Anda di halaman 1dari 20

PENERAPAN MEDIA DALAM PENYULUHAN OBESITAS

D-IV KEP ANESTESIOLOGI B TINGKAT II SEMESTER III

OLEH :

Kelompok II

NamaAnggota

1.Tiffany Patricia Yuniangri Dangga 1914320105

2.CarystalMandaSupa 1914320059

3.D.PEkaNoviani 1914320060

4.DeonizioAmaral 1914320061

5.DewaNyomanWiraSenha 1914320063

6.Dewa AgungRakaAditya 1914320062

KATA PENGANTAR
“Om Swastiyastu”
Puji dan Syukur Kita PanjatkanKe- Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
limpahan Rahmat dan Kurnia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang “PENERAPAN MEDIA DALAM
PENYULUHAN OBESITAS” Kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik, oleh
karena itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada: 1.Selaku dosen
Pembina mata kuliah promosi kesehatan. Makalah ini disusun dengaan tujuan sebagai
pelengkapan tugas mata kuliah Promosi kesehatan. Harapan kami semoga makalah ini
menambah pegetahuan dan pengalaman bagi pembaca, walapun kami akui masih banyak
terdapat kekurangan dalam penyajian makalah ini. Akhir kata kami sampaikan terimakasih.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan makalah
berikutnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
“Om santhi santhi santhi Om”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………........................ 2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………….. 4
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………….. 4
1.3 TUJUAN………………………………………………………………… 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENEGERTIAN OBESITAS………………………………………………. 2
2.2 FISIOLOGI OBSITAS……………………….................................................... 2
2.2.1 KLASIFIKASI OBESITAS…………………………………………………. 3
2.2.2 DAMPAK OBESITAS………………………………………………………. 3
2.2.3 FAKTOR RESIKO………………………………………………………….. 4
2.2.4 PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN………………………..... 4
2.3 PROMOSI KESEHATAN… ………………………………………………... 8
2.3.1 VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN……………………………… 8
2.3.2 STRATEGI PROMOSI KESEHATAN…………………………………... 12
2.3.3 SASARAN PROMOSI…………………………………………………… 14
2.3.4 METODE DAN TEKNIK PROMOSI KESEHATAN………………….. 20
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………….. 21
3.2 SARAN…………………………………………………………………….. 22
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………… 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Obesitas adalah suatu penyakit serius yang dapat mengakibatkan masalah
emosionaldan sosial. Seorang dikatakan overweight bila berat badannya 10% sampai dengan
20% berat badan normal, sedangkan seseorang disebut obesitas apabila kelebihan berat
badan mencapai lebih 20% dari berat normal. Obesitas saat ini menjadi permasalahan
duniabahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan sebagai epidemic global
( 2016).
Obesitas pada anak merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat paling
serius di abad ke-21. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas merupakan salah
satu daripada 10 kondisi yang beresiko di dunia dan salah satu daripada 5 kondisi yang
beresiko di negara – negara berkembang. Anak dengan overweight dan obesitas cenderung
tetapobesitas sampai dewasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit
degenerative.
Pravalensi obesitas di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang
sedang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Kejadian
overweight terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 – 2012 kejadiaan overweight
terus naik dari 5% menjadi7%. Secara global tahun 2012, 44 juta anak 0;5 tahun mengalami
overweight. 18% berasal dari Afrika Selatan ,18% dari Afrika Selatan, dan 7% dariAmerika
Selatan.(E-Jural Medika,2017)
Sementara itu, hasil Riskesdas 2018 menggambarkan kondisi anak di Indonesia
berdasarkan proporsi status gizi pada balita yaitu sebanyak 8,0% anak di Indonesia
mengalami obesitas. Prevalensi obesitas anak yang dihitung berdasarkan (IMT/U) pada
kelompok usia anak.(Riskesdas, 2018). Berdasarkan laporan proporsi status gizi pada balita
menurut provinsi tahun 2013 – 2018, indonesia mempunyai kasus balita gemuk 8% dari 13
provinsi dengan prevalensi gemuk di atas prevalensi nasional. Sedangkan di provinsi
lampung menurut indikator berat badan menurut tinggi badan yaitu gemuk BB/TB >2SD
yaitu 5%.(Riskesdas,2018)
Secara umum, obesitas disebabkan oleh tiga faktor, yakni faktor perilaku, lingkungan,
dan genetik. Faktor genetik sebenarnya menyumbang 10-30% sementara faktor perilaku
danlingkungan dapat mencapai 70%. Beberapa penelitian menyatakan, perkembangan
teknologi yang pesat berkontribusi pada peningkatan prevalensi kegemukan,tanpa disadari
teknologi menggiring kita untuk bergaya hidup sedentary diantaranya kurang beraktifitas
fisik, makan makanan instan, dan kurang mengonsumsibuah dan sayur.
Selain itu, terdapat pula dampak jangka pendek obesitas seperti, anak obesitas
mempunyai faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti kolesterol atau tekanan darah
tinggi, dampak psikososial, dimana anak cenderung tidak percaya 3 diri dan dijauhi atau
menarik diri dalam pergaulan. Hal ini akan menyebabkan anak enggan untuk beraktivitas
dan bergaul dengan teman sebayanya, sleep Apnea (kegagalan untuk bernafas secara normal
ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah), pertumbuhan
fisik yang lebih cepat serta usia tulang yang lebih lanjut dari usia kronologinya, masalah
ortopedi akibat beban tubuh yang terlalu berat, gangguan endokrin (pada anak prempuan
menarche lebih cepat terjadi.( Fikawati sandra,2017). berdasakan hal tersebut maka
pentingnya untuk mengetahui hal-hal tersebut secara dini untuk mencegah atau menggulangi
resiko maupun dampak dari obesitas. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan penerpan
media dalam pendidikan dan promosi kesehatan khususnya obesitas kepada masyarakat.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana dampak obesitas terhadap kesehatan masyarakat?


2. Bagimana penerapan media yang tepat dalam penyuluhan obesitas?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui dampak obesitas terhadap kesehatan masyarakat


2. Untuk mengetahui penerapan media yang tepat dalam penyuluhan obesitas

1.4 Manfaat penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi mengenai apa itu
obesitas,cara pencegahan obesitas, prinsip diet yang tepat serta dampak obesitas bagi
kesehatan. Selain itu makalah ini juga menjelaskan tentang bagaimana cara untuk
mengunakan media dalam penyuluhan obesitas
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Obesitas
1. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat
menggangu kesehatan (WHO,2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty,
2004).Obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan energi tubuh yaitu
terjadi keseimbangan energi positif yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak di
jaringan tubuh (Nelm, et, al 2011).Sehingga obesitas adalah terjadinya penumpukan
lemak dalam tubuh yang abnormal dalam kurun waktu yang lama dan dikatakan obesitas
bila nilai Z-scorenya >2SD berdasarkan IMT/U umur 5-18 tahun (Kemenkes, 2010).
2. Fisiologis Obesitas
Zat gizi makro dan mikro menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh.Asupan
zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak bila di konsumsi berlebihan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan.Asupan lemak lebih banyak menghasilkan energi
dibandingkan dengan karbohidrat atau protein.Setelah makan, lemak dikirim kejaringan
adiposa untuk disimpan sampai dibutuhkan kembali sebagai energi. Oleh karena itu
asupan lemak berlebih akan lebih mudah menambah berat badan. Kelebihan asupan
protein juga dapat diubah menjadi lemak tubuh. Asupan protein yang melebihi kebutuhan
tubuh, maka asam amino akan melepas ikatan nitrogennya dan diubah melalui
serangkaian reaksi menjadi trigiserida. Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam
bentuk glikogen dan lemak. Glikogen akan disimpan didalam hati dan otot. Kemudian
lemak akan di simpan disekitar perut dan dibawah kulit (Kharismawati, 2010)
3. Klasifikasi Obesitas
Obesitas bisa terjadi karena tidak seimbangnya antara asupan energi dengan
pengeluaran energi sehingga berlebihnya asupan tersebut akanmenumpuk di jaringan
adipose, penumpukan kelebihan energi tersebut yang akan membuat anak menjadi
obesitas. Terdapat dua kemungkinan timbulnya kelebihan energi tersebut yaitu
berlebihnya asupan energi atau kurangnya atau rendahnya pengeluaran energi.Akan
terjadi keseimbangan tubuh (homeostatis) terhadap energi ketika seseorang menyantap
makanan, keseimbangan tersebut terjadi karena energi yang masuk (melalui makanan)
akan dikeluarkan melalui panas tubuh dan kegiatan lain yang membutuhkan energi.
Berlebihnya asupan energi karena masuknya makanan yang terlalu berlebihan dan juga
keluarnya energi lebih rendah yang disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh dan
kurangnya aktivitas fisik.Gangguan sistem keseimbangan disebabkan oleh dua faktor
yaitu idiopatik ataupun kelainan pada sistem hormonal dan sindrom atau defek
genetik.Obesitas yang terjadi karena idiopatik disebut obesitas idiopatik, sedangkan
obesitas yang terjadi karena adanya sebab yang jelas disebut obesitas endogen.

