Anda di halaman 1dari 20

Diare Bakterial

Ns Mita M.Kep
Diare
• BAB > 3 kali dalam 1 hari dan disertai perubahan konsistensi feses
menjadi lebih cair dari biasanya.
• Biasanya 7-14
• > 14 hari Diare Kronis
Etiologi

Viral • Rotavirus
• Norovirus

Bacterial
• Enterotoxigenic (Escherichia coli), Shigella, Salmonella,
Staphylococcus, Campylobacter jejeni, Clostridium
perfringens

parasit • Giardia lamblia, Entamoeba, histolytica,


Cryptosporidium
Etiologi
• Lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan
sisanya sebab sebab lain antara lain obat-obatan, bahan-bahan toksik.
Penatalaksanaan

Pertahankan
Oralit zinc
Nutrisi/ASI

Antibiotik Edukasi
Tanpa dehidrasi
• Dirawat di rumah
• Cairan Rehidrasi Oral (CRO)
• ASI diteruskan
• Cairan tambahan
• Zinc
Dehidrasi Rendah dan sedang

Tanda dan Penatalaksana


Gejala an
•CRO
•Rewel dan gelisah
•ASI dan makanan diteruskan
•Mata cekung
•Zinc
•Minum dengan lahap
•Kunjungan kembali jika 5 hari
•Cubitan kulit kembali lambat
belum membaik
Dehidrasi berat

Tanda dan Penatalaksana


Gejala an
•Tidak sadar
•Mata cekung
•Pemberian cairan
•Tidak bisa minum/malas minum
•Cubitan kulit perut kembali > 2
intravena
detik •Rujuk k RS
Anamnesa
• lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak
lendir dan darah.
• Bila disertai muntah maka perlu ditanyakan volume dan frekuensinya.
• Untuk buang air kecil ditanyakan apakah frekuensinya biasa,
berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6 – 8 jam terakhir.
• Makanan dan minuman yang diberikan selama diare. Adakah demam
atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek, otitis media,
• campak
Pemeriksaan Fisik

Kaji demam dan tanda-tanda dehidrasi, perubahan ortostatik pada


denyut nadi dan tekanan darah, urin menurun

Nilai adanya distensi perut, adanya tahanan, nyeri

Periksa perineum, kaji adanya kemerahan atau kerusakan (lecet)


Pemeriksaan Penunjang
• Darah: darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah, glukosa
darah, kultur dan tes kepekaan terhadap antibiotika.
• Tinja : pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali
apabila ada tanda intoleransi laktosa atau kecurigaan amubiasis.
Pemeriksaan Makroskopis
• Tinja yang mengandung darah atau mukus bisa disebabkan infeksi bakteri
yang menghasilkan sitotoksin, bakteri enteroinvasif yang menyebabkan
peradangan mukosa atau parasit usus seperti: E. Histolytica, B. Coli dan T.
Trichiura.
• Darah biasanya bercampur dalam tinja kecuali pada infeksi E. Histolytica
darah sering terdapat pada permukaan tinja, sedangkan pada infeksi
enterohemorrhagic E. coli (EHEC) terdapat garis-garis darah pada tinja.
• Tinja yang berbau busuk didapatkan pada infeksi dengan Salmonella,
Giardia, Cryptosporidium dan Strongyloides
• Tinja tanpa mukus atau darah biasanya disebabkan oleh enterotoksin virus,
protozoa atau disebabkan oleh infeksi diluar saluran gastrointestinal
Pemeriksaan mikroskopis
• Leukosit dalam tinja diproduksi sebagai respon terhadap bakteri yang
menyerang mukosa kolon.
• Lekosit yang positif pada pemeriksaan tinja menunjukkan adanya
kuman invasif atau kuman yang memproduksi sitotoksin seperti
Shigella, Salmonella, C. Jejuni, EIEC, C.difficile, Y.enterocolitica,
V.parahaemolyticus dan kemungkinan Aeromonas atau P.shigelloides.
• Parasit menyebabkan diare pada umumnya tidak memproduksi lekosit
dalam jumlah banyak
Diagnosis Keperawatan

Diare berhubungan dengan proses infeksi akut

Defisiensi volume cairan berhubungan dengan


kehilangan cairan berlebihan dan asupan cairan
yang berkurang
Luaran Keperawatan diare

• tidak ada diare

Diare • Pengeluaran feses dapat diprediksi,


pola usus normal

Defisiensi • Tekanan darah normal, keseimbangan


cairan dan elektrolit, haus menurun,
volume turgor kulit normal, tatu mental
cairan normal
Diare (Manajemen Diare)

Kaji riwayat diare, kaji kanduungan makanan sebelumnya,

Bantu pasien untuk melakukan teknik penurunan stress, timbang pasien secara berkala

Anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang mengandung laktosa

Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare menetap,


Defisiensi volume cairan
(Manajemen Elektrolit/Cairan)
Monitor TTV, Kaji dehidrasi, Pantau kadar serum elektrolit yang abnormal

Berikan cairan (IV), cairan oral sesuai preverensi pasien

Anjurkan pasien untuk menghindari minuman seperti teh atau kopi, anjrkan pasien
menjaga asupan cairan

Konsultasikan dengan dokter jika ada pengeluaran urin berkurang,


Nursing implementation

Peningkatan tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi untuk mencegah penyakit


agar tidak menyebar ke orang lain

Cuci tangan 5 momen. Siram muntah dan tinja di dalam toilet

Ajari pasien dan keluarga untuk segera mencuci terkontaminasi dengan sabun dan air

Ajarkan PHBS, pengolahan makanan secara benar, pencegahan dan pengendalian infeksi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai