Jiwa Dharmawangsa
FK Universitas Tarumanagara
RIWAYAT PSIKIATRIK
Dasar :
Riwayat penyakit / gangguan jiwa + riwayat hidup pasien yang
diceritakan oleh pasien dari sudut pandangnya sendiri.
Seringkali diperlukan keterangan dari sumber lain ( orangtua atau
pasangan )
Catatan kehidupan pasien
siapa pasiennya
dari mana pasien berasal
kemana kemungkinan pasien pergi dimasa mendatang
Biarkan pasien menceritakan sendiri dengan kata-
katanya sendiri
PRINSIP UMUM
Kesepakatan - proses
Pada awal wawancara psikiater harus memperkenalkan dirinya sendiri,
mungkin perlu juga untuk menjelaskan mengapa perlu wawancara tsb,
tergantung pada keadaan. Kecuali implisit (pasien datang ke kantor),
persetujuan untuk melanjutkan wawancara harus diperoleh dan sifat
interaksi serta jumlah perkiraan waktu.
Privasi dan kerahasiaan
Isu-isu mengenai kerahasiaan sangat penting dalam proses evaluasi /
pengobatan dan mungkin perlu dibahas pada beberapa kesempatan.
Rasa hormat dan perhatian
Seperti seharusnya, pasien harus diperlakukan dengan hormat, dan
pewawancara harus memberi perhatian terhadap kondisi pasien.
Hubungan / Empati
Menghargai dan memberi perhatian kepada pasien memberikan kontribusi
pada pengembangan hubungan. Dalam arti klinis, hubungan dapat
didefinisikan sebagai respon harmonis dokter kepada pasien dan pasien
kepada dokter.
Hubungan pasien-dokter
Hubungan pasien-dokter adalah inti dari pengobatan. (Selama bertahun-
tahun istilah yang digunakan adalah dokter-pasien, tetapi urutannya
terkadang dibalik untuk memperkuat bahwa pengobatan harus selalu
berpusat pada pasien.)
Sadar/bawah sadar
Untuk memahami lebih lengkap hubungan pasien-dokter, proses bawah
sadar harus dipertimbangkan.
Wawancara berdasarkan kelainan dan berpusat pada orang
Wawancara psikiatri seharusnya berpusat pada orang (pasien). Yakni,
harus fokus dalam memahami pasien dan memungkinkan pasien untuk
menceritakan kisahnya.
Keamanan dan kenyamanan
Baik pasien dan pewawancara harus merasa aman. Ini termasuk
keamanan fisik.
Waktu dan jumlah sesi
Untuk wawancara awal, umumnya dialokasikan 45-90 menit.
PROSES WAWANCARA
Sebelum wawancara
Untuk pasien rawat jalan, kontak pertama dengan seorang psikiater seringkali melalui
telepon. Penting bahwa siapa pun yang menerima telepon mengerti bagaimana
merespon jika pasien stress akut, bingung, atau mengekspresikan niat bunuh diri atau
membunuh.
Ruang tunggu
Ketika pasien tiba pada pertemuan pertama, akan diberikan formulir untuk
diselesaikan.
Ruang wawancara
Ruang wawancara harus kedap suara. Dekorasi harus menyenangkan dan tidak
mengganggu.
Inisiasi wawancara
Pasien disambut di ruang tunggu oleh psikiater, dengan wajah ramah, memperkenalkan
dirinya, menjabatkan tangan, dan jika pasien membalas, segera berikan jabatan dengan
erat.
Pertanyaan terbuka
Sebagai pasien merespon in sebagai pertanyaan awal, sanagt penting bahwa psikiater
berinteraksi dengan cara yang memungkinkan pasien untuk mencertikan kisahnya.
BAGIAN DARI AWAL WAWANCARA PSKIATRI
1. Identifikasi data
Bagian ini singkat, biasanya mencakup satu atau dua kalimat, dan biasanya
mencakup nama, umur, status perkawinan, ras atau etnis dan kependudukan.
2. Sumber dan realibilitas
Penting untuk memperjelas dimana informasi tersebut berasal, terutama jika
lainnya telah memberikan informasi atau merekam ulasan, dan pewawancara
menilai bagaimana kebenaran suatu data.
3. Keluhan utama
Harus menjadi keluhan yang disampaikan pasien, dalam kata-katanya sendiri.
Contoh: saya depresi atau saya punya banyak kecemasan
4. Riwayat penyakit sekarang
Penyakit sekarang menjadi deskripsi dari evolusi gejala yang menetap. Sebagai
tambahan juga harus mencakup perubahan lain yang telah terjadi selama
periode waktu yang sama dalam minat pasien, hubungan interpesonal, perilaku,
kebiasaan dan kesehatan fisik.
5. Riwayat psikiatri sebelumnya
Dalam riwayat psikiatri sebelumnya, dokter harus mendapatkan informasi
tentang semua penyakit kejiwaan dan selama masa hidupnya, termasuk gejala
dan pengobatan.
6. Penggunaan Zat, penyalahgunaan dan kecanduan
Berhati-hati dalam meninjau ulang penggunaan zat, penyalahgunaan dan
kecanduan ini adalah penting untuk wawancara pskiatri.
