PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu.
Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar,
sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari
maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita kasus gawat darurat, maka
diperlukan peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat
kejadian, selama perjalanan ke Puskesmas, maupaun di Puskesmas. Berkaitan dengan
hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat di IGD harus
berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat .
B. Tujuan Pedoman
1. Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan pada Puskesmas Bakung yang
aman, bermanfaat, bermutu, berkesinambungan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Tersedianya standar pelayanan pada penanganan dan pelayanan kegawat
daruratan di Puskesmas Bakung.
C. Sasaran Pedoman
Pedoman ini diperuntukkan bagi tenaga medis dan paramedis yang bertugas di
Ruang Tindakan dan gawat darurat Puskesmas Bakung khususnya dan karyawan
Puskesmas Bakung pada umumnya dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang
diberikan kepada pasien.
1
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Ruang Tindakan dan Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang berada dalam keadaan gawat darurat atau akan menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila
tidak mendapat pertolonngan secepatnya.
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
- Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
- Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
- Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
E. Batasan Operasional
1. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat
Adalah Unit pelayanan di Puskesmas yang memberikan pelayanan pertama pada
pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan secara terpadu dengan
melibatkan berbagai multidisiplin.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma/
penyakit serta kecepatan penanganan/pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan-perubahan anatomi
yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan
fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
6. Pasien Gawat darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak
mendapat pertolongan secepatnya.
7. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
misalnya kanker stadium lanjut.
8. Pasien Darurat Tidak Gawat
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan
anggota badannya, misalnya luka sayat dangkal.
9. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat
2
Misalnya pasien dengan ulcus, TBC kulit dan sebagainya.
10. Kecelakaan (Accident)
Suatu kejadian dimana terjadi interaksi berbagai faktor yang datangnya
mendadak, tidak dikehendaki sehingga menimbulkan cedera fisik, mental dan
sosial.
Kecelakaan dan cedera dapat diklasifikasikan menurut :
a. Tempat kejadian :
1) Kecelakaan lalu lintas
2) Kecelakaan di lingkungan rumah tangga
3) Kecelakaan di lingkungan pekerjaan
4) Kecelakaan di sekolah
5) Kecelakaan di tempat-tempat umum lain seperti halnya : tempat rekreasi,
perbelanjaan, di area olah raga dan lain - lain.
b. Mekanisme kejadian :
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
c. Waktu kejadian :
1) Waktu perjalanan (travelling/transport time)
2) Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain - lain.
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau
manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta
benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta
menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari
salah satu system/organ di bawah ini, yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas
Kegagalan (kerusakan) System/organ tersebut dapat disebabkan oleh :
a. Trauma/cedera
b. Infeksi
c. Keracunan (poisoning)
d. Degerenerasi (failure)
3
e. Asfiksi
f. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar
(excessive loss of water and electrolit)
g. dan lain-lain.
Kegagalan sistem susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan
hipoglikemia dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, sedangkan
kegagalan sistem/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu
yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat
(PPGD), dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
a. Kecepatan menemukan penderita gawat darurat
b. Kecepatan meminta pertolongan
c. Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
1) Ditempat kejadian.
2) Dalam perjalanan ke Puskesmas.
3) Pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
5
8 Bagas Amrullah, AMd. Kep Perawat D3 PPGD,
Keperawatan PELATIHAN
TB
STRATEGI
DOTS
9 Amadhea Dewi Retnani, AMd. Perawat D3 PPGD
Kep Keperawatan
10 Erma Septin Susanti, AMd. Perawat D3 PPGD
Kep Keperawatan
11 Yusi Pujiarti, AMd. Kep Perawat D3 PPGD
Keperawatan
12 Yesi Eko Wibowo, S.Kep, Perawat S1 PPGD
Ners Keperawatan
13 Novia Yovan, AMd. Kep Perawat D3 PPGD
Keperawatan
BIDAN
1 Wiwik Endang PA, S.Tr.Keb Bidan D4 APN, CTU,
Penyelia Kebidanan PPGDON,Fasi
Profesi litator Bidel,
MTBM
2 Marsutri Alfiyah, S.Tr.Keb Bidan D4 APN, CTU,
Penyelia Kebidanan MTBM,
MTBS,BIDEL
3 Wahyu Naning, A.Md.Keb Bidan D3 APN, CTU,
Terampil Kebidanan Manajemen
Puskesmas,
Akreditasi,
Manajemen
Asfixia BBL,
KS,
Komunikasi
Efektif
4 Rina Dwi W, A.Md.Keb Bidan D3 APN, CTU
Terampil Kebidanan
5 Octaviana Astuti, A.Md.Keb Bidan D3 APN, CTU,
Terampil Kebidanan MTBS, MTBM,
BIDEL
6 Yanu Erwida, A.Md.Keb Bidan D3 APN, CTU
Terampil Kebidanan
6
13 Rosania Aninditasari, Bidan D3 APN, CTU,
A.Md.Keb Terampil Kebidanan MU,
C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. Pengaturan Jaga
1. Pengaturan Jaga Perawat UGD
Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan dipertanggung jawabkan
oleh Penanggung Jawab UGD dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
perawat pelaksana UGD setiap satu bulan.
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam.
2. Pengaturan Jaga Dokter UGD
Jadwal dokter jaga UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan untuk shif pagi
Untuk shif sore, malam dan hari libur dokter jaga oncall
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
BED BED
P2/P3 P2/P3
RUANG
TABUNG
OKSIGEN
Frondesk
BED
P4
PINTU Troli
RUANG Emergency
STERILISATOR
BED
P1
PINTU
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Sarana
UGD Puskesmas Bakung berlokasi di lantai I gedung Puskesmas yang
dilwngkapi dengan triase. Ruangan terdiri dari 4 tempat tidur yang dapat
digunakan untuk pasien P1, P2, P3, P4.
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku standar
Puskesmas untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan
jantung.
a. Alat - alat untuk resusitasi
1. Oxigen lengkap dengan flowmeter (1 set)
2. Laringoskope anak & dewasa (2 set)
3. Spuit semua ukuran (masing – masing 10 buah)
4. Oropharingeal air way (sesuai kebutuhan)
5. Infus set / transfusi set (2/ 3 buah)
6. Brandcard fungsional diatur posisi trendelenberg, ada gantungan infus &
penghalang (1 buah)
7. Gunting besar (1 buah)
8. Defribrilator (1 buah)
9. Alat EKG (1 buah)
10. Ambubag (1 buah)
8
11. Stetoskop (1 buah)
12. Tensimeter (1 buah)
13. Thermometer (1 buah)
14. Tiang Infus (1 buah)
b. Alat - alat untuk tindakan bedah
1. Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set)
2. Verban segala ukuran :
- 4 x 5 cm (5 buah)
- 4 x10 cm (5 buah)
3. Hecting set (1 set)
4. Benang-benang / jarum segala jenis dan ukuran :
- Cat gut 2/0 dan 3/0 (1 buah)
- Silk Black 2/0 (1 buah), 3/0 (1 buah)
- Jarum (1 set)
5. Lampu sorot (1 buah)
6. Kassa (1 tromel)
7. Ganti verban set (1 set)
Spuit sesuai kebutuhan
- 5 cc (5 buah)
- 50 cc (1 buah)
8. Infus set (1 buah)
9. Dower Catheter segala ukuran
- Nomer 16 (2 buah)
- Nomer 18 (2 buah)
10. Emergency lamp (1 buah)
11. Stetoskop (1 buah)
12. Tensimeter (1 buah)
13. Thermometer (1 buah)
14. Elastis verban sesuai kebutuhan
- 6 inchi (1 buah)
- 4 inchi (2 buah)
- 3 inchi (1 buah)
15. Tiang infus (2 buah)
b
P M
a
u e
h
s m
w
k a
a 11
e s
s t
e
a k
r
s a
s
n
y
BAB IV
M
a
TATA LAKSANAePELAYANAN
b
r
m a
a
A. LINGKUP KEGIATAN a h
t
1. Petugas Penanggung Jawab s w
a
1. Dokter UGD t a
n
2. Perawat UGD i
k p
2. Perangkat Kerja u
a e
Status Medis Pasien m
n r
u UGD
3. Tata Laksana Pendaftaran Pasien
s
1. m
Pendaftaran pasien yang datang ke UGD dilakukan oleh
b y
,
pasien/keluarga dibagian Tempat Pendaftaran
a Pasien (TPP).
a
2. Bila keluarga tidak ada
h petugas
r UGD bekerja sama dengan
k
Petugas TPP untuk mencari identitas
w pasien.
a
e
3. Sebagai bukti pasiena sudah t mendaftar, petugas TPP akan
b
memberikan rekam medis untuk
i
diisi oleha dokter atau perawat UGD yang
bertugas. p n
j
4. e
Bila pasien dalama keadaan gawat darurat, maka akan langsung
r u
diberikan pertolongan di UGD,
k sementara keluarga/penanggung jawab
s m
a
melakukan pendaftaran di bagian TPP.
y u
n
a m
B. TATA LAKSANA SISTEM KOMUNIKASI UGD
r ,
d
1. Petugas Penanggung Jawab a
a
Dokter / perawat UGD t k
l
2. Perangkat Kerja
a e
a
Pesawat Telephone n b
m
3. Tata Laksana Sistem Komunikasi UGD i
u
a. Antara UGD dengan dokter pkonsulen j
/ Puskesmas lain / yang terkait dengan
m a
pelayanan diluar Puskesmas
e adalah menggunakan pesawat telephone
u k
langsung dari UGD l
m a
a
b. Antara UGD dengan petugas ambulance yang berada dilapangan
, n
menggunakan handphone. k
s
k d
a
C. TATA LAKSANA PELAYANAN TRIASE e a
n
1. Petugas Penanggung Jawab b l
a
Dokter jaga UGD i a
a
2. Perangkat Kerja j m
n
a. Stetoscope a
b. Tensimeter k p
S
a e
c. Rekam medis i
n l
s 12
a
t
d k
e
m
l a
a n
M
m a
a
a
n
3. Tata Laksana Pelayanan Triase UGDp n
a
1. Pasien/keluarga pasien mendaftar eke bagian TPP
j
l
2. Dokter jaga UGD melakukane pemeriksaanSpada pasien secara lengkap dan
a
menentukan prioritas penanganan. i
m
k s
3. Prioritas pertama (Merah,e Tertinggi, Emergency) yaitu mengancam
s t
jiwa/mengancam fungsi vital,npasien ditempatkan di bed P1
a e
4. Prioritas kedua (Kuning, Medium, Urgent) yaitu potensial mengancam jiwa/
n m
fungsi vital, bila tidak segera M
ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan
a
pemindahan bersifat terakhir.uPasien ditempatkan di bed P2
a M
t
5. Prioritas ketiga (Hijau, Rendah, n Non a Emergency) yaitu memerlukan
u
pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan
n dan pemindahan bersifat
terakhir. Pasien ditempatkan di bedS P3. a
P
i j
u
e
s CONSENT
D. TATA LAKSANA PENGISIAN INFORMED
s
1. Petugas Penangung Jawab k t m
e e
Dokter jaga UGD e
m n
2. Perangkat Kerja s
m
Formulir Persetujuan Tindakan
M M
a
3. Tata Laksana Informed Consent
a u
1. Dokter UGD yang sedangs bertugas menjelaskan
t
tujuan dari pengisian
n
informed consent pada pasien / keluarga
a pasien
u disaksikan oleh perawat
d
2. Pasien menyetujui, informed consent
j diisi dengan lengkap disaksikan oleh
i
perawat. e P
m
3. Setelah diisi dimasukkan dalam rekam u pasien.
m medis
e
e s
n
n
E. TATA LAKSANA TRANSPORTASIgPASIEN k
e
1. Petugas Penanggung Jawab e
M s
1. Perawat
r UGD
u m
2. Sopir tAmbulance
t a
2. Perangkat Kerja i
u s
1. Ambulan
d
2. Alat Tulis P d
a
3. Tata Laksana Transportasi Pasien UGD
u i
n
1. Bagi pasien yang memerlukan
s penggunaan
m ambulance sebagai
e
transportasi, maka perawat UGD kmenghubungi petugas ambulance.
d
2. Perawat UGD menuliskan e
data-datan / penggunaan ambulance (nama
i
g
s penggunaan
pasien , waktu penggunaanl & tujuan
m e
3. Perawat UGD menyiapkan
a alat medis sesuai dengan kondisi pasien.
a r
k
s t
s 13
i
a
d
n
a
m a
k
e n
a
n
n
F. TATA LAKSANA PELAYANAN FALSE EMERGENCY
g d
1. Petugas Penanggung Jawab e i
o
1. Dokter jaga UGD r l
l
2. Perawat t a
e
i k
2. Perangkat Kerja h
s
1. Stetoscope
d a
2. Tensimeter s
a n
3. Alat Tulis e
n a
l
3. Tata Laksana Pelayanan False Emergencyk
u
1. Pasien / keluarga pasien mendaftar
d dibagian
a administrasi UGD
r
2. Dilakukan triase untuk penempatan
i pasien
n
u
3. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik
l oleh dokter atau perawat jaga
h
a
4. Petugas jaga menjelaskan kondisi o pada keluarga / penanggung
pasien
jawab k l
S
5. Bila perlu dirawat / observasi s e
t pasien dianjurkan kebagian administrasi.
a h
6. Bila tidak perlu dirawat pasien
a diberikan resep dan bisa langsung pulang
n
f
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter
a s
k e
G. TATA LAKSANA PELAYANAN VISUM ET REPERTUM
a l
P
1. Petugas Penanggung Jawab n u
u
1. Petugas Rekam Medis r
s
2. Dokter jaga UGD o u
k
2. Perangkat Kerja l h
e
1. Formulir Visum Et Repertum s e
1. Dokter UGD e e
k
n r
2. Perawat UGD s
i h
2. Perangkat Kerja a
l a
1. Ambulance n
a d
2. Formulir persetujuan tindakana
i a
a
3. Formulir rujukan p
a
n
3. Tata Laksana Sistem Rujukan UGD n
1.Alih Rawat p
S
Perawat UGD menghubungi Rumah
t Sakit
e yang akan dirujuk
i
Dokter jaga UGD memberikan l pada dokter jaga Rumah Sakit
einformasi
s
r a
rujukan mengenai keadaan
t umum pasein
h k
Bila tempat telah tersedia
e di Rumah Sakit rujukan, perawat UGD
a s
menghubungi ambulance m
d a
2. Pemeriksaan Diagnostik
a n
M
Pasien/keluarga pasien dijelaskan
p oleh
a dokter jaga mengenai tujuan
a
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka
a keluarga pasien harus mengisi
n
informed consent p n
a
Perawat UGD menghubungi Rumah
e Sakit rujukan
j
Perawat UGD menghubungi l S
e petugas ambulan
a i
m
k s
e
s t
n
a e
n m
M
a
u
a M
t
n a
u
n
S a
P
15i j
u
s e
s
e e
e
m n
s
m
M M
a
a u
s
n t
J. ALUR LAYANAN
a u
b
PASIENj
e
e P
r
TRIASE
m u
d
e s
a
YA n k
TIDAK
s
GAWAT
a
e POLI /
PENGKAJIAN
M s KONSELING
r
u m
k
t a
a
PENDAFTARAN PASIEN
2. (DIBERIKAN KITIR u s
n UNTUK PRIORITAS
PENDAFTARAN)
P b
S
PEMERIKSAAN
u e
t
PENUNJANG
s r
a
k d
n
e a
PEMERIKSAAN
d
DOKTER/KONSUL sPER TELEPON
s
a
m a
r
a r
TERAPI DAN TINDAKAN MEDIS
s k
y
a
a
b n YA
nRUJUK
e TELEPON
g RS
r S
TIDAK d t
b
a a
e
PENGAMBILAN s n
r PEMBAYARAN
OBAT a d
l
r a
a
k r
k
PULANG a RUJUK RS
u
n y
.
a
M S n
e t g
l a
a n b
k d e
u a r
k r l
a 16 a
n y k
a u
t n .
e g
M
l
e
a b
BAB V l
a e
LOGISTIK a
h r
k
a l
Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan u seni dalam melakukan proses
atau
n a
k
penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan k dan penghapusan terhadap berbagai
a
barang atau alat-alat tertentu. Dalam
s kaitannya
u pada kegiatan pelayanan gawat
n
darurat kegiatan logistik juga mengatur
e tentang
. proses pengusulan, penyimpanan,
s prasarana, alat kesehatan, bahan medis
pemeliharaan dan distribusi sarana,
M t
habis pakai, alat tulis kantor dan alat u/ barang penunjang lainnya.
e e
Pengadaan logistik penunjanga pelayanan l kesehatan gawat darurat, bisa
l
i
didapat dengan cara pengusulan ke Dinasa Kesehatan
a Kabupaten Malang ( dana
APBN/APBD) ataupun secara swakelola kPuskesmas
a yang bersumber dana dari
j
dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
u h(JKN) dan pendapatan Badan
a
Layanan Umum (BLU). Barang yangd berasal
k daria APBN/APBD dilakukan dengan
cara pengusulan setiap tahun ke w n
Dinasa Kesehatan. Sedangkan barang yang
didapat dari swakelola diusulkan oleh n
a penanggungjawab pelayanan setiap bulan
s
kepada petugas pengelola barang. l
t e
e s
t
l u
e
a a
r
a i
h
h
a
a j
d
n a
a
d
p
s w
e a
p
s l
e
u
n
a t
y
i e
e
r
l
j h
e
a a
n
d d
g
w a
g
a p
a
l
r
p
a
t e
a
e n
n
r y
17 e
h
k
a l
e
a n
i
p g
a
g
t
BABpVI a
a
r
e PASIEN
KESELAMATAN
n
n a
y a
A. PENGERTIAN d
e n
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
a adalah suatu sistem dimana Puskesmas
l
n
membuat asuhan agar pasien lebih aman.
e k
Sistem tersebut meliputi :
n e
Identifikasi resiko h
g g
a
Pengelolaan hal yang berhubungan dengan
g risiko
i pasien
s
Pelaporan dan analisis insiden a a
i
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak
r lanjutnya
t
l
Implementasi solusi untuk meminimalkan a
a timbulnya risiko
Sistem ini mencegah terjadinya cedera a n
y yang disebabkan oleh :
Kesalahan akibat melaksanakan asuatuntindakan
d
Tidak mengambil tindakan yang seharusnya
n diambil
k a
g
e n
B. TUJUAN
g
1. Terciptanya budaya keselamatandpasien di Puskesmas
i h
i
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap
a
pasien dan masyarakat
a
c
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan
t ( KTDs ) di Puskesmas
a
4. Terlaksananya program-program apencegahan i sehingga tidak terjadi
p
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan
n ( KTDl )
a
i
C. SASARAN KESELAMATAN PASIEN d y
6. Manajemen lingkungan
Untuk mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dapat meminimalkan
dengan melakukan pembersihan lingkungan, disinfeksi permukaan lingkungan
yang terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh pasien, melakukan
pemeliharaan peralatan medik dengan tepat, mempertahankan mutu air bersih,
mempertahankan ventilasi udara yang baik.
Perlengkapan dan permukaan yang pernah bersentuhan dengan kulit atas
mukosa pasien atau sudah sering disentuh oleh petugas kesehatan memerlukan
disinfeksi setelah dibersihkan. Semua kain lap yang digunakan harus dibasahi
sebelum digunakan. kain lap dan kain pel harus diganti secara berkala sesuai
dengan peraturan setempat. Semua peralatan pembersih harus dibersihkan dan
dikeringkan setelah digunakan. Meja pemeriksaan dan peralatan di sekitarnya
yang telah digunakan pasien yang diketahui atau suspek terinfeksi ISPA yang
dapat menimbulkan kekhawatiran harus dibersihkan dengan disinfektan segera
setelah digunakan.
22
7. Melindungi kesehatan karyawan :
Perlindungan pada petugas diruang Tindakan dan gawat darurat lebih
ditekankan kepada pencegahan kecelakaan kerja dengan menggunakan APD.
Karena diruang Tindakan dan gawat darurat dilakukan tindakan medis.
8. Etika batuk
Petugas mengajarkan etika batuk kepada pasien agar tidak terjadi
penularan kepada petugas dan pasien yang lain. Baik pasien maupun petugas
menerapkan etika batuk selama pelayanan.
23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
24
BAB IX
PENUTUP
25