Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SOSIO-ANTROPOLGI

FAKTOR SOSIAL DALAM


KESEHATAN DAN SITUASI
PENYAKIT

DISUSUN OLEH :

1. DINDA PUTRI ELISABETH SITORUS (2011202006)


2. RESI AGUSTIARA BR TARIGAN (2011202020)
3. SITI KHOIRUNNISA (2011202021)

DOSEN PENGAMPU :

ENDANG HAYATI, S.Psi, M.Psi

PROGRAM STUDI STRATA I FISIOTERAPI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI HAJAR MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memberikan nikmat rezeki yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

Makalah ini dengan judul “FAKTOR SOSIAL DALAM KESEHATAN DAN

SITUASI PENYAKIT” sebagai tugas dalam mata kuliah Sosio-Antropologi.

Dalam proses penyusunan makalah ini tidak jarang penulis menemukan

beberapa hambatan. Namun, berkat adanya motivasi, dukungan, dan bimbingan

dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tentunya

banyak rasa terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang membantu

dalam proses pengerjaan makalah ini.

Penulis juga menyadari dan memohon maaf sebesar-besarnya apabila

terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah. Oleh karena

saran dan kritik yang membangun senantiasa diharapkan bagi penulis untuk dapat

menyempurnakan penyusunan makalah lainnya dikemudian hari. Penulis juga

berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan

kita semua.

Medan, 08 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2
BAB I............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 6
2.1 Manusia Sebagai Makhluk Sosial ................................................................. 6
2.2 Perilaku Kesehatan ........................................................................................ 6
2.3 Hubungan Faktor Sosial dalam Kesehatan ........................................................ 7
2.4 Aspek Faktor Sosial dalam Kesehatan.......................................................... 8
BAB III ........................................................................................................................ 10
PENUTUP ................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
3.2 Saran ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 11

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri
dari dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang
terjadi di antara individu – individu (manusia) kemudian lahirlah kelompok-
kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan
kepentingan bersama. Hal ini dapat menciptakan seuatu hal bernama
interaksi sosial. Antara interaksi sosial yang terjadi, bisa saja kita sebagai
manusia tanpa menyadari bahwa faktor – faktor sosial dapat terbentuk, dan
dalam faktor-faktor sosial tatkala permasalahan kesehatan juga dapat
timbul.
Seiring dengan perkembangan berbagai macam IPTEK, ternyata
banyak membawa perubahan terhadap keseharian dalam hidup manusia
baik di mulai dari pola hidup maupun tatanan sosial termasuk dalam bidang
kesehatan yang barangkali sering dihadapkan dalam suatu hal atau kegiatan
yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh
masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Di Indonesia sendiri terdiri dari beragam etnis tentu memiliki
banyak budaya dalam masyarakatnya. Terkadang, budaya suatu etnis
dengan etnis lainnya dapat berbeda. Hal ini menyebabkan suatu budaya
yang positif, dapat dianggap budaya negatif di etnis lainnya. Sehingga besar
kemungkinan jika permasalahan kesehatan di Indonesia begitu
kompleksnya. Permasalahan kesehatan tidak hanya diamati dan dipelajari
dari ilmu biologi semata.
Tak dapat dipungkiri penyebab penyakit menular adalah agen
biologi, namun penyebarannya ke masyarakat membutuhkan proses sosial
dan bergantung pada perilaku manusia yang termasuk dalam salah satu
faktor sosial. Erat kaitannya faktor sosial (budaya) dnegan kesehatan.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting
dalam mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Sebagai salaha satu

4
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara
pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka.
Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa
memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan
untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat para
masyarakat begitu mengerti tentang bagaimana proses terjadinya suatu
penyakit dan dapat meluruskan beberapa keyakinan budaya mereka yang
dianut hubungannya dengan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi faktor sosial dalam kesehatan?
2. Apa hubungan faktor sosial dalam kesehatan dan situasi
penyakit?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor sosial dalam kesehatan.
2. Untuk mengetahui hubungan faktor sosial dalam kesehatan dan
situasi penyakit.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai personal atau individual, sosial-komunal, dan


spiritual-kosmologikal atau biasa disebut sebagai makhluk
multidimensional. Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk sosial
yang diberikan akal pikiran yang berkembang dan dapat juga
dikembangkan. Sudah bukan menjadi rahasia bahwa apapun bentuk
kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan dapat terbentuk
karena adanya interaksi dan benturan kepentingan antara satu sama
lainnya.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri
tanpa adanya interaksi dengan manusia lain. Salah satu contoh interaksi
antara penyuluh dengan masyarakat atau bahkan interaksi petugas
kesehatan dengan pasien. Jika hubungan interaksi tidak dapat berjalan
dengan baik, maka akan dapat menimbulkan dampak pada individu atau
bahkan pada masyarakat itu sendiri. Ketika petugas kesehatan tidak
begitu tahu dan paham tentang bagaimana cara melakukan pendekatan
sosial, maka tentu saja suatu komunikasi tidak akan berjalan dengan baik.

2.2 Perilaku Kesehatan


Perilaku sendiri memiliki artian sebagai totalitas penghayatan dan
aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama atau resultante antara
berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Contoh faktor internal
yakni karakteristik seseorang seperti tingkat kecerdasan, tingkat
emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal
yakni dominan untuk mewarnai karakteristik seseorang seperti
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.
Perilaku kesehatan sendiri termasuk salah satu faktor yang
menentukan kondisi kesehatan masyarakat. Dimana proses terbentuknya

6
perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Sudarti (2005)
yang menyimpulkan pendapat Bloom tentang status kesehatan di dapati
beberapa faktor seperti lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan. Green dalam
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa perilaku manusia dari tingkat
kesehatan dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yaitu faktor perilaku
(behavior cause) dan faktor di luar perilaku (non-behavior cause).
Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor, yakni :
1. Faktor Predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya
puskesmas, obat-obatan, air bersih dan sebagainya.
3. Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.
Menurut Notoatmojo (2007), memberikan pandangan bahwa
perubahan perilaku adalah suatu proses kompleks dan memerlukan
waktu relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau seseorang
menerima perilaku dalam kehidupannya melalui tiga tahap, yaitu
pengetahuan, sikap dan tindakan.

2.3 Hubungan Faktor Sosial dalam Kesehatan


Ketika suatu tradisi yang telah menjadi warisan turun temurun
dalam sebuah masyarakat namun ternyata tradisi tersebut memiliki
dampak yang negatif bagi derajat kesehatan masyarakatnya. Contihnya,
cara masyarakat memandang tentang konsep sehat dan sakit, persepsi
masyarakat tentang penyebab terjadinya penyakit tersebut akan berbeda
tergantung dari kebudayaan yang ada dalam masyarakat tersebut.
Contoh lain, faktor sosial mempengaruhi kesehatan adalah
pandangan suatu masyarakat terhadap tindakan yang mereka lakukan

7
saat mereka mengalami sakit, ini akan sangat diepngaruhi oleh tradisi
dan kepercayaan yang tumbuh dalam masyarakat tersebut. Misalnya
masyarakat sangat mempercayai dukun yang memiliki kekuatan gaib
sebagai penyembuh, dan bayi yang menderita demam atau diare berarti
pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar dalam berjalan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa faktor sosial dalam kesehatan sangat
mempengaruhi baik secara individu maupun kelompok.
Kebudayaan perilaku kesehatan yang terdapat dalam
bermasyarakat sangat beragam dan sudah begitu melekat di kehidupan.
Kebudayaan tersebut seringkali berupa kepercayaan hal gaib. Sehingga
usaha yang harus dilakukan untuk mengubah kebudayaan tersebut
dengan mempelajari kebudayaan mereka dan menciptakan kebudayaan
inovatif sesuai dengan norma, berpola, dan benda hasil karya manusia.
Dalam menciptakan kebudayaan yang inovatif di suatu
masyarakat setempat, seseorang harus mengubah persepsi masyarakat
agar mereka merasa butuh. Perubahan yang ingin dicapai harus
dipahami dan dikuasai masyarakat sehingga dapat di ajarkan dan di
terapkan. Selain itu perubahan yang dilakukan tidak merusak eibawa
seseorang atau kelompok masyarakat.
Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur, dan
mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu
kelompok sosial dalam memenuhi kebutuhan kesehatan baik yang
berupa uoaya mencegah penyakit maupun menyembuhkan diri dari
penyakit. Oleh karena itu dalam memahami suatu masalah perilaku
kesehatan harus dilihat dalam hubungannya dengan faktor sosial,
organisasi, dan keprobadian individu-individunya.