4. Dampak Obesitas
Obesitas yang terjadi pada masa remaja ini perlu mendapatkanperhatian, sebab
obesitas yang timbul pada waktu anak dan remaja bilakemudian berlanjut hingga dewasa
akan sulit di atasi. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang menurut
Damayanti, 2008 diantaranya adalahsebagai berikut :
a. Sindrom resistensi insulin
Bagi anak yang mengalami kegemukan sekitar perut, terutama yang bertipe
buah apel, umumnya mengalamipenurunanjumlah insulin dalam darah.Akibatnya hal
tersebut memicu anak terserang Diabetus Millitus tipe 2. Penderita DM tipe 1selain
memiliki kadar glukosa yang tinggi, juga memiliki kadar insulin yang tinggi atau
normal. Keadaan inilah yang disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom X.
b. Tekanan Darah Tinggi
Obesitas adalah salah satu penyebab utama yang mempengaruhi tekanan
darah.Sekitar 20-30% anak yang kegemukan mengalamihipertensi.Dikatakan
hipertensi jika mengalami tekanan darah tinggi yaitu systole lebih besar dari 140
mmHg, dan diastole lebih besar dari 90 mmHg.
c. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner.Risiko
terkena penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dnegan perubahan
terjadinya penambahan berat badan yangberlebihan. Penyakit jantung koroner tidak
selalu akibat kegemukan, tetapi diperburuk oleh faktor risiko lain yang terjadi pada
masa kanak-kanak seperti hipertensi, kolesterol tinggi dan diabetes.
d. Gangguan pernafasan
asma, nafas pendek, menggorok saat tidur dan tidur apnue (terhentinya
pernafasan untuk sementara waktu ketika sedang tidur). Hal ini disebabkan karena
penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diagragma dalam dinding dada yang
menekankan
5. Faktor Resiko
Banyak faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi obesitas, diantaranya
yaitu genetik, kurangnya aktivitas fisik, dan perilaku makan yang berlebihan. Dari
berbagai faktor tersebut dikelompokkan menjadi dua faktor utama yaitu :
a. Faktor genetik
 Parental fatness :faktor keturunan orang tua yang memiliki riwayat obesitas
akan diturunkan kepada anaknya bahkan ketika saat bayi dan ada
kemungkinan sekitar 80% akan menetap sampai dewasa.
 Gangguan jalur sinyal leptin : resistensi leptin banyak ditemukan dan
berkaitan dengan timbulnya obesitas. Fungsi leptin adalah menekan nafsu
makan sehingga menurunkan konsumsi makanan hingga akhirnya terjadilah
penurunan berat badan. Leptin bekerja dengan menghambat sinyal
Neuropeptida Y (NPY) (perangsang nafsu makan) dan merangsang
pengeluaran sinyal melanokortin (penekan nafsu makan). Pada resistensi
leptin, otak tidak mendeteksi sinyal leptin yang berfungsi menurunkan nafsu
makan.
 Gen spesifik yang mengatur obesitas : pada hewan coba yang mengalami
obesitas, ditemukan adanya mutasi pada suatu gen ob (Leoob), dengan adanya
mutasi pada gen ini menyebabkan sinyal lapar dan kenyang menjadi terganggu
dan tikus cenderung makan lebih banyak akibat adanya mutasi pada gen ini.
Beberapa gen juga bisa mengakibatkan terjadinya obesitas yang sangat parah,
seperti adanya mutasi pada gen yang mengkode propiomelanocortin (POMC),
mutasi pada gen ini menyebabkan terjadinya kegagalan sintesis dari
αmelanocyte-stimulating hormone yang memiliki fungsi untuk menekan nafsu
makan

b. Faktor psikososial, lingkungan, dan faktor lainnya :.


