Anda di halaman 1dari 50

PEMERIKSAAN FISIK

DASAR PADA KELAINAN


BEDAH ABDOMEN

Dr Rivai Ismail SpB

Regio Abdomen
Kw kanan atas

Proc.X

Kw kanan bawah
Kw kiri atas
Kw Kiri bawah

SIAS

umbilikus

Pemeriksaan Fisik Pada


Gangguan sistim pencernaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Inspeksi
Kembung
Schapoid
Perut kodok
Umbilikus

--- N tertarik kedalam


menonjol ( hernia umbilikalis )
Venektasia ( pelebaran p.drh vena ddg perut
Gerakan nafas

Inspeksi
Pusar/umbilikus : Normal tertarik kedalam
Menonjol : ascites, tumor, distensi
Jar parut/ sikatriks/scar
Lipat paha : bengkak yang hilang timbul
Hernia Femoralis
kel.limfe inguinal

Palpasi
Syarat :
Otot perut harus relax
Permukaan tangan bekan dengan jari-jari
Penekanan lembut
Temuan yang menyimpang harus disebutkan
letaknya dalam keempat kwadran abdomen yaitu :
Kwd. Kanan atas
Kwd. Kanan bawah
Kwd. Kiri atas
Kwd. Kiri bawah

Kadang-kadang digunakan istilah :


Hipokhondrium kanan-kiri
Fossa iliaca kanan-kiri
Palpasi diperiksa :
Intraperitoneal
Retroperitoneal
extraperitoneal

Perkusi
Untuk menentukan besarnya organ,letaknya masa
dan adanya cairan bebas dalam rongga abdomen.

Dilakukan untuk menilai fungsi usus (peristaltik)


frekuensi,lamanya bunyi,tingginya nada

Auskultasi

Pemeriksaan Canalis Inguinalis


Laki-laki : lewat funiculus spermatikus
N : jari tak bisa lewat annulus ektern
Hernia : longgar
Perempuan : isinya ligamentum rotundum

Hepar
Normal tak teraba, diraba dibawah arcus costarum.
Penderita disuruh bernafas inspirasi dan ekspirasi.
Kalau teraba : pinggir,nodul karsinoma
Dicari tanda sirosis hepatis :
Spider nevi
Liver palm
venectasi

Vesica felea
Normal : tak teraba, dibawah arcus costarum
sebelah kanan pada midklavikularis line.
Kalau teraba : bulat licin
Besar dan ikterus ikterus obstruksi karena
Ca.Pankreas
Kecil dan ikterus ikterus karena batu
Hal ini disebut hukum Couvousier

LIEN
Normal tak teraba
Bila membesar : teraba dengan
adanya insicura disebut
Splenomegali menurut ukuran
Schuffner terdapat pada penyakit

Ginjal
Kanan lebih rendah dari kiri
Pemeriksaan dengan 2 tangan (bimanual)
Kalau besar akan teraba. Ballotement positif
tumor retroperitoneal. Tangan belakang
mendorong tumor kedepan.

Lambung
Normal : tak teraba, bila berisi kadang teraba.
Pembengkakan : karsinoma lambung
Leiomyosarcoma

KOLON : Sukar diraba


SIGMOID :sering terisi feses, letaknya
intraperitoneal
CAECUM : intraperitoneal
BULI-BULI : yang berisi dapat diraba di
regio hypogastrica, seperti pada retensio
urine.

Tumor Abdomen
Bisa berasal dari :
dinding perut atau dalam perut, intraperitoneal
atau retroperitoneal
Bila dengan kontraksi otot perut tumor semakin
jelas maka tumor terletak pada dinding abdomen
Bila semakin hilang maka tumor intraperitoneal
Bila ballotement positif maka tumor
retroperitoneal

Ginjal dengan hidronefrose positif ballotement


Juga dinilai besar, konsistensi, batas, bentuk dan
permukaannya.
Adanya hubungan dengan jaringan sekitarnya.

