Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN ALAM

KELOMPOK BIJI KOPI

Dosen Pengampu : Apt. Irma Erika Herawati, M. Si

oleh :
Wulan Deti D1A171467 (6C Reg Sore)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GHIFARI
BANDUNG
2021
LEMBAR KERJA

PENETAPAN IDENTITAS
Rumus Rf = Jarak yang di tempuh noda ekstrak/komponen
Jarak yang di tempuh fase gerak

Fase gerak (Kloroform : etanol 96% (99:1)


Perhitungan :
- Kloroform : 99/100 x 3ml = 2,97ml
- Etanol 96% : 1/100 x 3ml = 0,03ml

Hasil :
Rf Sampel : 1,7/7 = 0,24
Rf Blanko (Caffein) : 2,2/7 = 0,31

A. STANDARDISASI SIMPLISIA
1. Spesifikasi Simplisia
a) Nama botani : Coffeae Semen

b) Keluarga : Rubiaceae

c) Kandungan utama : Kofein

d) Bagian yang digunakan : Biji/semen

e) Derajat halus simplisia : Setara dengan ayakan no. 14


2. Karakterisasi Simplisia
Pemeriksaan Hasil Pengamatan Data dari literatur
Ciri-ciri Makroskopis Warna coklat tua-hitam,
bau harum khas
aromatik, rasa pahit.

Serbuk : Warna coklat tua-hitam,


bau harum khas aromatik, rasa
pahit.

Ciri-ciri Mikroskopis Sel batu makrosklereid


berkelompok, dan
endosperm berdinding
tebal (panah).

Sel batu makrosklereid


(berbentuk batang) dan
endosperm berdinding tebal.
Kadar Air 73,28+5 – 78,10 = 0,18 x 100% =
73,28+5 73,28 5

= 3,6%

Kadar Sari Larut Etanol 71,44+20 – 71,79 = 19,65 x 5 x 100%


71,44+20 71,44 20

= 4,9125%

Skrining Fitokimia a. Dragendorf (+) = endapan Hasil positif


merah/Jingga
b. Mayer (+) = endapan putih ditunjukkan dengan
1. Alkaloid
terbentuk endapan
merah atau jingga
untuk Dragondorff
dan endapan putih
untuk perekasi
Mayer
(Departemen
Kesehatan RI,
1978).

Terbentuk warna hijau kehitaman (+)


2. Polifenol Hasil positif
ditunjukkan dengan
terbentuk warna
biru atau hijau
kehitaman
(Departemen
Kesehatan RI,
1978).
3. Flavonoid Terbentuk warna kuning pada lapisan . Hasil positif
amil alkohol (+)
ditunjukkan dengan
terbentuk warna
merah atau kuning
atau jingga pada
lapisan amil
alkohol
(Fransworth, 1996).

4. Tanin Larut dalam gelatin (+) Hasil positif


ditunjukkan dengan
sampel larut dalam
gelatin
(Departemen
Kesehatan RI,
1978).

5. Saponin Busa menghilang (-) Hasil positif


ditunjukkan dengan
busa tidak hilang
(Departemen
Kesehatan RI,
1978).

6. Monoterpenoid dan Terbentuk pink (+) karena mendekati Hasil positif


Seskuiterpenoid warna merah.
Memungkinkan Asam sulfat pekat nya ditunjukkan dengan
sudah tercampur dengan zat lain. terbentuk warna
hijau biru dan
merah (Harborne,
1987)
7. Kuinon Terbentuk warna merah (+) Hasil positif
ditunjukkan dengan
membentuk warna
merah
B. STANDARDISASI PROSES
1. Proses Ekstraksi
Pengamatan Hasil Pengamatan
Jumlah Simplisia 50gram

Metode Ekstraksi Metode Refluks/Panas

Alasan Pemilihan Metode Metode refluks dipilih karena dapat mempermudah cairan
penyari menembus dinding sel simplisia dengan adanya
pemanasan. Sel simplisia mengalami pengembangan sehingga
rongga-rongga selnya terbuka dengan demikian pelarut mudah
mencapai zat aktif di dalam sel dan mempersingkat proses
ekstraksi.
Pelarut yang digunakan Etanol 70%
Alasan Pemilihan Pelarut Karena etanol merupakan pelarut yang paling sesuai pada
ekstraksi kafein, karena kafein lebih banyak terekstrak ke
dalam etanol dibandingkan pelarut lainnya seperti dietil
eter, karbon tetraklorida, dan n-heksana.

Jumlah Pelarut yang 200 ml


digunakan
Jumlah Ekstrak Cair yang 100 ml
didapat

Berat Ekstrak Kental yang 5,8gram


didapat
Pemerian Ekstrak Kental Ekstrak kental, lengket, berwarna coklat, berbau aromatik, dan
memiliki rasa pahit.

Rendemen Ekstrak % R = Berat cawan+ekstrak Kopi – cawan kosong x 100%


Berat Simplisia
= 41,45 – 35,65 x 100%
50
= 11,6%
2. Identifikasi Zat Aktif dalam Ekstrak
Pengamatan Hasil Pengamatan Literatur
Nama Senyawa Caffein
Golongan Senyawa 1,3,7-Trimethylpurine-2,6-
dione
Struktur Senyawa

3. Formula

a) Bentuk sediaan : Granul effervescenst

b) Alasan pemilihan bentuk sediaan: Karena granul effervescenst memungkinkan


penyiapan larutan dalam waktu seketika, ketika ditambahkan dengan air, akan bereaksi
antara asam dan basa yang membebaskan karbondioksida dan menghasilkan buih sehingga akan
memberikan efek yang segar.

c) Kemasan : Sachet

d) Dosis : Sehari satu kali satu sachet (untuk satu kali penggunaan setara dengan 50mg
kafein)

e) Kegunaan Zat Tambahan :


Zat tambahan yang digunakan yaitu Aspartam dan sukrosa agar rasa dari kopi terasa
manis tidak pahit.
Aspartam memiliki tingkat kemanisan kira-kira 200 kali lebih manis di bandingkan
dengan sukrosa serta tidak memiliki afterstate yang menonjol. Kemanisannya dapat di
tingkatkan dengan natrium bikarbonat, dan laktosa.
C. STANDARDISASI
PRODUK Evaluasi
Produk
Pengamatan Hasil Data dari Literatur
1) 10,72 – 0,9 = 9,82gram
Keseragaman Bobot 2) 10,82 – 0,87 = 9,95gram

Rata-Rata = 9,82gram + 9,95gram


2
= 9,885 + 7,5%
= 10,62

68,57 + 30 – 90 x 100%
Kadar Air 68,57 + 30 68,57
= 28,56%

pH 9,0 (Basa)

PEMBAHASAN

Pada praktikum tanggal 18- 19 September 2021 dilakukan praktikum tentang membuat suatu
sediaan farmasi dengan bahan baku berasal dari alam yang terstandar mulai dari bahan baku
sampai dengan produk jadi yaitu biji kopi. Di awal di lakukan analisis kualitatif simplisia biji
kopi (Coffeae Semen) agar dapat mengetahui secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.
Pertama-tama melakukan uji secara makroskopik pada biji kopi yang sudah di serbukkan, yaitu
dengan mengamati warna, bau dan bentuk simplisia. Didapatkan hasil untuk Pada  kopi adalah
Warna coklat tua-hitam, bau harum khas aromatik, rasa pahit.

Kedua adalah uji secara mikroskopik yaitu Pada biji kopi (Coffeae Semen) adalah Sel batu
makrosklereid (berbentuk batang) dan endosperm berdinding tebal.. Fragmen pengenal adalah
yaitu sel batu makrosklereid. Sel batu adalah salah satu fragmen khas dari Coffea robusta. Sel
batu Coffea cenderung tunggal, berdinding dan lumen tebal. Lumen berwarna cokelat dengan
dinding sel berwarna lebih muda. Satu lagi yang khas dari simplisia ini adalah latar yang
‘kotor’ dan berwarna cokelat bias.
Ketiga adalah uji secara kimiawi yaitu dengan meneteskan beberapa pereaksi pada sampel yang
akan diuji. Di dapatkan hasil dari biji kopi mengandung alkaloid, polifenol, flavonoid, tanin,
monoterpenoid dan seskuiterpenoid dan kuinon. Pada uji Saponin hasil yang di dapat negative di
karenakan busa tidak stabil dan hilang dalam beberapa detik. Faktor yang menyebabkan warna
hasil kimiawi berbeda dengan teorinya adalah pereaksi sudah tercampur dengan zat lain karna
bisa tercampir dari sisa yang ada di pipet. Dari hasil uji tersebut didapatkan bahwa biji kopi
(Coffeae Semen) mengandung kofein, sitosterin, kolin. Sebagai penawar racun, penurun panas
(antipiretik), dan peluruh urine (diuretik).
Ekstrak yang dihasilkan kemudian dipantau kandungan kimianya menggunakan kromatografi
lapis tipis. Fase gerak yang digunakan adalah kloroform:etanol 96% (99:1). Fase dia yang
digunakan yaitu silica gel F254

https://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2012/05/makroskopik-dan-mikroskopik-simplisia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Biji_kopi
https://www.cctcid.com/2018/08/29/beberapa-standard-pemeringkatan-mutu-biji-kopi-2/

Anda mungkin juga menyukai