GAGAL HATI
ALT: alanine aminotransferase; ALP: alkaline phosphatase; ULN: upper limit normal; R:
ALT/ULN divided by ALP/ULN.
13
Perubahan Farmakokinetika penting
Penyakit Hati
• Perubahan fungsi hati akan mempengaruhi byk
aspek farmakokinetik obat, cthnya: total klirens,
volume distribusi dan ekstraksi oleh hati.
• Parameter farmakokinetik yg paling terpengaruh
adalah metabolisme.
• Namun sangat rumit utk menentukan smpai
tingkat mana penatalaksanaan obat dipengaruhi
disfungsi hati pada individu. Hal ini jg tidak dapat
diukur dng tepat dr data lab.
A. Absorpsi obat
Pada kolestasis, absorpsi obat yg larut lemak dapat
menurun.
B. Distribusi Obat
Ikatan Protein
• Sejumlah besar Obat terikat pada protein yg
tersirkulasi.
• PHK dpt menyebabkan hipoalbuminemia dan
peningkatan senyawa endogen (spt bilirubin) yg dpt
berkompetisi pd tempat ikatan di protein.
C. Metabolisme Obat
Metabolisme obat tjd terutama di hati (enzym sitokrom P 450)
Pd sirosis hati yg parah, dengan gangguan fungsi sel hati dan juga
berkembangnya saluran yg menghantarkan darah ke sirkulasi
sistemik tanpa melewati hati, eliminasi lintas pertama akan
menurun dan ketersediaan sistemik akan meningkat.
• Rasio Ekstraksi (RE)
RE suatu obat adalah ukuran mengenai seberapa jauh obat di
eliminasi oleh hati
D. Ekskresi Obat
Beberapa obat diekskresikan lewat empedu tanpa perubahan
dan dapat terakumulasi pada pasien dengan intrahepatic atau
extrahepatic obstructive jaundice sehingga diperlukan
penyesuaian dosis.
Ex; rifampisin dan asam fusidat
Farmakodinamik
• Perubahan farmakodinamik jg dapat terjadi
Narkotika (morfin, petidin) serta benzodiazepin dpt
menjadi lebih peka.
Peningkatan sensitivitas efek antikoagulan oral
(warfarin dan phenindion)
• Uji lab terbatas dalam menentukan fungsi hati
aspartese aminotransferase dan alanine amino
transferase mendeteksi kerusakan sel hati, bukan
menunjukkan fungsi hati sedangkan serum bilirubin
hanya suatu ukuran untuk menentukan obstruksi bilier.
• Tak ada tes tunggal yang akurat untuk mengetahui
fungsi hati total.
• Umumnya untuk mengetahui kemampuan
hati memetabolisme obat yaitu dengan
menentukan nilai child pugh pada pasien
Penyesuaian dengan menggunakan metode
Child`s Pugh score digunakan sebagai suatu
pendekatan untuk menyesuaikan dosis pada
pasien dengan penyakit hati.
• Pengklasifikasian ini sangat penting karena dapat
digunakan untuk menetapkan tingkat keparahan
penyakit sirosis dan memprediksi kemampuan
pasien untuk bertahan, keadaan setelah operasi dan
resiko terjadinya perdarahan variceal (Dipiro, 2005).
• Klasifikasi ini menghasilkansistem penilaian yang
membantu klinisi menetukan derajat keparahan
penyakit, dan memperkirakan resiko mortalitas
jangka panjang dan kualitas hidup pasien.
• Seorang pasien dengan sirosis kelas A berdasarkan
klasifikasi Child‐Turcotte‐Pugh dapat bertahan
(survive) sampai 15‐20 tahun, sedangkan mereka
dengan kelas C mungin hanya 1‐3 tahun.
• Keterbatasan utama metode
Child‐Turcotte‐Pugh adalah penggunaan
ukuran yang subyektif, seperti asites dan
ensefalopati hepatik, yang merupakan hasil
interpretasi klinis dan dapat dipengaruhi oleh
terapi.
• Contoh: Dosis lazim dari suatu obat yang 95 %
dimetabolisme hati adalah 500 mg setiap 6 jam dan
dosis total per hari adalah 2000 mg. Untuk pasien
sirosis hati dengan skor 12 (Child-Pugh score), dosis
awal harus dikurangi 50% dari dosis awal menjadi 1000
mg/hari. Obat dapat diresepkan pada pasien 250 mg
setiap 6 jam.Pasien harus dimonitor ketat untuk efek
farmakologis dan efek toksik dari pengobatan, dan
dosis dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pasien.
• Skor 8–9 penurunan sekitar 25% dari dosis awal dari
obat-obat yang terutama (60%) dimetabolisme oleh
hati.
• Skor 10 atau lebih penurunan yang signifikan (sekitar
50%) dari dosis awal dari obat-obat yang terutama
dimetabolisme oleh hati.