Anda di halaman 1dari 63

PENGOBATAN SENDIRI

(SWAMEDIKASI)
Diare dan Konstipasi

APOTEKER B
KELOMPOK 7
MELINDA FRANSISKA PELENG (N014192070)
NUR FATWA ARHAM (N014192072)
AHMAD ANGGARA SADEWA (N014192074)
NUR ALFILAILA (N014192075)

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020


PENDAHULUAN

Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya


sendiri dikenal dengan istilah swamedikasi.
Swamedikasi biasanya dilakukan untuk
mengatasi keluhan keluhan dan penyakit ringan
yang banyak dialami masyarakat (Depkes RI,
2007).
SWAMEDIKASI

DAMPAK BAIK POTENSI RESIKO

• Mengurangi Beban Tenaga Tenaga • Salah Diagnosis Diri


Kesehatan. • Interaksi Obat Berbahaya
• Mengurangi Waktu Yang Harus
Dihabiskan Hanya Untuk Menunggu
• Salah Dalam Administrasi
Diagnosis Dari Dokter • Dosis Yang Salah
• Menghemat Biaya Terutama Di Negara- • Pilihan Terapi Tidak Tepat
negara Yang Masih Berkembang • Penyakit Semakin Parah
• Juga Tenaga Professional Kesehatan
Lebih Terfokus Pada Kondisi Kesehatan
• Resiko Ketergantungan dan
Yang Lebih Serius dan Kritis, Penyalahgunaan
banyaknya orang yang melakukan swamedikasi perlu di waspadai karena kurangnya pengetahuan yang memadai dari
dosis obat yang akan berpotensi menyebabkan efek samping dari obat-obat tersebut, sehingga Dalam hal ini Apoteker
dituntut untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat terhindar dari
penyalahgunaan obat tersebut.
DIARE
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020
Defenisi Diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
Menurut WHO, Pengertian diare adalah buang air besar dengan
konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam).
Empat mekanisme patofisiologis umum mengganggu keseimbangan air
dan elektrolit, menyebabkan diare :
– Terjadi perubahan dalam transportasi ion aktif, baik penurunan penyerapan natrium
atau peningkatan sekresi klorida.
– Perubahan motilitas usus
– Peningkatan osmolalitas luminal
– Peningkatan hidrostatik jaringan
Faktor Resiko Diare
a. Faktor umur yaitu diare terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan
makanan pendamping ASI. Pola ini menggambarkan kombinasi efek penurunan kadar
antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan yang mungkin
terkontaminasi bakteri tinja.

b. Faktor musim : variasi pola musim diare dapat terjadi menurut letak geografis. Di
Indonesia diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun dengan
peningkatan sepanjang musim kemarau, dan diare karena bakteri cenderung meningkat
pada musim hujan.

c. Faktor lingkungan meliputi kepadatan perumahan, kesediaan sarana air bersih (SAB),
pemanfaatan SAB, kualitas air bersih.
Tanda dan Gejala Diare
Gejala Diare Pada Balita :
Gejala Umum : Frekuensi buang air besar lebih dari 4
 Mengeluarkan kotoran lembek dan sering
kali
merupakan gejala khas diare  Bayi atau anak menjadi cengeng dan
 Muntah, biasanya menyertai diare pada
gelisah. Suhu badannya pun meninggi.
gastroenteritis akut  Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.
 Demam, dapat mendahului atau tidak  Warna tinja kehijauan akibat bercampur
mendahului gejala diare dengan cairan empedu.
 Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan  Anusnya lecet.
kulit menurun, apatis bahkan gelisah  Gangguan gizi akibat asupan makanan
yang kurang.
Gejala Spesifik :  Muntah sebelum atau sesudah diare.
 Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti  Hipoglikemia (penurunan kadar gula
cucian beras dan berbau amis. darah).
 Disenteriform : tinja berlendir dan berdarah  Dehidrasi.
Penyebab Diare
Penyebab diare secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi enam golongan yaitu:
1. Infeksi, Agen penyebab penyakit diare karena infeksi, dapat di golongkan menjadi tiga, yaitu:
• Bakteri : Shigella, Salmonella, Eschericia coli (E. coli), Golongan vibrio, Bacilus cereus, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus,
Camphylo bacter, serta Aeromonas.
• Virus : Rotavirus, Norwalk dan Norwalk Like, serta Adenovirus. Penyebab utama diare pada balita adalah Rotavirus. Rotavirus diperkirakan
menyebabkan diare balita sebesar 20%-80% di dunia, serta merupakan penyebab utama kematian balita diare
• Parasit : Parasit yang dapat menyebabkan diare diantaranya:
• Protozoa seperti: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Cryptosporidium.
• Cacing perut, seperti: Ascaris, Trichuris, Stongloides, dan Blastissistis huminis.
2. Malabsorpsi merupakan kegagalan usus dalam melakukan absorpsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus, atau dapat diartikan dengan ketidakmampuan usus menyerap
zat-zat makanan tertentu sehingga menyebabkan diare.
3. Alergi Yaitu tubuh tidak tahan terhadap makanan tertentu, seperti alergi terhadap laktosa yang terkandung dalam susu sapi.
4. Keracunan Keracunan yang dapat menyebabkan diare dapat dibedakan menjadi dua yaitu keracunan dari bahan-bahan kimia, serta keracunan oleh
bahan yang dikandung dan diproduksi oleh mahluk hidup tertentu (seperti racun yang di hasilkan oleh jasad renik, algae, ikan, buah-buahan, sayur-
sayuran).
5. Immunodefisiensi dapat bersifat sementara (misalnya sesudah infeksi virus), atau bahkan berlangsung lama seperti pada penderita HIV / AIDS.
Penurunan daya tahan tubuh ini menyebabkan seseorang lebih mudah terserang penyakit termasuk penyakit diare.
6. Sebab-sebab Lain berasal dari faktor perilaku, yaitu tidak memberikan ASI, menggunakan botol susu, tidak menerapkan kebiasaan mencuci tangan,
penyimpanan makanan yang tidak higienis, dan faktor lingkungan, yaitu ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan jamban,
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
Klasifikasi Diare
Berdasarkan jenisnya diare dibagi empat yaitu :
• Diare Akut : diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari).
• Disentri : diare yang disertai darah dalam tinjanya
• Diare persisten : diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus.
• Diare dengan masalah lain : Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin disertai dengan penyakit lain, seperti
demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
Berdasarkan sudut pandang klinis praktis :
• Diare akut (termasuk kolera) : diare dapat berlangsung beberapa jam atau beberapa hari
• Diare berdarah akut : disebut juga disentri, bahayanya adalah terjadinya kerusakan mukosa usus, sepsis dan gizi buruk serta dehidrasi.
• Diare persisten : diare dapat berlangsung selama 14 hari atau lebih
• Diare dengan malnutrisi berat : (marasmus atau kwashiorkor), bahaya utamanya adalah infeksi sistemik yang parah, dehidrasi, gagal
jantung dan kekurangan vitamin dan mineral.
Berdasarkan tingkat dehidrasi :
• Diare tanpa dehidrasi : buang air besar dengan kosistensi tinja cair/lembek serta frekuensi lebih sering dari biasanya
• Diare dengan dehidrasi ringan/sedang : diare yang disertai dua atau lebih tanda-tanda: gelisah, rewel/mudah marah, mata cekung,
haus, serta sangat lahap apabila deberikan minum, cubitan kulit perut kembali lambat.
• Diare dengan dehidrasi berat : diare yang disertai dua atau lebih tanda-tanda: letargis atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum
atau malas minum, cubitan kulit perut kembali sangat lambat.
Berdasarkan Mekanisme :
• Diare osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas
dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare.
• Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang
ataupun sekresi yang meningkat.
• Diare eksudatif, inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun
usus besar. Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi
seperti gluten sensitive enteropathy, inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi.
• Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat. Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksikosis, sindroma usus iritabel atau
diabetes melitus.

Secara umum jenis diare dibagi menjadi dua yaitu:


• Diare akut : diare yang berlangsung selama beberapa hari sampai 1 minggu umumnya
mengeluhkan onset yang tak terduga dari buang air besar yang encer , gas-gas dalam perut,
rasa tidak enak, dan nyeri perut.
• Diare kronis : diare yang berlangsung lebih dari 2-3 minggu. ditemukan adanya penyakit
sebelumnya, penurunan berat badan dan penurunan nafsu makan.
Manifestasi
Kehilangan air dan elektrolit ini bertambah
Klinik
bila ada muntah dan dapat mengakibatkan suhu
tubuh meningkat. Hal ini dapat menyebabkan
dehidrasi, asidosis, metabolik, dan hipokalemia.
Dehidrasi merupakan keadaan yang paling
berbahaya karena dapat menyebabkan
hipovolemia, kolaps kardiovaskuler, dan
kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi
yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa
dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik
(hipermatremik) atau dehidrasi hipotonik. Menurut
derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi
ringan, dehidrasi sedang, atau dehidrasi berat.
Infeksi ekstra-intestinal yang berkaitan
dengan bakteri interik patogen antara lain:
vulvovaginitis, infeksi saluran kemih,
endokarditis, osteomielitis, meningitis,
pneumonia, hepatitis, peritonitis, dan septik
trombophlebitis.
Diagnosis Diare
1. Anamnesis
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal seperti lama
diare berlangsung, frekuensi diare, volume diare,
konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidaknya lendir dan
darah, disertai muntah atau tidak, ada demam atau
tidak. Tanyakan pula tingkah laku anak (rewel,gelisah,
lemah), buang air kecil, riwayat makan dan minum,
penderita di sekitar, riwayat obat-obatan.
2. Pemeriksaan Fisis 3. Pemeriksaan Penunjang
• Periksa keadaan umum,kesadaran, tanda- Pemeriksaan penunjang tidak selalu
tanda vital dan berat badan. dibutuhkan, namun beberapa
• Selidiki tanda-tanda dehidrasi : pemeriksaan yang biasanya diperlukan
rewel/gelisah,letargi/kesadaran menurun, adalah:
mata cekung, cubitan kulit perut kembali
1.Darah : darah lengkap, serum
lambat, haus/minum lahap,malas atau
elektrolit, glukosa darah, analisa gas
tidak dapat minum, ubun-ubun cekung,
darah, kultur dan kepekaan terhadap
air mata berkurang/tidak ada, keadaan
antibiotik
mukosa mulut.
• Tanda-tanda ketidakseimbangan asam 2.Urin : urin lengkap, kultur dan tes
basa dan elektrolit: kembung akibat kepekaan antibiotik.
hipokalemia, kejang akibat gangguan 3.Tinja : feses lengkap, kultur dan tes
natrium, napas cepat dan dalam akibat kepekaan antibiotik
asidosis metabolik
Penatalaksanaan Diare
Prinsip tatalaksana diare pada balita adalah Lintas Diare (Lima Langkah
Tuntaskan Diare), hal ini telah ditetapkan sebagai prinsip dasar penatalaksanaan
diare atas rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi
diare, tetapi memperbaiki usus dan mempercepat penyembuhan diare dan mencegah
anak kekurangan gizi akibat diare menjadi cara untuk mengobati diare. Lima
Langkah Tuntaskan Diare (Lintas Diare) yang telah ditetapkan oleh Kementrian
Kesehatan antara lain adalah:
1. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4. Antibiotik Selektif
5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Terapi Farmakogi
A. Obat yang digunakan untuk mengobati diare dikelompokkan menjadi
beberapa kategori: antimotilitas, adsorben, senyawa antisecretory,
antibiotik, enzim, dan usus mikroflora. Biasanya, obat ini tidak
menyembuhkan tapi meringankan.
B. Opiat dan turunannya opioid menghambat transit konten intraluminal
atau meningkatkan kapasitas intestinal, memperlama kontak dan
penyerapan.
C. Loperamide sering dianjurkan untuk penanganan diare akut dan kronis.
Diare yang berlangsung lebih dari 48 jam memulai loperamide dengan
perhatian medis.
D. Adsorbents (seperti kaolin-pektin) digunakan untuk mengurangi
gejala-gejala.
E. Bismuth subsalisilat sering digunakan untuk pengobatan atau
pencegahan diare (pelancong diare) dan memiliki antisekresi, anti-
inflamasi, dan efek antibakteri
F. Sediaan Lactobacillus digunakan untuk menggantikan mikroflora
kolon. ini ditujukan untuk mengembalikan fungsi usus dan menekan
pertumbuhan mikroorganisme patogen
G. Obat antikolinergik, seperti atropin, menghambat tonus vagal dan
memperpanjang waktu transit intestinal.
H. Octreotide, sebuah octapeptide analog sintetik dari somatostatin
Terapi Non Farmakologi
Terapi Non Farmakologi diare :
• Banyak minum air putih
• Pada bayi, ASI boleh tetap diberikan, tetapi untuk susu formula harus dibuat lebih
encer sampai dua kali lipat
• Hindari kopi, teh dan susu
• Makanan padat diganti dengan bubur, roti, atau pisang
• Memeriksa penyebab diare, apakah disebabkan oleh makanan, obat, susu, atau lainnya
sehingga dapat mencegah terulangnya diare
• Memeriksa tinja, apakah terdapat lendir atau darah atau tidak
• Memeriksa tanda-tanda dehidrasi ringan sampai berat
• Cuci tangan setiap buang air untuk mencegah penularan
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
OBAT SINTESIS DIARE
Atalpulgit
Nama Sediaan New Diatabs
Produsen Darya-Varia
Bentuk Sediaan Tablet 600 mg
Dosis Dewasa dan anak-anak >12 tahun
2 tablet. Maksimal 12 tablet/24 jam
 
Anak-anak 6-12 tahun
1 tablet sekali minum. Maksimal 6 tablet/24
jam
Aturan Pakai Setiap selesai buang air besar, sebelum atau
sesudah makan.
Efek Samping  
Kontraindikasi Gagal ginjal dan gangguan hati yang parah
Golongan Obat Obat Bebas
Atalpulgit dan Pektin
Nama Sediaan ENTROSTOP
Produsen KALBE FARMA
Bentuk Sediaan Tablet
Dosis Dewasa dan Anak-anak di atas 12 tahun
2 tablet setiap buang air besar, sampai diare berhenti. Attapulgite boleh diberikan sampai dengan 8400 mg sehari dan
pectin 20 gram sehari. 2-4 tablet/hari dengan dosis terbagi. Maksimal 12 tablet/hari

Anak-anak 6-12 tahun


1 tablet setiap selesai buang air besar. Maksimal 5 tablet/hari
Aturan Pakai Sebelum atau sesudah makan
Efek Samping Nyeri perut, pusing, nausea, flatulens
Kontraindikasi Konstipasi,.
Golongan Obat Obat Bebas
Nama Sediaan AKITA
Produsen PT IFARS INDONESIA
Bentuk Sediaan Tablet ( @1 tablet mengandung 600 mg atalpulgit dan 50 mg pektin)
Dosis Dewasa dan Anak-anak di atas 12 tahun
2 tablet setiap buang air besar, sampai diare berhenti. Attapulgite boleh diberikan sampai dengan 8400 mg sehari dan pectin 20
gram sehari. 2-4 tablet/hari dengan dosis terbagi. Maksimal 12 tablet/hari
 
Anak-anak 6-12 tahun
1 tablet setiap selesai buang air besar. Maksimal 6 tablet/hari
Aturan Pakai Sebelum atau sesudah makan
Efek Samping Nyeri perut, pusing, nausea, flatulens, konstipasi
Kontraindikasi Tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki riwayat disentri (Radang usus), gagal ginjeal, gangguan hati, Obstruksi
intestinal (Penyumbatan Usus), Perdarahan saluran cerna, Hemofilia (Pembekuan Darah), dan diare infeksius.
Golongan Obat Obat Bebas
Nama Sediaan GUANISTREP
Produsen ITRASAL
Bentuk Sediaan Suspensi
Dosis Dewasa dan anak 12 tahun ke atas
 2 sendok takar (10 ml) maksimal 60 ml/24 jam
 
Anak-anak:
3 tahun ke bawah: Sesuai petunjuk dokter.
3-6 tahun: 1-2 sendok takar (5-10 ml) maksimal 15 ml/24 jam.
6-12 tahun: 1-2 sendok takar (5-10 ml) maksimal 30 ml/24
jam.
Aturan Pakai Dikonsumsi setelah buang air besar pada kasus diare.
Efek Samping konstipasi
Kontraindikasi • Hipersensitif.
• Penderita obstruksi usus.
• Penderita yang harus menghindari konstipasi.
Golongan Obat Obat Bebas
Nama Sediaan Oralit
Produsen Kimia Farma
Bentuk Sediaan Serbuk
Dosis Anak 0-1 tahun
1½ gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas tiap kali
diare.
Anak 1-5 tahun
3 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1 gelas tiap kali
diare.
Anak 5-12 tahun
 6 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1½ gelas tiap kali
diare.
Di atas 12 tahun
12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 2 gelas tiap kali
diare.
Aturan Pakai Dikonsumsi setelah buang air besar pada kasus diare.
Efek Samping Hipertensi, Sakit kepala, Pusing, flatulensi
Kontraindikasi Penderita yang harus menghindari konstipasi.
Golongan Obat Obat Bebas
Nama Sediaan Scantoma
Produsen Tempo Scan Pacific
Bentuk Sediaan Tablet
Dosis Dewasa : 2 tablet.
Anak 6-12 tahun : 1 tablet.
Anak 3-6 tahun : 1/2 tablet. Dosis dapat diulang tiap 30 menit sampai dengan maksimal 8 dosis/24 jam.
 
Untuk pencegahan (untuk Dewasa) selama perjalanan : 2 tablet 4kali/hari, selama 3 minggu.
Aturan Pakai Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Efek Samping Mual dan muntah, anoreksia nervosa, konstipasi, Infeksi saluran pencernaan, BAB berdarah, sakit kepala, penurunan fungsi saraf.
Kontraindikasi Alergi terhadap salisilat
Golongan Obat Obat Bebas Terbatas
Nama Bekarbon
Sediaan
Produsen Kimia Farma
Bentuk Tablet
Sediaan
Dosis Dewasa : 3 kali sehari 3-4 tablet 3 kali sehari,
Anak : 3 kali sehari 1-2 tablet
Aturan Pakai Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Efek Samping  Mual dan muntah
 Konstipasi
 Diare
 BAB berwarna hitam
 Sumbatan saluran pencernaan
 Perdarahan
 Hipotensi
 Hipokalsemia
 Hipoglikemia
 Trombositopenia
 Kadar elektrolit tidak seimbang (hipernatremia, hipokalemia,
hipermagnesemia)
Kontraindika -
OBAT HERBAL DIARE
Nama Tanaman Daun Jambu Biji
Spesies Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn ( Parimin, 2005).
 
Kandungan Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun jambu biji yang
dapat membantu penyembuhan luka adalah alkaloid, saponin, tanin dan
flavonoid (Ndukwe et al, 2013).
Cara pembuatan  bahan dihaluskan, tambahkan garam secukupnya dan ½ cangkir air
sediaan hangat, saring, dan diminum sekaligus
Aturan pakai/dosis Dapat diminum pagi dan sore hari hingga diare berhenti
 3 x 30 g daun/sehari, selama 3 hari bila perlu
Nama Tanaman Kunyit
Spesies Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val). (Winarto, 2004)
Kandungan Senyawa kimia utama yang terkandung dalam kunyit adalah kurkuminoid atau zat warna, yakni sebanyak 2,5
– 6%.Pigmen kurkumin inilah yang memberi warna kuning orange pada rimpang (Winarto, 2004). Salah satu
fraksi yang terdapat dalam kurkuminoid adalah kurkumin. Komponen kimia yang terdapat didalam rimpang
kunyit diantaranya minyak atsiri, pati, zat pahit, resin, selulosa dan beberapa mineral. Kandungan minyak
atsiri kunyit sekitar 3 – 5%. Disamping itu, kunyit juga mengandung zat warna lain, seperti
monodesmetoksikurkumin dan biodesmetoksikurkumin, setiap rimpang segar kunyit mengandung ketiga
senyawa ini sebesar 0,8% (Winarto, 2004).
Cara pembuatan Bersihkan kunyit kemudian cuci sampai bersih. Setelah itu rebus kunyit dalam satu gelas air sampai tersisa
sediaan sekitar 1/3 air di dalam panci. Tambahkan kapur sirih kemudian aduk sampai merata. Setelah air rebusan
kunyit dingin, saring air kemudian konsumsi 3 kali sehari. Minumkan resep obat tradisional ini beberapa kali
sampai diare si kecil sembuh.
Aturan pakai/dosis Dapat diminum pagi dan sore hari hingga diare berhenti
Nama Tanaman Secang
Spesies Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Cesalpiniaceae
Marga : Caesalpinia
Jenis : Caesalpinia sappan L (Tjitropoepomo, 2005) :
Kandungan Menurut Hariana (2006) kandungan kimia kayu secang adalah salah satunya adalah
Brazilin. Brazilin adalah golongan senyawa yang memberi warna merah pada secang
dengan struktur C6H14O5 dalam bentuk kristal. Brazilin diduga mempunyai efek
anti-inflamasi dan anti bakteri (Staphylococcus aureus dan Escherichia coli).
Cara pembuatan sediaan 5 g kayu dipotong kecil-kecil lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15 menit.
Setelah dingin disaring, dibagi menjadi 2 bagian. Minum pagi dan sore hari.
Aturan pakai/dosis Dapat diminum pagi dan sore hari hingga diare berhenti
OBAT SEDIAAN JADI HERBAL
Nama Sediaan Psiidi Sirup dan psidii kapsul
Komposisi Kapsul
kstrak Psidii Folium 500 mg
Sirup
Tiap 5 ml: ekstrak daun jambu biji (Psidii
Folium) 250 mg.
Bentuk sediaan Kapsul dan sirup

Dosis/aturan pakai Dewasa : 3 x sehari 1-2 kapsul


Sirup : 1-2 sendok takar 5 ml (5-10 ml)
sebanyak 3 kali/hari.
Diberikan sebelum/ setelah makan
Kategori obat herbal Obat herbal terstandar
Nama Sediaan Diardis
Komposisi Psidium guajava, curcuma domestica rhizomae 
Bentuk sediaan Sirup
Dosis/aturan pakai Anak anak : 1 x sehari 1 sendok makan
Dewasa : 1 x sehari 1 2 sendok makan Kocok
dahulu sebelum diminum
Kategori obat herbal Jamu

Nama Sediaan Nodiar


Komposisi Attapulgite 300 mg, Psidii Folium Extract 50 mg,
Curcuma domestica Rhizoma Extract 7.5 mg
Bentuk sediaan Tablet
Dosis/aturan pakai Dewasa dan anak (12 tahun lebih): 1 x sehari 2 tablet,
maksimum 12 tablet dalam waktu 24 jam Anak-anak (6
tahun - 12 tahun) 1 x sehari 1 tablet, maksimum 6 tablet
dalam waktu 24 jam
Kategori obat herbal Fitofarmaka
KONSTIPASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020
Defenisi Konstipasi
Konstipasi sebagaimana orang awam sering menyebutnya
sebagai sembelit, merupakan suatu gangguan yang sering dialami
oleh sebagian besar orang. Konstipasi sebenarnya bukanlah suatu
penyakit, melainkan hanya sebagai gejala (simtom) yang ditandai
dengan frekuensi buang air besar yang kurang dari tiga kali dalam
seminggu atau kesulitan buang air besar akibat feses yang keras.
Konstipasi terjadi ketika tinja berada dalam waktu yang lama di
kolon sehingga kolon menyerap lebih banyak air yang
menyebabkan tinja menjadi keras dan kering.
Faktor Resiko Konstipasi
• Jenis kelamin : pada kasus konstipasi fungsional, wanita lebih sering daripada pria.
• Usia lebih dari 40 tahun
• Baru menjalani pembedahan abdominal atau perianal/panggul
• Hamil tua
• Aktivitas fisik yang kurang
• Tidak adekuatnya asupan air dan serat
• Obat-obatan (polifarmasi), terutama pada pasien-pasien usia lanjut
• Penyalahgunaan laksansia
• Ada faktor komorbid (lihat Tabel 1 dan Tabel 2)
• Pasien dalam keadaan terminal
• Perjalanan (traveling)
• Riwayat konstipasi kronik
• Idiopathic slow-transit constipation dan inersia kolon, terutama terjadi pada wanita muda dibawah usia 25
tahun.
• Faktor psikologi
Tanda dan Gejala Konstipasi
• Perut terasa begah, penuh dan kaku
• Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas mengerjakan sesuatu
bahkan terkadang sering mengantuk
• Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit daripada biasanya
• Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat bersamaan tubuh
berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih
dahulu supaya dapat meneluarkan dan membuang fesef (bahkan sampai mengalami
abeien/wasir)
• Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong dan bagai terganjal sesuatu disertai rasa
sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering dan keras atau karena mengalami wasir
sehingga pada saat duduk tidak terasa nyaman.
• Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya
• Terjadi penurunan frekuensi buang air besar
Penyebab Konstipasi
1. Pola hidup; diet rendah serat, kurang minum, kebiasaan buang air
besar yang tidak teratur, kurang olahraga.
2. Kelainan struktural kolon; tumor, stiktur, hemoroid, abses perineum,
megakolon.
3. Penyakit sistemik; hipotiroidisme, gagal ginjal kronik, diabetes mellitus
4. Penyakit neurologik; hirschprung, lesi medulla spinalis, neuropati
otonom
5. Disfungsi otot dinding dasar pelvis
6. Idiopatik transit kolon yang lambat, pseudo, obstruksi kroniks
7. Irritable Bowel Syndrome tipe konstipasi
Klasifikasi Konstipasi
Konstipasi berdasarkan Konstipasi berdasarkan
patofisiologinya
lamanya keluhan
Konstipasi primer merupakan konstipasi
fungsional dimana pada pemeriksaan Konstipasi akut bila keluhan
tidak ditemukan adanya kelainan organik berlangsung selama 1-4 minggu.
dan biokimiawi.
Konstipasi kronik bila keluhan
Konstipasi sekunder merupakan
konstipasi yang disebabkan oleh suatu telah berlangsung lebih dari 4
penyakit organik / kondisi lain. minggu.
Konstipasi primer merupakan konstipasi
fungsional
yang sebagian besar pasien mengalami
1. Konstipasi Primer
Konstipasi primer dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:
a.Konstipasi dengan waktu transit normal (normal transit constipation)
• Tipe ini paling umum ditemukan.
• Konstipasi disebabkan oleh sulitnya evakuasi feses yang keras.
• Gejalanya antara lain: kembung, rasa tak nyaman pada perut.
b. Konstipasi dengan waktu transit lambat (slow transit constipation)
• Tipe ini lebih sering ditemukan pada wanita muda.
• Gejala-gejalanya antara lain: kembung, rasa tak nyaman pada perut, tidak ada sensasi keinginan
buang air besar.
c. Disfungsi Anorektal (disfungsi dasar panggul)
• Terjadi disinergi otot-otot dasar panggul dan sfingter ani, atau terdapat struktur abnormal pada
anorektal (misalnya intususepsi rektum, rektokel)
• Gejalanya: defekasi dengan mengejan, impaksi fekal, perlunya evakuasi feses secara manual.
Bila ada nyeri berkepanjangan umumnya berhubungan dengan adanya hemoroid dan fisura ani.
2. Konstipasi Sekunder
Adalah konstipasi yang disebabkan penyakit atau keadaan lain, sebagaimana
tercantum dalam tabel dibawah.
Manifestasi Klinik Konstipasi
• Pasien mengeluh tentang rasa tidak nyaman dan kembung pada
perut, pergerakan usus yang hilang timbul, feses dengan ukuran
kecil, perasaan penuh, atau kesulitan dan sakit pada saat
mengeluarkan feses.
• Implikasi dari konstipasi dapat bervariasi mulai dari rasa tidak
nyaman sampai gejala kanker usus besar atau penyakit serius
lainnya
• Terapi pasien dengan mengetahui frekuensi pergerakan usus dan
tingkat keparahan konstipasi, makanan, penggunaan laksatif,
penggunaan obat-obat yang dapat menyebabkan konstipasi.
Diagnosis Konstipasi
1. Anamnesis Tanda alarm:
• Karakteristik konstipasi (frekuensi, • Hematokezia
sensasi rektum, kesulitan selama • Massa abdominal
defekasi, konsistensi feses) • Riwayat keganasan kolorektal dan IBD
• Gejala gastrointestinal lain yang dalam keluarga
• Penurunan berat badan yang bermakna
menyertai
• Anoreksia
• Penyakit penyerta (Tabel 1)
• Mual dan muntah kronik
• Penggunaan obat-obatan (Tabel 2)
• Konstipasi terjadi pertama kali dan
• Nutrisi: asupan serat dan cairan semakin memburuk
yang kurang • Konstipasi akut pada usia lanjut
• Imobilisasi dan aktifitas fisik yang • Anemia yang tidak jelas penyebabnya
kurang
2. Pemeriksaan Fisik 3. Penilaian Bentuk dan Konsistensi Feses
Pemeriksaan fisik dilakukan secara
sistematik, meliputi:
•Tanda-tanda vital dan status gizi
•Pemeriksaan abdomen:
•Inspeksi: jaringan parut bekas operasi,
distensi perut
•Palpasi-perkusi: massa abdomen, tanda-
tanda akut abdomen
•Auskultasi: bising usus
•Pemeriksaan anorektal (colok dubur):
•Kondisi sfingter
•Keberadaan dan keadaan tinja
•Kelainan-kelainan anorektal: striktur,
hemoroid, prolaps rekti, tumor, dan lain-lain
•Evaluasi neurologik
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam menegakkan
penyebab konstipasi. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan, antara lain:
• Pemeriksaan Laboratorium
• Hemoglobin, hematokrit, trombosit, leukosit, hitung jenis, urinalisis, analisa tinja,
glukosa, elektrolit (Na, K, Cl, Ca), tes fungsi tiroid
• Radiologi: foto polos abdomen, barium enema, CT kolonografi
• Kolonoskopi
• Pemeriksaan fisiologis kolorektal
• Colonic transit test
• Manometri anorektal
• Baloon expulsion test dan defekografi
Penatalaksanaan Terapi Konstipasi
• Penderita konstipasi perlu mendapatkan terapi komprehensif untuk
sedapat mungkin mengembalikan fungsi defekasi yang fisiologis
termasuk mempertimbangkan penyebab dari konstipasi.
• Pada pasien konstipasi kronik yang tidak menunjukkan tanda
alarm, usia <40 tahun, tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan
colok dubur dan diduga tidak ada konstipasi sekunder, terapi
empirik dapat dimulai.
• Terapi empirik terdiri dari terapi non farmakologis dan terapi
farmakologis
Terapi Farmakologi
A. Laksatif
1. Bulk laxative : psyllium, plantago ovata, methyl cellulose
2. Osmotic laxative :
a. saline laxative: magnesium hidroksida, sodium fosfat
b. disakarida yang tak diserap: laktulosa
c. sugar alcohol: sorbitol, manitol
d. polyethylen glycol (PEG)
3.Stimulant laxative: bisacodyl (misalnya: DULCOLAX®), castor oil, sodium picosulfat, stool softener
(dioctyl sodium sulfosuccinate).
4. Rektal enema/suppositoria: bisacodyl (misalnya: DULCOLAX®), fosfat enema
5. Lubiproston (specific CIC-2 chloride channel activator)**
B. Non-laksatif
Prokinetik : Terapi empirik ini dievaluasi selama 2-4 minggu. Bila tidak ada perbaikan maka harus
dilakukan investigasi lebih lanjut.
Konstipasi Primer

Pada slow transit constipation, dianjurkan digunakan terapi


kombinasi laksatif stimulan dan prokinetik, selain terapi non-
farmakologis.
Pasien dengan disfungsi anorektal (disfungsi dasar panggul),
selain dengan pengobatan non farmakologis dan laksatif, dapat
dianjurkan untuk diberikan terapi biofeedback atau injeksi toksin
botulinum tipe A ke dalam otot puborektalis.
Pada konstipasi
sekunder, selain mengatasi
konstipasi, terapi
ditujukan terhadap
penyakit yang
mendasarinya.
Terapi operatif
dipertimbangkan untuk
konstipasi yang tidak
responsif terhadap
berbagai terapi
medikamentosa, dengan
syarat tanpa kelainan
anorektal.
Terapi Non-Farmakologis
Terapi Non Farmakologi konstipasi (modifikasi gaya hidup): :
• Edukasi mengenai konstipasi
• Meningkatkan konsumsi makanan berserat dan minum air yang cukup (minimal 30-50
cc/kgBB/hari untuk orang dewasa sehat dengan aktivitas normal)
• Mengkonsumsi probiotik (strain Bifidobacterium sp. seperti Bifidobacterium animalis
lactis DN-173 010, misalnya ACTIVIA™)
• Meningkatkan aktivitas fisik
• Mengatur kebiasaan defekasi:
• Menghindari mengejan
• Membiasakan buang air besar setelah makan (melatih refleks post-prandial bowel
movement) atau waktu yang dianggap sesuai dan cukup.
• Menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan konstipasi.
OBAT SINTETIS KONSTIPASI
Nama Sediaan Dulcolax
Produsen Boehringer Ingelheim
Bentuk Sediaan Tablet salut enterik dan Suppositoria
Dosis Tablet
Dewasa dan anak 12 tahun ke atas : 1-3 tablet, sekali minum.
Anak usia 6-12 tahun : 1 tablet, sekali minum.
Anak di bawah usia 6 tahun : konsultasikan dengan dokter.
 
Suppositoria
Dewasa : 1 kali sehari 10 mg, diberikan pada pagi hari
Anak < 10 tahun : 1x sehari 5 mg
Aturan Pakai Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Efek Samping  Diare
 iritasi lokal untuk sediaan suppositoria, terutama pada pasien yang peka terhadap
polyethylene glycol (PEG)
 Hipokalemia
Kontraindikasi Pasien yang hipersensitivitas/alergi terhadap bisacodyl
Golongan Obat Obat Bebas Terbatas
Nama Sediaan LAXANA
Produsen PT. IFARS
Bentuk Sediaan Tablet salut enterik
Dosis Dewasa dan Anak > 12 tahun :
2 tablet 5 mg dosis tunggal, diminum sebelum tidur atau 1/2 jam sebelum makan pagi.
 
Anak 6-12 tahun
1 tablet 5 mg/hari, sebelum tidur.
 
Aturan Pakai Telan secara utuh sebelum atau sesudah makan, dengan atau tanpa air. Hindari pemberian
bersamaan dengan antasida.
Efek Samping  Rasa tidak nyaman atau nyeri di perut, Diare, Mual, Muntah.Vertigo.
 Perdarahan pada saat buang air besar.
Kontraindikasi Operasi abdomen akut, apendisitis, perdarahan rektal, gastroenteritis.
Golongan Obat Obat Bebas Terbatas
Nama Microlax
Sediaan
Produsen Pharos
Bentuk Enema gel
Sediaan
Dosis Dewasa dan Anak diatas 3 thn: 1 tube
Aturan Tekan tube sedikit agar sebagian isi obat keluar. Oleskan pada bagian luar
Pakai dari pipa/cannula. Masukkan pipa kedalam anus. Tekan tube tersebut
hingga seluruh isinya habis keluar. Cabut kembali pia tersebut tanpa
melepaskan tekanan pada tube.
Efek  BAB berdarah.
Samping  Iritasi pada anus.
 Perut kembung.
 Kram perut.
 Mual.
 Muntah.
 Diare.
 Pusing.
 
Kontraindik Hipersensitivitas.
asi
Golongan Obat Bebas
Obat
Nama Sediaan Microlax
Produsen Combiphar
Bentuk Sediaan Enema gel
Dosis Dewasa dan anak-anak >12 tahun: 1 botol
Aturan Pakai Bukan merupakan obat minum. Masukkan ujung
botol ke dalam dubur dan tekan botol sampai hampir
seluruh cairan habis.
Efek Samping  
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap komponen obat. Tidak
boleh diberikan pada pasien dengan pendarahan
rectum, penyakit ginjal, diet restriksi Na, mual,
muntah dan nyeri.
Golongan Obat Obat Bebas Terbatas
OBAT HERBAL KONSTIPASI
Nama Tanaman Lidah Buaya
Spesies  
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas:Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku: Liliaceae
Marga: Aloe
Jenis: Aloe vera (L) Burm.f.
 

Kandungan Daging daun lidah buaya (Aloe vera) mengandung 96% air dan 4% terdiri dari bahan aktif seperti
minyak esensial, asam amino, mineral, vitamin, enzim, glikoprotein, asam aspartat, serin, glutamin,
treonin, urosin, fenilanin, histidin, dan leusin, serta mineral seperti magnesium kalium, natrium, seng,
besi, dan kromium

Cara pembuatan sediaan Isi lidah buaya diseduh dengan air hangat, ditambahkan satu sendok madu lalu dikonsumsi

Aturan pakai/dosis Dapat diminum pagi dan sore hari


Nama Tanaman Buah Trengguli
Spesies Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminosae
Marga : Cassia
Jenis : Cassia fistula L (Tjitropoepomo, 2005) :
Kandungan Kandungan yang terdapat di dalam daun tanaman Cassia fistula L di antara yang lain adalah
glycosides-sennosidesA dan B, hentriacontanoic, triaconsanoic, asam nonacontanoic dan
heptacosanoic, anthraquinone, tannin, dan minyak atsirioksinon. Dan juga dalam tanaman ini
mengandung flavonoid, biflavonoid, rhein, rhein glucoside, sennoside A dan B, chrysophanol, dan
isoflavon (Thirumal, Srimanthula, dan Kishore, 2012).
Cara pembuatan sediaan 1. Mengupas buah trengguli
2. Memisahkan buah trengguli dari bijinya dan menimbang sebanyak 4g buah trengguli
3. Merebus 4g buah trengguli (Sakulpanich, 2012) dengan 40 ml air, dengan suhu 90°C selama 30
menit
4. Serkai selagi panas melalui kain flannel
5. Tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok 40 ml
6. Dekokta buah trengguli siap dikonsumsi (Nur Jannah, 2017)
Aturan pakai/dosis Dua kali sehari
Nama Tanaman Daun Handeuleum (Daun Wungu)
Spesies Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Graptophylum
Spesies : Graptophylum pictum Griff

Kandungan Handeuleum memiliki kandungan zat  kimia berupa alkaloid non-toksik, flavonoid, glikosid, steroid, saponin, tanin,
calsium oksalat, asam format dan lemak.

Cara pembuatan sediaan Rebus 7 helai daun handeuleum dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal setengah.  
Aturan pakai/dosis Diminum di pagi hari
OBAT SEDIAAN JADI HERBAL
Nama Sediaan Laxing
Komposisi Cassiae sennae folium 100 mg, Aloe vera folium 33 mg, Foeniculi
vulgaris semen 20 mg
Bentuk sediaan Kapsul
Dosis/aturan pakai 1-2 kapsul per hari, diminum sebelum tidur.
Kategori obat Jamu
herbal

Nama Sediaan Vegeta Herbal


Komposisi Cassia sennae folium extract 100 mg,
Rheum officinale radix extract 25 mg,
Foeniculi vulgare fructus extract 50 mg,
Liquirittae radix extract 60 mg,
Plantago ovata semini endosperm pulveratum 500 mg
Bentuk sediaan Serbuk
Dosis/aturan pakai 1 x sehari 1 bungkus sebelum tidur, dosis dapat ditingkatkan
menjadi 2 x sehari apabila diperlukan
Aturan Pakai
Berikan setelah makan
Kategori obat Jamu
herbal
TERIMA KASIH

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2020

Anda mungkin juga menyukai