Oleh :
Dwi Prasetyo Utomo, S.KM
NIM 152520102029
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial dan Perilaku
yang berjudul “Peran Sosiologi Kesehatan Terhadap Bidang Ilmu Kesehatan
Masyarakat” ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu
ujian akhir semester (UAS) semester I Pasca Sarjana Magister Ilmu Kesehatan
Universitas Jember tahun ajaran 2015/2016.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo, MS selaku direktur pasca sarjana Universitas
Jember
2. Dr. Isa Ma’rufi, S.KM., M.Kes selaku ketua program studi magister ilmu
kesehatan Universitas Jember
3. Dr. Elfian Zulkarnain, S.KM., M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah
ilmu sosial dan perilaku Universitas jember
4. Teman-teman semua yang turut membantu dan pihak-pihak lain yang telah
membantu saya baik secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ilmu sosial dan perilaku ini
masih banyak kekurangan, untuk itu penulis memohon kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan
bagi penulis pada khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum.........................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus........................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4
2.1 Sosiologi.............................................................................................4
2.1.1 Definisi....................................................................................5
2.1.2 Hakikat Sosiologi....................................................................7
2.1.3 Objek Sosiologi.......................................................................8
2.1.4 Metode-Metode dalam Sosiologi............................................8
2.2 Pendekatan Sosiologi Mengenai Kesehatan.................................11
2.3 Ilmu Kesehatan Masyarakat.........................................................13
2.3.1 Pengertian.............................................................................13
2.3.2 Ruang Lingkup Ilmu Kesehatan Masyarakat........................16
BAB 3. PEMBAHASAN.....................................................................................18
3.1 Epidemiologi....................................................................................18
3.2 Biostatistika dan Kependudukan..................................................21
3.3 Kesehatan Lingkungan..................................................................22
3.4 Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.........................................24
3.5 Administrasi Kebijakan Kesehatan..............................................29
3.6 Gizi Masyarakat..............................................................................32
3.7 Kesehatan Keselamatan Kerja......................................................33
BAB 4. PENUTUPAN.........................................................................................38
4.1 Kesimpulan......................................................................................38
4.2 Saran................................................................................................40
ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis peran sosiologi kesehatan terhadap bidang ilmu kesehatan
masyarakat.
2.1 Sosiologi
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami
perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan
peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup telah menarik
perhatian. Beberapa pertanyaan tentang sosiologi: apakah sosiologi benar-benar
rupakan suatu ilmu pengetahuan? Mengapa dianggap demikian? Dan lain
sebagainya. Untuk menjawab apakah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, maka
terlebih dahulu mengetahui apakah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah
pengetahuan (knowledge) yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran, pengetahuan yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol)
dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya. Unsur-unsur
(elements) yang merupakan bagian-bagian yang tergabung dalam suatu kesatuan
adalah (Soekanto, 2012):
a. Pengetahuan (knowledge);
b. Tersusun secara sistematis;
c. Menggunakan pemikiran;
d. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (obyektif).
Ilmu pengetahuan berkembang pada taraf yang tinggi, yaitu bila sampai
pada (Soekanto, 2012):
a. Metode percobaan dan kesalahan;
b. Mempelajari atau mempergunakan efek dari metode pertama terhadap
situasi yang biasa dihadapi;
c. Persepsi dan investigasi visual terhadap alternatif aksi potensial;
d. Mempelajari dengan pengamatan, didasarkan pada pengamatan terhadap
usaha dan hasil aksi pihak-pihak lain;
e. Imitasi, pengamatan dan peniruan terhadap perilaku pihak-pihak lain;
f. Instruksi verbal dan penerimaan informasi verbal dari pihak-pihak lain;
g. Pemikiran dan konfrontasi simbolis dari perilaku potensial dengan model
realitas yang diadopsi;
4
5
bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat tetapi bukan wujudnya yang
kongkret.
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola
umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum-
hukum umum dan interaksi antar manusia dan juga perihal sifat hakikat,
bentuk, isi dan struktur masyarakat manusia.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Ciri
tersebut menyangkut soal metode yang dipergunakannya.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan merupakan
ilmu pengetahuan yang khusus. Artinya sosiologi mempelai gejala yang
umum ada pada setiap interaksi antar manusia.
a. Metode induktif adalah metode yang mempelajari suatu gejala yang khusus
untuk mendapatkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam lapangan yang lebih
luas.
b. Metode deduktif adalah metode yang mempergunakan proses yaitu mulai
dengan kaidah-kaidah yang dianggap berlaku umum untuk kemudian
dipelajari dalam keadaan yang khusus.
Selain itu metode sosiologi dibagi menjadi:
a. Metode empiris yang mengutamakan pada keadaan-keadaan yang nyata
didapat dalam masyarakat. Dalam ilmu sosiologi modem diwujudkan dengan
research atau penelitian, yaitu dengan cara mempelajari suatu masalah secara
sistematis dan intensif untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak
mengenai masalah tersebut. Research dapat dibagi menjadi:
1. Basic research adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan yang lebih banyak dari ilmu pengetahuan;
2. Applied research ditujukan pada penggunaan ilmu pengetahuan secara
praktis.
b. Metode rasionalitas yang mengutamakan pemikiran dengan logika dan
pikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah-masalah
kemasyarakatan. Metode ini banyak dipergunakan dahulu, sekarang masih
ada fungsionalisme.
juga dipertahankan dengan cara menjalankan fungsi kontrol sosial dari kedokteran
dalam mendorong kepada kepatuhan kepada peranan-peranan sosial dalam
masyarakat modern. Pendekatan Parsons bertentangan, namun sekaligus sejalan
dengan Marxisme. Parsons mengangkat isu tentang pentingnya aspek non-
ekonomi masyarakat, tetapi juga menekankan pentingnya peranan sakit sebagai
peranan sosial yang dibentuk oleh elemen sosial dalam masyarakat modern. Jadi,
Parsons itu konservatif sekaligus kritikal (White, 2012:9).
Demikian pula Foucault, memandang penting peranan sosial dari
pengetahuan medis dalam mengontrol penduduk, dan seperti Parsons menekankan
sifat menyebar (diffuse nature) dari hubungan-hubungan kekuasaan dalam
masyarakat modern. Selain itu, sebagaimana halnya
Tabel 1.1 Skema Penyederhanaan Sosiologi Kesehatan
3.1 Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal
ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja
tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-
penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai
studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.
Mencakup juga studi tenang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-
determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang
mempengaruhi penyakit tersebut.
Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang-kurangnya mencakup 3
elemen, yakni:
a. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit baik penyakit infeksi maupun non
infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrition), kecelakaan
lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di
negara-negara maju epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan
kesehatan.
b. Populasi
Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran penyakit-
penyakit individu-individu, maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya
pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
c. Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan
lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologi maupun sosial. Hal inilah
yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang
dikaji dari manusia dan total lingkungannya.
Peranan epidemiologi, khususnya dalam konteks program Kesehatan dan
Keluarga Berencana adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau
19
20
penyakit, dan nilai prediktif kondisi-kondisi ini lebih kuat daripada suatu fokus
pada faktor-faktor gaya hidup saja
dilakukan olah organisme. Oleh sebab itu, perangsang yang demikian itu
mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah
dilakukan. Apabila seorang anak belajar atau telah melakukan suatu
perbuatan, kemudian memperoleh hadiah, maka ia akan menjadi lebih
giat belajar atau akan lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut.
Dengan kata lain responsnya akan lebih intensif atau lebih kuat lagi.
Di dalam kehidupan sehari-hari, respons jenis pertama (respondent
respons atau respondent behavior) sangat terbatas keberadaannya pada
manusia. Hal ini disebabkan karena hubungan yang pasti antara stimulus dan
respons kemungkinan untuk memodifikasikannya adalah sangat kecil.
Sebaliknya operant respons atau instrumental behavior merupakan bagian
terbesar dari perilaku manusia, dan kemungkinan untuk memodifikasi sangat
besar, bahkan dapat dikatakan tidak terbatas. Fokus teori Skinner ini adalah
pada respons atau jenis perilaku yang kedua ini.
Cara berpikir yang diterima demikian saja tentang sakit dan penyakit
dalam masyarakat kita disebut model kedokteran [medical model) (Engel, 1981).
Yakni, kebanyakan kita yakin bahwa menjadi sakit tak lain adalah kejadian fisik
langsung. Sakit adalah konsekuensi masuknya bibit penyakit atau virus atau
bakteri ke dalam tubuh dan menyebabkan malfungsi. Pengobatan atau solusi
masalah terletak pada nasihat medis profesional, dan biasanya dalam bentuk obat-
obatan yang menyapu bersih organisme penyebab sakit dan memulihkan kondisi
tubuh kita menjadi sehat kembali secara fisik jadi bagi kebanyakan kita, menjadi
sakit adalah proses biokimia yang alamiah dan tidak benar-benar terkait dengan
kehidupan sosial kita.
Model medis ini diterapkan untuk rentang sangat terbatas kondisi medis
akut. Namun, eksplanasi medis perilaku di sekitar kita, pada per-tunjukan TV,
cerita-cerita "keajaiban kedokteran" di Koran-koran, dan di bagian swalayan toko-
toko buku. Bagaimana kedokteran, dengan daerah praktis yang relatif sempit,
menjadi begitu kokoh? Fungsi-fungsi apa saja yang dijalankannya dalam
kehidupan sosial selain daripada perbaikan teknis tubuh?
29
pembedahan mengangkat ibu jari kaki dalam kasus drapetomania, atau bedah
psikologikal lainnya, atau pemberian sedatif pada kasus-kasus lainnya - semuanya
secara eksplisit ditujukan kepada mendorong kepatuhan atas peranan-peranan
sosial. Praktik ilmiah dan teknis kedokteran bukanlah pekerjaan yang bebas nilai
dari ilmu pengetahuan yang tidak memiliki kepentingan melainkan produk
hubungan-hubungan sosial. Harus diingat bahwa hak-hak kedokteran untuk
mendefinisikan perilaku normal dan kontrolnya terhadap teknologi bedah dapat
bekerja bersama-sama dalam pengobatan atas apa yang didefinisikan sebagai Hnot
coping” atau "depresi”: antara 40.000 dan 50.000 orang Amerika yang mengalami
lobotomi frontal pada 1950-an dan 1960-an (Shuman, 1977).
penyakit tertentu (Blane et al., 1997). Pemilahan itu meliputi menghimpun bukti
mengenai peranan pekerjaan sebagai penyebab, diet, perumahan dan polusi
atmosfer terhadap kanker, penyakit jantung koroner, kecelakaan dan penyumbatan
jalan pernapasan kronis. Setiap penyakit ini berkaitan dengan pekerjaan dan
penghasilan. Semakin besar penghasilan, sejalan dengan pekerjaan yang semakin
baik dan kurang berbahaya, memberikan akses yang lebih baik kepada akomodasi,
meningkatnya pilihan diet, dan menentukan lokal- lokal dalam suatu kota di mana
penduduk hidup. Namun, faktor-faktor tersebut dapat dipisahkan secara empirik.
Pekerjaan mendedah kita ke bentang luas gangguan fisik dan psikososial.
Sebagai contoh, pendedahan terhadap agen penyebab kanker, jelas, ada industri
yang berisiko tinggi di mana pekerjaan dengan mudah dianggap sebagai penyebab
kanker satu-satunya, seperti pada industri asbestos. Akan tetapi, di luar itu, jurnal
ilmiah bergengsi Nature melaporkan bahwa 20 % dari semua kematian karena
kanker disebabkan oleh pekerjaan. Kajian yang lebih resen mendukung temuan
itu, dengan the World Health Organization pada 2006 melaporkan bahwa
penyebab proporsi dari semua kematian karena kanker di negara-negara industri
dialamatkan kepada ekspos pekerjaan antara 4 - 20 %. Lebih lanjut, kanker adalah
salah satu dari penyebab utama kematian terkait dengan pekerjaan, yang
memberikan kontribusi bagi proporsi fatalitas yang jauh lebih tinggi daripada
kecelakaan atau luka-luka di tempat bekerja (Hamalainen et al., 2007).
Data tentang kematian terkait dengan pekerjaan mengindikasikan hal
penting, khususnya karena hal ini nyaris tidak pernah dilaporkan. Sebagai contoh,
kematian karena tabrakan kendaraan di jalan raya tidak dianggap sebagai
kecelakaan pekerjaan. Di Australia, statistik terakhir menunjukkan bahwa antara
300 hingga 700 pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja
(Australien Safety and Compensation Council, 2006). Suatu kiraan 5.000 kanker
invasif dan 34.000 kanker kulit nonmelanoma per tahun di Australia disebabkan
oleh ekspos terkait dengan pekerjaan, dan sekitar 1.5 juta orang terekspos
karsinogen yang diketahui. Semakin diketahui bahwa kesehatan pekerja individual
tidak harus secara fisik bersikap terhadap dampak praktik pekerjaan kapitalis.
Kurangnya otonomi pada pekerjaan, kurangnya kontrol atas proses produksi dan
39
pemisahan dari sesama pekerja komponen kunci dari teori alienasi Marx-
semuanya kini terdukung dalam penelitian empirik sebagai penyebab penyakit
(Fritschi dan Driscoll, 2006).
40
BAB 4. PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan ulasan makalah di atas maka kesimpulan yang dapat diambil
adalah:
a. Epidemiologi
Peran sosiologi dapat digunakan untuk mengembangkan argumen-argumen
bagi dasar sosial bagi populasi yang sehat. Dapat mengemukakan eksplanasi
yang melibatkan faktor-faktor sosial seperti hubungan sosial di masyarakat.
Kerapkali dikemukakan bahwa asal-usul epidemiologi adalah mencari suatu
penyebab tunggal penyakit infeksi, khususnya penyakit seperti kolera. Salah
satu cara yang dapat dilakukan adalah mengembangkan suatu model
sosiologis penyebab-penyebab penyakit, berkebalikan dengan eksplanasi
medis dan epidemiologis penyakit sebagai kejadian individual yang inheren.
Sosiolog berpendapat bahwa alih-alih menggolongkan penyakit sebagaimana
adanya pada tingkat individual, penyakit tersebut; seyogianya digolongkan
menurut penyebab sosial.
b. Biostatistika dan Kependudukan
Peran sosiologi kesehatan dalam statistik untuk upaya memproduksi suatu
argumen tentang mengapa penyakit eksis sebagaimana adanya. Informasi
statistik adalah tumpukan penemuan dan korelasi yang tidak saling berkaitan
mengenai faktor-faktor risiko. Epidemiolog mengkonstruksi kategori-kategori
risiko yang kita sebagai individu diperingatkan akan keberadaannya.
Khususnya, epidemiologi, saling berkelin dan dengan representasi media dan
didukung oleh kelompok kesehatan profesional, kini menghasilkan “epidemik
risiko". Peran odd ratio dari penelitian epidemiologi mendukung perspektif
rasionalistik, individualistik, dan kehidupan prospektif di mana maksimalisasi
kontrol dan minimalisasi ketidakpastian dilihat sebagai sasaran paling
penting.
c. Kesehatan Lingkungan
41
Peran sosiologi digunakan untuk mengetahui faktor sosial apa saja yang dapat
mendukung kesehatan lingkungan guna mengentaskan masalah kesehatan.
Selain itu sosiologi dapat mengangkat fenomena yang melatarbelakangi suatu
permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan lingkungan, sehingga dengan
pendekatan sosiologi akan mendapatkan informasi yang lebih baik dan dapat
menyelesaikan masalah.
d. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Peran sosiologi dalam konsentrasi promosi kesehatan dan ilmu perilaku
menggunakan pendekat-pendekatan sosial digunakan untuk melakukan
edukasi kesehatan supaya masyarakat dapat mengubah perilaku masyarakat
menjadi lebih sehat. Selain itu juga mempelajari fenomena-fenomena sosial
yang terjadi pada suatu kultur masyarakat untuk mendekatkan diri pada
masyarakat untuk memudahkan komunikasi dan perubahan perilaku sehat
dalam sehari-hari.
e. Administrasi Kebijakan Kesehatan
Sosiologi tidak mencoba memberitahu praktisi kesehatan tentang bagaimana
mereka melaksanakan pekerjaan mereka, meski sebagian dari penemuan
mereka dapat memberitahu kita hal-hal yang menarik tentang bagaimana
kedokteran dan keperawatan dipraktikkan. Fokusnya bukan individu
melainkan kelompok di mana individu adalah anggotanya. Sosiolog berpikir
tentang masyarakat bukan sebagai individu-individu yang berkongkmerasi
menjadi kelompok, yang merupakan perspektif psikologi, melainkan sebagai
seperangkat struktur-struktur yang akan memproduksi kesempatan hidup
tertentu bagi individu-individu di dalam kelompok. perspektif sosiologi
mengenai penyakit adalah untuk melihat cara kita melabel dan mengobati
sakit sebagai bentuk kontrol sosial.
f. Gizi Masyarakat
Peran sosiologi kesehatan dapat mengetahui faktor budaya sebenarnya dapat
menjadi masalah yang menyebabkan terjadinya kemiskinan yang tentunya
yang dapat mengarah pada masalah gizi. Sosiologi dapat menganalisis dengan
42
4.2 Saran
Sebagai bagian akhir dari makalah ini, maka saran yang dapat disampaikan
adalah:
a. Perlu digambarkan secara lebih terperinci berdasarkan konsep-konsep
yang ada pada setiap pilar utama ilmu kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Blane, D., Bartley, M. dan Davey, S. G. 1997. Disease Aetiology and Materialist
Explanations of Socioeconomic Mortality Defferentials. European Journal
of Public Health.
Doyle, S., Skoner, W., Rabin, B. dan Gwaltney, J. 1997. Social Ties and
Susceptibility to the Common Cold. Journal of the American Medical
Association.
Engel, G. L. 1981. The Need for a New Medical Model: A Challenge for
Biomedicine. MA: Addison-Wesley
Hamalainen, P., Takala, J. dan Saarela, K. 2007. Global Estimates of Fatal Work-
Releated Diseases. American Journal od Industrial Medicine.
Kelly, S., Hertzman, C. dan Daniel, M. 1997. Searching for the Biological
Pathway Between Stress and Health. Annual Review of Public Health.
43
44
White, K. 2001. The Early Sociology of Health, six volume. London: Routledge.