Regio Abdomen
Kw kanan atas Kw kanan bawah Kw kiri atas Kw Kiri bawah
Proc.X
umbilikus
SIAS
PEMERIKSAAN ABDOMEN
ELEKTIF AKUT
Elektif
Tujuan 1. Mencari tumor 2. Mencari letak alat abnormal Syarat 1. Os Relaks dan nyaman 2. Kepala pakai bantal (Fleksi) 3. Tangan disamping 4. Tutup Sepantasnya
Inspeksi
Kembung Schapoid Perut kodok Umbilikus --- N tertarik kedalam menonjol ( hernia umbilikalis ) Venektasia ( pelebaran p.drh vena ddg perut Gerakan nafas
Inspeksi
Pusar/umbilikus : Normal tertarik kedalam Menonjol : ascites, tumor, distensi Jar parut/ sikatriks/scar Lipat paha : bengkak yang hilang timbul Hernia Femoralis
kel.limfe inguinal
Palpasi
Syarat : Otot perut harus relax Permukaan tangan bekan dengan jari-jari Penekanan lembut Temuan yang menyimpang harus disebutkan letaknya dalam keempat kwadran abdomen yaitu :
Kwd. Kanan atas Kwd. Kanan bawah Kwd. Kiri atas Kwd. Kiri bawah
Kadang-kadang digunakan istilah : Hipokhondrium kanan-kiri Fossa iliaca kanan-kiri Palpasi diperiksa : Intraperitoneal Retroperitoneal extraperitoneal
Perkusi
Untuk menentukan besarnya organ,letaknya masa dan adanya cairan bebas dalam rongga abdomen.
Auskultasi
Hepar
Normal tak teraba, diraba dibawah arcus costarum. Penderita disuruh bernafas inspirasi dan ekspirasi. Kalau teraba : pinggir,nodul karsinoma Dicari tanda sirosis hepatis : Spider nevi Liver palm venectasi
Vesica felea
Normal : tak teraba, dibawah arcus costarum sebelah kanan pada midklavikularis line. Kalau teraba : bulat licin Besar dan ikterus ikterus obstruksi karena Ca.Pankreas Kecil dan ikterus ikterus karena batu Hal ini disebut hukum Couvousier
LIEN Normal tak teraba Bila membesar : teraba dengan adanya insicura disebut Splenomegali menurut ukuran Schuffner terdapat pada penyakit darah Thalasemia, malaria.
Ginjal
Kanan lebih rendah dari kiri Pemeriksaan dengan 2 tangan (bimanual) Kalau besar akan teraba. Ballotement positif tumor retroperitoneal. Tangan belakang mendorong tumor kedepan.
Lambung
Normal : tak teraba, bila berisi kadang teraba. Pembengkakan : karsinoma lambung Leiomyosarcoma
KOLON : Sukar diraba SIGMOID :sering terisi feses, letaknya intraperitoneal CAECUM : intraperitoneal BULI-BULI : yang berisi dapat diraba di regio hypogastrica, seperti pada retensio urine.
Tumor Abdomen
Bisa berasal dari : dinding perut atau dalam perut, intraperitoneal atau retroperitoneal Bila dengan kontraksi otot perut tumor semakin jelas maka tumor terletak pada dinding abdomen Bila semakin hilang maka tumor intraperitoneal Bila ballotement positif maka tumor retroperitoneal
Ginjal dengan hidronefrose positif ballotement Juga dinilai besar, konsistensi, batas, bentuk dan permukaannya. Adanya hubungan dengan jaringan sekitarnya.
Colok dubur
Umumnya dilakukan pada:sikap litotomi atau sim kiri Buli-buli harus dikosongkan dulu Secara halus dan teliti. Mula-mula diberi penjelasan tentang prosedur tersebut Kemudian dilakukan inspeksi pada regio analis. dermatitis,ekzema,luka garukan,tukak,abses,muara fistel dll. Penderita disuruh mengedan,anus dilebarkan dengan sedikit bantuan jarihemorroid,prolap mukosa, prolap rektum,muara fistel, fisura anus.
Colok dubur
Pada laki-laki prostat sebagai titik acuan Pada wanita servik uteri sebagai acuan Dinilai spingter ani,mukosa rektum/ampula rektum Polip teraba licin dan dapat bertangkai Ca.rekti teraba keras dan berbenjol-benjol biasanya ada kawah sentral akibat ulserasi. Diterangkan letaknya berapa jauh dari pinggir anus melingkar atau tidak. Puncaka atas dapat diraba atau tidak. Apakah jari masih bisa lewat atau tidak Fiksasi tumor kejaringan dibawahnya.
Nyeri Perut
Dapat disebabkan oleh kelainan di abdomen / diluar abdomen seperti rongga thoraks dll. Diagnosa banding perut akut banyak sekali. Dibedakan : nyeri visceral dan nyeri somatik Nyeri Visceral : Karena rangsangan pada peritoneum yang meliputi organ intraperitoneal yang disarafi oleh susunan saraf otonom.
Peritoneum viscerale tidak sensitif rabaan, pemotongan atau radang. Tetapi tarikan, regangan atau kontraksi yang berlebihan dari otot ( spasme ) akan memberikan rasa nyeri tumpul disertai perasaan sakit.
Inspeksi
Bekas operasi
2. Mahasiswa menyebutkan nama regio a. Hypochondrium kanan b. Epigastrium c. Hypochondrium kiri d. Lumbalis kanan e. Umbilikalis f. Lumbalis Kkiri g. Iliaka kanan h. Hipogastrium i. Iliaka kiri
II. LANGKAH LANGKAH UNTUK MEMBUAT PERUT PENDERITA TIDAK TEGANG SELAMA PALPASI
URUTAN 1. Pastikan kandung kemih kosong 2. Taruh bantal dikepala dan jika perlu di bawah lutut 3. Untuk memastikan benar-benar sudah rileks masukkan tangan kebawah pinggang 4. Minta tangan penderita disisi badan atau terlipat di depan dada
5. Hindari rangsangan dinding perut dengan melakukan pemanasan telapak tangan pemeriksa 6. Tanyakan dimana yang sakit dan lakukan palpasi pada tempat tersebut paling akhir 7. Periksa pelan-pelan, hindari gerakan-gerakan cepat dan pemeriksaan yang tidak di perlukan 8. Alihkan perhatian penderita dengan mengajak bicara atau mengajukan pertanyaan 9. Mintalah penderita melakukan nafas abdominal dan palpasilah terutama pada saat ekspirasi
10. Bila penderita tidak bisa melakukan No. 9, Lakukan test menurut Nicholson : Tangan kiri menekan dada, dan tangan kanan melakukan palpasi 11. Bila penderita ketakutan atau mudah geli, mulailahpalpasi dengan tangan penderita di bawah tangan pemeriksa, kemudian pelanpelan diganti dengan tangan pemeriksa saja
5. Rasakan adanya ketegangan atau tahanan dinding perut saat melakukan palpasi, bedakan dengan sisi lain. 6. Tekan jari anda secara tetap dan pelan-pelan dan dalam kemudian dilepaskan secara mendadak
6. Minta penderita untuk inspirasi dalam, raba tepi hati yang turun kebawah bersentuhan dengan jari anda. Bila teraba kurangi tekanan jari, sehingga tepi hati tergelincir di bawah jari anda, sehingga permungka an depan hati teraba 7. Palpasi seluruh tepi hati lobus kanan dan kiri, dan buat gambar batas bila teraba membesar. 8. Ukur jarak dari tepi kanan arcus costa pada garis mid klaviculer kearah garis yang dibuat.
9. Tanyakan apa yang perlu dicatat pada palpasi hati a. Sakit b. Permungkaan ( Halus, kasar, berbenjol ) c. Konsistensi d. Tepi ( Tajam, Tumpul ) e. Pergerakan waktu bernafas f. Pembesaran 10. Hooking Technique
V. PALPASI LIMPA
URUTAN 1. Berdiri disisi kanan penderita 2. Dengan melingkari penderita, tangan kiri diletakkan di belakang bagian bawah iga-iga kiri dan didorang kedepan. 3. Letakkan tangan kanan di bawah dugaan tepi limpa ( bisa diketahui pada waktu perkusi ) dan tekankan kearah limpa
4. Minya penderita nafas dalam dan rasakan tepi / ujung limpa yang akan turun kebawah dan menyentuh jari anda. 5. Setelah tepi limpa teraba, lanjutkan palpasi kelateral dan medial dimana akan teraba insisura 6. Dicatat : Nyeri ?, Kontur ?, Insisura ?, Jarak antara titik terbawah limpa dengan tepi lengkung iga kiri 7. Bila tidak teraba dengan cara diatas, pemeriksaan bisa diulangi dengan meminta penderita miring kekanan sehingga karena gaya gravitasi, limpa akan turun dan kekanan bisa diraba
4. Minta penderita tarik nafas dalam, pada akhir inspirasi, tekan tangan kanan kuat dan dalam dan coba tangkap ( raba ) ginjal kanan antara 2 tangan 5. Penderita disuruh menghembuskan nafas, bersamaan dengan itu tekanan tangan kanan dikurangi pelan-pelan. Rasakan ginjal yang bergerak kembali kearah posisi ekspirasi 6. Bila ginjal teraba perlu dicatat: Ukuran, Kontur dan adanya nyeri pada penekanan
5. Beri tanda batas peralihan kepekak. 6. Ukur panjang antara 2 tanda tersebut yang merupakan liver spans ( Tinggi hati ) 7. Bila hati membesar, perkusi tempat lain dan beri batas tepi hati
5. Lakukan hal yang serupa mulai daerah suprapubik 6. Hubungkan tanda-tanda yang telah dibuat. 7. Setelah membuat garis batas diatas, mintalah penderita miring kesatu sisi. 8. Perkusilah dan berilah tanda yang baru batas pekak timpani.
B. TEST UNDULASI (Gelombang cairan ) 1. Minta asisten untuk menekan perut di linea mediana dengan tepi tangan 2. Letakkan tangan kanan pemeriksa di flankkanan dan tangan kiri di sisi kiri. 3. Ketukkan ujung jari tangan kanan secara tegas, dan tangan kiri merasakan adanya getaran impuls lewat cairan. 4. Hal yang sama dilakukan sebaliknya.
TANDA PSOAS
CARA B 1. Penderita diminta tidur miring kekiri. 2. Lakukan hiperekstensi sendi panggul kanan secara pasif 3. Catat reaksi penderita atau tanyakan apakah tindakan ini menimbulkan rasa sakit