I DI
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH LUBUK BAJA
BATAM PADA TANGGAL 15 SEPTEMBER 2020
DISUSUN OLEH:
ADE IRMA SURYANI 003.19.032
Keluhan Utama :
Sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu disertai dengan batuk berdahak, demam naik
- turun sejak 10 hari, setiap makan muntah dan mencret sejak 1 minggu yang lalu,
bab ± 4 kali, konsitensi cair, Lendir (-), darah (-).
Riwayat Kesehatan :
Keluarga pasien (istri) mengatakan 5 tahun yang lalu pasien menderita penyakit
gula dan setiap bulannya rutin kontrol di Rumah Sakit Harapan Bunda dan minum
obat secara teratur.
RPO :
- Injeksi Novorapid 30 Unit / 12 Jam
- Injeksi Levemir 22 Unit / 24 Jam
- Metformin 500 mg 2 x 1 Tab
Pengkajian Diagnosa Intervensi Nama/ paraf
Keperawatan
AIRWAYS Bersihan jalan Manajemen jalan nafas
Sputum berlebih, nafas tidak efektif Observasi K
batuk berdahak, b/d sekresi yang 1. Monitor pola nafas E
sulit berbicara, tertahan (frekuensi,kecepatan, L
tampak gelisah. irama, kedalaman dan O
usaha respirasi) M
2. Monitor bunyi nafas P
tambahan (gurling, O
mengi, weezing, ronki K
kering)
Teraupetik
1. Pertahankan kepatenan
jalan nafas dengan
head-tilt dan chin-
lift(jaw-thrust jika
curiga tauma servical
2. Beri posisi nyaman
(semi – fowler/
fowler)
3. Beri minum hangat
4. Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
5. Lakukan pengisapan
lendir kurang, jika
perlu
Edukasi
1. Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
oksigen dan
broncodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
BREATHING Pola nafas tidak Pemantauan respirasi K
Dipsnea,sianotik efektif b/d Observasi E
RR : 40x/menit, hambatan upaya 1. Monitor frekuensi, L
SPO2 85%, nafas. irama, kedalaman, O
pernafasan tidak upaya nafas. M
teratur dan 2. Monitor pola nafas P
dangkal, Suara (bradipnea, takipnea, O
nafas ronchi, hiperventilasi, K
bantuan otot nafas kussmaul,cheyene
(+) stokes, biot )
Batuk produktif. 3. Monitor kemampuan
Sputum warna batuk efektif
putih. 4. Monitor adanya
produksi sputup
5. Monitor adanya
sumbatan jalan nafas
6. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi nafas
8. Monitor saturasi
oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil X-Ray
Thorax
Teraupetik
1. Atur interval waktu
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Domunentasi hasil
pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasi hasil
pemantauan, jika perlu
CIRCULATION Penurunan curah Perawatan jantung akut
Sirkulasi perifer: jantung b/d Observatif: K
HR: 128 x/menit, perubahan 1. Identifikasi E
tidak teratur dan frekuensi jantung karakteristik nyeri L
kuat. dada( meliputi factor O
TD: 140/80mmHg. pemicu dan pereda, M
Ekstremitas kualitas, lokasi, skala, P
:Dingin durasi, dan frekuensi.) O
Sianosis (+) 2. Monitor EKG untuk K
CRT > 2 detik, perubataj ST dan T
SpO2: 85%. 3. Monitor aritmia
Gambaran ECG: 4. Monitor elektrolit
Sinus Takikardia, yang dapat memicu
tidak edema. resiko aritmia
5. Monitor Enzim
jantung ( mis: CK,
CKMB, TROPONIM
T)
6. Monitor saturasi
oksigen
1. Pertahankan tirah
baring.
2. Pasang akses intravena
3. Berikan terapi
relaksasi untuk
menguranggi ansietas.
Edukasi
1. Anjurkan segera
melaporkan nyeri
dada.
2. Anjurkan menghindari
maneuver ( Mis,
mengedan saat bab,
atau batuk )
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antiplatelet
2. Kolaborasi pemberian
anti angina
3. Kolaborasi pemberian
morvin
4. Kolaborasi pemberian
introvik
5. Kolaborasi
pencegahan thrombus
dengan anti koagulan
6. Kolaborasi pemerian
X- Ray
Eliminasi dan Resiko Manajemen hipovolemia K
cairan hipovolemia factor Observasi E
BAB : ± 4 kali, resiko kelihangan 1. Periksa tanda dan L
konsitensi cairan aktif gejala hipovolemi O
cair,lendir (-), (mis,frekuensi nadi, M
darah (-). TD, urgor kulit, P
BAK: - membrane mukosa, O
Muntah setiap kali volume urin, K
makan. mehatokkrit
Turgor kulit : baik meningkat, haus,
Mukosa lembab lemah)
Suhu:37.8 C 2. Monitor intake dan
output cairan
Pencernaan: Teraupetik
Lidah kotor (+) 1. Hitung kebutuhan
Nyeri uluh hati (+) cairan
Integument (kulit) 2. Berikan posisi
Tidak terdapat luka moddifled
trendelenbung
3. Berikan asupan cairan
oral
Edukasi
1. Anjurkan banyak
asupan cairan oral
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
cairan intravena ,
isotonis, (Nacl atau
RL)
2. Kolaborasi pemberian
cairan intravena
hipotonis (
glukosa,Nacl)
3. Kolaborasi pemberian
cairan koloid
4. Kolaborasi pemebrian
produk darah
DISABILITY
Kesadaran:
compos mentis
Pupil (3 mm)
Isokor
Reaksi terhadap
cahaya (+)
E: 4M:5V:4,
GCS: 13
Rapid Test:
IgG : Non Reaktif
IgM : Non Reaktif
Gambaran EKG
Gambaran X-Ray
KESIMPULAN :
Setelah dilakukan penanganan/perawatan di IGD, dan melihat kondisi pasien
perlu penangan lebih lanjut di ruangan isolasi untuk memantau keadaan pasien
dan menunggu hasil Swab PCR keluar.