Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN FISIK REGION FLANK

Dwimantoro Prisilia, dr., Sp.U & Putri Wulan Akbar, dr

TUJUAN :
Mahasiswa mampu memahami, mengerti dan melakukan pemeriksaan fisik region flank

LEARNING OBYEKTIF :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik region flank

ALAT DAN BAHAN :


1. Handscoon
2. Handscrub

REFERENSI :

TEORI :
Ginjal termasuk salah satu organ tubuh manusia yang vital. Ginjal terletak
retroperitoneal dalam rongga abdomen. Organ ini berperan penting dalam metabolisme tubuh
seperti fungsi ekskresi, keseimbangan air dan elektrolit, serta endokrin. Fungsi ginjal secara
keseluruhan menggambarkan fungsi nefron. Penyakit ginjal sering disertai penyakit lain yang
mendasarinya seperti diabetes melitus, hipertensi, dislipidemia, dan lain-lain. Gejala
gangguan ginjal stadium dini cenderung ringan, sehingga sulit didiagnosis hanya dengan
pemeriksaan klinis. Pemeriksaan laboratorium dapat mengidentifikasi gangguan fungsi ginjal
lebih awal.

Gambar 1. Proyeksi Ginjal

Langkah-langkah Pemeriksaan :
Palpasi Ginjal
 Palpasi ginjal kanan dilakukan dengan palpasi dalam di bawah margo kosta kanan.
 Atur posisi pasien dengan tidur terlentang. Untuk pemeriksaan ginjal kanan posisi
pemeriksa di sebelah kanan pasien.
 Tangan kiri diletakkan di belakang penderita, paralel pada costa ke-12, ujung cari
menyentuh sudut costovertebral (angkat untuk mendorong ginjal ke depan).
 Tangan kanan diletakkan dengan lembut pada kuadran kanan atas di lateral otot rectus,
minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kanan dalam-
dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antara kedua tangan (tentukan
ukuran, nyeri tekan ).
 Pasien diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan rasakan
bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.
 Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri: Pindah di sebelah kiri penderita, Tangan kanan
untuk menyangga dan mengangkat dari belakang.
 Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta
pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam-dalam di
bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang
teraba).

Gambar 2. Palpasi bimanual


 
Perkusi Ginjal (Ketok ginjal)
 Untuk pemeriksaan Perkusi ginjal pasien dipersilahan untuk duduk di atas bed periksa
dan pemeriksa berdiri di belakang penderita.
 Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi vertebra torakalis 12-
lumbal 1 lalu dengan sisi ulnar kepalan tangan yang lain dipukulkan.
 Lakukan pada ginjal kiri
 Evaluasi respon pasien.
Gambar 3. Teknik ketok ginjal

CHECK LIST :
PEMERIKSAAN FISIK REGION FLANK

NO ASPEK PENILAIAN NILAI


0 1 2 3
1 Mengucapkan “Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh”
2 Menggunakan cairan antiseptic di tangan.
Mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim”
3 Memberikan inform consent terhadap pasien tentang pemeriksaan
Fisik Region Flank
4 Mempersiapkan alat
5 Mengatur posisi pasien: Atur posisi pasien dengan tidur terlentang.
6 Pemasangan Fisik Region Flank
Palpasi
Tangan kiri diletakkan di belakang penderita, paralel pada costa ke-12,
ujung cari menyentuh sudut costovertebral (angkat untuk mendorong
ginjal ke depan).
Tangan kanan diletakkan dengan lembut pada kuadran kanan atas di
lateral otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak
inspirasi tekan tangan kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk
menangkap ginjal di antara kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri
tekan ).
Pasien diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan
kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.
Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri: Pindah di sebelah kiri
penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari
belakang.
Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral
otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi
tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap
ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang teraba).
Perkusi Ginjal
Untuk pemeriksaan Perkusi ginjal pasien dipersilahan untuk duduk di
atas bed periksa dan pemeriksa berdiri di belakang penderita
Satu tangan diletakkan pada sudut kostovertebra kanan setinggi
vertebra torakalis 12- lumbal 1 lalu dengan sisi ulnar kepalan tangan
yang lain dipukulkan.
Lakukan pada ginjal kiri.
Evaluasi respon pasien.
7 Mengucapkan terima kasih dan “Jazakumullah Khairan Katsiran”

PEMERIKSAAN FISIK GENITALIA PRIA


Dwimantoro Prisilia, dr., Sp.U & Putri Wulan Akbar, dr

TUJUAN :
Mahasiswa mampu memahami, mengerti dan bisa melakukan pemeriksaan fisik genitalia pria

LEARNING OBYEKTIF :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik genitalia pria

ALAT DAN BAHAN :


1. PH Kateter pria
2. Handscoon
3. Handscrub
4. Senter

REFERENSI :
1. Bickley, LS & Szilagyi PG 2009, Bates’ Guide to Physcal Examination and History
Taking, 10th edn, Lippincott Williams & Wilkins, China hh. 160-162.

TEORI :
Pemeriksaan fisik genitalia pria termasuk prosedur rutin yang harus dikerjakan pada
penderita dengan indikasi kelainan genitalia dan traktus urinarius segmen distal.  Sedangkan
rectal touche dilakukan pada penderita dengan kelainan dan keluhan di daerah rectum, anus
dan pemeriksaan prostat pada laki-laki. Pemeriksaan meliputi : penis (kelainan pada meatus
urethra, korpus penis, dan glans penis), skrotum (kelainan pada skrotum, testis, epididimis,
dan vas deferens). Penis dibentuk oleh dua jaringan erektil di bagian dorsal, corpus cavernosa
penis dan satu jaringan erektil yang lebih kecil di bagian ventral, corpus spongiosum penis
dimana didalamnya dilewati oleh urethra.  Jaringan ikat yang tebal membungkus ketiga
jaringan erektil tadi sehingga membentuk sebuah silinder. Pada bagian distal korpus penis
membentuk glans penis yang dilalui oleh meatus urethra. Perbatasan antara glans dan korpus,
terdapat retroglandular sulcus atau yang biasa disebut corona glandis. Lapisan kulit,
preputium/foreskin menutupi glans penis.  Di bagian ventral terdapat frenulum, lipatan
preputium yang membentang dari meatus uretrhra menuju corona.
Skrotum merupakan kantung yang dibentuk oleh lapisan yang tipis, kulit yang
berkerut-kerut (rugous skin) yang menutupi lapisan tebal, tunica dartos yang terdiri dari serat-
serat otot polos dan fascia.  Skrotum menggantung pada pangkal penis, dimana bagian kiri
lebih rendah dibanding yang kanan karena pada skrotum yang kiri funiculus spermaticus
lebih panjang.  Kulit skrotum terbagi dua oleh median raphe yang memanjang dari bagian
ventral korpus penis, melewati pertengahan skrotum sampai ke anus. Dibagian dalam, kedua
skrotum dipisahkan oleh septal fold dari tunica dartos. Masing-masing skrotum berisi testis,
epididimis dan funiculus spermaticus. Kulit skrotum hiperpigmentasi dan mengandung
banyak folikel sebasea yang dapat menyebabkan timbulnya kista.  Kelenturan otot dartos
menentukan ukuran skrotum; paparan suhu eksternal yang dingin menyebabkan skrotum
mengecil, sebaliknya sensasi hangat akan merelaksasikan otot dan memperbesar ukuran
skrotum
Teknik Pemeriksaan
 Posisi pasien berdiri atau duduk sedemikian rupa sehingga penis dan skrotum pada posisi
bebas. Pemeriksaan genitalia sebaiknya didampingi oleh setidaknya satu orang saksi dari
tenaga medis (perawat/asisten).
Pemeriksaan Penis
 Pakai sarung tangan (handscoen)
 Lakukanlah inspeksi penis, perhatikan apakah terdapat kelainan : edema, kontusio,
fraktur corpus, ulkus.  Inflamasi atau obstruksi vena-vena sekitar penis dapat
menyebabkan edema lokal. Fraktur dan kontusio memberikan tanda pembengkakan,
namun sulit dibedakan bila tidak dilakukan pembedahan. Ulkus penis dapat berupa
syphilitic chancre, chancroid, lymphogranuloma venereum, herpes progenitalis, dan
behcet syndrome.
 Mintalah penderita membuka preputium, perhatikan apakah terdapat phimosis,
paraphimosis, hipospadia, epispadia.
 Palpasi sepanjang korpus penis, pada bagian ventral, sepanjang corpus spongiosum dari
penoskrotal junction menuju meatus, pada bagian middorsal, diatas septum
interkorporeal, pada bagian lateral, diatas kedua korpus kavernosum, rasakan adanya
nodul dan plak.
 Tekan glans penis anteroposterior menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk membuka
dan memeriksa urethra terminal.
 Tampunglah menggunakan wadah specimen apabila terdapat discharge yang keluar dari
urethra untuk pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Skrotum
 Pakai sarung tangan (handscoen).
 Regangkan kulit skrotum diantara jari-jari untuk menilai dinding skrotum
 Inspeksi skrotum, perhatikan apakah terdapat edema, kista, hematoma, laserasi, dan
ulkus.
 Lakukan transiluminasi untuk menyingkirkan kemungkinan adanya hernia skrotalis, dan
untuk menilai isi skrotum.
 Bandingkan kedua testis secara simultan dengan palpasi keduanya menggunakan ibu jari
dan telunjuk.  Bedakan ukuran, bentuk, konsistensi dan sensitivitas terhadap tekanan.
 Lokalisasi epididimis dengan palpasi testis secara perlahan, temukan bagian bergerigi dan
nodul lembut dimulai dari pole atas testis menerus ke pole bawah, umumnya epididimis
berada dibelakang testis. Bandingkan kedua epididimis berdasarkan komponen kepala,
badan dan ekornya.  Nilailah apakah terdapat tumor dan nyeri tekan.
 Bandingkan kedua funiculus spermaticus secara simultan dengan palpasi pada leher
skrotum. Vas deferens normal teraba seperti tali cambuk yang keras dan dapat dibedakan
dengan struktur lainnya seperti saraf, arteri, dan serat m.kremaster.  Nilailah apakah
funikulus positif, adakah massa dan nyeri tekan.
 Untuk semua kasus, lakukanlah pemeriksaan limfonodi inguinal dan femoral untuk
menilai pembesaran kelenjar getah bening.
 Lepaskan handscoen dan cuci tangan 7 langkah.
 Dokumentasi hasil pemeriksaan

CHECK LIST :
PEMERIKSAAN FISIK GENITALIA PRIA

N ASPEK PENILAIAN NILAI


O 0 1 2 3
1 Mengucapkan “Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh”
2 Menggunakan cairan antiseptic di tangan.
Mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim”
3 Memberikan inform consent terhadap pasien tentang pemeriksaan
Fisik Genitalia Pria
4 Mempersiapkan alat
5 Mengatur posisi pasien: Atur posisi pasien Posisi pasien berdiri atau
duduk sedemikian rupa sehingga penis dan skrotum pada posisi bebas.
6 Pemasangan Fisik Region Flank
Pemeriksaan Penis
Pakai sarung tangan (handscoen).
Lakukanlah inspeksi penis, perhatikan apakah terdapat kelainan :
edema, kontusio, fraktur corpus, ulkus.  Inflamasi atau obstruksi
vena-vena sekitar penis dapat menyebabkan edema lokal. Fraktur dan
kontusio memberikan tanda pembengkakan, namun sulit dibedakan
bila tidak dilakukan pembedahan. Ulkus penis dapat berupa syphilitic
chancre, chancroid, lymphogranuloma venereum, herpes progenitalis,
dan behcet syndrome.
Mintalah penderita membuka preputium, perhatikan apakah terdapat
phimosis, paraphimosis, hipospadia, epispadia.
Palpasi sepanjang korpus penis, pada bagian ventral, sepanjang corpus
spongiosum dari penoskrotal junction menuju meatus, pada bagian
middorsal, diatas septum interkorporeal, pada bagian lateral, diatas
kedua korpus kavernosum, rasakan adanya nodul dan plak.
Tekan glans penis anteroposterior menggunakan ibu jari dan telunjuk
untuk membuka dan memeriksa urethra terminal.
Tampunglah menggunakan wadah specimen apabila terdapat
discharge yang keluar dari urethra untuk pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan Skrotum
Regangkan kulit skrotum diantara jari-jari untuk menilai dinding
skrotum
Inspeksi skrotum, perhatikan apakah terdapat edema, kista, hematoma,
laserasi, dan ulkus.
Lakukan transiluminasi untuk menyingkirkan kemungkinan adanya
hernia skrotalis, dan untuk menilai isi skrotum.
Bandingkan kedua testis secara simultan dengan palpasi keduanya
menggunakan ibu jari dan telunjuk.  Bedakan ukuran, bentuk,
konsistensi dan sensitivitas terhadap tekanan.
Lokalisasi epididimis dengan palpasi testis secara perlahan, temukan
bagian bergerigi dan nodul lembut dimulai dari pole atas testis
menerus ke pole bawah, umumnya epididimis berada dibelakang
testis. Bandingkan kedua epididimis berdasarkan komponen kepala,
badan dan ekornya.  Nilailah apakah terdapat tumor dan nyeri tekan.
Bandingkan kedua funiculus spermaticus secara simultan dengan
palpasi pada leher skrotum. Vas deferens normal teraba seperti tali
cambuk yang keras dan dapat dibedakan dengan struktur lainnya
seperti saraf, arteri, dan serat m.kremaster.  Nilailah apakah funikulus
positif, adakah massa dan nyeri tekan.
Untuk semua kasus, lakukanlah pemeriksaan limfonodi inguinal dan
femoral untuk menilai pembesaran kelenjar getah bening.
Lepaskan handscoen dan cuci tangan 7 langkah.
Dokumentasi hasil pemeriksaan.
7 Mengucapkan terima kasih dan “Jazakumullah Khairan Katsiran”

Anda mungkin juga menyukai