1. Kurangnya aktivitasfisik : kemajuan teknologi menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan kurangnya aktivitas fisik pada seseorang, misalkan saja dengan
ditemukan kendaraan bermotor, banyak orang yang malas pergi ke suatu
tempat dengan berjalan kaki ataupun bersepeda. Dengan kemajuan teknologi
juga menurunkan aktivitas anak, anak lebih banyak menghabiskan waktu di
depankomputer dan televisi. Pada anak obesitas juga aktivitas fisik akan
cenderung berkurang, hal ini disebabkan karena butuh energi yang besar untuk
melakukan suatu aktivitas selain itu juga pada anak yang super obesitas pada
saat melakukan pergerakan akan terjadi pergesekan antar kedua pangkal paha
sehingga anak cenderung mengurangi aktivitasnya.
2. Pola makan yang tidak seimbang dan sesuai : mengkonsumsi junk food dan fast
foods mendorong timbulnya peningkatan deposit lemak, hal ini dikarenakan
kandungan dari junk foods dan fast foods mengandung lemak sekitar 40-50%.
Kecenderungan untuk mengkonsumsi susu formula lebih cepat juga bisa
berakibat pada timbulnya obesitas, pengurangan konsumsi buah, sayur, dan
makanan berserat lainnya juga merupakan faktor yang memicu timbulnya
obesitas.
3. Perbedaan “fidget faktor” :nonexercise activity thermogenesis (NEAT) atau
fidget faktor adalah energi yang dikeluarkan saat melakukan aktivitas fisik di
luar olahraga yang sudah direncanakan. Salah satu contoh dari NEAT adalah
kebiasaan menggerak-gerakkan kaki di saat menunggu, aktivitas kecil seperti
ini jika dilakukan berulang dan cukup lama dapat menghabiskan kilo kalori
yang cukup besar.
4. Ketersediaan makanan yang melimpah, lezat, berbau enak, dan murah : pada
penelitian menggunakan tikus yang diberikan makanan manusia yang memiliki
cita rasa yang enak, tekstur yang nikmat sehingga memicu peningkatan nafsu
makan, hasil penelitian tersebut berat tikus meningkat 70%-80% dari berat
normalnya. Percobaan tersebut dilakukan kembali dengan menggunakan menu
yang biasa dikonsumsi oleh tikus namun seimbang gizinya, hasilnya
didapatkan penurunan kembali berat badan sesuai berat normal tikus. Faktor
penglihatan, penciuman, dan rasa akan memicu seseorang untuk makan yang
lebih dari yang biasa disantapnya sehari-hari. (Riza Faizal A, 2014)
B. Pendidikan dan Promosi kesehatan
Promosi kesehatan mempunyai 2 pengertian:
a. Promosi kesehatan sebagai upaya dalam pencegahan penyakit atau peningkatan
kesehatan
b. Promosi kesehatan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, menjual atau
memperkenalkan pesan-pesan atau upaya kesehatan
a. Pendidikan kesehatan à memiliki pengertian yang sama dengan promosi
kesehatanàprinsipnya agar masyarakat berperilaku sesuai dengan nilai kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan:
 Belum memampukan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat
 Hanya dapat memaukan masyarakat berperilaku hidup sehat
 Hanya mementingkan perubahan perilaku melalui pemberian informsi
 Kurang memperhatikan bahwa perubahan perilaku juga memerlukan fasilitas
bukan hanya pengetahuan saja
b. Promosi kesehatan:
Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,
oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
c. Visi Dan Misi Promosi Kesehatan
 Visi
1. masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya
2. 4 kata kunci
3. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
4. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya
5. Memelihara kesehatan berarti mau dan mampu mencegah penyakit, melindungi
diri dari gangguan kesehatan dan mencari pertolongan pengobatan yang
profesional bila sakit
6. Meningkatkan kesehatan berarti mau dan mampu meningkatkan kesehatannya
 Misi
 Advokat (advocate)
kegiatan meyakinkan para pembuat keputusan atau penentu kebijakan akan
pentingnya kegiatan promosi kesehatan
 Menjembatani (mediate)
promosi kesehatan merupakan perekat kemitraan di bidang pelayanan
kesehatan
 Memampukan (enable)
memberikan keterampilan-keterampilan pada masyarakat agar mereka mandiri
di bidang kesehatan, baik secara langsung atau melalui tokoh-tokoh masyarakat
d. Strategi promosi kesehatan
- Advokasi
 kegiatan meyakinkan pemangku kepentingan untuk mendukung program
promosi kesehatan
- Dukungan sosial
 kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat
formal atau informal
- Pemberdayaan masyarakat
mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri
e. Sasaran promosi kesehatan
o Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misalnya : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui, anak
sekolah.
o Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama
o Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke
daerah

f. Metode dan teknik promosi kesehatan


o Promosi kesehatan individual
promkes yang dilakukan apabila promotor kes dan sasaran dapat
berkomunikasi langsung baik tatap muka atau media komunikasi lainnya
teknik: konseling
o Promosi kesehatan kelompok
kelompok kecil: 6 – 15 orang
teknik: diskusi klp, roleplay, simulasi, curah pendapat
media: flipchart, alat peraga, slide dsb
BAB III
PEMBAHASAN
A. Dampak Obesitas Terhadap Kesehatan

Status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh faktor genetik, perilaku, kesehatan


lingkungan dan pelayanan kesehatan. Obesitas suatu kelainan pada dasarnya merupakan
aspek perilaku yaitu perilaku mengonsumsi makanan yang kaya energi dan perilaku
penggunaan energi. Apabila kedua aspek dasar ini tidak teratasi, maka sulit untuk
mengendalikan obesitas di masa datang. Para ahli epidemiologi sudah membicarakan
bahwa pengendalian obesitas ini jauh lebih sulit dari pengendalian rokok dan alkohol. Di
samping itu dampak obesitas sangat luas terhadap munculnya berbagai penyakit kronis dan
degeneratif. Pada tahun 2015 terdapat 4 juta kematian di dunia yang penyebab awalnya
adalah obesitas. Berbagai dampak obesitas terhadap kesehatan masyarakat seperti:

(1) Percepatan proses penuaan

Umur biologis adalah usia tubuh yang dipengaruhi oleh kondisi kesehatan secara
umum. Salah satu untuk menghitung umur biologis melalui komposisi lemak dalam
tubuh. Bila sel lemak berlebih maka dikeluarkannya zat-zat yang bersifat oksidatif atau
radikal bebas yang bisa menyebabkan umur sel lebih tua;

(2) Gangguan kecerdasan

Studi Human Brain Mapping melaporkan bahwa jaringan otak anak yang obesitas 4%
lebih kurang dari anak dengan berat badan normal. Orang dewasa yang menderita
obesitas otaknya 8 tahun kelihatan lebih menua dari orang dewasa dengan berat badan
normal. Hal ini disebabkan oleh efek radikal bebas dan gangguan pembuluh darah
perifer karena kadar kadar lemak dan gula yang tinggi;

(3) Resistensi insulin

Obesitas merupakan faktor risiko munculnya resistensi insulin yang akan


bermanifestasi munculnya hipertensi, dislipidemia, hiperuremia, disfungsi endotel dan
lipotoksisitas terhadap sel beta. Akibat obesitas sentral akan meningkatkan kejadian
DM tipe 2, penyakit kardiovaskuler dan gangguan pembekuan darah. Sebesar 60%
penderita DM tipe 2 berhubungan dengan obesitas;
(4) Kanker

Walaupun belum kuat bukti ilmiah hubungan sebab akibat obesitas dengan kanker
namun banyak bukti penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fisik dapat
bermanfaat untuk mencegah perkembangan sel kanker. Hal ini diduga melalui peranan
Insulin-Like Growth Factor (IGF) yaitu terjadinya peningkatan jumlah reseptor ini
sehingga sel menjadi lebih reaktif terhadap IGF;

(5) Osteoartritis sebagai efek mekanisme akibat obesitas berupa bisa osteoatritis pada
sendi, vena verikosa, kesulitan bernafas;

(6) Kolelithiasis

(7) Kematian pada usia muda

Oleh karena luasnya dampak dari obesitas pada manusia sehingga angka morbiditas
meningkat dan akhirnya angka mortalitas juga meningkat. Laporan OECD tahun 2010,
mengungkapkan bahwa orang obesitas 8- 10x lebih cepat risiko meninggal dibanding
orang yang tidak obesitas. Setiap kelebihan berat badan 15 kg dari berat badan ideal
maka akan meningkat risiko kematian sebesar 30%.

DAMPAK SOSIAL-EKONOMI DARI OBESITAS

Aspek Sosial

Dari studi pada 200 negara di dunia yang dipublikasi pada The Lancet April 2016
menyebutkan akan terjadi peningkatan prevalensi obesitas global mencapai 18% untuk
pria dan 21% untuk wanita di tahun 2025. Kondisi ini tentu memicu semakin
meningkatnya risiko penyakit degeneratif seperti diabetes melitus tipe 2, kardiovaskular,
stroke, kanker dan kelainan muskuloskletal. Kondisi ini tentu akan berdampak terhadap
status kesehatan dan ekonomi bangsa serta dunia.

Dampak sosial dari meningkatnya obesitas ini akan menurunnya kualitas kehidupan
penderita, menurunnya produktivitas individu dan negara serta tingginya biaya
asuransi/biaya kesehatan di suatu negara. Penurunan kualitas kehidupan terjadi pada usia
produktif yang diperlukan oleh keluarga, masyarakat dan negara untuk berbagai aktivitas
produktif. Salah satu contoh dari obesitas ASEAN yang dilaporkan AROFIIN tahun 2017
yaitu:
(1) Filipina menurun tahun produktif sebesar 8-12%

(2) Malaysia menurun tahun produktifnya sebesar 6-11%

(3) Indonesia menurun tahun produktifnya sebesar 3-8%

Pekerja yang menderita obesitas terjadi penurunan produktivitasnya sebesar 18%. Berbagai
dampak sosial akan muncul karena kesakitan dan kematian anggota keluarganya akibat
penyakit yang berkaitan dengan obesitas. Berbagai fasilitas umum seperti di tempat sarana
umum, transportasi dan kantor akan berubah akibat semakin meningkatnya jumlah
penderita obesitas. Bila terjadi peningkatan obesitas dengan penyakit penyertanya di Negara
berkembang dan miskin tentu berdampak terhadap meningkatnya kemiskinan dan
ketidakseimbangan dengan pendapatan keluarga. Pada beberapa negara pekerja gemuk
menjadi persoalan di dunia kerja karena menyangkut masalah aspek produktivitas yang
mulai rendah dan risiko sakit mulai meningkat sehingga hari bekerja aktif jadi berkurang.

Aspek Ekonomi

Obesitas mempunyai dampak terhadap peningkatan risiko kesakitan dan kematian. Oleh
karena itu biaya kesehatan penderita obesitas 25% lebih tinggi dari orang dengan berat
badan normal (Sossi). Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya langsung karena kesakitan
dan kematian, dan biaya tidak langsung yang dikeluarkan karena menurunnya produktivitas,
sering pekerja absen karena sakit dan biaya lainnya.

Sebagai dampak kesakitan pada penderita obesitas Amerika Serikat pada tahun 2008
mengeluarkan dana untuk obesitas dan penyakit penyertanya (direct cost) sebesar US$
147 miliar (5-7%) dari biaya kesehatan Nasional per tahun sebaliknya negara tetangga
Amerika Serikat yaitu Kanada menghabiskan biaya 1,7-2,8% dari kesehatan Nasional pada
tahun 2010, Brazil juga menghabiskan biaya untuk mengatasi obesitas sebesar US$ 1,7
miliar dolar (2008). Bila dilihat pada negara Asia seperti Cina, pengeluaran untuk
mengatasi obesitas pada tahun 2002 sebesar US$ 2,74 miliar (3,7%) dari total biaya
kesehatan tahun 2002, pada tahun 2003 meningkat menjadi US$ 4,8 miliar. Indonesia
pada tahun 2016 menghabiskan 2-4 miliar (8- 16%) dari pengeluaran kesehatan. Malaysia
sebesar US$ 1-2 miliar (10-19%) dari pengeluaran kesehatan, Singapura sebesar US$ 400
juta miliar.

Dari studi di atas pengeluaran negara untuk mengatasi dengan penyakit penyertanya
menghabiskan biaya sekitar 2-7% dari pengeluaran kesehatannya. Sebaliknya di Indonesia
pengeluaran sebesar 8-16%. Kondisi ini tentu cukup berat bagi suatu negara dan
kecenderungan pengeluaran ini semakin meningkat. Untuk itu WHO mengajak semua
negara di dunia melaksanakan berbagai upaya mengatasi obesitas ini.

1. Bagaimana mengurangi atau mencegah peningkatan status obesitas di masyarakat?


Menurut Kementerian Kesehatan RI, jumlah penderita obesitas memang terus meningkat,
bahkan Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia. Untuk itu, upaya pencegahan perlu
dilakukan. Salah satunya mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Beberapa kegiatan yang dianjurkan di antaranya meningkatkan aktivitas fisik,
peningkatan perilaku hidup sehat, pemeriksaan kesehatan berkala, dan lainnya. Beberapa
tahapan yang bisa dilakukan agar terhindar dari obesitas, di antaranya :
a. Mengubah gaya hidup
Beberapa gaya hidup yang berpotensi meningkatkan faktor risiko obesitas antara lain
kebiasaan merokok, konsumsi gula dan garam berlebih, kurangnya aktivitas fisik,
serta kurang konsumsi sayur dan buah. Namun, bukan berarti konsumsi gula, garam
dan lemak dilarang sepenuhnya. Hal terpenting adalah mengkonsumsi seperlunya.
Untuk gula dianjurkan tidak lebih dari empat sendok makan (50gram) perhari, garam
maksimal 1 sendok teh (2 gram) dan lemak maksimal 5 sendok makan (67gram).
Untuk itu, masyarakat juga dianjurkan untuk semakin jeli melihat label gizi pada
kemasan makanan sehingga bisa menakar asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh.

b. Mengukur kelayakan berat badan


Obesitas dapat dicegah. Untuk mengetahui apakah berat badan kita masih normal atau
tidak, perlu dilakukan penghitungan indeks massa tubuh (IMT). Penghitungan IMT
bisa dilakukan melalui kalkulator online atau menggunakan rumus berat badan
berbanding kuadrat tinggi badan. (IMT tidak boleh lebih dari angka 27). Jika
menghitung IMT dirasa terlalu rumit, kita bisa mengukur lingkar pinggang. Usahakan
lingkar pinggang perempuan tidak melebihi 81cm dan laki-laki tidak lebih dari 90cm.

c. Meningkatkan aktivitas fisik


Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes 2013 juga menyebutkan bahwa
dua atau tiga orang Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu,
peningkatan aktivitas menjadi sangat penting untuk dilakukan. Pakar gizi dari
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), menyebutkan, salah satu upaya mencegah
obesitas, misalnya membiasakan masyarakat untuk aktivitas yang melibatkan otot
motorik seperti berolahraga. Olahraga di sini tak mesti berupa olahraga formal, seperti
pergi ke pusat kebugaran atau mengikuti kelas-kelas lainnya. Setidaknya, otot motorik
digerakan selama 30 menit per hari. Misalnya nyapu, main bola, membereskan tempat
tidur, jalan-jalan di tempat terbuka hijau dan lain-lain.

Penelitian lain juga menyebutkan aktivitas fisik menjadi perilaku penting yang dapat
mencegah kenaikan berat badan dan berkontribusi dalam penurunan berat badan.
Aktivitas fisik yang kurang disebabkan oleh banyaknya kemudahan hidup atau adanya
kemajuan teknologi yang membuat suatu pekerjaan itu menjadi lebih ringan, mudah,
dan tidak memerlukan kerja fisik yang berat seperti banyaknya mesin yang
menggantikan sebagian kerja fisik dan juga adanya komputer yang mendorong
seseorang untuk duduk dalam jangka waktu yang lama. Aktivitas yang rendah akan
mengakibatkan obesitas. Usia sangat berkaitan dengan kejadian obesitas dimana
dengan bertambahnya usia maka metabolisme dalam tubuh akan mengalami
penurunan berupa menurunnya fungsi otot dan meningkatnya kadar lemak dalam
tubuh.

