Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TENTANG PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : DANDI AZMI

NIM : 013STYC19

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TEGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
penyertaanNya yang dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Makalah Tentang Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan” Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan penugasan.

Tidak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kejujungan alam nabi besar kita
Muhammad SAW. sehingga kami mendapat kemudahan dalam menyelesaikan makalah
ini.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
PEMBAHASAN

A. PEMERIKSAAN FISIK SISTEM PERKEMIHAN


a.) Sistem perkemihan
Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah suatu sistem dimana
terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak di pergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh.
Organ-organ yang berhubungan dengan sistem perkemihan 2 ginjal, 2 ureter,1
vesika urinaria,1 urethra
b.) Langkah kerja
- Persiapkan alat
- Persiapkan lingkungan
- Awali intraksi dengan pasien dengan mengucapkan salam,kemudian
jelaskan prosedur yang akan kita lakukan selengkapnya pada pasien.
- Cuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa pasien.
- Pemeriksaan fisik
c.) Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
1. Umum : status kesehatan secara umum : lemah,letarghi
2. Tanda – tanda vital: tekanan darah,nadi,pernapasan,dan suhu tubuh
3. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan a,b,c,d inspeksi palpasi perkusi
auskultasi.
1. Inspeksi
a. Kulit dan membran mukosa. Catat warna, turgor,tekstur, dan pengeluaran
keringat. Kulit dan membran mukosa yang pucat,indikasi gangguan ginjal
yang menyebabkan anemia,penurunan turgor kulit merupakan indikasi
dehidrasi.
b. Abdomen pasien posisi terlentang,catat ukuran ,kesimetrisan,adanya masa
atau pembengkakan,kembung.
c. Meatus urinary laki-laki posisi duduk atau berdiri,tekan ujung gland penis
dengan memakai sarung tangan untuk membuka meatus urinary, pada
wanita : posisi dorsal litotomi,buka labia dengan memakai sarung tangan
,perhatikan meatus urinary.
2. Palpasi
a.) Ginjal harus hati – hati,posisi pasien supinasi untuk melakukan palpasi
ginjal kanan,posisi di sebelah kanan pasien letakkan tangan kiri di bawah
abdomen di antara tulang iga dan lengkung iliaka. Tangan kanan di bagian
atas, anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan sementara
tangan kiri mendorong ke atas. Pada puncak inspirasi tekan tangan kanan
dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua
tangan(tentukan ukuran,nyeri tekan), pasien di minta membuang nafas dan
berhenti napas,lepaskan tangan kanan ,dan rasakan bagaimana ginjal kembali
waktu ekspirasi.
b.) Di lanjutkan dengan palpasi ginjal kiri,pindah di sebelah kiri,pindah di
sebelah kiri penderita,tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari
belakang,tangan kiri di letakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas di
lateral otot rectus,minta pasien menarik nafas dalam ,pada puncak inspirasi
tekan tangan kiri dalam – dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap
ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarangg teraba).
c.) Normalnya keras dan halus,pada orang dewasa mungkin kandung kemih
tidak dapat di palpasi,kecuali terjadi distensi urin maka palpasi di lakukan
di daerah simphysis pubis dan umbilicus.
3. Perkusi
a. Ginjal
1.) Atur posisi pasien duduk membelakangi pemeriksa
2.) Letakkan telapak tangan tidak dominan pada sudut kostovebral
(CVA),lakukan perkusi atau tumbukan di atas telapak tangan dengan
menggunakan kepalan tangan dominan .
3.) Ulangi prosedur untuk ginjal kanan tenderness dan nyeri pada
perkusi CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau
glomerulonefrosis.
b. Kandung kemih
1.) Perkusi area di atas kandung kemih,di mulai 5 cm di atas simfisis
2.) Untuk mendeteksi perbedaan bunyi,perkusi ke arah dasar kandung
kemih.
3.) Jika berisi urin menghasilkan bunyi pekat.
4. Auskultasi
Gunakan diafragma/bel stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut
kostovertebral dan kuadran atas abdomen, jika terdengar bunyi bruit(bising)
pada aorta abdomen dan arteri renalis ,maka indikasi adanya gangguan aliran
darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal).

KESIMPULAN
Pemeriksan fisik adalah sebuah proses dari seoranng ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit, hasil
pemeriksaan akan di catat dalam rekam medis, pemeriksaan fisik dan rekam
medis akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan
pasien.

Anda mungkin juga menyukai