oleh :
Wulan Deti D1A171467 (6C Reg Sore)
PENETAPAN IDENTITAS
Rumus Rf = Jarak yang di tempuh noda ekstrak/komponen
Jarak yang di tempuh fase gerak
Hasil :
Rf Sampel : 1,7/7 = 0,24
Rf Blanko (Caffein) : 2,2/7 = 0,31
A. STANDARDISASI SIMPLISIA
1. Spesifikasi Simplisia
a) Nama botani : Coffeae Semen
b) Keluarga : Rubiaceae
= 3,6%
= 4,9125%
Alasan Pemilihan Metode Metode refluks dipilih karena dapat mempermudah cairan
penyari menembus dinding sel simplisia dengan adanya
pemanasan. Sel simplisia mengalami pengembangan sehingga
rongga-rongga selnya terbuka dengan demikian pelarut mudah
mencapai zat aktif di dalam sel dan mempersingkat proses
ekstraksi.
Pelarut yang digunakan Etanol 70%
Alasan Pemilihan Pelarut Karena etanol merupakan pelarut yang paling sesuai pada
ekstraksi kafein, karena kafein lebih banyak terekstrak ke
dalam etanol dibandingkan pelarut lainnya seperti dietil
eter, karbon tetraklorida, dan n-heksana.
3. Formula
c) Kemasan : Sachet
d) Dosis : Sehari satu kali satu sachet (untuk satu kali penggunaan setara dengan 50mg
kafein)
68,57 + 30 – 90 x 100%
Kadar Air 68,57 + 30 68,57
= 28,56%
pH 9,0 (Basa)
PEMBAHASAN
Pada praktikum tanggal 18- 19 September 2021 dilakukan praktikum tentang membuat suatu
sediaan farmasi dengan bahan baku berasal dari alam yang terstandar mulai dari bahan baku
sampai dengan produk jadi yaitu biji kopi. Di awal di lakukan analisis kualitatif simplisia biji
kopi (Coffeae Semen) agar dapat mengetahui secara makroskopik, mikroskopik dan kimiawi.
Pertama-tama melakukan uji secara makroskopik pada biji kopi yang sudah di serbukkan, yaitu
dengan mengamati warna, bau dan bentuk simplisia. Didapatkan hasil untuk Pada kopi adalah
Warna coklat tua-hitam, bau harum khas aromatik, rasa pahit.
Kedua adalah uji secara mikroskopik yaitu Pada biji kopi (Coffeae Semen) adalah Sel batu
makrosklereid (berbentuk batang) dan endosperm berdinding tebal.. Fragmen pengenal adalah
yaitu sel batu makrosklereid. Sel batu adalah salah satu fragmen khas dari Coffea robusta. Sel
batu Coffea cenderung tunggal, berdinding dan lumen tebal. Lumen berwarna cokelat dengan
dinding sel berwarna lebih muda. Satu lagi yang khas dari simplisia ini adalah latar yang
‘kotor’ dan berwarna cokelat bias.
Ketiga adalah uji secara kimiawi yaitu dengan meneteskan beberapa pereaksi pada sampel yang
akan diuji. Di dapatkan hasil dari biji kopi mengandung alkaloid, polifenol, flavonoid, tanin,
monoterpenoid dan seskuiterpenoid dan kuinon. Pada uji Saponin hasil yang di dapat negative di
karenakan busa tidak stabil dan hilang dalam beberapa detik. Faktor yang menyebabkan warna
hasil kimiawi berbeda dengan teorinya adalah pereaksi sudah tercampur dengan zat lain karna
bisa tercampir dari sisa yang ada di pipet. Dari hasil uji tersebut didapatkan bahwa biji kopi
(Coffeae Semen) mengandung kofein, sitosterin, kolin. Sebagai penawar racun, penurun panas
(antipiretik), dan peluruh urine (diuretik).
Ekstrak yang dihasilkan kemudian dipantau kandungan kimianya menggunakan kromatografi
lapis tipis. Fase gerak yang digunakan adalah kloroform:etanol 96% (99:1). Fase dia yang
digunakan yaitu silica gel F254
https://ilmu-kefarmasian.blogspot.com/2012/05/makroskopik-dan-mikroskopik-simplisia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Biji_kopi
https://www.cctcid.com/2018/08/29/beberapa-standard-pemeringkatan-mutu-biji-kopi-2/