Anda di halaman 1dari 47

Program Pengendalian

Penyakit Diare

SEKSI P2PM
DINAS KESEHATAN KAB.TULUNGAGUNG
Pendahuluan
Rohde & Northrup, 1976:
Diare membunuh 5 juta anak per tahun di negara
berkembang
Snyder & Merson, (1954-1979):
Anak < 5 tahun: 2,2 episode diare per tahun
4,6 juta kematian per tahun
Committee of the US Institute of
Medicine,1986:
3,5 juta kematian per tahun

2
Bern et al, (1980-1990):
2,6 episode per tahun
3,3 juta kematian per tahun
Kosek et al, (1990-2000):
Kematian karena diare: 21% dari seluruh kematian
pada anak < 5 tahun
2,5 juta kematian per tahun
Murray et al, 2000:
Kematian karena diare: 13% dari seluruh kematian
pada anak < 5 tahun
1,4 juta kematian per tahun
3
Terjadi penurunan mortalitas karena diare,
tetapi morbiditasnya tidak terlalu banyak
berubah.
Penyebab penurunan kematian:
Peningkatan penggunaan ORT
Peningkatan nutrisi
Peningkatan penggunaan ASI
Peningkatan makanan tambahan
Edukasi ibu
Imunisasi campak
Peningkatan higiene dan sanitasi
4
Pendahuluan
Berak cair >3 kali sehari
Biasa pada anak umur 6 bln 2th
Bayi< 6 bulan diare biasanya terjadi karena
minum susu sapi atau susu formula
Bayi dng ASI eksklusif biasanya beraknya
lembek; ini bukan diare

5
Pembagian Diare
Berdasar Dehidrasi
Dehidrasi berat
Dehidrasi ringan/sedang
Tanpa dehidrasi

Berdasar lamanya
Diare akut: < 14 hari
Persisten: 14 hari

Berdasar ada/tidaknya darah


Disentri: ada darah dlm tinja 6
Etiologi

Kuman patogen Persentase kasus


Virus Rotavirus 15-25
Bakteri E. coli enterotoksigenik 10-20
Shigella 5-15
Campylobacter jejuni 10-15
Vibrio cholerae 5-10
Salmonella (non-typhus) 1-5
E. coli enteropatogenik 1-5
Protozoa Cryptosporidium 5-15
Non patogen 20-30
7
Siklus Penularan Penyakit Diare

Tanah
Jamban
Airbersih
Air Limbah

Tangan
Sumber Perilaku:
*Cuci Tangan
Lalat * Cara Pemb Tinja Sakit
* Cara Menyiap mkn
* Cara Pemb ASI/MPAISI
Makanan * Immunisasi Campak

Agent Environment Host


Perilaku khusus yang dapat meningkatkan
penyebaran kuman:
Tidak memberi ASI secara penuh pada 4-6 bulan
pertama kehidupan
Menggunakan botol susu
Menyimpan makanan masak pada suhu kamar
Menggunakan air minum yang tercemar bakteri
yang berasal dari tinja
Tidak mencuci tangan setelah BAB, setelah
membuang tinja atau sebelum memasak makanan
Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi)
dengan benar

9
Faktor pejamu yang dapat meningkatkan
kerentanan terhadap diare:
Tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun
Kurang gizi
Campak
Imunodefisiensi/imunosupresi

10
MENILAI DIARE
berapa lama anak menderita diare.
adakah darah/lendir dalam tinja untuk
menentukan apakah anak menderita
disentri.
adakah tanda-tanda dehidrasi

11
Cara menilai diare

Jika Ya, TANYAKAN: LIHAT dan RABA:

1.Sudah berapa lama? 1. Lihat keadaan umum anak. Apakah


2.Adakah darah dalam tinja anak:
(beraknya berdarah)? Letargis atau tidak sadar?
Gelisah atau rewel/mudah marah?
2. Lihat apakah matanya cekung?
3. Beri anak minum. Apakah anak:
Tidak bisa minum atau malas minum
Haus, minum dengan lahap?
4. Cubit kulit perut untuk mengetahui
turgor.
Apakah kembalinya:
Sangat lambat (lebih dari 2 detik)?
Lambat?

12
TANYA: Sudah berapa lama?
Diare yang berlangsung 14 hari atau lebih adalah
diare persisten/kronik.

TANYA: Adakah darah dalam tinja (beraknya


berdarah?)
Tanyakan apakah ibu pernah melihat darah dalam
tinja anaknya selama episode diare ini.

13
Cubitan kulit Perut kembalinya sangat lambat

14
KLASIFIKASI DEHIDRASI
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut DEHIDRASI
ini: BERAT
1. Letargis atau tidak sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum atau malas minum
4. Cubitan kulit perut kembalinya sangat
ambat
Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut DEHIDRASI
ini: RINGAN/SEDANG
1. Gelisah, rewel/mudah marah
2. Mata cekung
3. Haus, minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tidak cukup tanda-tanda untuk TANPA
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat DEHIDRASI
atau ringan/sedang

15
KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN

Apabila diare berlangsung 14 hari

Ada dehidrasi DIARE PERSISTEN BERAT

Tanpa dehidrasi DIARE PERSISTEN

16
KLASIFIKASI DISENTRI
Darah dalam tinja (beraknya DISENTRI
campur darah)

17
Penatalaksanaan
Pengobatan
Prinsip pengobatan:
Diare membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit
tanpa melihat etiologinya
Makanan harus diteruskan dan tingkatkan selama diare
untuk menghindari efek buruk pada gizi
Antibiotika dan antiparasit tidak boleh digunakan secara
rutin, kecuali pada:
Disentri (shigella)
Kolera,amubiasis
Diare persisten
bila ditemukan tropozoit atau kista G lamblia atau
tropozoit E histolitika di tinja atau cairan usus,atau bila
bakteri usus patogen ditemukan dalam kultur tinja
18
Penilaian derajat dehidrasi

Tanpa dehidrasi Rencana pengobatan A


Dehidrasi tidak berat Rencana pengobatan B
Dehidrasi berat Rencana pengobatan C

19
Tanpa dehidrasi

Keadaan umum: baik, sadar


Mata: normal
Air mata: ada
Mulut dan lidah: basah
Rasa haus: minum biasa tidak haus
Turgor kulit: kembali cepat

20
Dehidrasi tidak berat:
Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda
yang lain.

Keadaan umum: gelisah, rewel*


Mata: cekung
Air mata: tidak ada
Mulut dan lidah: kering
Rasa haus: haus, ingin minum banyak*
Turgor kulit: kembali lambat
21
Dehidrasi berat:
Bila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda
yang lain.

Keadaan umum: lesu, lunglai atau tidak sadar*


Mata: sangat cekung dan kering
Air mata: tidak ada
Mulut dan lidah: sangat kering
Rasa haus: malas atau tidak bisa minum*
Turgor kulit: kembali sangat lambat
22
Terapi rehidrasi
Tujuan:
Mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit
secara cepat (terapi rehidrasi) dan kemudian
mengganti cairan yang hilang sampai diarenya
berhenti (terapi rumatan)
Pelaksanaan:
Upaya rehidrasi oral
Pengobatan intravena

23
Upaya rehidrasi oral

Prinsip
Absorpsi Natrium (dan juga elektrolit lain dan air)
di usus dilakukan secara absorpsi aktif molekul
makanan tertentu seperti glukosa atau L asam
amino
Cairan yang digunakan
Cairan rehidrasi oral (Oralit)
Cairan rumah tangga

24
Terapi rehidrasi intravena
Tujuan
Mengembalikan dengan cepat volume cairan
tubuh dan memperbaiki syok hipovolemik
Hanya untuk penderita dengan dehidrasi berat
Cairan yang digunakan
Ringer laktat
NaCl 0,9%
Cairan D Gana
NaCl 0,45%

25
KOMPOSISI ORALIT
Oralit Formula Lama Oralit Formula Baru
Komposisi
mmol/l mmol/l
Glukosa 111 75

Natrium 90 75

Klorida 80 65

Kalium 20 20

Sitrat 10 10

Osmolaritas Total 311 245


Formula oralit oleh pemerintah, sesuai dg formula
baru oralit (dianjurkan WHO). Formula oralit ukuran
200 ml yaitu :
NaCl (garam biasa) : 0,52 gram
Trisodium sitrat hidrat : 0,58 gram
Kalium klorida (KCl) : 0,30 gram
Glukosa (anhidrat) : 2,70 gram

Kemasan 200 ml hanya digunakan di Puskesmas, RS,


Pusk dg perawatan, masy / kader
PETUNJUK PEMBERIAN ORALIT
SESUAI UMUR
JML ORALIT YG DIBERIKAN
UMUR
TIAP BAB
< 12 bulan 50 - 100 ml

1-4 tahun 100 - 200 ml

>5 tahun 200 300 ml

Dewasa 300 400 ml


ZINC DAN DIARE

ZINC
ZAT GIZI MIKRO YANG PENTING UNTUK KESEHATAN DAN
PERTUMBUHAN

SUPLEMENTASI
SUPLEMENTASI ZINC PADA ANAK DIARE DAPAT MENURUNKAN LAMA
SAKIT, PARAHNYA PENYAKIT, DAN MENURUNKAN KEMUNGKINAN
ANAK UNTUK KEMBALI DIARE
DOSIS ZINC
BAYI USIA 2 5 BULAN 10 MG SEKALI SEHARI SELAMA 10 HARI.
BAYI / BALITA USIA 6 BL 12 TH TABLET ZINK 20 MG SEKALI SEHARI SELAMA 10 HARI

CARA PEMBERIAN
LARUTKAN TABLET DENGAN SEDIKIT AIR MATANG ATAU ASI DALAM SENDOK,
LALU DI MINUM.
Penelitian di Indonesia : Zinc memp. Efek
protektif thd diare & menurunkan
kekambuhan diare sebesar 11%, sedangkan
bdsr pilot studi Zinc punya tingkat hasil
guna sebesar 67%
Apabila jam anak muntah setelah
pemberian tablet Zinc, berikan lagi tablet
Zinc dg cara memberi potongan lbh kecil &
diberikan bbrp kali hingga 1 dosis penuh.
PENCEGAHAN DIARE

1. ASI secara penuh 4 6 bulan


( ASI : antibodi, aman, daya lindung 4 kali,
mengurangi keparahan)
Menurunkan Kesakitan 8 20 %
Menurunkan Kematian 24 27 %

2. MPASI
Menghindari pencemaran,
Perbaikan gizi
PENCEGAHAN DIARE

3. Cuci tangan
1 48 % kesakitan

4. Penyediaan Air bersih,Penggunaan latrin +


tinja bayi
Kesakitan 22 27 %

Kematian 21 30 %
PENCEGAHAN DIARE

5. Imunisasi Campak
Cakupan 45 90 %
Mencegah campak 44 64 %,
Mencegah kes diare 0,6 3,8 %, kematian
diare 628 pd balita
Apa cara yang
tepat
untuk mencuci
tangan
anda?

Enam langkah
@ Enam detik!
CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM P2
DIARE TAHUN 2016

No Indikator Target Capaian %


1 Cakupan penemuan 13.026 6.993 53,69
kasus diare balita

2 Cakupan penemuan 27.705 25.004 90,21


kasus diare semua umur

3 Penderita diare yang 0


meninggal
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000

-
200
400
600
800
BESUKI
BESOLE
BANDUNG
PAKEL
BANGUNJAYA
CAMPURDARAT
TANGGUNGGUNUNG
KALIDAWIR
TUNGGANGRI
PUCANGLABAN
REJOTANGAN
BANJAREJO
NGUNUT
BALESONO
SUMBERGEMPOL
BENDILWUNGU
BOYOLANGU
BEJI
TULUNGAGUNG
SEMBUNG
KEDUNGWARU
SIMO
TAHUN 2016

NGANTRU
PUCUNG
KARANGREJO
KAUMAN
DIBANDING TARGET

GONDANG
TIUDAN
PAGERWOJO
SENDANG
DONO
PENEMUAN KASUS DIARE SEMUA UMUR

Target
Capaian
-
100
200
300
400
500
600
700
BESUKI
BESOLE
BANDUNG
PAKEL
BANGUNJAYA
CAMPURDARAT
TANGGUNGGUNUNG
KALIDAWIR
TUNGGANGRI
PUCANGLABAN
REJOTANGAN
BANJAREJO
NGUNUT
BALESONO
SUMBERGEMPOL
BENDILWUNGU
BOYOLANGU
BEJI
TULUNGAGUNG
SEMBUNG
KEDUNGWARU
SIMO
TAHUN 2016

NGANTRU
PUCUNG
KARANGREJO
KAUMAN
DIBANDING TARGET

GONDANG
TIUDAN
PAGERWOJO
SENDANG
DONO
PENEMUAN KASUS DIARE BALITA

Target
Capaian
DISTRIBUSI KASUS DIARE BERDASARKAN
UMUR DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 2016

> 20 Th

15 - 19 Th

10 - 14 Th

L
5 - 9 Th
P

1 - 4 Th

6 Bln - < 1 Th

0-6 BLN

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000


PROPORSI PENDERITA DIARE SEMUA UMUR
YANG DIBERI ORALIT
TAHUN 2016

30000
25004 75,05 %
25000

18766
20000

15000

10000

5000

0
PENDERITA SEMUA UMUR ORALIT
PROPORSI PENDERITA DIARE BALITA
YANG DIBERI ZINC
TAHUN 2016

6,993
7,000 68,72 %
6,000
4806
5,000

4,000

3,000

2,000

1,000

PENDERITA BALITA ZINC


PROPORSI PENDERITA DIARE RAWAT INAP
YANG DIBERI RL
TAHUN 2016

18000 16083
16000

14000

12000

10000

8000

6000
3,4 %
4000
1608
2000
547
0

PENDERITA TARGET RL RL
RAWAT INAP
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PROGRAM P2 DIARE
Rehidrasi oral dengan oralit.
Pemberian tablet zink untuk semua penderita
diare diutamakan balita.
Pemberian cairan intravena dengan ringer lactat
untuk penderita diare dehidrasi berat dan tak bisa
minum.
Penggunaan antibiotika secara rasional.
Nasehat pada keluarga tentang pentingnya
meneruskan pemberian ASI bayi dan makanan
pendamping pada balita, rujukan dan
pencegahan.
Mengupayakan tatalaksana penderita diare di
sarana kesehatan dan rumah tangga.
Peningkatan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)
dan penanggulangan Kejadian Luar Bisa (KLB)
diare.
Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
(SDM).
Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas
sektor dalam penemuan dan penanganan kasus
diare.
Adanya LROA (Layanan Rehidrasi Oral Aktif) di
Puskesmas dan jaringannya serta Posyandu
PERMASALAHAN
Laporan kasus diare Puskesmas belum semuanya
tertib.
Belum semua Puskesmas melaporkan penemuan
kasus diare yang berasal dari fasyankes swasta
atapun penemuan dari kader
Kesadaran masyarakat tentang hidup bersih
masih kurang.
Penanganan kasus diare sesuai standart belum
seluruh Puskesmas menjalankan yaitu adanya
Puskesmas yang tidak memberikan tablet zink
untuk balita yang diare.

Anda mungkin juga menyukai