Anda di halaman 1dari 59

DIARE

ABDUL ROHIM, RENNY BAGUS,


RETNO HMA, MARITO LOGOR

DIVISI GASTROENTEROLOGI
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD JAYAPURA
SISTEM DAYA TAHAN SALURAN CERNA

1. Non imunologis
• Flora usus
• Sekresi usus
• Asam lambung
• Gerak peristaltik
• Filtrasi hepar
• Bahan-2 antibakterial
(lisozim, garam empedu)

2. Pertahanan imunologis lokal


• Secretory Ig A
• Cell mediatory imunity
Epidemiologi
 Penyebab no 3 kunjungan ke Puskesmas.
 Indonesia : 200 – 400 kejadian diare / 1000
penduduk per tahun (60 juta/tahun)
 69 – 80 % : dibawah lima tahun.
 1 – 2 % dehidrasi : 50-60% meninggal bila tidak
mendapatkan pertolongan yang baik.
 350.000 – 500.000 – per tahun anak usia < 5 tahun
meninggal akibat diare.
Definisi

 Buang air besar dg frekuensi dan konsistensi


yg lain dari kebiasaan normal
 Normal : frekuensi tidak lebih 3x sehari,
konsistensi padat berbentuk
 Pada bayi (neonatus), konsistensi cair
dengan frekuensi lebih sering bisa terjadi
akibat pengaruh ASI
Klasifikasi Diare

 Lama diare : 1. Diare Akut


2. Diare Berkepanjangan
3. Diare Kronis

 MTBS : 1. Diare Akut


2. Diare Persisten
3. Disentri
Etiologi

1. Faktor Infeksi,
- Infeksi enteral (infeksi saluran pencernaan)
a. Bakteri :E. coli, Vibrio, Salmonella, Shigela,
aeromonas, Yersinia, dll.
b. Virus : Rotavirus, enterovirus, adenovirus,
astrovirus, dll
c. Parasit : Cacing (ascaris, trichuris, dll) protozoa
(E. histolytica, G. lamblia,T. hominis)
d. Jamur : Candida albicans, Monillia, dll
…Etiologi

- Infeksi parenteral

Biasanya adalah otitis media akut,


tonsilofaringitis, bronchopneumonia,
ensefalitis, infeksi saluran kemih, dll.
…Etiologi

2. Faktor Malabsorbsi
- Malabsorbsi Karbohidrat, yang tersering
adalah malabsorbsi laktosa
- Malabsorbsi lemak, yaitu trigliserida rantai
panjang (Long Chain Triglycerides)
- Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan, misalnya makanan basi,
beracun, alergi terhadap makanan, dll.
4. Faktor psikologis (jarang), misalnya karena
rasa takut dan cemas.
Patogenesis – Patofisiologi
1. Diare Sekretorik
- Rangsangan dinding usus oleh mikroorganisme
- Toksin  c AMP, c GMP sekresi air

dan elektrolit ke lumen usus , absorbsi 

2. Diare Osmotik
- Makanan/ zat yang tidak terabsorbsi tekanan
osmotik rongga usus  pergeseran air dan
elektrolit ke lumen usus
PATOFISIOLOGI DIARE
Gejala Klinis
 Cengeng, gelisah, nafsu makan berkurang/-,
kadang desertai peningkatan suhu badan.
 Frekuensi bab bertambah dengan bentuk
dan konsistensi yang lain dari biasanya
dapat cair, berlendir atau berdarah.
 Anus dan sekitarnya lecet (krn seringnya
defekasi dan semakin asamnya tinja)
Gejala Klinis
 Mual, muntah dan kembung dapat terjadi
akibat gangguan keseimbangan elektrolit.
 Bila kehilangan cairan makin banyak maka
gejala dehidrasi mulai tampak.
 Pernafasan yang cepat dan dalam
(Kussmaul) menunjukkan telah terjadi
gangguan gas darah (asidosis metabolik).
Gejala Klinis

Gejala klinis Rotavirus Shigella Salmo ETEC EIEC Vibrio


nella cholerae

Panas ++ ++ ++ - ++ -
Muntah sering jarang sering - - sering
Nyeri perut tenesmus tenesmus tenesmus/ + tenesmus kramp
kolik
Nyeri kepala - + + - - -
Frekuensi 5-10 x/hr >10x/hr sering sering sering Terus
Sifat tinja : menerus
- Volume sedang sedikit sedikit banyak sedikit banyak
- Konsistensi cair lembek lembek cair lembek cair
- Lendir jarang sering + + + -
- Darah - sering + - + -
- Bau - + busuk + - amis khas
- Warna Kuning Merah kehijauan tidak Merah Spt air
kehijauan kehijauan berwarna kehijauan Cucian
beras
KOMPLIKASI
Defisit cairan
(dehidrasi)

Gangguan Gangguan
keseimbanga Diare keseimbanga
n n
Asam basa elektrolit

Hipoglikemia

Malnutrisi
Gangguan Defisit /gangguan Defisit cairan
Asam basa elektrolit

Pencegahan Higiene/sanitasi
Diare
imunisasi Lingkungan/orang

Kerusakan Translokasi Gangguan mikro


Mukosa usus bakteri Ekosistem mikro
intoleransi biota
Penentuan derajat dehidrasi menurut skor Maurice King

Bag tubuh O 1 2
yang diperiksa
1. Keadaan Sehat Gelisah, lekas Mengigau,
umum marah, apatis, koma, shock
lunglai

2. Kekenyalan Normal Sedikit kurang Sangat kurang


kulit
3. Mata Normal Sedikit Sangat cowong
cowong
4. Ubun-ubun Normal Sedikit cekung Sangat cekung

5. Mulut Normal Kering Kering &


membiru
6. Denyut nadi Normal 120-140 x/m Besar 140 x/m
Pembagian dehidrasi
1. Ringan : Skor 0-2
BB turun 4-5 %
2. Sedang : Skor 3-6
BB turun 6-9 %
3. Berat : Skor 7-12
BB turun 10%
Pedoman sederhana untuk menentukan derajad dehidrasi

Gejala Dehidrasi Dehidrasi Dehirasi


ringan sedang Berat
1. Rasa haus + + -

2. Gejala kulit - + +

3. Gejala Otot - + +

4. Gejala - - +
kardiovaskuler
5. Gejala respirasi - - +

6. Gangguan - - +
kesadaran
Mengenal tanda dehidrasi
Tanda- tanda dehidrasi :
Tanda- tanda dehidrasi
Tanda- tanda dehidrasi :
Penanganan
•Rehidrasi
•Melanjutkan makan /ASI
•Antibiotika bila perlu saja
•Instruksi untuk ibu
- cara merawat dirumah,
- kapan harus membawa kembali,
- cara mencegah
Rehidrasi

• Cairan Rumah Tangga


• Oralit
• Infus ( Ringer Lactate, D5 1/4S, HSD )
• ASI
Prinsip Terapi Cairan

 Mengganti cairan dan elektrolit yang


hilang.
 Memperbaiki gangguan asam – basa.
 Menjaga perfusi jaringan.
 Rumatan.
 Mengganti on going abnormal losses.
 Tergantung individu.
Buku Ajar Diare

KOMPOSISI ELEKTROLIT CAIRAN IV

Mmol/liter
Cairan IV
Na K Ca+ Cl- Laktat / asetat

Ringer laktat 130 4 3 109 28

Larutan Darrow 1/2 61 18 0 52 27

Larutan garam faali 154 0 0 154 0


( normal)(0,9%NaCl)

Larutan garam 1/2 77 0 0 77 0

Larutan glukosa 0 0 0 0 0
Dehidrasi ringan – sedang

Tahap rehidrasi
• Pemberian per oral atau NGT
•Dehidrasi sedang
75 ml/kg/ 5 jam pada bayi 0-12 bulan
75 ml/kg/ 2,5 jam pd anak > 1 tahun

Tahap rumatan
• Mengganti cairan yang normal hilang
• Mengganti ongoing looses
Dehidrasi berat

Dehidrasi >10%
Menunjukkan gangguan tanda vital tubuh  perlu
cairan elektrolit parenteral  3 tahap

Tahap 1 : Terapi awal


• Memperbaiki dinamik sirkulasi dan
fungsi ginjal
• Dianjurkan larutan elektrolit dengan kadar Na
sama dengan darah
• Penambahan glukosa & basa untuk koreksi
asidosis
Tahap 2 : Terapi lanjutan

• Koreksi secara menyeluruh sisa defisit air dan


Na, mengganti kehilangan abnormal dari
cairan yang sedang berjalan (ongoing losses)
dan kehilangan obligatorik (kebutuhan
rumatan)
• Tahap ini perlu diketahui nilai elektrolit serum,
sehingga terapi cairan dapat dimodifikasi sesuai
kadar Na yang ada (iso/hipo/hiper- natremi)
Tahap 3 : Terapi akhir

• Pencegahan & terapi defisiensi nutrisi


• Cepat mendapatkan makanan / minuman
sebagai mana biasanya.
• Dehidrasi ringan – sedang, yang tidak
memerlukan terapi cairan parenteral 
makan dan minum tetap dapat dilanjutkan
Obat Anti diare / Antibiotika !

Tergantung penyebab
Virus terbanyak
Disusul Bakteri dan Parasit
Obat antimikroba / parasit untuk diare

Kolera : Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 2 hari )


 
Shigella : Trimetoprim (5-10mg/kg/hari) + Sulfametoksasol
25-50mg/kg/hari, Dibagi 2 dosis ( 5 hari )
Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hr , 4 dosis (5 hr )
 
Amebiasis : Metronidasol 30mg/kg/hr, 4 dosis ( 5-10 hari)
 
Giardiasis : Metronidasol 15mg/kg/hr, 4 dosis ( 5 hari )
Akibat pemberian obat anti diare
Pengaruh Probiotik
Useful action Microbes Harmful action

Bacteriodes Intestinal
Synthesis of vitamins putrefaction
Eubacterium
Anaerobic Streptococcus
Bifidobacterium

Digestion and Enterococcus Microbial


toxin
absorption Escherichia
Lactobacillus
Veillonella
Carcinogenic
Prevention of Clostridium Related substance
Infection
Staphylococcus
Proteus
Pseudomonas Pathogen
Stimulation of
immunity
Diare Kronik
Batasan
 Keluarnya tinja cair abnormal dan sering.
 14 hari atau lebih.
 Watery atau dysenteric.
 Insidious – akut.
 Intractable diarrhrea,
Epidemiolgi

 Berperan dalam morbiditas,mortalitas


dan malnutrisi.
 2.73% diare persisten.
 E.coli 9%, Salmonella 11.9%, Amoeba
6.8%.
 Malabsoerpsi gula dan lemak sekunder.
Etiologi & Gejala Klinik

 Intractable diarrhea
of infancy
 Enteritis oleh infeksi
yang
berkepanjangan.
 Intoleransi protein.
 Atrofi vilus.
Evaluasi Diare Kronik

 Riwayat Penyakit
 Pemeriksaan Fisik
(kekurangan nutrisi, vitamin,
kulit, mata,mulut otot )
 Laboratorium
Gangguan
Absorpsi Nutrien

 Penyumbatan fisik oleh trofosoit.


 Kerusakan mikrovilli.
 Kompetisi nutrien – penjamu.
 Gangguan absorpsi karen
inflamasi.
 Bakteri tumbuh lampau –
kompetitor nutrien.
Perjalanan Klinis Diare Akut
usia dibawah 2 tahun
90
80
70
60
%
Diare Akut
50
Berkepanjangan
40 Kronis
30
20
10
0
Penanganan

 Riwayat Nutrisi
 Penyakit dasar.
 Nutrisi Enteral
 Nutrisi Parenteral
 Pemeriksaan
Laboratorium
 Monitoring
Nasehat Kepada Ibu

• Cara mencampur Oralit


• Cara memberi Oralit
• Cairan rumah tangga lain
• ASI diteruskan
• Praktek penyapihan
• Makanan selama dan sesudah diare

• Kapan harus kembali


• Kebersihan perorangan dan rumah
• Imunisasi

Anda mungkin juga menyukai