Anda di halaman 1dari 39

Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

I. IDENTITAS PASIEN

No. Rekam Medis : XXX.XXX


Tanggal Masuk Rumah Sakit : 05 November 2016
Kelas Perawatan : III
Dokter yang merawat : dr. J. SpKJ
Riwayat Perawatan : Perawatan ke 13
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 53 tahun
Tempat /Tanggal Lahir : Banyuwangi, 31 Desember 1962
Bangsa / Suku : Indonesia/Jawa
Agama : Islam
Status Pernikahan : Janda
Alamat : Pondok Gede. Bekasi Timur
Pendidikan terakhir :S1
Pekerjaan : Jaksa Fungsional (pensiun)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

1
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

II. STATUS PSIKIATRI

Diperoleh dari :
1. Autoanamnesis (wawancara) : Didapat dari pasien.
2. Alloanamnesis diperoleh dari wawancara dengan perawat di Sanatorium Dharmawangsa.
Nama : Ny. L

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Perawat

Hubungan dengan pasien : Perawat pasien

Hari, tanggal wawancara : 29 dan 30 Mei 2017

Waktu, Tempat Wawancara : 11.00 WIB, Sanatorium Dharmawangsa

A. Keluhan Utama
Pasien sering mengamuk dan marah marah hingga mengganggu keluarga dan
sekitar sejak tidak mau minum obat + 2 minggu SMRS.

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang bersama kakak perempuannya ke Sanatorium


Dharmawangsa pada tanggal 05 November 2016, dengan keluhan sering marah-
marah sendiri sejak 2 minggu SMRS. Pasien mulai membanting-banting barang,
membuang baju-bajunya ke kolam dan tidak mau minum obat.
Pasien mengatakan alasan dia tidak meminum obat saat di rumah karena
dia mempercayai bahwa obatnya adalah minuman yang berisi cacing. Pasien
mengatakan bahwa sejak bulan Juli, 3 bulan sebelum dirawat di SDW, teman-
teman pasien sering meminta uang pasien, pasien juga sering menghabiskan
uangnya untuk jajan dan terkadang membagi bagikan uangnya kepada orang-
orang di jalanan. Pasien mengatakan hal-hal ini membuat dirinya senang karena
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

2
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

merasa dirinya sebagai Puteri Kerajaan, karena itulah pasien merasa selalu
kekurangan uang dan selalu meminta uang kepada ibunya. Pada malam hari
pasien sulit tidur karena mendengar suara-suara temannya yang iri akan kekayaan
pasien dan mengancam pasien untuk memberikan uang dan hartanya jika tidak
akan membunuhnya. Pasien mengatakan bahwa pasien sering marah-marah
kepada ibunya karena ibu pasien sering menolak memberikannya uang. Menurut
perawat pasien, keluarga pasien mengeluh bahwa sejak 3 bulan ini pasien tidak
betah di rumah dan senang berjalan-jalan sendiri keluar rumah sambil membawa
uang untuk dibagi-bagikannya bahkan pasien membawa perhiasan milik ibunya
untuk ditukar dengan rokok. Pasien juga tidak minum obat karena tidak ada yang
mengawasi di rumah. Sekarang pasien tinggal dengan ibunya yang sudah tua serta
anaknya dan seorang pembantu. Sehingga menurut keluarga pasien lebih baik
pasien dirawat di SDW agar pasien dapat diperhatikan untuk minum obat dan
tidak menghabiskan harta di rumah.
Pasien menjalani pengobatan di SDW sejak tahun 2003 dan sudah sering
keluar masuk sejak itu. Saat dibawa ke SDW pada November 2016 pasien tampak
tidak terawat dan gelisah. Selama masa perawatannya di SDW, perawat pasien
mengatakan pasien sudah mau minum obat secara teratur, mandi dan shalat.
Pasien terlihat sangat antusias saat ikut serta dalam kegiatan karaoke, aerobik dan
membuat kerajinan tangan. Pasien senang bergaul dengan sesama pasien dan
sering terlihat heboh saat berkomunikasi dengan dokter muda dan teman-
temannya. Pasien menghabiskan waktu sehari-hari untuk nonton televisi, main
kartu, membaca koran dan menulis surat untuk kakaknya. Waham dan halusinasi
sudah mulai terkontrol dengan pengobatan. Tetapi pada hari-hari lainnya pasien
juga masih mengalami masa sedih dan depresi jika teringat akan ayahnya yang
sudah meninggal dan menginginkan untuk pulang. Pada hari-hari tersebut pasien
akan mengurung diri, berbicara sendiri, tidak mau makan dan sering menangis
tanpa alasan. Jika dihampiri oleh perawat pasien akan menangis dan bercerita
bahwa pasien menyesal akan kepergian ayahnya yang disebabkan oleh diguna-
guna oleh orang lain. Pasien menyatakan bahwa dia ingin pulang untuk dapat
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

3
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

bersama-bersama dengan ibu, anak dan kakaknya karena dia merasa sangat
kesepian dan kesakitan disini. Hal tersebut terjadi kurang lebih 2 sampai 3 kali per
minggu sejak perawatan pasien sekarang. Pasien mengakui terkadang masih dapat
melihat sosok ayahnya di dekat tempat tidurnya pada malam hari. Ayah pasien
terlihat menggunakan baju putih dan celana putih. Pasien dapat berkomunikasi
dengan ayahnya menggunakan bahasa kalbu dan terkadang pasien merasa sering
dielus-elus kepalanya oleh ayahnya jika sulit tidur.

C. Riwayat Penyakit Sebelumnya

Riwayat Penyakit Psikiatri


Menurut hasil anamnesa pasien, sejak umur 15 tahun pasien sering diejek
dan dijahili oleh teman-teman sekelasnya karena menurut pasien mereka iri
dengan harta pasien. Sejak itu pasien lebih sering menyendiri, tidak banyak bicara
dan murung namun pasien masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan
menyelesaikan pendidikan dengan baik.
Sejak tahun 1980 ketika berumur 18 tahun, kelas SMA 3, pasien mulai
mengalami gangguan kejiwaan. Pasien mengatakan sikapnya mulai berubah
ketika pasien putus cinta dengan pacarnya yang sangat dicintainya karena diguna
guna oleh seorang teman perempuannya yang juga mencintai pacarnya. Sejak
peristiwa tersebut pasien menjadi sering depresi, mengurung diri, dan tidak mau
sekolah. Pasien juga mengatakan saat itu teman teman pasien banyak yang iri
dengan pasien dan hubungannya. Pasien merasa yakin bahwa teman temannya
banyak yang iri karena ia cantik, banyak disukai teman laki-laki, dan banyak
uang, sehingga banyak yang meminta uang darinya bahkan ada pula yang mau
membunuhnya. Pasien sering sulit untuk tidur di malam hari, bahkan tidak tidur
karena sering mendengar suara teman-temannya yang menjelek jelekan pasien
dan kadang kadang ingin membunuhnya. Sejak itu pasien dirawat di RS
Ongkomulyo pada tahun 1980 oleh dr.J, Sp.KJ selama 6 bulan dan diberi obat
untuk diminum teratur sejak itu.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

4
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Pada tahun 1986 pasien menikah dengan seorang laki-laki namun pasien
berpisah dengan suami pertamanya, karena pasien yakin suaminya dipelet oleh
seorang wanita agar suaminya meninggalkannya, dan jatuh cinta kepada wanita
itu. Pasien mengatakan bahwa suaminya juga pernah ingin membunuh pasien
dengan pisau sebelum berpisah. Pasien sering mencurigai suami pasien
berselingkuh dengan wanita wanita lain, namun suami pasien tidak mau bercerai
dengan pasien. Suami pasien meninggal karena kecelakaan mobil di Salatiga
bersama dengan anaknya, namun anaknya selamat. Pasien sangat mencintai suami
pertamanya dan sejak kepergian suaminya pada tahun 1997 pasien merasa
kesepian dan frustasi sering marah-marah, banyak merokok dan minum alkohol,
banyak mengurung diri, ia merasa takut keluar rumah karena ketakutan akan mati
dan menyusul alm. suaminya karena pasien yakin sering melihat suaminya masih
menunggunya dan sering mengunjunginya setiap malam. Pasien mengaku mulai
tidak mengonsumsi obat-obatannya sehingga pada tahun 2001 pasien sempat
dirawat di RS Pulomas selama 6 bulan.
Pasien sangat dekat dengan ayahnya dan ia adalah anak kesayangan
ayahnya. Pada tahun 2003 ayah pasien meninggal karena penyakit jantung dan
ginjal. Pasien meyakini bahwa kematian ayahnya merupakan guna guna dari
orang-orang yang iri akan keberhasilan ayahnya yang merupakan seorang jaksa.
Pasien mengaku sejak kepergian ayahnya, pasien dapat berbicara dengan Alm.
Ayahnya menggunakan bahasa kalbu. Pasien juga dapat mendengar, melihat dan
merasa dielus-elus oleh ayahnya. Keluarga pasien mengeluh bahwa pasien tidak
dapat makan, mandi dan melakukan aktivitas sehari-hari karena sering menangis
di kamarnya serta kurang tidur. Tidak ada riwayat ingin bunuh diri atau
mencelakakan diri sendiri. Sejak tahun 2003 pasien dirawat di SDW dan sering
masuk-keluar sejak itu, karena keluarga pasien mengatakan pasien sulit untuk
minum obat di rumah sehingga sering marah-marah.

Riwayat Kondisi Medis


Pasien memiliki riwayat hipertensi terkontrol sejak 2013.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

5
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)

Pasien tidak pernah menggunakan obat-obat terlarang. Pasien merokok


dan minum alkohol karena frustasi sejak tahun 1997 selepas kepergian
suaminya. Jenis alkohol yang dikonsumsi ada beer dengan frekuensi minum
sekitar 1 sampai 2 kali per minggu. Pasien mengaku sudah tidak pernah
minum alkohol sejak tahun 2014, namun masih merokok hingga saat ini
sebanyak kurang lebih 5 batang per hari.

D. Riwayat Keluarga

Latar Belakang Keluarga


Pasien adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara (5 lelaki dan 2 wanita).
Ayah pasien adalah seorang jaksa dan ibu pasien adalah seorang ibu rumah
tangga. Pasien dibesarkan dalam keluarga yang tertib dan disiplin. Pasien
sangat dekat dengan ayahnya. Hubungan dengan saudara-saudara pasien baik.
Ayah pasien telah meninggal dunia sejak tahun 2003. Ibu dan kelima saudara
pasien masih hidup saat ini, hanya 1 saudara laki-laki pasien yang sudah
meninggal sejak balita. Keadaan ekonomi pasien sangat baik. Sejak pasien
mengalami gangguan jiwa, kakak pasien yang kedua yaitu Ny. H yang
membiayai perawatan pasien dan mengurus anak pasien.

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga


Diabetes Mellitus : (-)
Hipertensi : (+) Ayah
Keganasan : (-)
Gangguan Neurologis : (-)

Riwayat Psikiatri Dalam Keluarga

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

6
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Anak pasien yang berumur 28 tahun memiliki penyakit Sindrom Tourette


sejak kecil dan sedang menjalani pengobatan oleh dr. J, Sp.KJ sampai
sekarang.

Genogram

Susunan Anggota Keluarga

1. Nama : Alm. Tn. R


Pekerjaan : Jaksa Agung
Agama : Islam
Pendidikan : S2
Hubungan dengan pasien : Ayah Kandung

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

7
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

2. Nama : Ny. S
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Hubungan dengan pasien : Ibu Kandung

3. Nama : Tn. H
Pekerjaan : Karyawan swasta
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung

4. Nama : Ny. H
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung

5. Nama : Alm. An. W


Pekerjaan :-
Agama : Islam
Pendidikan :-
Hubungan dengan pasien : Saudara Kandung

6. Nama : Tn. B
Pekerjaan : Karyawan swasta
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

8
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

7. Nama : Tn. A
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung

8. Nama : Tn. J
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam
Hubungan dengan pasien : Adik Kandung

E. Riwayat Kehidupan Pribadi


Riwayat Hubungan dengan keluarga
Pasien mengatakan bahwa kehidupannya dari kecil sampai besar tidak
pernah mengalami masalah dengan saudara dan ayahnya. Pasien mengatakan ia
sering kesal dimarahi oleh ibu pasien karena sering melarang-larang pasien untuk
melakukan sesuatu, namun pasien mengatakan ia menyayangi ibunya.
Riwayat Prenatal dan Natal
Selama kehamilan ibu pasien dalam kondisi fisik, mental yang sehat, tidak
menggunakan berbagai macam obat dan zat lainnya. Pasien lahir dengan cukup
bulan dan dengan keadaan normal.
Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Saat batita tumbuh kembang pasien normal sesuai dengan usianya, tidak ada
riwayat sakit yang cukup berat, kejang dan trauma kepala berat.
Riwayat Masa Kanak Tengah (3-11 tahun)
Pada masa kanak kanak pasien tumbuh dan berkembang normal sesuai
dengan usianya, bersosialisasi dengan baik dengan teman seusianya, pasien sering

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

9
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

bermain badminton, dan menyukai olahraga renang. Hobi pasien adalah


menyanyi.
Riwayat Masa Kanak Akhir (Pubertas- Remaja)

Pasien bersosialisasi dengan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar.


Pasien memiliki banyak teman dan beberapa teman dekat, namun sejak
mengalami gangguan jiwa ketika pasien SMA pasien sering menaruh
curiga kepada teman temannya.
i. Riwayat pendidikan

Tingkat Tempat Lama studi Prestasi


SD S SD Negeri 1 Jatikramat 6 tahun Lulus
SMPe SMP Negeri 2 Bekasi 3 tahun Lulus
SMAl SMA Negeri 5 Bekasi 3 tahun Lulus
P
Kuliah Ibnu Khaldun (Sarjana Hukum) 5 tahun Lulus
a
Pasien dapat menyelesaikan pendidikannya dengan tepat waktu meskipun
pasien mengalami gangguan jiwa sejak SMA karena pasien rutin
melakukan pengobatan. Saat kuliah, pasien tidak memiliki banyak teman
karena jarang bergaul.

ii. Riwayat Pekerjaan

Pasien mengaku sudah bekerja di kejaksaan sejak pasien lulus


pendidikan S1 Ilmu Hukum di Ibnu Khaldun. Ayah pasien yang
merupakan orang berpengaruh di Kejaksaan Agung sehingga memberikan
akses pekerjaan yang mudah untuk keluarganya. Sudah 2 tahun terakhir
pasien sering tidak bekerja karena sering keluar masuk SDW. Perawat
pasien mengatakan pasien hanya datang untuk memberikan absen tetapi
tetap menerima gaji secara cuma-cuma. Sejak Maret 2016 lalu pasien
resmi pensiun dini karena dinilai tidak mampu melakukan peran sosial
untuk bekerja dan memegang tanggung jawab.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

10
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

iii. Riwayat Psikoseksual


Pasien tidak memiliki masalah seksual

iv. Riwayat Pernikahan


Pasien sempat menikah saat ia masih kuliah pada tahun 1986
kepada seorang laki-laki dari Bali yang baru dikenalnya selama 1 bulan.
Pasien sangat mencintai suaminya dan dikarunia seorang anak laki-laki
yang saat ini berusia 28 tahun. Namun pernikahan pasien tidak berjalan
dengan lancar karena pasien yakin ada wanita lain yang menggunakan
guna-guna terhadap suaminya. Mereka berpisah rumah namun suami
pasien tidak mau bercerai, kemudian suami pasien meninggal pada tahun
1997 karena kecelakaan mobil. Tahun 2002 pasien menikah kembali oleh
seorang laki-laki dari tempat kerjanya. Pada pernikahan kedua pasien
sempat hamil namun mengalami keguguran, dan tidak dikarunia anak lagi.
Pasien berkata bahwa suami keduanya tidak mencintainya dan hanya ingin
hartanya saja hingga pasien bercerai pada tahun 2004 karena suami pasien
berselingkuh dengan pembantu pasien.
v. Riwayat Keagamaan
Pasien beragama Islam. Sebelum mengalami gangguan jiwa
pasien shalat 5 waktu dan senang mengaji. Sejak mengalami gangguan
jiwa pasien sering tidak mau shalat dan mengaji karena sering diganggu
roh roh gaib.
vi. Riwayat Aktivitas Sosial
Pasien sering berkomunikasi dengan pasien lain, dan staf di
Sanatorium Dharmawangsa. Pasien sering mondar-mandir di sekitar aula
sambil merokok. Pasien juga aktif mengikuti kegiatan bersama seperti
karaoke, aerobik, dan membuat kerajinan tangan.
vii. Riwayat Kehidupan Sosial Ekonomi Pasien Sekarang
Pasien dan keluarganya tinggal di Jakarta. Sumber biaya pasien
selama pengobatan di SDW adalah dari keluarga pasien.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

11
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

viii. Persepsi Pasien Tentang diri dan Kehidupannya


Pasien merasa dirinya adalah seorang yang cantik, pintar, hebat,
kaya dan disukai oleh banyak orang, namun banyak yang merasa iri
terhadap dirinya sampai ingin mengguna gunai dirinya. Pasien sering
merasa memiliki banyak hutang dan dikejar-kejar oleh orang lain.
Sekarang pasien menyadari bahwa dirinya sedang sakit dan memerlukan
pengobatan tetapi tidak mengetahui penyebabnya.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


1. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Tampak pasien wanita berusia 53 tahun dengan tinggi sekitar 160 cm, berat 65 kg
dengan perut yang agak membuncit. Penampilan pasien sesuai dengan usianya, postur
tubuh ideal, kulit berwarna sawo matang bersih, rambut hitam pendek sedikit beruban,
berpakaian sederhana dan rapi, kebersihan diri baik.
b. Kesadaran
Dari observasi selama wawancara diperoleh kesan kesadaran penuh dan dapat
berkomunikasi cukup lancar. Bila diajak bicara pasien mau menjawab. Pasien sangat
kooperatif dan mau bercerita tentang dirinya.
c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tenang dan kooperatif selama wawancara. Pasien dapat duduk tenang tanpa
memperlihatkan postur yang aneh dan tidak melakukan gerakan-gerakan involunter.
Cara berjalan baik, pasien dapat bergerak sebagaimana mestinya, dan tidak kaku.
d. Pembicaraan dan karakteristik dalam bicara
Pasien berbicara dengan baik, jelas, dan lancar serta dapat merespon baik dalam
wawancara. Pasien juga menunjukkan perhatian yang cukup dalam setiap wawancara.
Dalam wawancara pasien melakukan kontak mata dengan pewawancara. Kuantitas
pembicaraan pasien sedikit meningkat, arus bicara normal, volume suara normal,
kecepatan bicara normal, kata-kata mudah dimengerti, dan artikulasi jelas. Jawaban dari

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

12
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

pasien sesuai dengan pertanyaan pemeriksa namun pasien sering menambahkan


penjelasan yang berlebihan.

e. Sikap terhadap Pemeriksa


Selama wawancara, pasien sangat kooperatif dan sopan dalam menjawab semua
pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Namun pasien terlihat gampang teralihkan
oleh orang lain yang jalan melewatinya.

2. Alam Perasaan
a. Mood : Hipertimik (expansive mood)
b. Afek
- Range : Luas
- Kesesuaian : Sesuai (appropriate)

3. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Ada
- Halusinasi auditorik
Pasien mendengar suara ayahnya dan dapat berkomunikasi dengan ayahnya
menggunakan bahasa kalbu.
- Halusinasi visual
Pasien sering melihat ayahnya menggunakan baju dan celana putih pada malam hari
di dekat tempat tidurnya.
- Halusinasi taktil
Pasien sering merasa dielus-elus kepalanya oleh ayahnya jika sulit tidur.
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada

4. Bentuk / Proses Pikir


a) Produktivitas

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

13
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Flight of ideas : Tidak ada


Ambivalensi : Tidak ada
b) Kontinuitas pikiran
Asosiasi longgar : Tidak ada
Inkoherensi : Tidak ada
Verbigrasi : Tidak ada
Perseverasi : Tidak ada
c) Hendaya berbahasa : Tidak terganggu

5. Isi pikir
a) Fobia : Tidak ada
b) Obsesi : Tidak ada
c) Kompulsi : Tidak ada
d) Ideas of reference : Tidak ada
e) Waham : Ada
- Waham Bizzare : Ada
- Waham Kebesaran : Ada
- Waham Kejar : Ada
- Waham Rujukan : Tidak ada
- Thought insertion : Tidak ada
- Thought withdrawal : Tidak ada
- Thought broadcasting : Tidak ada

6. Fungsi Intelektual
a. Sensorium/Taraf Kesadaran dan Kesigapan
Kesadaran pasien compos mentis, skor GCS 15.
b. Fungsi Kognitif
ii. Intelegensi dan kemampuan informasi

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

14
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Intelegensi dan kemampuan informasi pasien baik dan mengikuti berita dunia luar
melalui televisi dan koran. Pasien dapat mengetahui nama Presiden Indonesia
sekarang dan mengetahui kejadian yang menimpa Gubernur Jakarta baru-baru ini.
iii. Orientasi
- Waktu: Pasien dapat mengerti jam, hari, tanggal, bulan dan tahun dengan
baik.
- Tempat: Pasien dapat menyebutkan lokasi pasien berada yaitu di Sanatorium
Dharmawangsa.
- Orang: Pasien dapat mengenali dan menyebutkan nama-nama pasien lain
dengan baik. Pasien juga dapat mengingat nama dokter muda dan perawat
yang ada di Sanatorium Dharmawangsa.
iii. Daya ingat
- Daya ingat segera:
Pasien dapat mengulang dengan baik beberapa angka maupun kata yang
baru saja disebutkan oleh dokter muda
- Daya ingat jangka pendek:
Pasien dapat menceritakan apa yang dilakukannya sehari yang lalu dan jenis
makan malam kemarin.
- Daya ingat jangka panjang:
Pasien masih dapat mengingat pengalaman waktu sekolah.
iv. Konsentrasi dan perhatian
Selama wawancara pasien cukup dapat menjaga konsentrasi dan perhatian
dengan baik. Pasien dapat konsentrasi dan perhatian saat wawancara. Pasien dapat
menghitung mundur mulai dari angka 100 dikurangi dengan 7 sebanyak 5 kali.
Kemampuan pengalihan, pemusatan, dan pertahanan perhatian cukup baik. Jika
ada pasien lain atau dokter muda yang lewat maka perhatian pasien agak
teralihkan, tetapi dapat kembali konsentrasi pada pembicaraan. Pasien beberapa
kali memohon ijin untuk mengambil air minum dan makanan selama wawancara.
v. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

15
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Pasien dapat membaca tulisan di koran dan televisi, dapat menulis nama
lengkap pasien dengan benar, serta dapat menghitung dengan benar.
vi. Kemampuan visuospasial
Pasien dapat menggambarkan jam dengan jarum yang menunjuk angka sesuai
jam saat saat itu.
vii. Pikiran abstrak
Pasien dapat mengetahui arti peribahasa ada udang dibalik batu dan dapat
menjelaskan arti peribahasa tersebut.
viii. Kemampuan menolong diri sendiri
Pasien dapat pergi ke kamar mandi sendiri, mandi dan berganti pakaian setiap
kali mandi. Pasien dapat makan dan mengambil sendiri keperluan sehari-hari serta
dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.
ix. Intelegensia
Pasien dapat mengucapkan satu kata dan mengeja kata tersebut secara
terbalik. Misalnya kata rumah pasien dapat mengeja hamur.

7. Pengendalian Impuls
Selama wawancara berlangsung, tidak ada hambatan dalam pengendalian impuls. Pasien
dapat menjaga emosinya dengan baik.

8. Uji Daya Nilai


a. Daya nilai sosial : Terganggu
b. Kemampuan menilai realita (RTA) : Terganggu
c. Discriminative insight : Terganggu
d. Discriminative judgement : Terganggu

9. Tilikan
Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit. (tilikan derajat I).

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

16
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

10. Taraf Dapat Dipercaya


Dari hasil yang didapatkan selama wawancara, pasien cukup konsisten dalam
menjawab pertanyaan. Kesan pasien dapat dipercaya. Jawaban pasien juga telah diperiksa
ulang ke perawat yang bertanggung jawab dan rekam medik pasien, sebagian besar data
dapat dipercaya.

11. Observasi Tingkah Laku Pasien Sehari-hari


Pasien senang bergaul dengan pasien-pasien lainnya, sering berbicara dan
menyapa perawat-perawat, serta karyawan/i di Sanatorium Dharmawangsa. Pasien sangat
bersemangat untuk berkaraoke, ketika menyanyi tingkah laku pasien kadang-kadang
terkesan heboh (teriak-teriak, loncat-loncat, menepuk-nepukkan tangannya) karena
kegirangan. Pasien mempunyai inisiatif untuk menyapa dokter muda yang lewat dan
sering mengajak berbicara.

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. STATUS INTERNIS
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Frekuensi nadi : 85 x/menit
Frekuensi napas : 21 x/menit
Suhu : 36,7C

B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam putih,
terdistribusi merata, tidak mudah dicabut.
b. Mata : Sklera tidak ikterik, Konjungtiva tidak anemis.
c. Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.
d. Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret.
e. Mulut : Bibir lembab, lidah tidak kotor, caries dentis (-)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

17
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

f. Jantung : BJ I & II murni, Gallop (-), Murmur (-)


g. Paru-paru : Vesikuler +/+, ronchi (-), wheezing (-)
h. Abdomen : Bising usus normal
i. Ekstremitas : Akral hangat
Kesan: Dalam batas normal.

C. STATUS NEUROLOGIK
Rangsang meningeal : (-)
- Peningkatan TIK : (-)
- Nn. Cranialis : Baik
- Pupil : Bulat, isokor, diameter 3/3 mm.
- Sensibilitas : Baik
- Motorik : Baik
- Fungsi Cerebellum dan Koordinasi : Baik
- Fungsi luhur : Baik
- Refleks fisiologis : +/+
- Refleks patologis : -/-
Kesan: Dalam batas normal.

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

TANGGAL

PEMERIKSAAN 08/11/2016 5/08/2017 NILAI NORMAL

HEMATOLOGI HASIL

Hemoglobin 12,2 - 12 16 g/dL

Hematokrit 38 - 37 - 43 %

Jumlah leukosit 7,5 - 3,8 - 10,6 /uL

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

18
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Jumlah trombosit 252.000 - 150.000 - 400.000

KIMIA KLINIK HASIL

SGOT 35 - 0 50 U/L

SGPT 17 - 0 50 U/L

Natrium 138,0 - 135,0 - 147,0 mmol/L

Kalium 5,5 - 3,50 - 5,0 mmol/L

Kalsium 1,31 - 1,12 - 1,32 mmol/L

GDS 188 - >200 mg/dL

Lithium - 0,60 0,6 1,2 mmol/L

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien seorang wanita berusia 53 tahun, suku Jawa, beragama Islam, anak keenam
dari tujuh bersaudara. Penampilan sesuai dengan usianya, tampak sehat, tinggi sekitar
160cm, kulit berwarna sawo matang. Potongan rambut pendek, kebersihan cukup terjaga.

Pasien dari lahir sampai dengan dewasa dalam keadaan sehat dan normal. Dari
SD sampai SMA pasien selalu lulus tepat waktu, kuliah juga lulus pada waktunya. Pasien
bekerja menjadi jaksa fungsional hingga bulan Maret 2016, pasien pensiun dini oleh
kantor tempat pasien bekerja karena 2 tahun belakangan pasien sering keluar masuk
SDW untuk rawat inap.

Saat ini pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa sejak 05 November 2016,


ini merupakan kali ke 13 pasien dirawat. Sebelum di SDW pasien dirawat di RS
Ongkomulyo (pertama kali), kemudian di RS Pulomas. Sejak tahun 2003, keluarga pasien
memutuskan untuk membawa pasien kembali ke SDW karena pasien makin sering
marah-marah, suka membanting barang, membuang pakaian di kolam, suka berbicara
sendiri dan tidak mau minum obat.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

19
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Pada tahun 1980 pasien mulai menunjukkan perubahan perilaku sejak putus cinta
dengan pacarnya ketika SMA. Pasien merasa teman temannya iri dengan hubungannya
dengan pacarnya, karena dia cantik, banyak disukai teman laki laki dan banyak uang.
Tahun 1997 suami pasien meninggal dunia, karena frustasi pasien mulai merokok dan
mabuk-mabukan. Sejak itu pasien sering dijumpai oleh alm. suaminya dan ayahnya.
Pasien merasa sering diguna guna oleh orang yang iri dengannya.

Beberapa bulan sebelum dirawat di SDW, teman teman pasien meminta uang
pasien. Pasien mempercayai bahwa dirinya adalah seorang Puteri Kerjaan dan harus
membagi-bagi hartanya. Pasien merasa kekurangan uang dan meminta kepada ibunya,
akan tetapi ibunya menolak untuk memberikannya uang, sehingga pasien sering marah
marah kepada ibunya. Pasien mengakui bahwa ia memiliki banyak hutang dan
mendengar suara-suara yang mengancam akan membunuhnya pada malam hari. Pasien
juga tidak mau minum obat karena yakin bahwa obatnya berbentuk minuman berisi
cacing yang mengerikan. Selama perawatan di SDW, menurut perawat pasien, pada
keseharian pasien menunjukan peningkatan afek dan aktivitas disertai beberapa episode
depresi pada hari lainnya secara berselingan.

Dari wawancara ditemukan saat ini adanya halusinasi auditorik, visual, taktil dan
adanya waham kebesaran, waham bizzare waham kejar. Orientasi terhadap waktu,
tempat, dan orang baik. Daya konsentrasi dan daya ingat masih baik. Personal hygiene
cukup baik, pasien aktif mengikuti kegiatan sehari-hari yang diadakan staff SDW.

Dari pemeriksaan internis, pemeriksaan fisik, status neurologik, dan alloanamnesa


didapatkan, pasien mempunyai riwayat hipertensi terkontrol.

VII. DIAGNOSIS

Aksis I

a. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik
bermakna yang ditemukan pasa pada pasien yaitu:

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

20
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

i. Adanya gejala psikopatologi (waham kebesaran, waham kejar, halusinasi


visual dan auditorik, though of echo)

ii. RTA terganggu

iii. Lingkungan mengeluh

iv. Aktivitas dan fungsi sosial terganggu

v. Tilikan terganggu

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu psikosis.

b. Berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut:

i. Kesadaran neurologis : compos mentis (skor GCS 15)

ii. Orientasi : baik

iii. Daya ingat : baik

iv. Kemunduran intelektual : tidak ada

v. Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa
atas dasar riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.

vi. Riwayat penggunaan zat psikoaktif: tidak ada dalam satu bulan terakhir.

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien:

1. Tidak menderita suatu gangguan mental organik

2. Tidak menderita suatu gangguan mental dan gangguan perilaku akibat


penggunaan zat psikoaktif

3.

c. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari autoanamnesa, didapatkan:

i. Halusinasi visual dan auditorik

ii. Waham bizzare, waham kebesaran, waham kejar

iii. Berlangsung lebih dari 1 bulan


Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

21
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Skizofrenia.

d. Berdasarkan adanya:

i. Perubahan afek yang meningkat

ii. Aktivitas berlebihan

iii. Waham kebesaran (delusion of grandeur)

iv. Waham kejar

v. Iritabilitas

vi. Waham yang sesuai dengan afek (mood congruent)

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Episode Manik dengan Gejala
Psikotik.

e. Berdasarkan adanya:
i. Afek menurun
ii. Kehilangan minat dan kegembiraan
iii. Berkurangnya energi dan menurunnya aktivitas
iv. Penurunan harga diri dan kepercayaan diri berkurang
v. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
vi. Tidur yang terganggu
vii. Nafsu makan berkurang
viii. Berlangsung lebih dari 2 minggu

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Episode Depresi Berat tanpa
Gejala Psikotik.

f. Berdasarkan adanya:
i. Episode sekarang menunjukkan gejala manik dan depresif yang tercampur dan
bergantian dengan cepat (sama-sama mencolok)
ii. Berlangsung lebih dari 2 minggu
iii. Terdapat lebih dari satu episode manik dan depresif di masa lampau

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

22
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan Afektif Bipolar,


Episode Kini Campuran.

g. Berdasarkan adanya:

Gejala yang memenuhi kriteria Skizofrenia (F20) berada bersamaan dengan gejala afektif
bipolar campuran (F31.6). Maka dapat disimpulkan pasien menderita GANGGUAN
SKIZOAFEKTIF TIPE CAMPURAN (F25.2)

B. Aksis II
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis disimpulkan bahwa, pasien tidak memiliki
gangguan kepribadian dan tidak ada retardasi mental.

C. Aksis III
Dari autoanamnesis, alloanamnesis, dan pemeriksaan fisik diketahui pasien memiliki
riwayat penyakit hipertensi terkontrol.

D. Aksis IV
Tidak terdapat masalah psikososial yang berarti dalam 1 tahun terakhir

E. Aksis V

GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE


10091 Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi

9081 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian
biasa.

8071 Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam pekerjaan, sosial,
sekolah, dll.

7061 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum masih baik. (current)

6051 Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.


5041 Gejala berat (serious), disabilitas berat. (HLPY)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

23
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

4031 Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,


disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

3021 Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi
dalam hampir semua bidang.

2011 Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain, disabilitas sangat berat
dalam komunikasi dan mengurus diri.

1001 Seperti diatas persisten dan lebih serius

0 Informasi tidak adekuat

Berdasarkan sekala Global Assessment of Functioning (GAF) pada kasus ini, saat
dievaluasi memiliki taraf penyesuaian tertinggi dalam satu tahun terakhir berada dalam
rentang 5041, yaitu gejala berat (serious), disabilitas berat.
Sedangkan GAF saat ini berada dalam rentang 70-61, yaitu beberapa gejala ringan
dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Saat ini pasien
dalam keadaan terkontrol, namun halusinasi dan waham masih muncul kadang kadang
namun dapat diatasi. Pasien dapat melakukan aktivitas dengan baik saat gejala tidak
muncul, namun saat gejala muncul pasien tidak mau beraktivitas dan cenderung untuk
tidur walaupun berlangsung tidak terlalu lama karena dapat diatasi.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

A. Aksis I : Skizoafektif Tipe Campuran (F25.2)


B. Aksis II : Tidak ada retardasi mental dan gangguan kepribadian
C. Aksis III : Hipertensi terkontrol
D. Aksis IV : Tidak ada
E. Aksis V :
- 1 tahun terakhir GAF 5041, yaitu gejala berat (serious), disabilitas berat
- Current 7061. Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

24
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

IX. FORMULASI TERAPI


A. Psikofarmakologi
o Clorilex 100 mg ( - 1)
o Frimania 2 x 400 mg
o Prolepsi 3 x 300 mg
o Fridep 1 x 50 mg (malam)
o Heximer 3 x 2 mg
o Amlodipin 1 x 10 mg (pagi)
o Injeksi long-acting (1x per bulan)
- Inj. Haldol Deconate 25 x 2 amp
- Inj. Sikzonoate 25 x 2 amp

B. Non Psikofarmakologi
Psikoterapi : Supportive Therapy
o Pengawasan minum obat agar gejala dan keluhan berkurang
o Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara teratur demi kesembuhannya
o Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien untuk dapat melakukan aktivitas
seoptimal mungkin

Terapi Psikososial
o Family Counseling : memberi informasi kepada keluarga pasien tentang penyakit yang
diderita pasien dan pentingnya dukungan serta motivasi dalam kepatuhan pengobatan
pasien.
o Occupational Theraphy : mengikut sertakan pasien dalam kegiatan melatih
keterampilan berupa kerajinan tangan.
o Recreation Therapy : mengikut sertakan pasien dalam kegiatan rekreasi.
o Art / music Therapy : mengikut sertakan pasien dalam kegiatan kesenian berupa
melukis dan bernyanyi.
C. Terapi perilaku (behavioral therapy)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

25
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

I. Aktivitas senam dan olahraga


II. Kegiatan menggambar
III. Aktivitas senam otak
IV. Kegiatan musik dan karaoke

X. PROGNOSIS

A. Faktor yang Memperingan:


Penyakit yang dideritanya tidak disebabkan oleh gangguan mental organik ataupun retardasi
mental.
Tidak ada riwayat trauma perinatal.
Tidak ada tanda dan gejala neurologis.
Selama perwatan, pasien tidak menolak minum obat
Tidak ada ide bunuh diri

B. Faktor yang memperberat:


Onset pada usia muda.
Perjalanan penyakit sudah kronis dan sering berulang
Dukungan keluarga kurang untuk memotivasi pasien taat minum obat
Pasien jarang dikunjungi
Keluarga pasien terkadang susah dihubungi

Maka disimpulkan prognosis pasien adalah:


Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad fungsional : Dubia ad malam
Ad sanationam : Dubia ad malam

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

26
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

XI. Lampiran

GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT PASIEN

10

5
Derajat Keparahan
4

0
1977 1980 1981 1986 1995 1997 2001 2002 2003 2004 2005

Keterangan :
1. 1977 :
Pasien mulai mendapatkan stressor dari teman-teman sekelasnya namun belum terdapat
perubahan perilaku yang bermakna.
2. 1980 :
Sikap pasien mulai berubah karena putus cinta dengan pacar yang sangat dicintainya.
Pasien mengatakan banyak teman pasien yang iri karena dia paling cantik, banyak uang
dan banyak laki-laki menyukainya (waham kebesaran). Pasien sering mendengar suara
yang menjelek-jelekannya dan ingin membunuhnya sehingga pasien sulit tidur
(halusinasi auditorik).
3. 1981 : Pasien dirawat di RS Ongkomulyo oleh dr. Y, Sp.KJ selama 6 bulan.
4. 1986 : Pasien menikah dengen seorang laki-laki yang dicintainya dan dikaruniai
seorang anak laki-laki.
5. 1995 : Pasien berpisah dengan suaminya namun tidak bercerai.
6. 1997 :
Suami pasien meninggal karena kecelakaan mobil. Sejak itu pasien sering merasa
kesepian dan frustasi, sering marah-marah, banyak minum alkohol, banyak mengurung
diri. Pasien takut untuk keluar rumah karena pasien yakin sering melihat suaminya

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

27
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

menunggunya dan sering mengunjungi setiap malam. (halusinasi visual). Pasien mulai
tidak meminum obatnya.
7. 2001 : Pasien dirawat kedua kalinya di RS Pulomas selama 6 bulan karena
pasien tidak mau minum obat serta keluarga dan lingkungan mulai terganggu dengan
sikap pasien yang sering marah-marah dan sering berbicara sendiri.
8. 2002 : Pasien menikah untuk kedua kalinya oleh seseorang dari tempat
kerjanya.
9. 2003 :
Ayah pasien meninggal karena penyakit jantung dan ginjal. Namun pasien meyakini
bahwa kematian ayahnya karena guna-guna orang yang iri akan keberhasilan ayahnya.
Pasien mulai berkomunikasi dengan ayahnya menggunakan bahasa kalbu dan sering
merasi dielus-elus oleh ayahnya. (halusinasi auditorik, halusinasi taktil). Pasien dibawa
ke SDW oleh keluarga karena pasien sering berbicara sendiri, murung, bertingkah aneh
dan tidak mau minum obat.
10. 2004 : Pasien bercerai dengan suami keduanya karena suami pasien
berselingkuh dengan pembantunya.
11. 2005 - sekarang : Pasien keluar masuk SDW karena tidak ada yang mengawasi
pasien di rumah dan sering terjadi kekambuhan sampai sekarang. Pasien sering menolak
untuk meminum obat dengan berbagai alasan. Kini keadaan pasien sudah menunjukkan
perbaikan. Gejala berkurang dan kondisi pasien cukup stabil. Pasien dapat beraktivitas
secara normal dan mau rutin minum obat.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

28
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

PEMERIKSAAN FUNGSI KOGNITIF


MINI MENTAL STATUS EXAMINATION

Nilai maksimum Nilai Responden


Orientasi
5 5 Sekarang (hari, tanggal, bulan, tahun) apa?

5 4 Sekarang kita berada dimana? (Rumah sakit atau


instansi, nama jalan, kota, kabupaten, provinsi)

Registrasi
Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda,
3 3 satu detik untuk setiap benda. Kemudian
mintalah untuk mengulang ketiga benda tersebut.
(beri nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar)

Atensi dan kalkulasi


Hitunglah berturut-turut selang 7 angka mulai
dari 100 kebawah .
Berhentilah setelah 7 kali hitungan (93, 86, 79,
5 5 72, 65, 58,51)
(beri nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar)

Mengingat
Tanyakan kembali nama ketiga benda yang telah
disebut diatas.
(beri nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar)

3 3 Bahasa
a. Apakah nama benda ini? (perlihatkan buku
dan kursi) (2 nilai)
b. Ulangi kalimat berikut : Jika tidak dan atau
tapi (1 nilai)
c. Laksanakanlah 3 perintah :
9 9 -peganglah selembar kertas dengan tangan
kanan, lipatlah kertas itu pada pertengahan
dan letakkan dilantai (3 nilai)
d. bacalah dan laksanakan perintah berikut :
-pejamkan mata anda (1 nilai)
- tulislah sebuah kalimat (1nilai)
- tirulah gambar ini (1nilai)

Nilai = 29 (normal)

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

29
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

WAWANCARA 1

Hari/tanggal : Senin/ 29 Mei 2017

Jam : 11.00 WIB

Penampilan : Baju terusan warna merah muda dan celana pendek

Aktivitas : Duduk di kursi

Tempat : Ruang Makan

Keterangan : A = Pemeriksa

B = Pasien

A: Siang bu B, apa kabar ? Perkenalkan saya A, dokter Untar yang sedang tugas di sini.

B: Eh dokter, baik dok. Dokter apa kabar ? Oh iya dok saya inget, dokter A kan. (memori
jangka sedang baik)

A : Gimana semalam tidurnya bu ?