Colok dubur
Umumnya dilakukan pada:sikap litotomi atau sim kiri
Buli-buli harus dikosongkan dulu
Secara halus dan teliti. Mula-mula diberi penjelasan
tentang prosedur tersebut
Kemudian dilakukan inspeksi pada regio analis.
dermatitis,ekzema,luka garukan,tukak,abses,muara
fistel dll.
Penderita disuruh mengedan,anus dilebarkan dengan
sedikit bantuan jarihemorroid,prolap mukosa,
prolap rektum,muara fistel, fisura anus.

Colok dubur
Pada laki-laki prostat sebagai titik acuan
Pada wanita servik uteri sebagai acuan
Dinilai spingter ani,mukosa rektum/ampula rektum
Polip teraba licin dan dapat bertangkai
Ca.rekti teraba keras dan berbenjol-benjol biasanya ada
kawah sentral akibat ulserasi.
Diterangkan letaknya berapa jauh dari pinggir anus
melingkar atau tidak.
Puncaka atas dapat diraba atau tidak.
Apakah jari masih bisa lewat atau tidak
Fiksasi tumor kejaringan dibawahnya.

RT juga berguna untuk


pemeriksaan alat kelamin
dalam

ABDOMEN AKUT (PERUT AKUT)


Adalah :
Kondisi dimana gejala utamanya nyeri diperut, terjadi
tiba-tiba dan untuk penanggulangannya biasanya
tindakan pembedahan
Tantangan dapat:
Meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Diperlukan
pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi abdomen
serta isinya. Untuk menyingkirkan satu demi satu
penyebab nyeri perut akut.

Nyeri Perut
Dapat disebabkan oleh kelainan di abdomen / diluar
abdomen seperti rongga thoraks dll.
Diagnosa banding perut akut banyak sekali.
Dibedakan : nyeri visceral dan nyeri somatik
Nyeri Visceral :
Karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi
organ intraperitoneal yang disarafi oleh susunan
saraf otonom.

Peritoneum viscerale tidak sensitif rabaan,


pemotongan atau radang.
Tetapi tarikan, regangan atau kontraksi yang
berlebihan dari otot ( spasme ) akan memberikan
rasa nyeri tumpul disertai perasaan sakit.

Inspeksi

Bekas
operasi

I.A. MENENTUKAN KWADRANT


PERUT
URUTAN
1. Mahasiswa menetapkan garis batas kwadrant
a. Garis transversal lewat umbilikus
b. Garis linea mediana lewat umbilikus
2. Mahasiswa menyebutkan nama kwadrant
a. RUQ : Right Upper Quadrant
b. LUQ : Left Upper Quadrant
c. RLQ : Right Lower Quadrant
d. LLQ : Left Lower Quarant

B. MENENTUKAN REGIO PERUT


URUTAN
1. Mahasiswa menetapkan bidang batas regio.
a. Bidang transpilorika: Bidang Transversal
lewat pertengahan arcus jugularissymphysis pubis
b. Bidang trans tubercularis:
Bidang ransversal lewat tuberculum
cristae kanan dan kiri
c. Bidang mid inguinal kanan dan kiri
Bidang sagital yang lewat pertengahan lig

2. Mahasiswa menyebutkan nama regio


a. Hypochondrium kanan
b. Epigastrium
c. Hypochondrium kiri
d. Lumbalis kanan
e. Umbilikalis
f. Lumbalis Kkiri
g. Iliaka kanan
h. Hipogastrium
i. Iliaka kiri

II. LANGKAH LANGKAH UNTUK


MEMBUAT PERUT PENDERITA TIDAK
TEGANG SELAMA PALPASI
URUTAN
1. Pastikan kandung kemih kosong
2. Taruh bantal dikepala dan jika perlu di bawah lutut
3. Untuk memastikan benar-benar sudah rileks
masukkan tangan kebawah pinggang
4. Minta tangan penderita disisi badan atau terlipat di
depan dada

5. Hindari rangsangan dinding perut dengan


melakukan pemanasan telapak tangan pemeriksa
6. Tanyakan dimana yang sakit dan lakukan palpasi
pada tempat tersebut paling akhir
7. Periksa pelan-pelan, hindari gerakan-gerakan
cepat
dan pemeriksaan yang tidak di perlukan
8. Alihkan perhatian penderita dengan mengajak
bicara atau mengajukan pertanyaan
9. Mintalah penderita melakukan nafas abdominal
dan palpasilah terutama pada saat ekspirasi

10. Bila penderita tidak bisa melakukan No. 9,


Lakukan test menurut Nicholson : Tangan kiri
menekan dada, dan tangan kanan melakukan
palpasi
11. Bila penderita ketakutan atau mudah geli,
mulailahpalpasi dengan tangan penderita di
bawah tangan pemeriksa, kemudian pelanpelan diganti dengan tangan pemeriksa saja

III. MENILAI RANGSANG


PERITONEAL
URUTAN
1. Berdiri disisi kanan penderita
2. Minta penderita untuk batuk , dan tanyakan
apakan menimbulkan sakit perut, tunjukkan
lokasinya
3. Lakukan perkusi daerah tersebut
4. Lakukan palpasi dengan satu jari secara halus dan
lakukan pemetaan daerah nyeri tekan.

5. Rasakan adanya ketegangan atau tahanan dinding

perut saat melakukan palpasi, bedakan dengan sisi


lain.
6. Tekan jari anda secara tetap dan pelan-pelan dan
dalam kemudian dilepaskan secara mendadak

IV. PALPASI HATI


URUTAN
1. Berdiri disisi kanan penderita.
2. Letekkan tangan kiri anda di belakang penderita,
sejajar dan menopang iga 11 dan 12 kanan.
3. Ingatkan penderita untuk santai
4. Tekankan tangan kiri kedepan sehingga hati akan
mudah teraba dari depan
5. Letakkan tangan kanan anda pada perut sisi kanan
lateral otot rectus dengan ujung jari tangan tepat
dibawah daerah pekak hati

6. Minta penderita untuk inspirasi dalam, raba tepi hati


yang turun kebawah bersentuhan dengan jari anda.
Bila teraba kurangi tekanan jari, sehingga tepi hati
tergelincir di bawah jari anda, sehingga permungka
an depan hati teraba
7. Palpasi seluruh tepi hati lobus kanan dan kiri, dan
buat gambar batas bila teraba membesar.
8. Ukur jarak dari tepi kanan arcus costa pada garis
mid klaviculer kearah garis yang dibuat.

9. Tanyakan apa yang perlu dicatat pada palpasi hati


a. Sakit
b. Permungkaan ( Halus, kasar, berbenjol )
c. Konsistensi
d. Tepi ( Tajam, Tumpul )
e. Pergerakan waktu bernafas
f. Pembesaran
10. Hooking Technique

V. PALPASI LIMPA
URUTAN
1. Berdiri disisi kanan penderita
2. Dengan melingkari penderita, tangan kiri
diletakkan di belakang bagian bawah iga-iga kiri
dan didorang kedepan.
3. Letakkan tangan kanan di bawah dugaan tepi
limpa ( bisa diketahui pada waktu perkusi ) dan
tekankan kearah limpa

4. Minya penderita nafas dalam dan rasakan tepi /


ujung limpa yang akan turun kebawah dan
menyentuh jari anda.
5. Setelah tepi limpa teraba, lanjutkan palpasi kelateral
dan medial dimana akan teraba insisura
6. Dicatat : Nyeri ?, Kontur ?, Insisura ?,
Jarak antara titik terbawah limpa dengan tepi
lengkung iga kiri
7. Bila tidak teraba dengan cara diatas, pemeriksaan
bisa diulangi dengan meminta penderita miring
kekanan sehingga karena gaya gravitasi, limpa akan

VI. PALPASI GINJAL KANAN


URUTAN
1. Berdiri disisi kanan penderita
2. Letakkan tangan kiri dibelakang penderita, tepat
dibawah dan paralel dengan iga 12, dan ujung jari
tepat disudut kostovertebral kanan, kemudian
dorang ginjal kedepan.
3. Letakkan tangan kanan secara halus di kwadrant
kanan atas dilateral dan paralel terhadap tepi otot
rektus sedikit dibawah lengkung iga kanan.

