beberapa waktu untuk menyelesaikannya, tetapi biarkan saya
merefleksikan apa yang Anda rasakan..
Wawancara motivasional

Sebuah teknik yang digunakan untuk memotivasi pasien untuk merubah


perilaku maladaptifnya. Terapis perlu berempati untuk menyampaikan
rasa memahami, memberikan dukungan dengan mencatat kemampuan
pasien, mengeksplore ambivalensi serta pikiran atau perasaan yang
bertentangan pada pasien yang mungkin akan dirubah.
Catatan medis

Banyak psikiatri yang menarik kesimpulan dari wawancara. Secara umum


hal ini bukanlah catatan yang harafiah (verbatim), kecuali berasal dari
keluhan utama dan memiliki kata-kata kunci.
Masalah kebudayaan

Kebudayaan dapat diartikan sebagai sebuah warisan; dan nilai-nilai yang


menentukan pikiran, perilaku dan bahkan perasaan.
Dalam penggolongan klasifikasi gangguan jiwa dijumpai penggolongan
yang erat kaitannya dengan budaya yang dikenal sebagai sindrom yang
terkait pada budaya
sindrom tsb secara lebih khusus berkaitan dengan kosnep sakit/sehat
yag dianut dalam kebudayaan tertentu.
Wawancara bersama penerjemah

Ketika penerjemah dibutuhkan, diperlukan seorang penerjemah


profesional yang bukan anggota keluarga sehingga wawancara bersama
dengan penerjamah bersifat netral dan tidak memihak.
Mental Status Examination
(MSE)
MSE
Pemeriksaan untuk mendapatkan kajian kejiwaan yang setara dengan
pemeriksaan fisik pada umumnya.
Untuk mendapatkan fungsi mental, gejala, dan simptom dari kelainan
jiwa.
Data didapatkan dari awal wawancara termasuk cara berpakaian dan
penampilan umum dari pasien.
Kebanyakan informasi tidak memerlukan pertanyaan langsung, dan
jawaban yang diberi dapat berbeda dengan respon pasien.
MSE memberi gambaran status mental pasien saat diwawancara dan
digunakan pada kunjungan berikutnya sebagai perbandingan dan
memonitor perubahan dari waktu ke waktu.
MSE termasuk skrining kognitif (paling sering digunakan dalam bentuk
Mini Mental Status Examintation/MMSE).
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
(Modifikasi FOLSTEIN)

Nama Pasien: ..................... ( Lk / Pr ) Umur: ............. Pendidikan: .................


Pekerjaan: .....................
Riwayat Penyakit: Stroke ( ) DM ( ) Hipertensi ( ) Peny. Jantung ( )
Peny. Lain..............................
Pemeriksa: ................................... Tgl: ..................................
MMSE
Kesimpulan Nilai MMSE:
Nilai 24 30 : normal
Nilai 17 - 23 : probable gangguan kognitif
Nilai 0 16 : definitif gangguan kognitif

Catatan: dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan


tingkat pendidikan dan usia responden

Alat bantu periksa: Siapkan kertas kosong, pinsil, arloji, tulisan yang harus
dibaca dan gambar yang harus ditiru / disalin.

Dikutip dari : Kolegium Psikiatrik Indonesia. Program Pendidikan Dokter


Spesialis Psikiatri. Modul psikiatri geriartri. Jakarta (Indonesia): Kolegium
Psikiatri Indonesia; 2008.
Speech

Berfungsi untuk menilai karakteristik fisik dari pembicaraan pasien


yang mencakup kuantitas, kualitas dan kecepatan produksi
bicaranya.
Deskripsi : pasien cerewet, suka mengomel, berbicara baik,
pendiam/tidak ingin berbicara atau berespon normal terhadap
pemeriksa.
Berbicara cepat atau lambat, tidak spontan, dramatis, monoton,
keras, tertekan, ragu-ragu, berbisik, lancar, terpatah-patah, gagap,
atau berkomat kamit.
Mood

Mood adalah suasana perasaan yang persuasif dan bertahan lama yang
menggambarkan persepsi seseorang terhadap kehidupannya.
Deskripsi : muram, putus asa, irritable, cemas, marah, expansive,
euforia, hampa, merasa bersalah, tidak ada harapan, ketakutan dan
bingung.
Mood bisa labil, berfluktuasi atau berubah-ubah secara extreme
Affect

Affect atau afek adalah respon emosional pasien saat ini, dilihat
dari ekspresi wajah, sikap, pembicaraan dan gerak-gerik (bahasa
tubuh).
Afek dapat dan tidak dapat sama dengan mood
Deskripsi : sesuai, terbatas, tumpul, datar dan labil
Perceptual disturbances

Apakah pasien mendengar suara atau Halusinasi :


melihat bayangan? Apa yang didengar atau
dilihat? Bagaimana keadaan pasien saat itu Auditory the most frequently
terjadi?
Visual
Halusinasi : Persepsi pancaindra yang salah
dan tidak berhubungan dengan stimulus dari Gustatory
luar yang nyata.
Olfactory
Hypnagogic
Illusi : Persepsi pancaindra yang salah atau
salah menginterpretasi stimulus sensoris dari Hypnopompic
luar yang nyata.
Somatic
Lilliputian
Depersonalisasi : Suatu perasaan subjektif
bahwa dirinya tidak nyata dan asing (tidak Mood-congruent
dapat mengenali dirinya sendiri)

Derealisasi : Suatu perasaan subjektif bahwa


lingkungan tampak asing dan tidak nyata.
Contoh kasus

Seorang pria muda dengan skizofrenia mendengar suara yang


berulang kali menyuruhnya untuk berhenti mengkonsumsi obat
antipsikotiknya. Setelah melawan perintah tersebut selama
berminggu-minggu, pasien merasa bahwa ia tidak bisa lagi melawan
suara tersebut, dan dia menghentikan pengobatan. Dua bulan
kemudian, ia terpaksa masuk rumah sakit dan hampir gagal jantung.
Ia juga mengatakan bahwa setelah ia berhenti minum obat, terdapat
suara yang lebih bersikeras mengatakan bahwa ia harus berhenti
makan dan minum untuk memurnikan dirinya.
HALUSINASI
Persepsi pancaindra yang salah dan tidak berhubungan dengan
stimulus dari luar yang nyata.

FAKTOR PREDISPOSISI
Biologi
Genetik
Neurobiologi
Pemeriksaan diagnostik
Neurotransmitter
Neurodevelopment
Virus
Psikologis
Sosiokultural dan lingkungan
Thought Process

Thought process bagaimana isi pikir tersebut diolah dan


diorganisir
Pasien dapat memiliki isi pikir normal, tetapi terdapat gangguan pada
proses pikir, dan sebaliknya
Circumstantiality Kesimpulan berlebihan dari rincian biasa atau tidak relevan yang
menghalangi perasaan sampai ke intinya
Clang associations Pikirannya dikaitkan dengan suara kata-katanya bukan oleh maknanya

Derailment (Sinonim dengan asosiasi longgar). Gangguan pada hubungan logis


antara ide dan arti keseluruhan goal-directedness. Kata-katanya
menjadi kalimat, tetapi kalimatnya tidak masuk akal.
Flight of ideas Serangkaian beberapa asosiasi sehingga pikiran tampaknya berpindah
tiba-tiba dari satu ide ke ide yang lain, sering (tapi tidak selalu)
diekspresikan melalui pembicaraan cepat, terpaksa.
Neologism Penemuan kata-kata baru atau frase atau penggunaan kata-kata
konvensional dengan cara yang istimewa
Perseveration Pengulangan dari isi kata-kata, frase, atau ide
Tangentiality Dalam menanggapi pertanyaan, pasien memberikan jawaban yang
sesuai dengan topik secara umum tanpa benar-benar menjawab
pertanyaan. Contohnya:
Dokter : Apakah kamu memiliki masalah tidur akhir-akhir ini?
Pasien : Saya biasanya tidur di tempat tidur, tapi sekarang saya tidur di
sofa
Thought blocking Gangguan tiba-tiba dari pikiran atau pemutusan aliran ide
Thought Content

Thought content pikiran yang sedang dipikirkan oleh pasien


Disimpulkan oleh apa yang diungkapkan pasien secara spontan untuk
menjawab suatu pertanyaan spesifik yang ditujukan untuk
memunculkan patologi tertentu
Materi yang difokuskan adalah obsessive atau compulsive
Obsesif pikiran berulang-ulang dan tidak diinginkan yang
mengganggu kesadaran pasien
Kompulsif pengulangan, perilaku ritual bahwa pasien merasa
terdorong untuk melakukan untuk menghindari peningkatan
kecemasan
Delusi/waham
Kategori besar lainnya dari thought content
Keyakinan palsu, ide menetap yang tidak dimiliki oleh orang lain
Contoh :
Grandiosa
Erotomania
Jealous
Somatik
Persecutory
Compulsion

Pasien memiliki kompulsi untuk melakukan segala sesuatu delapan


kali, yang dilakukan pada semua perilakunya apakah itu menyikat gigi
atau mengunci pintu rumahnya yang mana harus dilakukan delapan
kali. Pasien tahu perilakunya tidak rasional, tetapi tidak bisa meahan
diri dari kegiatan ini
Delusion

Seorang laki-laki muda dengan skizofrenia, putus kuliah yang


hanya bisa bekerja paruh waktu di pekerjaan tingkat-rendah dan
yang tinggal dengan keluarga pencapaian-tinggi, percaya dirinya
adalah Mesias. Dia sepenuhnya yakin bahwa perjuaangan dan
kurang keberhasilan kerjanya hanyalah tes Tuhan sampai
identitas sebenarnya pasien akan terungkap. Saat kondisinya
membaik, dia akan, bila ditanya, mengatakan bahwa dirinya
adalah Tuhan yang terpilih, tetapi ketika ditanya lebih lanjut,
akan mengakui kemungkinan kecil bahwa dia salah. Pada
pencapaian keadaan klinis terbaiknya, dia akan merenungkan
kemungkinan bahwa dia adalah Mesias, tetapi mengatakan
bahwa dia tidak yakin.
Waham

Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan


kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang
kebudayaannya
Patogenesis terjadinya waham tidak diketahui dengan pasti, namun
ada beberapa teori yang sudah dikembangkan
Faktor Biologis

Substansi dan keadaan medis nonpsikiatri faktor biologis yang


menyebabkan waham
Keadaan neurologis paling sering mengenai sistem limbik dan ganglia
basalis tidak memperlihatkan gangguan intelektual waham
kompleks serupa gangguan waham
Penderita gangguan neurologis + gangguan intelektual waham
sederhana (tidak seperti waham pada pasien dengan gangguan waham)

Tes perekaman gerakan mata (Campana et al ) memahami hubungan


antara fungsi bidang frontal dan gejala klinis gangguan delusi. pasien
dengan gangguan delusional menunjukkan kelainan dari gerakan mata
saccadic (saccadic eyemovement) dan gerakan mengejar (smoot pursuit
eye movement) mirip dengan pasien skizofrenia.
Faktor Psikodinamik

Teori psikodinamika spesifik tentang penyebab dan evolusi


gejala waham adalah anggapan tentang orang yang
hipersensitif dan mekanisme ego spesifik: formasi reaksi,
proyeksi dan penyangkalan
Freud mengambil teori pengamatan terhadap autobiografi
daniel paul secheber bahwa kecenderungan homoseksual yang
tidak disadari itu dilawan dengan penyangkalan dan proyeksi.
Cognition

Cognition adalah aspek untuk menilai status kognitif atau pengetahuan dari
pasien.
Tingkat pendidikan dan luasnya pengetahuan dari pasien perlu diperhatikan
untuk membedakan rendahnya pengetahuan dasar pasien atau terdapat
penurunan kognitif (cognitive impairment).
Penurunan kognitif dapat menandakan dapat terlihat pada pasien dengan
delirium dan demensia.
Elemen yang dinilai pada aspek kognitif adalah:
- Gangguan orientasi
- Gangguan daya ingat (memory)
- Gangguan daya pikir (intelegensi)
- Asosiasi
- Pikiran
- Persepsi
Alertness Observasi
Orientation Siapa nama kamu? Ini dimana?
Concentration Menyebutkan bulan yang dimulai dari
bulan desember
Memory
Immediate Mengulangi angka setelah disebutkan
Recent contoh 1,2,4,9
Long term Apakah yang anda makan tadi ketika
sarapan?
Siapakah nama guru kamu?
Calculation Jika kamu membeli sesuatu seharga
3500 dan membayar dengan 5000,
berapa kembalian yang kamu dapat?
Fund of kowledge Apa nama ibukota Indonesia?
Abstarct reasoning Apakah jeruk dan apel sama?
Orientasi

Kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya dalam hubungannya


dengan waktu, tempat dan orang lain.
Orientasi terdiri dari : orientasi waktu, tempat, dan orang.
Disorientasi Gangguan orientasi akibat gangguan kesadaran yang dapat
menyangkut waktu, tempat dan orang.