2.4 Aspek Faktor Sosial dalam Kesehatan


1. Usia
Jika dilihat dari golongan usia, amaka ada perbedaan pola
penyakit. Misalnya balita banyak menderita infeksi, sedangkan usia

8
lansia lebih banyak menderita penyakit kronis seperti hipertensi,
jantung koroner, kanker, dll.
2. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan menghasilkan jenis pe nyakit
yang berbeda pula. Misalnya dikalangan wanita lebih banyak yang
menderita kanker payudara, sedangkan laki-laki lebih banyak yang
menderita kanker prostat.
3. Pekerjaan
Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit.
Misalnya orang yang bekerja di kantoran dengan posisi statis yaitu
duduk dalam waktu berjam-jam akan banyak menderita sakit
pinggang. Sebaliknya jika buruh yang bekerja diindustri, misalnya
pabrik tekstil yang kekurangan pasokan oksigen akan lebih banyak
menderita penyakit saluran pernapasan karena sering terpapar oleh
debu.
4. Sosial Ekonomi
Keadaan sosialekonomi juga berpengaruh pada pola penyakit,
misalnya penderita obesitas lebih banyak ditemukan pada
golongan masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, dan
sebaliknya malnutrisi lebih banyak ditemukan pada golongan
masyarakat yang status ekonomi nya rendah.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku manusia dalam menghadapi masalah kesehatan
merupakan suatu tingkah laku yang selektif, terencana, dan tanda
dalam suatu sistem kesehatan yang merupakan bagian dari faktor
sosial yang ditujukan bagi masyarakat tersebut. Perilaku tersebut
terpola dalam kehidupan nilai sosial untuk kepentingan atau
pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan,
kepercayaan, nilai, dan norma kelompok yang bersangkutan.
Kebudayaan kesehatan masyarakat membentuk, mengatur, dan
mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu-individu suatu
kelompok sosial dalam memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan
baik yang berupa upaya mencegah penyakit maupun
menyembuhkan diri dari penyakit. Oleh karena itu dalam
memahami suatu masalah perilaku kesehatan harus dilihat dalam
hubungannya dengan kebudayaan, organisasi sosial, dan
kepribadian individu-individunya.

3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan ada baiknya perlu mengetahui
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Dengan mengetahui
pengetahuan masyarakat, maka tenaga kesehatan akan
mengetahui mana yang perlu ditingkatkan, diubah dan
pengetahuan mana yang perlu dilestarikan dalam memperbaiki
kesehatan. Kita juga perlu mempelajari bahasa lokal agar lebih
mudah berkomunikasi, menambah rasa kedekatan, rasa
kepemilikan bersama dan rasa persaudaraan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Hapsari, dkk.,2012, Pengaruh Lingkungan Sehat, Dan Perilaku Hidup


Sehat Terhadap Status Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Ekologi dan Status Kesehatan, Jakarta. (diakses tgl 20 februari 2015)
Jember. (Diakses tgl 20 februari 2015)
Lukman Hakim, dkk., 2013, Faktor Sosial Budaya Dan Orientasi Masyarakat
Dalam Berobat (Socio-Cultural Factors And Societal Orientation In The
Treatment), Universitas Jember (UNEJ),
Sandra Imelda H, 2013, Faktor sosial budaya yang mempengaruhi perilaku
kesehatan masyarakat menuju paradigma sehat, Padang. (Diaskes 20
februari)

11

Anda mungkin juga menyukai