5. Palpasi
a. Ginjal
Harus hati-hati
Posisi pasien supinasi,
1) Palpasi Ginjal Kanan: Posisi di sebelah kanan pasien Letakkan tangan
kiri dibawah abdomen diantara tulang iga dan lengkung iliaka. Tangan
kanan dibagian atas. Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan
menekan sementara tangan kiri mendorong ke atas. pada puncak
inspirasi tekan tangan kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk
menangkap ginjal di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan).
Pasien diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan
kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.
2) Palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah kiri penderita, Tangan kanan
untuk menyangga dan mengangkat dari belakan. Tangan kiri diletakkan
dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta pasien
menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam-
dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua
tangan (normalnya jarang teraba).
b. Normalnya keras dan halus. Pada org dewasa mungkin kandung kemih tidak
dapat dipalpasi, kecuali terjadi distensi urin maka palpasi dilakukan di daerah
simphysis pubis dan umbilicus.
6. Perkusi
a. Ginjal
1) Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa.
2) Letakkan telapak tangan tidak dominan pada sudut kostovertebral
(CVA), lakukan perkusi atau tumbukan di atas telapak tangan dengan
menggunakan kepalan tangan dominan.
3) Ulangi prosedur untuk ginjal kanan Tenderness dan nyeri pada perkusi
CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau glomerulonefrosis.
b. Kandung kemih
1) Perkusi area diatas kandung kemih, dimulai 5cm diatas simfisis
2) Untuk mendeteksi perbedaan bunyi, perkusi kearah dasar kandung
kemih
3) Jika berisi urin menghasilkan bunyi pekak
7. Auskultasi
Gunakan diafragma/bel stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut
kostovertebral dan kuadran atas abdomen. Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada
aorta abdomen dan arteri renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal
(stenosis arteri ginjal)