Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PENCERNAAN DENGAN

GASTROENTRITIS PADA An.A DI RUANG POLY KLINIK ANAK


RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH LUBUK BAJA BATAM

Di susun oleh:

SANTI DEWI SARTIKA LUBIS

00319039

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

(Ns. Jupina Samosir, S.Kep) (Ns. Utari Ch Wardhani, S.Kep, M.Kep)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGU KESEHATAN AWAL BROS BATAM
TA 2019/2020
I. KONSEP DASAR

A. Defenisi

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang

disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen

(Whaley & Wong’s,1995).

Gastroenteritis adalah inflamasi pada lapisan membran gastrointestinal

disebabkan oleh berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus

dan parasit. Manifestasi klinis utama yautu diare dan muntah yang menentukan

jenis terapi (Smeltzer, 2002).

Gastroenteritis yang juga disebut sebagai diare pelancong dan keracunan

makanan merupakan gangguan yang bersifat self-lemiting (bisa sembuh tanpa

banyak intervensi) dan ditandai dengan diare, mual, muntah dan krama abdominal

(Williams. L , 2008).

B. Etiologi

Menurut williams (2008), penyebab dari gastroenteritis akut yaitu:

1. Amoeba: terutama Entamoeba histolystica

2. Bakteri : menyebabkan keracunan makanan akut yaitu: staphylococcus


aureus, Salmonella Shigela, Clostridium botulinum, Escherichia coli,

Clostridium perfringens

3. Reaksi obat: antibiotik

4. Defesiensi enzim

5. Alergen makanan

6. Tercernanya toksin: tumbuhan atau jamur payung (cendawan)

7. Parasit : Ascaris, Enterobius, Trichinella spiralis

8. Virus : adenovirus, echovirus, norovirus, atau coxsackievirus.


C. Manifestasi Klinis

Menurut Williams (2008), manifestasi klinis dari gatroenteritis yaitu:

1. Ketidaknyamanan di abdomen (berkisar dari kram sampai nyeri)

2. Diare

3. Mual dan muntah

4. Hipermotilitas usus

5. Borborigmus

6. Demam

7. Tidak enak badan

8. Turgor kulit menurun

9. Nadi meningkat

10. Keringat dingin

11. Muka pucat

D. Patofisiologi

Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan

masuknya minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan

ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa
dimasak. Penularannya adalah transmisis orang ke orang melalui aerosolisasi

(Norwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium difficile), atau

melalui aktifitas seksual. Faktor penentu terjadinyan diare akut adalah faktor

penyebab (agen) dan faktor pejamu (host). Faktor pejamu adalah kemampuan

pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau

lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung,

imunitas, juga mencakup lingkungan mikroflora usus. Faktor penyebab yang

mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa,

kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta


daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat

menginduksi diare (Smeltzer, 2002).

1. Bakteri noninvansif (enterotoksigenik)

Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun

tidak merusak mukosa. Toksin menigkatkan kadar siklik AMP di dalam sel,

menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti

air, ion karbonat, kation, natrium dan kalium. Bakteri ynag termasuk

golongan ini adalah V. Cholera, Enterotoksigenik E. Coli (ETEC), C.

Perfringers, S. Aureus, dan Vibriononglutinabel (Smeltzer, 2002).

2. Bakteri enteroinvansifi

Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi dan

bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah.

Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvansive E. Coli

(EIEC), S. Paratyphi B. S. Typhimurium, S. Enteriditis, S. Choleraesuis,

Shigela, Yersinia dan C. Perfringens tipe C (Smeltzer, 2002).


E. Penatalaksanaan

Menurut John (2004), penatalaksanaan pada gastroenteritis

1. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500 ml normal salin untuk dewasa,

10- 20 ml ) rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

2. Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.

3. Pemberian antibiotik jika etiologi telah diketahui yang diberikan pada pasien

dewasa adalah biasanya cifrofloksasin 500 mg.

4. Pemberian metronidazole 250-750 mg selama 5-14 kali.

5. Obat antiemetik yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi

6. Pemberian Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin) dan Obat spasmolitik

(papaverin, ekstrakbelladone).

F. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Muttaqin, (2008), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

ialah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan tinja:

a. Makroskopis dan mikroskopis


b. pH dan kadar gula dalam tinja

c. uji bakteri bila perlu.

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan

menentukan pH, cadangan alkali, dan GDA.

3. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan fosfat untuk

mengidentifikasi status elektrolit.

G. Komplikasi

Komplikasi diare mencakup potensial terhadap disritmia jantung akibat

hilangnya cairan dan elektrolit secara bermakna (khususnya kehilangan Kalium).


Hipotensi, anoreksia, disritmia jantung, takikardia atrium, fibrilasi atrium

merupakan manifestasi dari kekurangan kalium (Smeltzer, 2002).

H. Derajat Dehidrasi

Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi

berdasarkan:

1. Kehilangan berat badan

a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.

b. Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.

c. Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%

2. Skor Mavrice King

Bagian tubuh Nilai untuk gejala yang ditemukan


0 1 2
Yang diperiksa
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng Mengigau, koma,
Apatis, ngantuk atau syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering & sianosis
Denyut nadi/mata Kuat <120 Sedang (120-140) Lemas >40

Keterangan:
- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan
- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang
- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat
3. Menurut WHO
SKOR
Yang Dinilai
1 2 3
Keadaan umum Baik Lesu/ haus Gelisah, lemas,
ngantuk hingga syok
Mata Biasa Cekung
Mulut Biasa Kering Sangat cekung
Sangat kering
Pernapasan <30 x/menit 30-40x/ menit
>40x/menit
Turgor kulit Baik Kurang
Jelek
Nadi <120x/menit 120-140x/menit
>140x/menit
( Derajat Dehidrasi WHO modifikasi FK
Unhas)
Keterangan :
- 6 : tanpa dehidrasi
- 7-12 : dehidrasi ringan- sedang
- >13 : dehidrasi berat

II. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Menurut Muttaqin, (2008) anamnesa pada GEA meliputi identitas klien,

keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat

penyakit keluarga, dan pengkajian psikososial.

1. Identitas Klien: Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis

kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam

MRS, nomor register, dan diagnosis medis.

2. Keluhan utama: BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi encer.

3. Riwayat penyakit sekarang: BAB warna kuning kehijauan, hitam, bercampur

lendir, dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3

kali sehari.

4. Riwayat penyakit dahulu: pernah mengalami diare / gastroenteristis

sebelumnya, pemakaian antibiotik, atau kostikosteroid jangka panjang

(perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit) alergi makanan,

ISPA, ISK, OMA.

5. Riwayat penyakit keluarga: apakah ada salah seorang di antara keluarga yang

mengalami diare/ gastroenteritis.

6. Riwayat kesehatan lingkungan: penyimpanan makanan pada suhu kamar,


kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal kurang bersih.

7. Pemeriksaan Fisik: Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada

keluhan-keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung

data dari pengkajian anamnesis.

a. Keadaan umum: klien lemah, gelisah, lesu, kesadaran menurun.

b. Mata : cekung

c. Sistem pencernaan: mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltik

meningkat >35x / menit, nafsu makan menurun, mual, muntah, kelihatan

haus.
d. Sistem pernafasan: pernapasan cepat bisa >40x permenit bila terjadi

asidosis metabolik.

e. Sistem kardiovaskuler: nadi cepat, >120 menit dan lemah, tekanan darah

menurun pada diare sedang.

f. Sistem integumen: warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhu

meningkat >37 o

g. Sistem perkemihan : urine produksi rendah, frekuensi berkurang.

Menurut Doenges (2012) data dasar pengkajian pada pasien NHS yaitu:

1. Aktivitas/ istirahat

Gejala: kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur

semalaman karena diare, merasa gelisah dan ansietas, pembatsana aktivitas/

kerja sehubungan dengan efek proses penyakit.

2. Sirkulasi

Tanda: takikardia (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi, dan

nyeri)

Kemerahan, area ekimosis ( kekurangan vitamin K)

TD: hipotensi, termasuk postural


Kulit/ membran mukosa: turgor buruk, kering, lidah pecah-pecah (dehidrasi)

3. Integritas ego

Gejala: ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis., perasaan tak berdaya/ tak ada

harapan

Faktor stress akut/kronis, mis., hubungan dengan keluarga/ pekerjaan,

pengobatan yang mahal.

Tanda: menolak, perhatian menyempit, depresi.

4. Eliminasi
Gejala: tekstur feces bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau

berair.episode diare berdarah tidak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering,

tak dapat dikontrol, perasaan kram, defekasi dengan darah/ lendir.

Tanda: bising usus, peristaltik meningkat.

5. Makanan/ cairan

Gejala: Anoreksia, mual/ muntah, penurunan berat badan, tidak tolerir

terhadap diet/ sensitif, mis., buah / sayur, produk susu, makanan berlemak.

Tanda: penurunan lemak subkutan/ massa otot.

Kelemahan, tonus otot dan turgor kulit buruk.

Membran mukosa pucat, inflamasi rongga mulut.

6. Hygiene

Tanda: ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, bau badan.

7. Nyeri/ kenyamanan

Gejala: nyeri/ nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan

defekasi)

Tanda: nyeri tekan abdomen/ distensi.

8. Kemanan
Gejala: peningkatan suhu tubuh, alergi terhadap makanan/ prodk susu

Tanda: nyeri tekan pada abdomen, kemerahan.

9. Seksualitas

Gejala: frekuensi menurun/ tidak ada keinginan aktivitas seksual.

10. Interaksi sosial

Tanda: masalah hubungan, ketidakmampuan aktif dalam sosial.

B. Diagnosa
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul menurut Doengoes

(2012) adalah :
1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
2. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
4. Cemas b/d perubahan status kesehatan

Discharge Planning

1. Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan
minuman (missal oralit).
2. Ajarkan mengenai tanda tanda dehidrasi, ubun ubundan mata cekung, turgor kulit
tidak elastis, membran mukosa kering
3. Jelaskan obat obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya.

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


keperawatan Hasil

1 Defisit volume cairan NOC: NIC :


b/d kehilangan cairan Fluid balance Fluid management
aktif 
Hydration  Timbang

Nutritional Status : Food popok/pembalut jika
Definisi : Penurunan and Fluid Intake diperlukan
cairan intravaskuler, Kriteria Hasil :  Pertahankan catatan
interstisial, dan/atau 
Mempertahankan urine intake dan output yang
intrasellular. Ini output sesuai dengan akurat
mengarah ke usia dan BB, BJ urine  Monitor status hidrasi
dehidrasi, kehilangan normal, HT normal ( kelembaban membran
cairan dengan 
Tekanan darah, nadi, mukosa, nadi adekuat,
pengeluaran sodium suhu tubuh dalam batas tekanan darah
normal ortostatik ), jika
Batasan Karakteristik Tidak ada tanda tanda diperlukan
: dehidrasi, Elastisitas  Monitor vital sign
- Kelemahan turgor kulit baik,  Monitor masukan
- Haus membran mukosa makanan / cairan dan
- Penurunan turgor lembab, tidak ada rasa hitung intake kalori
kulit/lidah haus yang berlebihan harian
- Membran  Kolaborasikan
mukosa/kulit kering pemberian cairan
- Peningkatan denyut intravena IV
nadi, penurunan  Monitor status nutrisi
tekanan darah,  Dorong masukan oral
penurunan  Berikan penggantian
volume/tekanan nadi nesogatrik sesuai output
- Pengisian vena  Dorong keluarga
menurun untuk membantu pasien
- Perubahan status makan
mental  Tawarkan snack ( jus
- Konsentrasi urine buah, buah segar )
meningkat  Kolaborasi dokter
- Temperatur tubuh jika tanda cairan berlebih
meningkat muncul meburuk
- Hematokrit  Atur kemungkinan
meninggi tranfusi
- Kehilangan berat  Persiapan untuk
badan seketika tranfusi
(kecuali pada third
spacing) Hypovolemia
Faktor-faktor yang Management
berhubungan:  Monitor status cairan
- Kehilangan volume termasuk intake dan
cairan secara aktif ourput cairan
- Kegagalan  Pelihara IV line
mekanisme  Monitor tingkat Hb dan
pengaturan hematokrit
 Monitor tanda vital
 Monitor responpasien
terhadap penambahan
cairan
 Monitor berat badan
 Dorong pasien untuk
menambah intake oral
 Pemberian cairan Iv
monitor adanya tanda dan
gejala kelebihanvolume
cairan
 Monitor adanya tanda
gagal ginjal

2 Risiko kerusakan NOC : Tissue Integrity : NIC : Pressure


integritas kulit b/d Skin and Mucous Management
ekskresi/BAB sering Membranes  Anjurkan pasien untuk
Kriteria Hasil : menggunakan pakaian
Definisi : Perubahan Integritas kulit yang baik yang longgar
pada epidermis dan bisa dipertahankan  Hindari kerutan padaa
dermis (sensasi, elastisitas, tempat tidur
temperatur, hidrasi,  Jaga kebersihan kulit agar
Batasan pigmentasi) tetap bersih dan kering
karakteristik :  Tidak ada luka/lesi pada Mobilisasi pasien (ubah
Gangguan pada kulit posisi pasien) setiap dua
bagian tubuh  Perfusi jaringan baik jam sekali
Kerusakan lapisa Menunjukkan  Monitor kulit akan adanya
kulit (dermis) pemahaman dalam kemerahan
Gangguan proses perbaikan kulit  Oleskan lotion atau
permukaan kulit dan mencegah terjadinya minyak/baby oil pada
(epidermis) sedera berulang derah yang tertekan
Faktor yang  Mampu melindungi kulit Monitor aktivitas dan
berhubungan : dan mempertahankan mobilisasi pasien
Eksternal : kelembaban kulit dan  Monitor status nutrisi
Hipertermia atau perawatan alami pasien
hipotermia  Memandikan pasien
Substansi kimia dengan sabun dan air
Kelembaban hangat
udara
Faktor mekanik
(misalnya : alat yang
dapat menimbulkan
luka, tekanan,
restraint)
Immobilitas fisik
Radiasi
Usia yang ekstrim
Kelembaban kulit
Obat-obatan
Internal :
Perubahan status
metabolik
Tulang menonjol
Defisit imunologi
Faktor yang
berhubungan dengan
perkembangan
Perubahan sensasi
Perubahan status
nutrisi (obesitas,
kekurusan)
Perubahan status
cairan
Perubahan
pigmentasi
Perubahan
sirkulasi
Perubahan turgor
(elastisitas kulit)

3 Ketidakseimbangan NOC : Nutrition Management


nutrisi kurang dari  Nutritional Status : Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh b/d Nutritional Status : food makanan
penurunan intake and Fluid Intake Kolaborasi dengan ahli
makanan  Nutritional Status : gizi untuk menentukan
nutrient Intake jumlah kalori dan nutrisi
Definisi : Intake  Weight control yang dibutuhkan pasien.
nutrisi tidak cukup Kriteria Hasil : Anjurkan pasien untuk
untuk keperluan  Adanya peningkatan meningkatkan intake Fe
metabolisme tubuh. berat badan sesuai Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan protein
Batasan  Beratbadan ideal sesuai dan vitamin C
karakteristik : dengan tinggi badan  Berikan substansi gula
- Berat badan 20 %  Mampumengidentifikasi Yakinkan diet yang
atau lebih di bawah kebutuhan nutrisi dimakan mengandung
ideal  Tidk ada tanda tanda tinggi serat untuk
- Dilaporkan adanya malnutrisi mencegah konstipasi
intake makanan yang Menunjukkan Berikan makanan yang
kurang dari RDA peningkatan fungsi terpilih ( sudah
(Recomended Daily pengecapan dari dikonsultasikan dengan
Allowance) menelan ahli gizi)
- Membran mukosa  Tidak terjadi penurunan  Ajarkan pasien bagaimana
dan konjungtiva berat badan yang berarti membuat catatan
pucat makanan harian.
- Kelemahan otot  Monitor jumlah nutrisi
yang digunakan dan kandungan kalori
untuk  Berikan informasi tentang
menelan/mengunyah kebutuhan nutrisi
- Luka, inflamasi  Kaji kemampuan pasien
pada rongga mulut untuk mendapatkan
- Mudah merasa nutrisi yang dibutuhkan
kenyang, sesaat
setelah mengunyah
makanan Nutrition Monitoring
- Dilaporkan atau  BB pasien dalam batas
fakta adanya normal
kekurangan makanan  Monitor adanya
- Dilaporkan adanya penurunan berat badan
perubahan sensasi  Monitor tipe dan jumlah
rasa aktivitas yang biasa
- Perasaan dilakukan
ketidakmampuan  Monitor interaksi anak
untuk mengunyah atau orangtua selama
makanan makan
- Miskonsepsi  Monitor lingkungan
- Kehilangan BB selama makan
dengan makanan  Jadwalkan pengobatan
cukup dan tindakan tidak
- Keengganan untuk selama jam makan
makan  Monitor kulit kering dan
- Kram pada perubahan pigmentasi
abdomen  Monitor turgor kulit
- Tonus otot jelek  Monitor kekeringan,
- Nyeri abdominal rambut kusam, dan
dengan atau tanpa mudah patah
patologi  Monitor mual dan muntah
- Kurang berminat  Monitor kadar albumin,
terhadap makanan total protein, Hb, dan
- Pembuluh darah kadar Ht
kapiler mulai rapuh  Monitor makanan
- Diare dan atau kesukaan
steatorrhea  Monitor pertumbuhan dan
- Kehilangan rambut perkembangan
yang cukup banyak  Monitor pucat,
(rontok) kemerahan, dan
- Suara usus kekeringan jaringan
hiperaktif konjungtiva
- Kurangnya  Monitor kalori dan intake
informasi, nuntrisi
misinformasi  Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
Faktor-faktor yang papila lidah dan cavitas
berhubungan : oral.
Ketidakmampuan  Catat jika lidah berwarna
pemasukan atau magenta, scarlet
mencerna makanan
atau mengabsorpsi
zat-zat gizi
berhubungan dengan
faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.

4 Cemas b/d perubahan NOC : NIC :


status kesehatan  Anxiety control Anxiety Reduction
 Coping (penurunan kecemasan)
Definisi :  Impulse control  Gunakan pendekatan
Perasaan gelisah Kriteria Hasil : yang menenangkan
yang tak jelas dari  Klien mampu  Nyatakan dengan
ketidaknyamanan mengidentifikasi dan jelas harapan terhadap
atau ketakutan yang mengungkapkan gejala pelaku pasien
disertai respon cemas  Jelaskan semua
autonom (sumner  Mengidentifikasi, prosedur dan apa yang
tidak spesifik atau mengungkapkan dan dirasakan selama
tidak diketahui oleh menunjukkan tehnik prosedur
individu); perasaan untuk mengontol cemas Pahami prespektif
keprihatinan  Vital sign dalam batas pasien terhdap situasi
disebabkan dari normal stres
antisipasi terhadap  Postur tubuh, ekspresi  Temani pasien untuk
bahaya. Sinyal ini wajah, bahasa tubuh dan memberikan keamanan
merupakan tingkat aktivitas dan mengurangi takut
peringatan adanya menunjukkan  Berikan informasi
ancaman yang akan berkurangnya faktual mengenai
datang dan kecemasan diagnosis, tindakan
memungkinkan prognosis
individu untuk  Dorong keluarga
mengambil langkah untuk menemani anak
untuk menyetujui  Lakukan back / neck
terhadap tindakan rub
Ditandai dengan  Dengarkan dengan
 Gelisah penuh perhatian
 Insomnia  Identifikasi tingkat
 Resah kecemasan
 Ketakutan  Bantu pasien
 Sedih mengenal situasi yang
 Fokus pada diri menimbulkan kecemasan
 Kekhawatiran  Dorong pasien untuk
 Cemas mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
 Barikan obat untuk
mengurangi kecemasan
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilyn dkk . 2012 . Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta: E G C

John, O.M . 2004. Emergency Medicine Manual. USA : The Mc.Graw-Hill

Companies.

Muttaqin, Arif. 2008 . Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, Suzanne C . 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth . Jakarta : E G C.

Whaley & Wong’s . 1999 . Nursing Care Planning and Children Ed.6. St.Louis:

CV. Mosby.

Williams, Lippicont . 2008 . Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit .

Jakarta: Indeks.

Wilkinson, Judith . 2013 . Diagnosis NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC.

Jakarta: EGC .

Anda mungkin juga menyukai