Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENATALAKSANAAN KEJANG

No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM-GM/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 10 Januari 2020

Halaman : 1-3

UPTD Puskesmas H. Sayuti, SKM., M.Kes


Gedung Meneng NIP.197309102000121001

1. Pengertian Tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang mengalami kejang.
Kejang epilepsi merupakan manifestasi ketidakseimbangan aliran dan
sirkuit listrik di otak. Ketidakseimbangan ini ditentukan oleh sel saraf
yang berfungsi sebagai inhibitory (sel-sel pengontrol) dan excitatory (sel-
sel saraf yang menimbulkan loncatan arus listrik).
2. Tujuan 1. Untuk mengatasi serangan kejang
2. Untuk mencegah atau meminimumkan cedera akibat kejang
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
Tentang Penanganan Pasien Gawat Darurat
4. Referensi Permenkes nomor 75 tahun 2014
Perawatan Dasar Depkes RI tahun 2014
5. Prosedur/ Langkah 1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Bantal/lipatan selimut
b. Handscoon
c. Diazepam injeksi dan suppositoria
2. Petugas yang melaksanakan
a. Dokter
b. Perawat
3. Langkah-langkah
a. Lakukan pendekatan dengan tenang
b. Memperbaiki sirkulasi udara ruangan dengan mempersilakan selain
petugas untuk keluar ruangan
c. Membaringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring, kaki
bagian atas ditekuk untuk mencegah bahaya tersedak ludah atau
muntahan

d. Letakkan bantal atau lipatan selimut di bawah kepala anak.


Jangan :
- Menahan gerakan anak atau menggunakan paksaan
- Memasukkan apapun ke dalam mulut anak
- Memberikan makanan atau minuman
e. Longgarkan pakaian yang ketat
f. Singkirkan benda-benda keras atau berbahaya
g. Memberikan diazepam melalui dubur untuk mengatasi kejangnya
h. Apabila tidak tersedia diazepam suppositoria maka bisa diberikan
diazepam injeksi secara intravena
i. Memastikan jalan napas tidak tersumbat
j. Memberikan oksigen melalui face mask 2 ml/menit
k. Awasi tanda-tanda gangguan pernafasan dengan menghitung jumlah
pernafasan dalam satu menit, melihat ada tidaknya tarikan dinding dada,
melihat ada tidaknya pernafasan cuping hidung
l. Apabila kejang teratasi maka dilanjutkan pemberian fenobarbital secara
IV langsung setelah kejang berhenti dengan dosis awal :
bayi 1 bln - 1 thn : 50 mg
>1 tahun : 75 mg
m. Hitung lamanya periode postiktal (pasca kejang)
n. Jangan memberi makanan atau minuman sampai anak benar-benar sadar
dan refleks menelan pulih
o. Melakukan evaluasi tindakan
p. Membereskan alat-alat
q. Mencuci tangan
r. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

6. Bagan Alir
Baringkan anak di tempat yang datar dengan posisi miring, kaki bagian
atas ditekuk untuk mencegah bahaya tersedak ludah atau muntahan

Letakkan bantal atau lipatan selimut di bawah kepala anak


Longgarkan pakaian yang ketat

Memberikan diazepam melalui dubur untuk mengatasi kejangnya,


Apabila tidak tersedia diazepam suppositoria maka bisa diberikan
diazepam injeksi secara intravena

Memastikan jalan napas tidak tersumbat

Memberikan oksigen melalui face mask 2 ml/menit

Awasi tanda-tanda gangguan pernafasan dengan menghitung jumlah


pernafasan dalam satu menit, melihat ada tidaknya tarikan dinding dada,
melihat ada tidaknya pernafasan cuping hidung

Apabila kejang teratasi maka dilanjutkan pemberian fenobarbital secara


IV langsung setelah kejang berhenti dengan dosis awal :
bayi 1 bln - 1 thn : 50 mg
>1 tahun : 75 mg

Hitung lamanya periode postiktal (pasca kejang)

Lakukan evaluasi tindakan

Bereskan alat-alat

Cuci tangan dan catat kegiatan dalam lembar catatan


perawatan

7. Hal-hal yang 1. Dosis yang diberikan


perlu diperhatikan 2. Waktu tata laksana tindakan
8. Unit Terkait Ruang Tindakan
9. Dokumen Terkait Rekam Medis Pasien
10. RekamanHistorisPeru Tanggal mulai
No. Yang dirubah Isi perubahan
bahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai