Anda di halaman 1dari 35

DIARE AKUT,

PERSISTEN, DAN
KRONIS
DIARE AKUT
• Buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan
konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir, dan darah yang
berlangsung kurang dari 14 hari.
• Kuman patogen penyebab penting di negara berkembang:
Rotavirus
Escherichia coli
Shigella
Campylobacter jejuni
Cryptosporidium
PENYEBAB DIARE NON INFEKSI PADA ANAK
Kesulitan Defek Malabsorbsi Endokrinopati Neoplasma Lain-lain
makan Anatomis
Malrotasi Defisiensi Thyrotoksikosis Neuroblasto Infeksi non
disakaridase ma gastrointestina
l
Penyakit Malabsorpsi Penyakit Phaechromo Alergi susu
Hirschprung glukosa - Addison cytoma sapi
galaktosa
Short Bowel Cystic fibrosis Sindroma Sindroma Penyakit
Syndrome Adrekogenital Zoliinger Crohn
Ellison
Atrofi Cholestosis Defisiensi
mikrovili imun
Stricture Penyakit Colitis
Celiac ulserosa
Gangguan
motilitas usus
Pallegra
MEKANISME DIARE
a. Diare Osmotik
• Terjadi penurunan fungsi absorpsi karena:
1. Mengonsumsi magnesium hidroksida
2. Defisiensi sukrase-isomaltase adanya laktase defisien pada anak yang lebih
besar
3. Adanya bahan yang diserap

b. Diare Sekretorik
Diare sekretorik di negara berkembang umumnya disebabkan enterotoksin E coli
atau Cholera.
DIAGNOSIS

A. Anamnesa
• Hal – hal yang perlu ditanyakan: lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau,
ada/tidak lendir dan darah.
• Bila disertai muntah : volume dan frekuensinya.
• Kencing : biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6 – 8 jam terakhir.
• Makanan dan minuman yang diberikan selama diare.
• Demam, batuk, pilek, campak (penyakit lain yang menyertai).
DIAGNOSIS

B. Pemeriksaan Fisik
• Yang perlu diperiksa : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung, pernapasan, tekanan
darah.
• Tanda – tanda dehidrasi:
1. Kesadaran 6. Bibir, mukosa mulut, dan lidah
2. Turgor kulit abdomen kering/basah
3. Ubun-ubun besar cekung/tidak 7. Ekstremitas : capilllary refill
4. Mata cowong/tidak
5. Air mata ada/tidak
PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI
MENURUT WHO 1995
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, sadar *Gelisah, rewel *Lesu, lunglai atau tidak
sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Kering
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa tidak haus *Haus, ingin minum *Malas minum atau tidak
banyak bisa minum
Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat lambat
Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang Dehidrasi berat
Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau lebih Bila ada 1 tanda *
tanda lain ditambah 1 atau lebih
tanda lain
Terapi Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C
PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI
MENURUT MAURICE KING (1974)
Bagian tubuh yang Nilai untuk gejala yang ditemukan
diperiksa
0 1 2

Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng, apatis, Mengigau, koma, atau


ngantuk syok
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal Kering Kering & sianosis
Denyut nadi/menit Kuat < 120x Sedang (120 – 140x) Lemah > 140x

Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0,1 atau 2 sesuai tabel kemudian dijumlahkan
Nilai: 0 – 2 = Ringan 3 – 6 = Sedang 7 – 12 = Berat
LABORATORIUM
• Darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa darah, kultur dan tes resistensi
antibiotik.
• Urine : urine lengkap, kultur, dan tes resistensi antibiotik.
• Tinja
Test Laboratorium Organisme diduga/identifikasi
Mikroskopik : Leukosit pada tinja Invasive atau bakteri yang memproduksi sitotoksin
Trophozoit, kista, oocysts, spora G. lambia, E. histolytika, Cryptosporidium, I. belli, Cyclospora
Rhabditiform lava Stongyloides
Spiral atau basil gram (-) berbentuk S Camphylobacter jejuni
Kultur tinja : Standard E. coli, Shigella, Salmonella, Camphylobacter jejuni
Spesial Y. enterocollitica, V. cholerae, V. parahaemolyticus, C. difficile, E. coli, O 157 :
H7
Enzym imunosay atau latex aglutinasi Rotavirus, G. lamblia, enteric adenovirus, C. difficile
Serotyping E. coli, O 157 : H 7, EHEC, EPEC
Latex aglutinasi setelah broth enrichment Salmonella, Shigella
Test yang dilakukan di laboratorium riset Bakteri yang memproduksi toksin, EIEC, EAEC, PCR untuk genus yang virulen
TERAPI

• 5 pilar diare:
1. Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua
REHIDRASI DENGAN MENGGUNAKAN
ORALIT BARU
Oralit Baru Osmoralitas Mmol/liter
Rendah
Natrium 75
Oralit baru menurunkan kebutuhan suplementasi
Klorida 65 intravena dan mengurangi pengeluaran tinja hingga
Glucose, anhydrous 75 20% serta muntah hingga 30%
Kalium 20
Sitrat 10
Total Osmoralitas 245
Ketentuan pemberian oralit formula baru:
a. Beri ibu 2 bungkus
b. Larutkan 1 bungkus dalam 1 liter air matang, untuk persediaan 24 jam
c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan ketentuan:
Umur < 2 tahun : 50 – 100 ml tiap kali BAB
Umur 2 tahun atau lebih : 100 – 200 ml tiap BAB
d. Jika dalam 24 jam masih tersisa, sisa larutan harus dibuang
ZINC DIBERIKAN SELAMA 10 HARI

• Mengurangi lama dan beratnya diare.


• Pemberian zinc pada diare:
1. Meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus halus
2. Meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus
3. Meningkatkan jumlah brush border apical
4. Meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan patogen dari usus.
ZINC DIBERIKAN SELAMA 10 HARI
BERTURUT-TURUT
• Dosis zinc untuk anak-anak:
Anak di bawah umur 6 bulan : 10 mg ( ½ tablet ) per hari
Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg ( 1 tablet) per hari

Diberikan selama 10 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh dari diare
ASI DAN MAKANAN TETAP
DITERUSKAN
• Sesuai umur anak dengan menu yang sama sewaktu anak sehat

ANTIBIOTIK BILA DIPERLUKAN


• Hanya diberikan jika ada indikasi
• Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mempercepat resistensi kuman terhadap
antibiotik
NASIHAT PADA IBU DAN PENGASUH

• Kembali jika:
Demam
Tinja berdarah
Berulang
Makan dan minum sedikit
Sangat haus
Diare makin sering
Belum membaik dalam 3 hari
PENANGANAN DIARE
Klasifikasi Tanda – tanda atau Gejala Pengobatan
Dehidrasi Berat Terdapat dua atau lebih dari tanda Terapi C
di bawah ini:
• Letargis/tidak sadar
• Mata cekung
• Malas minum
• Cubitan perut kembal sangat
lambat (
Dehidrasi Ringan - Sedang Terdapat dua atau lebih tanda di Terapi B, bila sudah rehidrasi,
bawah ini: nasihati ibu untuk penanganan di
• Rewel, gelisah rumah dan kapan kembali
• Mata cekung
• Minum dengan lahap, haus
• Cubitan kulit kembali lambat
Tanpa Dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk Terapi A
diklasifikasikan dehidrasi ringan
atau berat
ANTIBIOTIK PADA DIARE
Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif

Kolera Tetracycline 12,5 mg/kgBB Erythromicin 12,5 mg/kgBB


4x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 3 hari

Shigella dysentry Ciprofloxacin 15 mg/kgBB Pivmecilinam 20 mg/kgBB


2x sehari selama 3 hari 4x sehari selama 5 hari

Ceftriaxone 5 – 100 mg/kgBB


1x sehari IM selama 2 – 5 hari
Amoebiasis Metronidazole 10 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari (10 hari
pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole 5 mg/kgBB
3x sehari selama 5 hari
DIARE PERSISTEN
& KRONIS
DIARE PERSISTEN DAN KRONIS

• Merupakan diare yang berlangsung 14 hari


• Diare persisten memiliki etiologi infeksi
• Diare kronis memiliki etiologi non infeksi
ETIOLOGI
Diare Kronis Diare Persisten
Intoleransi protein susu sapi/kedelai Rotavirus
Celiac disease V.cholera
Cystic Fibrosis Salmonella sp.
E. coli
Entamoeba histolytica
Staphylococcus aureus
Shigella
Pseudomonas
Salmonella typhi
Morganella morgagni
Klebsiella
Enterobacter
Aeromonas
Klebsiella oxytocia
Infeksi campuran
FAKTOR RISIKO TERJADINYA DIARE PERSISTEN
Faktor bayi Bayi berusia < 12 bulan
BBLR (<2500 gram)
Bayi atau anak dengan malnutrisi
Anak-anak dengan gangguan imunitas
Riwayat infeksi saluran nafas
Faktor maternal Ibu berusia muda dengan pengalaman yang terbatas
dalam merawat bayi
Tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu mengenai
higienis, kesehatan dan gizi, baik menyangkut ibu
sendiri ataupun bayi
Pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam pemberian
ASI serta MPASI
Pemberian susu pada bayi Pengenalan susu non-ASI
Penggunaan botol susu
Riwayat infeksi sebelumnya Riwayat diare akut dalam waktu dekat (khususnya
pada bayi < 12 bulan)
Riwayat diare persisten sebelumnya
Penggunaan obat sebelumnya Obat antidiare, karena berhubungan dengan
menurunnya gastrointestinal
Antimikroba, termasuk antibiotik dan anti-parasit
PATOGENESIS DIARE KRONIS
Interkuren infeksi Penurunan status Alergi makanan
imun

Kerusakan mukosa

Kemiskinan Malnutrisi

Penyapihan dini
Terapi puasa
Insufisiensi Kolonisasi kuman di Malabsorbsi asam
Organisme Patogen
pankreas usus halus empedu

Diare kronis
PERJALANAN DIARE AKUT MENJADI PERSISTEN
Diare infeksius

Malnutrisi sejak Pengobatan diare yang


awal tidak optimal dan
terlambat
Defisiensi imun

Malnutrisi Infeksi dan diare


mikronutrien mis. yang berulang
Zinc dan vit A

Diare berkepanjangan

Diare persisten dan enteropati


MEKANISME PATOFISIOLOGI DIARE
KRONIS DAN PERSISTEN
1. Sekretoris
• Cairan tidak dapat diserap dan terjadi pengeluaran cairan secara masif ke lumen usus

2. Osmotik
• Terjadi kegagalan proses pencernaan dan penyerapan nutrien usus halus sehingga tekanan
osmotik meningkat  cairan tertarik ke lumen usus
MEKANISME PATOFISIOLOGI DIARE
KRONIS DAN PERSISTEN
3. Mutasi protein transport
• Tingginya kadar Cl dan Na dalam usus memicu mekanisme osmotik
• Anak mengalami diare cair sejak prenatal, terjadi kelahiran prematur, dan gangguan tumbuh kembang

4. Pengurangan luas permukaan anatomi usus


• Karena berbagai gangguan usus seperti volvulus, atresia intestinal, penyakit Crohn.

5. Perubahan pada gerakan usus


• Hipomotalitas usus akibat malnutrisi, skleroderma, obstruksi usus, dan diabetes melitus sehingga terjadi
pertumbuhan bakteri berlebih pada usus.
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
Menggali perjalanan penyakit, frekuensi berak, faktor risiko penyebab diare, riwayat pemberian
makanan atau susu, darah dalam tinja, pemberian obat, penyakit sistemik.

2. Pemeriksaan fisik
Status dehidrasi, status gizi, dan status perkembangan anak
DIAGNOSIS

3. Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan darah
Hitung darah lengkap, elektrolit, ureum darah, fungsi hati, vitamin B12, folat, kalsium, feritin,
LED, protein C-reaktif

b. Pemeriksaan tinja
TERAPI

1. Penilaian awal, resusitasi, dan stabilisasi


2. Pemberian nutrisi
3. Terapi farmakologis
4. Follow up
KOMPLIKASI

• Gangguan Elektrolit
• Kegagalan Upaya Rehidrasi Oral
• Kejang
PENCEGAHAN

1. Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare


2. Memperbaiki daya tahan tubuh
REFERENSI

• Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 2015. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi, Jilid I.
Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
• WHO.2009. The World Health Report 2009.

Anda mungkin juga menyukai