4. Minta penderita tarik nafas dalam, pada akhir


inspirasi, tekan tangan kanan kuat dan dalam dan
coba tangkap ( raba ) ginjal kanan antara 2 tangan
5. Penderita disuruh menghembuskan nafas,
bersamaan dengan itu tekanan tangan kanan
dikurangi pelan-pelan. Rasakan ginjal yang
bergerak kembali kearah posisi ekspirasi
6. Bila ginjal teraba perlu dicatat: Ukuran, Kontur dan
adanya nyeri pada penekanan

VII MENENTUKAN TINGGI HATI


(LIVER SPAN ) dengan perkusi
URUTAN
1. Berdiri disisi kanan penderita
2. Perkusi ringan perut dilinea medioclvicularis
kanan dibawah level pusar kearah hati ( didaerah
timpani bukan pekak )
3. Beri tanda tempat perubahan pekak yang
merupakan batas bawah hati
4. Perkusi dari daerah redup paru kebawah pada garis
yang sama.

5. Beri tanda batas peralihan kepekak.


6. Ukur panjang antara 2 tanda tersebut yang
merupakan liver spans ( Tinggi hati )
7. Bila hati membesar, perkusi tempat lain dan beri
batas tepi hati

VIII. MENILAI KEMUNGKINAN


ASCITES
A. PEKAK SISI DAN PEKAK ALIH

URUTAN
1. Berdiri disisi kanan penderita
2. Minta penderita tidur terlentang
3. Perkusi didaerah flank kanan kedepan sampai
daerah timpani, beri tanda pada perbatasan
tersebut
4. Lakukan hal yang sama pada di daerah flank sisi
kiri

5. Lakukan hal yang serupa mulai daerah suprapubik


6. Hubungkan tanda-tanda yang telah dibuat.
7. Setelah membuat garis batas diatas, mintalah
penderita miring kesatu sisi.
8. Perkusilah dan berilah tanda yang baru batas pekak
timpani.

B. TEST UNDULASI (Gelombang cairan )


1. Minta asisten untuk menekan perut di linea
mediana dengan tepi tangan
2. Letakkan tangan kanan pemeriksa di flankkanan
dan tangan kiri di sisi kiri.
3. Ketukkan ujung jari tangan kanan secara tegas,
dan tangan kiri merasakan adanya getaran impuls
lewat cairan.
4. Hal yang sama dilakukan sebaliknya.

IX PENILAIAN KEMUNGKINAN
KHOLESISTITIS AKUTA ( Test Murphy )
URUTAN
1. Berdiri dikanan penderita
2. Letakkan dan dorongkan jari atau ibu jari tangan
kanan anda di bawah kosta kanan di tepi lateral
otot rektus ( Pada kasus pembesaran hati, tangan
diletakkan dibawah tepi hati, di lateral tepi otot
rektus )
3. Minta penderita untuk nafas dalam
4. Perhatikan reaksi penderita

X.1. TANDA PSOAS


URUTAN
CARA A.
1. Berdiri disisi kanan penderita
2. Letakkan tangan kanan anda di paha kanan sedikit
diatas lutut.
3. Minta penderita mengankat tungkai kanan
melawan tahanan tangan anda
4. Catat reaksi penderita, atau tanyakan apakah
tindakan ini menimbulkan rasa sakit

TANDA PSOAS
CARA B
1. Penderita diminta tidur miring kekiri.
2. Lakukan hiperekstensi sendi panggul kanan secara

pasif
3. Catat reaksi penderita atau tanyakan apakah
tindakan ini menimbulkan rasa sakit

X.2. TANDA OBTURATOR


URUTAN
1. Berdiri disisi kanan penderita
2. Penderita tidur telentang, lakukan fleksi sendi lutut
dan sendi panggul kanan
3. Lakukan rotasi sendi panggul kedalam
4. Catat reaksi penderita dan tanyakan apakah
tindakan tersebut menimbulkan rasa sakit

Anda mungkin juga menyukai