7. Riwayat medis dahulu
Riwayat medis dahulu mencakup riwayat penyakit utama, kondisi
serta perawatan, baik dulu dan sekarang, serta riwayat operasi yang
dialami juga disertakan.
8. Riwayat keluarga
Banyak penyakit kejiwaan yang familial dan beberapa memiliki
kecenderungan genetik. Seperti adanya riwayat psikotik, neurosis,
bunuh diri, epilepsi, ketergantungan obat dan alkohol.
9. Riwayat perkembangan dan sosial
Riwayat perkembangan dan sosial mencerminkan hidup pasien. Hal
ini penting dalam menentukan konteks gejala kejiwaan, penyakit
dan kemungkinan. Riwayat dari prenatal, masa kanak, remaja
hingga dewasa.
10. Tinjauan per sistem
Tinjauan sistem mencoba untuk mengetahui tanda-tanda fisik atau
gejala psikologis yang belum teridentifikasi pada saat ini.
11. Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan meliputi, penampilan, pembicaraan, perilaku,
pemikiran pasien yang tampak selama wawancara.
12. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik tergantung pada sifat dan pengaturan dari
wawancara psikiatri. Pemeriksaan dilakukan head to toe apakah ada
hal fisik atau gangguan dari organ tubuh yang mempengaruhi psikis
pasien.
13. Formulasi
Inti pada pengumpulan data dari wawancara psikiatri untuk mengembangkan
formulasi dan diagnosis serta rekomendasi dan perencanaan pengobatan.
Sebagai bagian dari proses evaluasi, pengumpulan data digantikan oleh
pengolahan data dimana berbagai tema berkontribusi pada pemahaman
biopsikososial penyakit pasien.
14. Perencanaan terapi
Penilaian dan formulasi akan muncul dalam catatan hasil wawancara psikiatri,
tetapi hasil diskusi dengan pasien hanya dapat dijadikan ringkasan penilaian
kemampuan pasien untuk memahami dan menginterpretasikan informasi.
Sebaliknya, perencanaan perawatan merupakan bagian integral dari wawancara
psikiatri dan harus didiskusikan dengan pasien secara rinci. Pasien diberikan
pilihan terapi yang ada untuk masalahnya.
Teknik
Menfasilitasi intervensi
Penguatan
Refleksi
Meringkas
Dorongan
Pengakuan emosi
Humor
Diam
Komunikasi non-verbal
Pada berbagai wawancara yang baik, fasilitas intervensi
paling umum adalah non-verbal. Menganggukkan kepala,
postur tubuh (condong ke arah pasien), kursi didorong
mendekati pasien, meletakkan pena, dan ekspresi wajah
menunjukkan bahwa pemeriksa memperhatikan,
mendengarkan dengan penuh perhatian. Meskipun
intervensi ini dapat sangat membantu, namun dapat
menjadi berlebihan (terutama jika tindakan yang sama
diulang terlalu sering atau dilakukan dalam perilaku yang
berlebihan.
Intervensi perluasan
Mengklarifikasi
Asosiasi
Selidik
Transisi
Mengarahkan
Intervensi Obstruktif
Mesikpun teknik suportif dan intervensi perluasan memfasilitasi
pengumpulan informasi dan perkembangan hubungan positif pasien-dokter,
ada sejumlah intervensi lain yang tidak membantu
Closed-Ended Questions. Serangkaian pertanyaan tertutup berakhir di awal
wawancara dapat menghambat aliran alami cerita pasien dan memjadikan
pasien memberikan satu kata atau jawaban singkat dengan sedikit atau
tanpa elaborasi.
Compound Questions. Beberapa pertanyaan sulit untuk ditanggapi bagi
pasien karena lebih dari satu jawaban yang sedang dicari.
Why Questions. Terutama pada awal wawancara psikiatri, pertanyaan
mengapa sering tidak produktif. Sangat sering jawaban untuk pertanyaan
itu merupakan salah satu alasan pasien mencari bantuan.
Judgmental Questions or Statements. Umumnya tidak produktif dan juga
menghambat pasien untuk berbagi masalah pribadi atau materi sensitif.
Daripada mengatakan perilaku tertentu pasien adalah benar atau salah,
akan lebih baik bagi pemeriksa membantu pasien merefleksikan perilaku
sebenarnya.
Minimizing Patients Concerns. . Dalam upaya untuk meyakinkan pasien,
pemeriksa terkadang membuat kesalahan dalam meminimalkan kekhawatiran.
Hal ini dapat menjadi kontraproduktif, pasien mungkin merasa bahwa
pemeriksa tidak mengerti apa yang mereka sedang coba untuk ekspresikan.
Dapat jauh lebih produktif untuk mengeksplorasi kekhawatiran; berhubung ada
kemungkinan materi yang belum dibagikan.
Premature Advice. Saran yang diberikan terlalu dini seringkali buruk karena
pewawancara belum tahu semua variabel. Juga dapat mendahului rencana
pasien untuk dirinya sendiri. Interpretasi dini. Walau jika itu akurat, interpretasi
dini dapat menjadi kontraproduktif; respon pasien mungkin membela diri dan
merasa tidak dipahami.
Transitions. Beberapa transisi yang terlalu tiba-tiba; dapat mengganggu
masalah-masalah penting pasien yang sedang dibahas.
Nonverbal Communication. Pemeriksa berulang kali melihat jam tangan,
berpaling dari pasien, menguap, atau me-refresh layar komputer karena
kebosanan, tidak tertarik, atau jengkel. Sama seperti memperkuat komunikasi
nonverbal dapat menjadi fasilitator yang kuat dari sebuah wawancara, tindakan
obstruktif ini dapat dengan cepat menghancurkan jalannya wawancara dan
merusak hubungan pasien-dokter.
Mengakhiri wawancara
Alat bantu periksa: Siapkan kertas kosong, pinsil, arloji, tulisan yang harus
dibaca dan gambar yang harus ditiru / disalin.
Mood adalah suasana perasaan yang persuasif dan bertahan lama yang
menggambarkan persepsi seseorang terhadap kehidupannya.
Deskripsi : muram, putus asa, irritable, cemas, marah, expansive,
euforia, hampa, merasa bersalah, tidak ada harapan, ketakutan dan
bingung.
Mood bisa labil, berfluktuasi atau berubah-ubah secara extreme
Affect
Affect atau afek adalah respon emosional pasien saat ini, dilihat
dari ekspresi wajah, sikap, pembicaraan dan gerak-gerik (bahasa
tubuh).
Afek dapat dan tidak dapat sama dengan mood
Deskripsi : sesuai, terbatas, tumpul, datar dan labil
Perceptual disturbances
FAKTOR PREDISPOSISI
Biologi
Genetik
Neurobiologi
Pemeriksaan diagnostik
Neurotransmitter
Neurodevelopment
Virus
Psikologis
Sosiokultural dan lingkungan
Thought Process
Cognition adalah aspek untuk menilai status kognitif atau pengetahuan dari
pasien.
Tingkat pendidikan dan luasnya pengetahuan dari pasien perlu diperhatikan
untuk membedakan rendahnya pengetahuan dasar pasien atau terdapat
penurunan kognitif (cognitive impairment).
Penurunan kognitif dapat menandakan dapat terlihat pada pasien dengan
delirium dan demensia.
Elemen yang dinilai pada aspek kognitif adalah:
- Gangguan orientasi
- Gangguan daya ingat (memory)
- Gangguan daya pikir (intelegensi)
- Asosiasi
- Pikiran
- Persepsi
Alertness Observasi
Orientation Siapa nama kamu? Ini dimana?
Concentration Menyebutkan bulan yang dimulai dari
bulan desember
Memory
Immediate Mengulangi angka setelah disebutkan
Recent contoh 1,2,4,9
Long term Apakah yang anda makan tadi ketika
sarapan?
Siapakah nama guru kamu?
Calculation Jika kamu membeli sesuatu seharga
3500 dan membayar dengan 5000,
berapa kembalian yang kamu dapat?
Fund of kowledge Apa nama ibukota Indonesia?
Abstarct reasoning Apakah jeruk dan apel sama?
Orientasi
Jika dirawat di rumah sakit, apakah pasien tau berapa lama ia telah ada?
Apakah pasien tampaknya berorientasi ke masa sekarang?
Dipertanyaan tentang orientasi tempat, pasien harus mampu menyebutkan
nama dan lokasi rumah sakit dengan benar dan berperilaku seolah-olah mereka
tahu dimana mereka berada.
Dalam menilai orientasi orang, psikiatri bertanya apakah pasien tahu nama-
nama orang diekitar mereka dan apakah pasien memahami peran mereka
dalam hubungan mereka.
Seorang pria beralkohol berusia 42 tahun dalam keadaan delirium, diperiksa di
rumah sakit california pada tahun 1995, ditanyakan tanggal dan dimana dia. Ia
menjawab aku berdiri di sudut jalan di kota kansas pada tahun 1966.
Memori
Fungsi daya ingat (memory) dibagi menjadi 4 bidang:
1. Daya ingat jarak jauh (remote memory)
Bertanya pada ps tentang informasi masa kanak-kanak ps
2. Daya ingat masa lalu yang belum lama (recent past memory)
Mengingat peristiwa2 baru yang penting dr beberapa bulan
terakhir
3. Daya ingat yang baru saja (recent memory)
Sarapan apa tadi pagi?
4. Penyimpanan dan daya ingat segera (immediate retention
and recall)
Meminta pasien untuk mengulangi enam angka maju dan
selanjutnya mundur
Memori
Untuk pasien setidaknya cerita itu nyata. Pada kenyataan, istrinya telah mati
selama 15 tahun. Pasien menceritakan kisah yang sama berulang-ulang,
selalu dengan keyakinan jelas, meskipun bahwa anggota staf
menghadapkannya dengan kenyataan bahwa istrinya telah meninggal selama
bertahun-tahun. Pasien tidak pernah dipengaruhi oleh pernyataan mereka,
karena dia tidak bisa mendaftar kenangan baru.
Insight