Aktivitas fisik dalam kategori rendah merupakan faktor risiko terjadinya obesitas
lebih besar dibandingkan dengan orang yang aktif berolahraga secara teratur.
Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik menyebabkan tubuh kurang
menggunakan energi yang tersimpan dalam tubuh. Pencegahan kenaikan berat badan
dan program penurunan berat badan merupakan salah satu cara untuk mengatasi dan
menanggulangi obesitas dengan meningkatkan aktivitas fisik. Aktivitas fisik berperan
dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan masuk kedalam tubuh dan
pembakaran kalori terutama saat berolahraga. Semakin sering olahraga maka semakin
banyak pula kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung juga berpengaruh
terhadap metabolisme basa. Aktivitas fisik yang memiliki hubungan signifikan
dengan obesitas adalah gerakan tubuh oleh otot rangka yang menghasilkan energi.
B. Penerapan Media dalam penyuluhan Obesitas
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat
serta perhatian sasaran sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk
memudahkan penyampaian materi. Dalam penyuluhan tentang penyakit Obesitas, ada
beberapa media yang dapat digunakan sebagai alternative dalam penyampaian materi dan
dapat mudah dipahami bagi peserta penyuluhan.
Beberapa media tersebut diantaranya, sebagai berikut :
1. Ceramah
Ceramah digunakan untuk memberikan edukasi pada peserta penyuluhan
mengenai pola perilaku hidup sehat untuk mencegah terjadinya kegemukan dan
obesitas pada anak. Edukasi yang diberikan terhadap peserta penyuluhan dilakukan
langsung oleh petugas kesehatan Selain itu, metode ceramah juga digunakan untuk
memberikan pengajaran terhadap peserta mengenai pola perilaku hidup sehat.
Contoh media yang akan digunakan : Laptop, Projector, dan Microphone
2. Konseling
Konseling ditujukan bagi orang-orang yang memiliki keluarga yang mengalami
kegemukan atau obesitas. Sehingga dapat segera dilakukan intervensi khusus untuk
menangani masalah tersebut.
Contoh media yang akan digunakan : Leaflet atau lembar balik
3. Behavior Modelling
Behavior modeling dilakukan oleh guru untuk memberikan contoh terhadap
muridnya agar membiasakan diri menjalankan perilaku hidup sehat. Selain itu,
behavior modeling juga dilakukan oleh siswa yang bertugas menjadi dokter kecil
untuk memberikan contoh kepada teman-temannya mengenai pola perilaku hidup
sehat.
4. Media massa
Media massa digunakan untuk memberikan edukasi dan motivasi kepada
seluruh anggota sekolah agar senantiasa menjalankan perilaku hidup sehat untuk
mencegah kegemukan dan obesitas
Contoh media yang akan digunakan : Poster dan Banner
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal
yang dapat menggangu kesehatan.penyebab utama terjadinya obesitas
yaitu ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran
energy. obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan
energi tubuh yaitu terjadi keseimbangan energi positif yang akhirnya
disimpan dalam bentuk lemak di jaringan tubuh.sehingga obesitas adalah
terjadinya penumpukan lemak dalam tubuh yang abnormal dalam kurun
waktu yang lama yang disebabkan oleh faktor genetik,kurangnya
aktivitas fisik,pola makan yang tidak sesuai atau seimbang,ketersediaan
makanan yang lezat melimpah dan faktor linnya sehingga berdampak
pada menurunnya derajat kesehatan contohnya,tekanan darah
tinggi,sindrom resistensi urine,gangguan pernapasan seperti asma,napas
pendek menggorok dan lainnya.oleh karena itu maka pentingnya
diterapkan promosi kesehatan dan pendidikan yang baik dan benar di
dukung oleh media promkes agar menambah pengetahuan masyarakat
akan bahaya dari obesitas ,bagaimana cara mencegah obesiatas dan
masyarakat mamapu mengubah perilakunya sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan.

B. SARAN

Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang


menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahan dari makalah ini karena terbatasnya
pengetahuan kami dan kurangnya refensi yang ada.kami berharap
pembaca dapat membrikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya maklah ini dan pembelajaran untuk penulisan
makalah di lain kesempatan.semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya dan juga pembaca pada umunya
DAFTAR PUSTAKA

 WHO.Obesity : Preventing and Managing The Global Epidemic:Technical Report Series.


World Health Organization.2015 [Diakses pada Tanggal 6 Desember 2020] Available
from URL: HIPERLINK (http://www.who.int/topics/obesity/en/)

 Adnyana, Ketut. 2005. Obesitas Sebagai Masalah Kesehatan. Bandung : Departemen


Farmasi FMIPA ITB pp. 30-35.

 Mu‟tadin, Z. 2002. Faktor-Faktor Penyebab Obesitas. Jakarta : Penerbit buku kedokteran


FK UI pp.25-31

 Jaminah, M. T. (2018). Hubungan Pengetahuan, Aktivitas Fisik dengan Kejadian


Obesitas pada Karyawan Perempuan. Jurnal Berkala Epidemiologi, 1-9.
 Masrul. (2018). Epidemi Obesitas dan Dampaknya terhadap Status Kesehatan Masyarakat
serta Sosial Ekonomi Bangsa. Majalah Kedokteran Andalas, 158-161.
 Tashandra, N. (2019, Januari). Saran Kemenkes untuk Cegah Obesitas.

 https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/18/182933920/saran-kemenkes-untuk-cegah-
obesitas?page=all
 KementrianKesehatan RI. 2012.
PedomanPencegahandanPenanggulanganKegemukandanObesitaspadaAnakSekolah.Jaka
rta :KementrianKesehatan RI.
Wahyuni, Ni Putu DS. 2013. Program Dokter Kecil
SebagaiUpayaMeningkatkanPerilakuHidupBersih Dan SehatPadaSiswaSekolahDasar.
Bali : Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013.
https://www.academia.edu/19793317/Program_Perencanaan_Promkes
https://docs.google.com/presentation/d/1vdMg4SoBIZl1hmviKYhp7ok0WLdFpK83
LkOhApEy-Ks/htmlpresent

Anda mungkin juga menyukai