0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
75 tayangan5 halaman
Panduan ini menjelaskan tata laksana diare akut pada anak, meliputi penilaian derajat dehidrasi, rehidrasi oral atau parenteral berdasarkan tingkat dehidrasinya, pemberian zat besi dan nutrisi, serta antibiotik untuk komplikasi tertentu. Edukasi kepada orang tua tentang tanda bahaya dan langkah preventif juga ditekankan.
Panduan ini menjelaskan tata laksana diare akut pada anak, meliputi penilaian derajat dehidrasi, rehidrasi oral atau parenteral berdasarkan tingkat dehidrasinya, pemberian zat besi dan nutrisi, serta antibiotik untuk komplikasi tertentu. Edukasi kepada orang tua tentang tanda bahaya dan langkah preventif juga ditekankan.
Panduan ini menjelaskan tata laksana diare akut pada anak, meliputi penilaian derajat dehidrasi, rehidrasi oral atau parenteral berdasarkan tingkat dehidrasinya, pemberian zat besi dan nutrisi, serta antibiotik untuk komplikasi tertentu. Edukasi kepada orang tua tentang tanda bahaya dan langkah preventif juga ditekankan.
DIARE AKUT 1. Pengertian ( Definisi) Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsisten cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu
2. Anamnesis Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsentrasi tinja, lendir dan/darah dalam tinja Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung Jumlah cairan yang masuk selama diare Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi makanan yang tidak biasa Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
3. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan lidah Berat badan Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti napas cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia) 4. Kriteria Diagnosis KriteriaKlinis Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut : a. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan) Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan Keadaan umum baik, sadar Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa mulut dan bibir basah Turgor abdomen baik, bising usus normal Akral hangat b. Dehidrasi ringan sedang/ tidak berat (kehilanagn cairan 5-10% berat badan) Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan Keadaan umum gelisah atau cengeng Ubun-ubun besar sedikut cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mukosa mulut dan bibir sedikit kering Turgor kurang, akral hangat
c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10%berat badan)
Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau lebih tanda tambahan Keadaan umum lemah, letargi atau koma Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut dan bibir sangat kering Turgor sangat kurang dan akral dingin Pasien harus rawat inap
5. Diagnosis Kerja Diare Akut
6. Diagnosis Banding 1. Disentri
2. Kolera 7. Pemeriksaan a. Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, Penunjang kecuali apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja : - Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau - Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri b. Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut c. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
8. Tata Laksana 1. Cairan
a. Tanpa dehidrasi Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan ORALIT diberikan 5-10 mL/kg BB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus diberikan. Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profus) b. Dehidrasi ringan-sedang Cairan rehidrasi oral (CRO) diberikan sebanyak 75 mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/kgBB setiap diare cair. Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala. - Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari - Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari - Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari - Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orang tua. c. Dehidrasi berat Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat 100 mL/kgBB dengan cara pemberian: - Umur kurang dari 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 5 jam berikutnya - Umur di atas 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBBdalam 2,5 jam berikutnya
Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau
dan dapat minum, dimulai dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit - Hipernatremia (Na >155 mEq/L) Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrose 5% ½ salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bisa menyebabkan edema otak - Hiponatremia (Na <130 mEq/L) Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesai, apabila masih dijumpai hiponatremia dilakukan koreksi sbb: Kadar Na koreksi (mEq/L) = 125 – kadar Na serum x 0.6 x berat badan; diberikan dalam 24 jam - Hiperkalemia (K >5 mEq/L) Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% sebanyak 0.5-1 ml/kg BB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit; sambil dimonitor irama jantung dengan EKG. Untuk pemberian medikamentosa dapat dilihat PPM Nefrologi. - Hipokalemia (K <3,5 mEq/L) Koreksi dilakukan menurut kadar Kalium. Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCl 75 mEq/kg BB per oral per hari dibagi 3 dosis Kadar K <2,5 mEq/L, berikan KCl melalui drip intravena dengan dosis: 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 2 mEq/kgBB/24 jam dalam 4 jam pertama 3,5 - kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam 2. Seng Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari 3. Nutrisi ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x sehari), rendah serat, buah buahan diberikan terutama pisang. Medikamentosa Tidak boleh diberikan obat anti diare 4. Antibiotik kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai lini kedua. Bila kedua antibiotik tersebut sudah resisten maka lini ketiga adalah sefiksim. - Antiparasit Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis merupakan obat pilihan untuk amuba vegetatif
9. Edukasi a. Orang +tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke
(Hospital Health Pusat Pelayanan Kesehatan bila ditemukan hal sebagai Promotion) berikut: demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. b. Orangtua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar. Langkah promotif/preventif : (1) ASI tetap diberikan (2) kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan (3) kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban (4) immunisasi campak (5) memberikan makanan penyapihan yang benar (6) penyediaan air minum yang bersih (7) selalu memasak makanan 10. Lama Perawatan 3-5 hari