B: Nyenyak dok tapi kebangun pas jam 2 pagi.

A : Kenapa ibu kebangun ?

B : Itu dok ayah saya kadang-kadang datang bangunin saya. Terus ngajak ngobrol. (halusinasi
auditorik dan visual)

A : Ibu lihat ayah ibu dateng ? Kalo dateng ayahnya suka ngapain aja bu selain ngobrol ?

B : Iya dok lihat, terus kepala saya juga suka diusap-usap sama ayah saya supaya saya nyenyak
tidurnya. (halusinasi visual, halusinasi taktil)

A : Oh begitu bu, sekarang ayahnya dimana bu?

B : Ayah saya sudah meninggal dok, tahun 2003.

A : Ibu sedih?

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

30
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

B : Iya dok, saya deket sekali sama ayah saya, dia yang paling sayang sama saya kalo di rumah.
Dulu juga banyak yang sirik sama ayah saya, sering mau guna-guna tau santet tapi yang kena
malah ke saya. Saya jadi sering sakit-sakitan. Sakit perut, sakit kaki, malahan suka disamperin
sama mahkluk halus yang dikirim sama dukunnya. Mahkluk halusnya itu putih tampa muka dok.
Terus ngeliatin saya terus. (waham bizzare, kejar, halusinasi visual).

A: Oh begitu.Ibu bisa tolong ceritakan gimana awalnya masuk sini ?

B: Ya awalnya tuh saya bukan disini dok, saya sebelumnya pernah dirawat di RS Ongkomulyo
dari pas SMA sama dr. J, Sp.KJ. Terus saya pindah ke Pulomas, baru tahun 2003 saya ke sini
Dharmawangsa tetep sama dr. J, Sp.KJ. (memori jangka panjang baik). Terakhir ini saya
masuk awal bulan November ini, sudah hampir 1 bulan. Kata keluarga sih saya disuruh tinggal di
sini dulu nanti lebaran baru pulang. (memori jangka sedang baik).

A: Ibu bisa di masukin ke rumah sakit Ongko Mulyo awalnya kenapa bu?

B: Katanya sih saya depresi dok, saya dulu gara-garanya pas SMA putus sama pacar saya dok.
Soalnya saya sering dikerjain sama temen cewek saya dok.

A: Dikerjain bagaimana bu?

B: Ya kayak di guna guna gitu dok. Jadi saya putus padahal kami berdua sama-sama sayang
banget dok. Banyak yang iri dan pengen menghancurkan hubungan kami dok saat itu. Soalnya
saya ini paling cantik, pinter, banyak yang naksir, dan banyak uangnya dok. Bahkan ada guru
yang memuji saya lebih pintar dari yang lain. Di sini pun saya yang paling pinter. (waham
kebesaran).

A : Lalu setelah putus bagaimana keadaan dan perasaan ibu ?

B : Saya sedih banget dok nangis terus, saya marah-marah kadang bantingin barang karena
keselnya. Saya gamau sekolah juga gamau ketemu temen saya yang suka iri sama saya.

A : Saat putus itu kalau malam tidur nyenyak tidak bu ?

B : Pas abis putus ya dok ? ga nyenyak dok. Saya takut banget saya suka denger ada suara-suara
berisik di kamar. (halusinasi auditorik)
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

31
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

A : Ibu tau tidak itu suara siapa yang malam-malam berisik ? Apa yang dikatakannya ?

B : Tau dok, itu teman saya yang iri dengan saya. Jadi jelek-jelekin saya terus, dok. Terus
kadang-kadang dia bilang mau ngebunuh saya dok. Serem. (wajah pasien ketakutan = afek
sesuai)

A : Ibu lihat ada teman ibu disana ?

B : Tidak dok, hanya dengar suaranya saja (halusinasi auditorik).

A : Lalu setelah berobat di RS Ongkomulyo bagaimana pengobatannya berhasil atau tidak bu?

B : Ya sembuh dok udah ga pernah denger suara lagi, tapi saya suka males minum obat dok.
Kalau saya tidak minum obat suara nya ada lagi. Kata dokter saya harus minum obat terus
supaya tidak kumat.

A : Kenapa ibu males minum obat nya bu ?

B : Saya kalo lagi enak ga minum obat dok, saya kan baik-baik aja ga perlu minum obat
sebenernya. (tilik derajat 1) Lagian obatnya itu ya dok, saya dikasih minuman isinya cacing.
Saya ga mau lah dok, nanti saya malah jadi cacingan. (waham bizzare)

A : Bagaimana kalau di rumah ibu ada yang mengingatkan minum obat ?

B : Ada dok tapi kalau saya ga mau minum ya udah ga ada yang peduli juga. Saya sering kumat
katanya dok, kalo lagi kesini katanya kumat. Padahal saya sehat-sehat aja. (dukungan keluarga
kurang)

A: Tapi disini kan dikasi obat, ibu minum obatnya?

B: Ya saya minum dok, saya senang juga dr. J, Sp.KJ kalo disuruh dia minum obat saya baru
mau.

A : Bagus bu, harus minum obat teratur ya. Ibu di suruh istirahat disini sebenarnya ada masalah
apa bu?

B : Gara-gara saya marah-marah mulu di rumah, dok. Gimana saya ga marah-marah, saya minta
uang ga dikasih,dok.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

32
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

A : Ibu minta uang dari siapa dan untuk apa bu?

B : Dari ibu saya, dok. Tapi dia pelit. Beberapa bulan yang lalu uang saya kan habis dipinjem
temen-temen saya, ya saya minta aja uang jajan dari ibu saya. Tapi ga dikasih. Gimana saya ga
marah-marah dok. Saya kan Puteri Bangsawan dok harus sering berbagi sama orang-orang
dijalanan. (waham kebesaran)

A : Iya bu, saya mengerti perasaan ibu.Ibu kalau boleh tau agamanya apa?

B: Islam

A: Tadi pagi shalat ga bu?

B: Shalat dok, udah pagi tadi nanti sebentar lagi juga mau shalat. Mau berdoa semoga cepet
pulang.

A: Ibu masih ingat dulu sekolah SD sampai kuliah dimana saja ?

B: Ingat dok, SD di SDN 1 Jatikramat, SMPN 2 Bekasi, dan SMAN 5 Bekasi. Terus saya kuliah
ambil jurusan hukum di UIC.

A: Oh gitu, dulu ibu kerjanya apa?

B: Saya jaksa fungsional dok di kejaksaan Timur sama kayak ayah saya tapi dia hakim.

A: Waktu bekerja ada masalah apa gitu gak bu?

B: Sering kumat dok, ini makanya saya kemaren pensiun dini dari kantor katanya udah gausah
kerja aja istirahat.

A: Ibu berapa bersaudara?

B: bertujuh dok, saya anak keenam.

A: Ibu ingat nama saudara saudara ibu?

B: Ingat dong dok ; H,H,W,B,A,J, yang ketiga udah meninggal dok pas balita. Tapi saya gatau
kenapa, soalnya saya belum lahir.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

33
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

A: Kemarin ibu bilang punya anak 1 ya bu, kapan ibu menikah ?

B:Waktu saya masih kuliah dok semester akhir tahun 1986. Saya nikah sama orang Bali, ketemu
sebulan kenal langsung nikah. Suami saya sayang banget sama saya. Kita punya anak 1 namanya
Tn.D sekarang umur 28 tahun. Tapi suami saya selingkuh dok sama wanita wanita lain. Saya
yakin wanita itu pelet suami saya supaya ga cinta lagi sama saya. Padahal suami saya sayang
sekali dengan saya. (waham bizzare)

A: Lalu bagaimana hubungan ibu dengan suami sejak saat itu ?

B : Kita cerai dok, cerai mati tapi. Suami saya meninggal tahun 1997 gara-gara kecelakaan mobil
dok, tabrakan di Salatiga. Saya sedih banget dok dari situ(Afek sesuai). Saya ngerokok sama
mabok biar lupa. Sekarang sih ngerokok aja saya ga bisa berenti.

A : Ibu sedih banget ya ?

B : Iya dok. Tapi saya menikah lagi dok tahun 2002. Tapi yang ini jahat suka manfaatin saya,
saya ga suka. Dia cuma mau uang saya saja dok.

A : Lalu apa ibu punya anak dengan suami yang kedua ini ?

B : Sempat hamil dok, tapi keguguran karena saya terlalu banyak kerja. Saya kerja keras cari
uang dok tapi dia pake buat main cewe. Masa dia selingkuh sama pembantu saya dok. Akhirnya
tahun 2004 kita cerai dok. Sekarang saya udah gatau dia dimana, saya ga peduli (pasien kesal =
afek sesuai).

A : Setelah cerai apa ibu menikah lagi ?

B : Tidak dok. Saya sudah trauma menikah, kasian sama anak saya. Lagian saya kan cantik
banget dok, yang mau sama saya banyak. Saya jadi bingung deh (waham kebesaran)

A : Baik bu. Kalau begitu kita lanjutkan ngobrol lain kali saja ya hari ini cukup.

B : Baik dok.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

34
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Kesan Wawancara I :

Kesadaran : Compos Mentis


Mood : Hipertimik
Afek : Appropiate
Waham bizzare : Ada
Waham kebesaran : Ada
Waham kejar : Ada
Halusinasi visual : Ada
Halusinasi auditorik : Ada
Halusinasi taktil : Ada

WAWANCARA 2

Hari/tanggal: Selasa/ 30 Mei 2017

Jam : 11.00 WIB

Penampilan : Menggunakan kaos warna abu-abu dan celana pendek warna hitam.

Aktivitas : Sedang duduk mengobrol dengan pasien lain

Tempat : Aula

Keterangan : A = Pemeriksa

B = Pasien

A: Pagi bu B

B: Pagi dokter A

A: Boleh ngobrol-ngobrol sebentar bu?

B: Boleh dok

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

35
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

A: Oh gitu, bagaimana perasaan ibu hari ini?

B: Baik dok, seperti biasa.

A : Ibu udah makan belum hari ini?

B : Udah dok tadi pagi sarapan terus bentar lagi dapet snack.

A : Sarapan pake apa tadi bu ?

B : Sarapan roti ama susu dok. Enak dok. (memori jangka pendek baik)

A: Hari ini puasa ga bu?

B : Engga dok kan hari ini saya mau minum obat nanti siang. Lagian kalau puasa saya ga boleh
ngerokok dok, asem mulutnya.

A: Oh baik.. Bagaimana tidurnya tadi malam bu ?

B : Nyenyak dok, kebangun sekali pas jam 1 pipis. Eh ada ayah saya lagi liatin saya.

A: Ngobrol nggak bu?

B: Nggak dok kemarin saya capek banget jadi saya langsung balik tidur lagi saja. Eh dia usap
usap kepala saya dok.

A: Bu kalau peribahasa Ada udang dibalik batu tau ga artinya?

B : Tau dong dok, pasti ada maksud tersembunyi, iya kan dok ? Kenapa dok? Banyak loh
sekarang orang jahat seperti itu. Hati-hati dok.

A: Iya benar bu. Sekarang tanggal berapa ya?

B: Wah tanggal berapa ya. Hari ini tanggal 30 Mei tahun 2017.

A : Coba saya tes ya bu. 100 kurang 7 berapa bu?

B :93.

A :Kalau 93dikurang 7 berapa?

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

36
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

B :86.

A :Kalau 86 dikurang 7?

B :79

A :Kalau 79 dikurang 7?

B :72.

A : Kalau 72 dikurang 7?

B :65

A :Kalau 65 dikurang 7?

B :58

A :Kalau 58 dikurang 7?

B :51. Waduh saya pusing dok disuruh menghitung pagi-pagi, belum ngerokok hari ini.
(kemampuan berhitung dan konsentrasi baik)

A: Tadi saya nanya ke ibu peribahasanya apa ya?

B: Saya ingat dok. Ada udang dibalik batu kan?

A: Iya betul bu. Sekarang ibu tolong gambar jam dinding ya bu.

B: (pasien menggambar) mau jam berapa ini dok?

A: Jam 11.10

B: Ini dok sudah selesai.

A: Terima kasih ya bu, Ibu selama disini baca koran atau nonton tv ga?

B: nonton dan baca dok.

A: Ibu tau gubernur Jakarta sekarang siapa?

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

37
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

B: Ahok kan yah. Kasian ya dok ahok mau dihukum, coba ayah saya masih jadi jaksa pasti dia
belain Ahok.

A:Iya benar bu. Kalau pesiden RI sekarang siapa bu ?

B : Jokowi

A : Betul bu, sekarang coba ibu baca tulisan ini (artis), dan salin dikertas ini

B: (menulis ulang dengan benar)

A: Barusan apa yang ibu tulis?

B: Artis

A : Betul bu, baik terimakasih ya bu.

A: Ibu kalau lihat ada yang amplop berstampel di pinggir jalanan, apa yang ibu lakukan ?

B: Saya lihat dulu dok isinya apa. Siapa tau buat saya. Kalau bukan saya punya ya saya buang
aja dok. (discriminative judgement terganggu)

A : Oh iya ya bu. Biasanya ibu ngapain kalau disini ?

B : Paling duduk, ngerokok, nonton. Saya paling seneng karaoke dok disini. Nanti kita karaoke
ya. Dokter harus nyanyi yah temenin saya.

A : Baik bu nanti saya temani. Bu kita nanti lanjutkan ngobrol lain kali saja ya hari ini cukup
udah pada mau makan kan?

B : Baik dok, sampai ketemu lagi. Mau main kartu ga dok? Bu Endang selalu bawa kartu tuh.
A: Lain kali ya bu kita main lagi.

B: Baik dok. Sampai jumpa lagi ya.

Kesan wawancara

Kesadaran :Compos Mentis


Mood : Hipertimik

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

38
Kasus Ujian Nadya Hambali 406151061

Afek : Appropiate
Halusinasi Visual : Ada
Halusinasi auditorik : Ada
Halusinasi taktil : Ada
Waham bizzare : Ada
Discriminative judgement : Terganggu
Kemampuan baca dan menulis : Baik
Kemampuan berhitung : Baik

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kesehatan Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

39

Anda mungkin juga menyukai