Jika dirawat di rumah sakit, apakah pasien tau berapa lama ia telah ada?
Apakah pasien tampaknya berorientasi ke masa sekarang?
Dipertanyaan tentang orientasi tempat, pasien harus mampu menyebutkan
nama dan lokasi rumah sakit dengan benar dan berperilaku seolah-olah mereka
tahu dimana mereka berada.
Dalam menilai orientasi orang, psikiatri bertanya apakah pasien tahu nama-
nama orang diekitar mereka dan apakah pasien memahami peran mereka
dalam hubungan mereka.
Seorang pria beralkohol berusia 42 tahun dalam keadaan delirium, diperiksa di
rumah sakit california pada tahun 1995, ditanyakan tanggal dan dimana dia. Ia
menjawab aku berdiri di sudut jalan di kota kansas pada tahun 1966.
Memori
Fungsi daya ingat (memory) dibagi menjadi 4 bidang:
1. Daya ingat jarak jauh (remote memory)
Bertanya pada ps tentang informasi masa kanak-kanak ps
2. Daya ingat masa lalu yang belum lama (recent past memory)
Mengingat peristiwa2 baru yang penting dr beberapa bulan
terakhir
3. Daya ingat yang baru saja (recent memory)
Sarapan apa tadi pagi?
4. Penyimpanan dan daya ingat segera (immediate retention
and recall)
Meminta pasien untuk mengulangi enam angka maju dan
selanjutnya mundur
Memori

Seorang pria pecandu alkohol berusia 40 tahun, yang memori pada


pemeriksaan status mental adalah nyata terganggu, panik menuntut untuk
dibebaskan dari rumah sakit, mengatakan bahwa istrinya baru saja
mengalami kecelakaan mobil dan bahwa ia harus buru-buru ke rumah sakit
lain untuk melihatnya. Katanya dengan keyakinan;

Untuk pasien setidaknya cerita itu nyata. Pada kenyataan, istrinya telah mati
selama 15 tahun. Pasien menceritakan kisah yang sama berulang-ulang,
selalu dengan keyakinan jelas, meskipun bahwa anggota staf
menghadapkannya dengan kenyataan bahwa istrinya telah meninggal selama
bertahun-tahun. Pasien tidak pernah dipengaruhi oleh pernyataan mereka,
karena dia tidak bisa mendaftar kenangan baru.
Insight

Insight, mengacu pada pemahaman pasien tentang bagaimana ia


merasa, menyajikan, dan berfungsi sesuai dengan penyebab potensial
dari presentasi jiwanya.
Terdapat 6 level insight, yaitu:
1. Penyangkalan penuh terhadap penyakitnya
2. Sedikit menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan, namun
menolak akan hal tsb
3. Sadar bahwa dirinya sakit, namun menyalahkan yang lain, faktor eksternal, atau faktor
organik
4. Sadar bahwa dirinya sakit karena sesuatu yang tidak diketahui dalam dirinya
5. Intellectual insight: menerima bahwa dirinya sakit dan gejala atau gangguan pada
penyesuaian sosial dikarenakan perasaan irisional pasien sendiri
6. True emotional insight: pasien sadar bahwa motivasi dan perasaan mereka sendiri
yang mengubah perilaku mereka
Contoh: laki-laki 17 tahun datang ke IGD dengan keyakinan bahwa
dirinya dikontrol dengan komputer seperti di perusahaan Starship,
seperti yang di film Star Trek. Pasien tsb meyakini bahwa semua
pikiran, aksi, dan perasaannya diprogram dari Starship itu, yang
berlokasi jauh sekali dan tidak akan pernah dapat dideteksi orang
lain.

Seseorang dengan psikosis mungkin memiliki insight yang baik,


sementara orang dengan gangguan kecemasan ringan mungkin
memiliki sedikit atau tidak ada insight sama sekali.
Judgement

Judgement adalah kemampuan seseorang untuk membuat keputusan


yang baik dan bertindak sesuainya.
Tingkatan judgment mungkin ataupun mungkin tidak berkorelasi
dengan tingkatan insight. Seorang pasien mungkin tidak memiliki
insight thd penyakitnya tetapi memiliki judgment yang baik.
Hal biasa yg dilakukan untuk menguji judgment seorang pasien yakni
dgn menggunakan contoh hipotetis , misalnya, "Apa yang akan Anda
lakukan jika Anda menemukan sebuah amplop bercap di trotoar?
Hal-hal penting dalam menilai judgment meliputi apakah pasien
melakukan hal-hal yang berbahaya ataupun yang akan membuat dia
dalam kesulitan atau apakah pasien dapat berpartisipasi secara efektif
dalam perawatan dirinya sendiri.
Gangguan yang signifikan pd judgment dapat menjadi penyebab untuk
mempertimbangkan perlukah tingkat perawatan yang lebih tinggi
ataupun pengaturan yang lebih ketat seperti rawat inap untuk pasien
tersebut.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai