Anda di halaman 1dari 15

Aliyah 

035017182200179
Anjas Satrio Budi Mulia  035017182200184
Chairunnisa Harahap 035017182200087
Fahmi Pratama 035017182200097
Happy Asih Wulandari 035017182200100
Israul Kamila 035017182200103
Neng Dini Fadilah 035017182200109
Retno Ayu Luthfiyana 035017182200117
Safa Aira Salsabil  035017182200122
Syifa Rifngatunnisa 035017182200129

INFUS

KELOMPOK 5 ( 2 B )
I. JUDUL : Pembuatan Infus
II. TUJUAN : Untuk mengetahui metode
sterilisasi
III. TEORI
DEFINISI INFUS
 Infus merupakan larutan dalam jumlah yang besar terhitung
mulai dari 10 mL yang diberikan melalui intravena tetes
demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. 

 Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan


minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang relatif sama.

 Rasionya dalam tubuh adalah air 57%; lemak 20,8%;


protein 17,0%; serta mineral dan glikogen 6%. Ketika
terjadi gangguan hemostatif, maka tubuh harus segera
mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan
air dan elektrolit larutan untuk infus intravenous harus
jernih dan praktis bebas partikel.
KEUNTUNGAN
SEDIAAN INFUS

1. Obat memiliki onset (mula kerja) yang cepat.

2. Efek obat dapat diramalkan dengan pasti.

3. Biovabilitas sempurna atau hampir sempurna.


SYARAT-SYARAT
INFUSA

1) Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau efek


toksis.

2) Jernih, berarti tidak ada partikel padat.

3) Isohidris, pH larutan sama dengan darah dan cairan tubuh


lain yakni pH = 7,4.

4) Isotonis artinya mempunyai tekanan osmosis yang sama


dengan darah atau cairan tubuh yang lain. Tekanan osmosis
cairan tubuh seperti darah, air mata, cairan lumbal sama
dengan tekanan osmosis larutan NaCl 0,9 %.
KERUGIAN SEDIAAN
INFUS

1) Rasa nyeri pada saat disuntik apalagi kalau harus


diberikan berulang kali.

2) Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut


suntik.

3) Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak


mungkin diperbaiki terutama sesudah pemberian
intravena.
ATURAN PEMAKAIAN DAN
PENGGUNAAN INFUS

a. Obat tidak dapat di absorbsi secara oral

b. Terjadinya absorbsi yang tidak teratur setelah penyuntikan


secara intramuscular

c. Obat menjadi tidak aktif dalam saluran pencernaan


IV. FORMULA R/

R/ Na Phenobarbital 1 gr
Etil Morphin HCl 0.5 gr
ad 1000 ml
V. Spesifikasi Bahan :
1. Na Phenobarbital

• Nama lain : Luminal Natrium

• Pemerian : serbuk putih tidak berbau, rasa pahit, higroskopikKelarutan : larut dalam 3
bagian air dan dalam 25 bagian enatol (95% ) p, praktis tidak larut dalam klorofom p dan
eter p.

• Indikasi : epilepsi, semua jenis, kecuali petit mal, status epileptikus. Peringatan: lansia,
anak, debil, gangguan fungsi hati dan ginjal, depresi pernapasan, hamil, menyusui,
hindari pemutusan obat mendadak.

• Dosis : dosis phenobarbital berdasarkan usia dan fungsinya:Fungsi: Mengatasi kejang


pada status epileptikusDewasa: Dosis awal 15–20mg/kgBB suntikan IV, bisa diulang
setelah 10 menit dengan tambahan dosis 5–10 mg/kbBB.Anak-anak: Dosis awal 15–20
mg/kgBB suntikan IV pelan, bisa diulang setelah 15–30 menit dengan dosis 5–10
mg/kgBB.

• Fungsi: Mengatasi kejang


2. Etil morphin Hcl

• Nama lain : etil morfin dionin

• Pemerian : berupa bubuk kristal putih atau kristal tak berwarna acicular atau
putihKelarutan : kelarutan larut 1 bagian di 5000 air, 1 di 210 etanol, 1 di 1220
kloroform, dan 1 dari 125 gliserol; praktis tidak larut dalam eter.

• Indikasi : indikasi morfin dan opioid lain terutama diidentifikasikan untuk


meredakan atau menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan
analgesik non-opioid.

• Dosis : Morfin tersedia dalam tablet, injeksi, supositoria. Morfin oral dalam bentuk
larutan diberikan teratur dalam tiap 4 jam. Dosis anjuran untuk menghilangkan atau
mengurangi nyeri sedang adalah 0,1-0,2 mg/ kg BB. Untuk nyeri hebat pada
dewasa 1-2 mg intravena dan dapat diulang sesuai yamg diperlukan.

• Fungsi : Antitusif
VI. PERHITUNGAN
BAHAN
Perhitungan Isotonis:

R/ Na Phenobarbital 1g E= 0.24 Tf 1%= 0.14

Etil Morfin HCL 0.5g E= 0.16 Tf 1%= 0.09

Aqua ad 1ℓ

Cara satu :

Tf Na = = 0.1% 0.14 x 0.1 = 0.014

Tf Etil = = 0.05% 0.05% x 0.09 = 0.0045

Tf Formula menjadi 0.014 + 0.0045 = 0.0185 < 0.52 Formula menjadi


R/ Na pheno 1gr
hipotonis, perlu ditambah Nacl Hingga Tf Menjadi 0.52. Tf 1% Nacl
Etil Morfin Hcl 0.5gr
0.58 Nacl yang diperlukan dalam 100ml
Nacl 8.6gr
= 0.86g dalam 100ml 0.86 x 10 = 8.6g dalam 1000ml Aqua dest ad 1ℓ
VII. CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Tara wadah sediaan (dilakukan sebelum disterilkan)
3. Zat aktif ditimbang dalam kaca arloji (Penimbangan dilebihkan 10%) dan zat ditambahkan lain jika
ada
4. Zat aktif dimasukan kedalam gelas piala steril yang sudah dikalibrasi sesuai dengan volume sediaan
yang akan dibuat
5. Tuang aqua pro injeksi untuk melarutkan zat aktif dan untuk membilas kaca arloji (begitu pula
dengan zat tambahan) diaduk dengan batang pengaduk gelas ad homogen
6. Panaskan larutan pada suhu 60-700C selama 15 menit (waktu dihitung setelah dicapai suhu 60-700C)
sambal diaduk, cek suhu dengan thermometer
7. Siapkan Erlenmeyer steril bebas pyrogen, corong dn kertas saring rangkap 2 yang telah terlipat dan
dibasahi dengan air bebas pyrogen
8. Saring larutan hangat-hangat kedalam Erlenmeyer
9. Tuang larutan kedalam kolom saringan dengan bantuan pompa penghisap ( pori-pori kertas whattman
0.45µm)
10. Filtrat dari kolom ditampung kedalam wadah steril yang telah ditara
11. Botol ditutup dengan flakon steril
VIII. EVALUASI SEDIAAN
a. Uji organoleptik : Ambil sedikit sediaan injeksi, lalu teteskan diatas plat tetes. Kemudian amati bau, warna, bentuk dan rasa.
b. Uji pH : Dengan menggunakan pH meter, lalu diambil sedikit sediaan injeksi, dan diberi kertas indikator universal. Kemudian
diamati perubahan warna yang terjadi pada kertas indikator universal.
c. Uji kejernihan : Ampul dikocok, lalu cepat dibalik, kemudian diletakkan sediaan pada latar belakang hitam/ putih, kemudian
disinari dari samping. Untuk memperjelas gunakan kaca pembesar. Jika kotoran tidak terlihat, maka sediaan dinyatakan jernih
d. Uji sterilitas : Pindahkan cairan dari wadah uji dengan menggunakan pipet / jarum suntik steril secara aseptik. Inokulasi
sejumlah tertentu bahan dari tiap wadah uji kedalam tabung media lalu campur cairan dengan media. Kemudian diinokulasi
pada media tertentu seperti pada prosedur umum pada media secara visual sesering mungkin. Sekurang-kurangnya pada hari
ke 3, 4 dan pada hari terakhir dari masa uji. Syarat : Jika terjadi kekeruhan atau terdapat pertumbuhan pada media maka
sediaan tidak steril.
e. Uji keseragaman volume : Ambil 5 wadah/lebih dgn volume 3 ml / kurang. Lalu diambil isi tiap wadah dengan alat suntik
hipodermik kering berukuran dan dilengkapi dengan jarum suntik no 2; pasang tidak kurang dari 2,5 cm. Seetelah itu, isi
larutan suntik dapat dipindahkan kedalam gelas piala kering yang telah ditara, vol dalam ml diperoleh dari hasil perhitungan
berat dalam g dibagi BJ cairan. Isi dari 2/lebih wadah 1ml / 2 ml dapat digabungkan utk mengukur dgn menggunakan jarum
suntik kering terpisah utk mengambil setiap wadah. Syarat : vol tdk krg dr vol yang tertera pada wadah diuji satu persatu vo
yang tertera pada penandaan 5,0 ml vol yang dianjurkan adalah 0,50 ml
f. Uji kebocoran : Ampul di benamkan dalam larutan zat warna ( 0,5 – 1,0 % metilen blue ), lalu diberikan tekanan atmosfer
sehingga menyebabkan zat warna berpenetrasi ke dalam lubang. Kemudian Cuci bagian luar ampul, lihat perubahan warna
larutan dalam ampul. Bila terjadi perubahan warna maka ampul bocor. Syaratnya: Ampul yang tidak menyebabkan masuknya
mikroorganisme atau kontaminan lain yang berbahaya dan isinya tidak bocor.
IX.KESIMPULAN
1. Formula yang kami gunakan adalah Na Fenobarbital 1g; Etil Morfin HCl 0,5g dan
Aqua Pro Injeksi ad 1 liter
2. Metode pembuatan yang digunakan adalah injeksi volume besar, yaitu sediaan steril
berupa cairan volume besar yang diberikan secara intravena (i.v) merupakan injeksi
dosis tunggal yang mempunyai volume 50 sampai 2000 ml, sediaan injeksi yang
kami buat sebanyak 1000ml.
3. Evaluasi IPC (In Process Control) yaitu berupa Uji pH dan Uji Kejernihan; QC
(Quality Control) yaitu berupa Uji pH, Uji kejernihan, Uji keseragaman Volume,
Uji kebocoran,Uji Sterilitas dan Uji pirogen; dan OPC (Out Process Control)
didapatkan dari hasil uji pH, uji kejernihan, uji kebocoran, uji sterilitas, uji pirogen
yang telah dilakukan selama in process control.
4. Kemasan
Wadah : Wadah yang digunakan adalah ampul.
TIDAK BOLEH DIULANG
Etiket : : TANPA RESEP DOKTER

5. Dalam pembuatan injeksi ini bahan aktif yang digunakan yaitu Phenobarbital
Natrium yang berkhasiat sebagai obat anti kejang, Etil Morfin Hcl yang berkhasiat
sebagai obat nyeri. Bahan tambahan yang digunakan antara lain Nacl yang
berfungsi sebagai pengkhelat atau pengikat ion logam dan aquadest sebagai pelarut.

Anda mungkin juga menyukai