Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TATALAKSANA ASMA BRONKIAL

No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM-GM/ /2020

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : 10 Januari 2020

Halaman : 1-4

UPTD Puskesmas H. Sayuti, SKM., M.Kes


Gedung Meneng NIP.197309102000121001

1. Pengertian Asma bronkial adalah inflamasi kronis di saluran nafas dengan gejala
seperti mengi, sesak, rasa berat di dada, dan batuk yang intensitasnya
berbeda-beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan Asma
Bronkial dalam rangka perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas Gedung
Meneng
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.
Tentang Penanganan Pasien Gawat Darurat
4. Referensi Permenkes nomor 75 tahun 2014
Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2014
5. Prosedur/ Langkah 1. Alat dan Bahan
a. Termometer
b. Pengukur waktu (jam / stopwatch)
c. Sfigmanometer
d. Stetoskop
e. Rekam medis
f. Alat tulis
g. Tabung Oksigen
h. Kanul Hidung / Masker Inhalasi
i. Nebulizer
2. Bahan:
a. Agonis Beta 2 Oral : Salbutamol
b. Bronkodilator : Salbutamol / Aminofilin
c. Kortikosteroid
d. Ekspetoran Mukolitik
Antibiotik : Amoxicilin / Eritromicin / Kotrimoksazol
2. Petugas yang melaksanakan
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
3. Langkah-langkah
a. Petugas menerima pasien.
b. Petugas melakukan anamnesa:
- Gejala batuk dan atau mengi berulang yang mempunyai
karakteristik episodik, terjadi pada malam hari (nokturnal),
musiman, berkaitan dengan aktifitas atau pencetus,
reversibel, adanya riwayat atopi dalam keluarga.

- Sesak nafas terutama saat ekspirasi.

c. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan Tanda Vital : Laju nafas lebih cepat dari
normal.
- Pada waktu serangan : tampak khas berupa pasien duduk
berjuang untuk menghirup udara, dada dalam posisi inspirasi
dan menggunakan otot bantu pernafasan.
- Frekuensi nafas meningkat, amplitudo dangkal.
- Sesak nafas, nafas cuping hidung sianosis.
- Gerakan dinding dada berkurang, hipersonor.
- Bunyi nafas melemah, wheezing ekspirasi, ekspirium
diperpanjang,
Parameter Ancaman
Ringan Sedang Berat ronki basah,
klinis henti nafas
ronki kering,
Sesak Berjalan Berbicara Istirahat
suara lendir.
Penggal
Bicara Kalimat Kata-kata
kalimat
Tabel Penilaian Derajat
Duduk
Bisa Lebih suka Serangan Asma
Posisi bertopang
berbaring duduk
lengan e. Penegakan Diagnosis Asma
Mungkin Biasanya Biasanya
Kesadaran Kebingungan
iritabel iritabel iritabel
e. Penatalaksanaan:
Sianosis Tidak ada Tidak ada ada Nyata
Nyata,  Serangan asma akut
Sedang, ringan
sepanjang Terdengar
hanya pada
Mengi ekspirasi, tanpa - Oksigen : 4 – 6 liter/mnt
akhir
kadang stetoskop ( dewasa ) ; 2 liter / menit
ekspirasi
inspirasi ( anak )
- Agonis Beta –
Sesak nafas Minimal Sedang Berat
2 oral :
Gerakan salbutamol 3 x
Otot bantu Biasanya paradok
Biasanya ya ya 2-4 mg
nafas tidak torako-
abdominal
Dalam,
Sedang,
ditambah
Dangkal, ditambah Dangkal/
Retraksi nafas
interkostal retaksi hilang
cuping
suprasternal
hidung
Laju nafas Meningkat Meningkat Meningkat Menurun
( dewasa ); dosis anak : 0,05 – 0,1 mg / kgbb/ kali.

 Serangan asma sedang dan berat dirujuk ke rumah sakit dengan


tindakan pra rujukan yg tepat,O2 terpasang,posisi tepat.

 Penatalaksanaan Lanjutan

- Bronkodilator : salbutamol oral 3 x 2 mg ( dosis anak :


0,05 – 0,1 mg/kgbb/kali) atau aminofilin oral 3 x 120 –
150 mg (dewasa).

- Kortikosteroid.

- Ekspektoran mukolitik

- Antibiotik diberikan jika ada dugaan infeksi bakterial :


Eritromisin 3 x 250 mg /Amoksisilin 3 x 500
mg/Kotrimoksazol 2 x 2 tablet (Dewasa)
f. Pendokumentasian di dalam rekam medis.
6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang 1. Tanda-tanda ancaman henti nafas.


perlu diperhatikan 2. Perlunya penekanan edukasi tentang pentingnya menghindari faktor
pencetus untuk mencegah serangan berulang.
3. Unit Terkait 1. Pendaftaran dan Rekam Medik
2. Poli Umum
3. Apotek
4. Dokumen Terkait 1. Rekam Medik
2. Resep
3. Rujukan
5. RekamanHistorisPeru Tanggal mulai
No. Yang dirubah Isi perubahan
bahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai