Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HUBUNGAN ILMU SOSIAL DAN PERILAKU DENGAN KESEHATAN

MASYARAKAT

OLEH

JUNIARTI
NIM : P2MK220104051

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan Rahmat Hubungan Imu Sosial Dan Perilaku Dengan
Kesehatan Masyarakat’’ , guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan
lingkungan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karna itu saran-saran dari semua pihak yang sifatnya membangun
untuk meningkatkan mutu dari penulisan ini sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu untuk kesempurnaan Makalah ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin.

Makassar, Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar.............................................................................................................................................i

Daftar Isi.............................................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.............................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3

Bab II Pembahasan............................................................................................................................4

A. .Pengertian ilmu sosial dan ilmu perilaku kesehatan masyarakat....................................4

B. Interaksi Sosial.......................................................................................................................6

C. Fungsi Interaksi Sosial...........................................................................................................6

D. Tujuan Interaksi Sosial..........................................................................................................7

E. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial.......................................................................................8

F. Faktor-faktor Yang Mendasari Proses Interaksi Sosial.....................................................8

G. Perilaku Kesehatan................................................................................................................9

H. Determinan Perilaku Kesehatan.........................................................................................10

I. Pemberdayaan Masyarakat.................................................................................................11

Bab III Penutup................................................................................................................................12

A. Kesimpulan...........................................................................................................................12

B. Saran......................................................................................................................................12

Daftar Pustaka...................................................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang

Kondisi dasar kesehatan menurut WHO merupakan beberapa hal yang harusnya dalam kondisi
seimbang, seperti pendidikan, penghasilan, perumahan, kedamaian,keadilan sosial dan kesetaraan,
sumberdaya yang berkelanjutan dan ekosistem yang stabil. Tanpa adanya keseimbangan akan
terjadi ketimpangan yang akanmenyebabkan permasalah dalam kesehatan. Kemiskinan menurunkan
derajat kesehatan. Peperangan menyebabkan kerusakan dan meningkatkan masalah kesehatan.

Penelitian ilmiah-ilmiah lainnya dan ilmu sosial yang telah meneliti peran sosial yang telah terjadi
selama empat dekade terakhir. Perhatian khusus diberikan padamunculnya konstruksionisme sosial
sebagai perspektif dominan yang sesuai untuk melakukan penyelidikan kedalam dimensi sosial
budaya kedokteran,kesehatan dan penyakit.Telah didapatkan bahwa telah terdapat batasan-batasan
khusus antara kesehatan dan pengobatan tradisonal dengan pengobatan secara kedokteran
.
Ilmu sosial dan kesehatan masyarakat memiliki kaitan yang sangat erat. Hal inidikarenakan
keduanya memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu sama-samamemperjuangkan keadilan sosial.
Keadilan sosial berarti sebuah masyarakat dapatmemberikan perlakuan adil serta pembagian yang
adil sebagai imbalan dari individukepada masyarakat dan masyarakat terhadap individu. Agen
kesehatan masyarakatmemperjuangkan keadilan sosial dan melihat kesehatan masyarakat sebagai
bagianpenting dari keadilan sosial.

Beberapa ilmu sosial dan perilaku yang berkaitan langsung dengan kesehatanmasyarakat yaitu
psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik dan kebijakan publik,ekonomi, komunikasi,
demografi, dan geografi.

1. Psikologi : Teori tentang perilaku, kecenderungan pengambilan risiko, danmetode


mengubah tingkah laku serta perilaku sosial. Penerapan : misalnyapada saat intervensi
terhadap seorang penderita kanker stadium lanjut tentudibutuhkan cara penyampaian yang
tepat agar tidak makin membuatmentalnya semakin lemah, maka diperlukan penguasaan
terhadap ilmupsikologi

2. Sosiologi : Teori perkembangan sosial, perilaku organisasi, dan sistemberpikir. Penerapan :


Cara berpikir seorang siswa SMA tentu berbeda denganmahasiswa sehingga persamaan
persepsi dan cara berpikir akan membuatkomunikasi kesehatan lebih efektif.

3. Antropologi : Pengaruh sosial dan budaya pada pengambilan keputusanindividu dan


populasi dalam bidang kesehatan dengan pandangan secaraglobal. Penerapan : Budaya
mempengaruhi kebiasaan hidup manusia sehari- hari. Metode, gaya hidup dan cara
seseorang menjaga kesehatannya pundipengaruhi oleh budaya. Banyak budaya yang cara
menjaga kesehatannyatidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan atau disarankan
dokter.Mereka menganggap hal-hal ilmiah adalah sesuatu yang menakutkan. Olehkarena itu,
sosialisasi kesehatan masyarakat akan lebih efektif dan tepatsasaran apabila kita dapat

1
mempelajari, memahami dan menganalisisbudayanya terlebih dahulu sehingga dapat
mencari solusi yang tepatberdasarkan analisis yang telah dibuat.

4. Ilmu Politik/Kebijakan Publik : Pendekatan kepada pemerintah dan pembuatkebijakan yang


berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Struktur analisiskebijakan dan dampak
pemerintahan pada pembuatan keputusan kesehatanmasyarakat. Penerapan : Seorang ahli
kesehatan masyarakat harus mampumengontrol kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan kesehatan, makadibutuhkan pengetahuan mengenai ilmu politik dan kebijakan
publik agarkontrol yang kita berikan tidak bertentangan dengan hukum.

5. Ekonomi : Pemahaman tentang dampak mikro dan makro ekonomi padakesehatan


masyarakat dan sistem perlindungan kesehatan masyarakat.Penerapan : Pengambilan
keputusan dalam kesehatan masyarakat harusberdasarkan keadaan ekonomi masyarakat
karena ekonomi merupakan salahsatu komponen utama dalam kemasyarakatan.Keadaan
masyarakat di kotabesar dengan di pedesaan tentu berbeda, sehingga dibutuhkan
intervensiyang tepat sesuai dengan keadaan ekonominya

6. Komunikasi : Teori dan praktek dari komunikasi personal dan peran mediadalam
menyampaikan informasi kesehatan. Penerapan : Sistem informasi kesehatan perlu
dikembangkan agar dapat sepenuhnya menunjangpelaksanaan manajemen dan upaya
menyehatkan masyarakat. Ahlikesehatan masyarakat harus menguasai sistem komunikasi
agar mampumenyampaikan ilmunya secara menarik dan tepat.

7. Demografi : Pemahaman perubahan geografi dalam populasi secara globalyang


berhubungan dengan proses penuaan, migrasi dan perbedaan tingkatkelahiran serta
dampaknya pada kesehatan masyarakat. Penerapan : Ilmudemografi harus dimiliki oleh
seorang ahli kesehatan masyarakat, misalnyadalam mengetahui persebaran penduduk,
jumlah kelahiran dan kematian,pertumbuhan penduduk, dan lain-lain, sehingga dapat
mengambil keputusanintervensi yang tepat, misalnya dalam mengadakan program KB.

8. Geografi : Pemahaman dari dampak-dampak geografi pada penyakit danpenyebab penyakit


juga metode untuk menampilkan dan menelusuri lokasidari kejadian penyakit. Penerapan :
Dengan memiliki ilmu geografi, ahlikesehatan masyarakat dapat mengetahui bagaimana
proses penyebaranatau asal mula suatu penyakit didasarkan kondisi lingkungan tempat
tinggalsuatu masyarakat.

Status sosial ekonomi dianggap sangat membawa pengaruh terhadap kesehatanmasyarakat. Faktor
yang dapat diukur dalam status ekonomi sosial adalahpendapatan keluarga, pendidikan orang tua
atau diri sendiri, dan status profesionalorang tua atau diri sendiri. Status kesehatan terkait dengan
status sosial ekonomi.

Pendidikan juga sangat berhubungan dengan kesehatan menuju yang lebih baik,pendidikan bisa
merubah hasil kesehatan dan meningkatkan umur panjang denganmendorong untuk berperilaku
memberikan perlindungan diri terhadap penyakit.Dan demikian juga untuk mengurangi tingkah
laku yang menempatkan individuterhadap risiko terkena penyakit. Pendidikan dengan level yang

2
lebih tinggi ditambahdengan peningkatan kekayaan dapat menyediakan sumber daya yang lebih
besar,dapat meningkatkan akses perawatan medis yang lebih baik dan menyediakankemampuan
yang lebih besar untuk melindungi diri terhadap risiko penyakit.
Individu-individu dari status sosial ekonomi yang lebih rendah , lebih mungkinterkena bahaya
kesehatan di tempat kerja dan di lingkungan melalui udara yangberacun yang mereka hirup, air
yang mereka minum, dan makanan yang merekamakan .

Budaya mengartikan apa yang baik dan buruk, serta apa yang sehat dan tidaksehat. Secara langsung
budaya mempengaruhi kebiasaan sehari-hari. Berikut merupakan cara budaya memengaruhi
kesehatan, yaitu

 Budaya berhubungan dengan kebiasaan atau praktik sosial yang diambildalam


penambahan atau pengurangan risiko.
Contoh: dalam pemilihan makanan (ada vegetarian, gaya diet mediteranian),metode dalam
memasak, mutilasi kelamin wanita, dan sejarah pengikatankaki di China.

 Budaya berhubungan dengan tipe intervensi yang dapat diterima.Contoh: variasi kadar
penerimaan pengobatan tradisional barat, termasukketergantungan terhadap
penyembuhan diri sendiri dan penyembuhantradisonal.
 Budaya berhubungan dengan respon terhadap penyakit dan intervensinyaContoh:
perbedaan budaya dalam tindak lanjut, kepatuhan terhadappengobatan, penerimaan
terhadap hasil yang merugikan.
 Budaya berkaitan dengan respons terhadap gejala, seperti tingkat urgensimengenali
gejala-gejala, mencari perawatan, serta mengkomunikasikangejala.Contoh: perbedaan
budaya dalam mencari perawatan

Agama mempunyai dampak utama dalam kesehatan, khususnya untuk praktiktertentu yang
didukung atau dikutuk oleh suatu kelompok agama tertentu. Berikutmerupakan cara agama
memengaruhi kesehatan, yaitu ;

 Agama mempengaruhi praktik sosial yang menempatkan individu dalampeningkatan atau


penurunan risiko.
Contoh: sunat (seksual), penghindaran makanan laut, daging babi, sertadagingsapi (makanan)
 Agama mempengaruhi respon terhadap penyakit dan intervensinya
Contoh: peran doa sebagai intervensi untuk mengubah keadaan.
 Agama memengaruhi tipe intervensi yang dapat diterima
Contoh: larangan melawan transfusi darah, sikap terhadap aborsi, serta sikap terhadap penelitian sel
induk.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian ilmu sosial dan ilmu perilaku kesehatan masyarakat


2. Pengertian interaksi sosial,tujuan interaksi sosial,syarat terjadinya interaksi sosial,serta
faktor -faktor yang mendasari proses interaksi sosial.
3. Perilaku kesehatan dan Determinan perilaku kesehatan
4. Pemberdayaan masyarakat

3
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian ilmu sosial dan ilmu perilaku kesehatan masyarakat

 ILMU SOSIAL
Ilmu sosial adalah ilmu yang mencakup semua aspek didalam kehidupan mulai dari sifat seseorang
atau individu, interaksi antar individu, antara individu dan kelompok, dan interaksi antara kelompok
dan kelompok.
Pengertian ilmu sosial menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut ini:

Menurut, Achmad Sanusi “ Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang
bertaraf akademis & biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”.

Lalu menurut, Peter Herman “ Ilmu Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan
namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan”.

Dan menurut, Gross ~ Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia
sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat &
pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.

 ILMU PERILAKU

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, marah, tertawa, menulis, tidur, ke sekolah, kuliah,
membaca, dan sebagainya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan dan aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Beberapa ringkasan teori perilaku dapat dikemukakan misalnya teori: Burrhus Frederic (B. F.)
Skinner (Maret 20, 1904 – Agustus 18, 1990) seorang Amerika dan lebih merupakan teroretisi
induksi ketimbang deduksi, seorang ahli psikologi, ahli ilmu perilaku, filsuf Profesor Psikologi
pada Harvard University dari 1958 dan pensiun hingga 1974. Teori yang dikemukakan antara lain
bahwa perilaku dapat diprediksi dan dikontrol. Salah satu teorinya, perilaku merupakan Respons
(R) seseorang terhadap rangsangan atau stimulus (S) pada lingkungan tertentu.

Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan,
yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004).
Ilmu perilaku adalah cabang dari ilmu-ilmu sosial yang sasaran/objeknya adalah perilaku manusia.
Jika ilmu sosial mencakup bidang-bidang dari ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi
dan psikologi, maka ilmu perilaku hanyalah terdiri dari 3 cabang ilmu, yaitu psikologi, antropologi
dan sosiologi, mengingat bahwa perilaku manusia sangatlah dipengaruhi oleh aspek-aspek
kejiwaan, kemasyarakatan dan kebudayaan.

Psikologi ialah suatu ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek kejiwaan dan kepribadian
individu dan kelompok.Bidang cakupannya ialah proses mental / emosional dan karateristik
perilaku individu maupun kelompok.Antropologi mempelajari perkembangan evolusi manusia yang

4
mencakup unsur fisik, sosial dan budayanya.Sesuai dengan bidang orientasinya, antropologi dapat
dibedakan dalam antropologi fisik, antropologi sosial dan antropologi budaya. Sedangkan
antropologi medis mengkhususkan diri pada studi tentang pengaruh unsur budaya tentang
penghayatan masyarakat tentang penyakit atau kesehatan. Sosiologi mempelajari hubungan dan
pengaruh timbal balik antara individu dengan kelompok (mulai dari keluarga sampai dengan
kelompok masyarakat yang kompleks), struktur sosial, serta meneropong proses-proses sosial,
termasuk perubahan sosial.

 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup,
dan meningkatkan derajat kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk:
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pemberantasan penyakit menular
3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan
5. pengembangan rekayasa sosail untuk menjamin setiap orang terpenuhi kehidupan yang
layak dalam memelihara kesehatan.

Definisi kesehatan masyarakat menurut U. F Achmadi (2005, 2012)

Kesehatan masyarakat adalah semua upaya yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
dengan menggunakan serangkaian upaya yang sekurang-kuranganya terdiri dari unsur-unsur atau
ciri-ciri :
1. Berbasis masyarakat
2. Berorientasi pencegahan dan/atau peningkatan derajat kesehatan
3. Dilaksanakan secara lintas disiplin atau bekerja sama dengan sektor non-kesehatan
4. Adanya keterlibatan masyarakat atau partisipasi masyarakat
5. Terorganisir dengan baik.

Dapat pula dirumuskan bahwa kesehatan masyarakat adalah, serangkaian upaya untuk menyehatkan
sekelompok atau keseluruhan penduduk, berorientasi pencegahan dan/atau peningkatan, dilakukan
secara lintas sektor atau lintas disiplin, dan melibatkan masyarakat serta terorganisir dengan baik.

Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara,
melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat.Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat itu meluas dari hanya
berurusan sanitasi, teknik sanitasi, ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai
dengan ilmu sosial, dan itulah cakupan ilmu kesehatan masyarakat.
Banyak disiplin ilmu yang dijadikan sebagai dasar ilmu kesehatan masyarakat antara lain, Biologi,
Kimia, Fisika, Kedokteran, Kesehatan Lingkungan, Sosiologi, Pendidikan, Psikologi, Antropologi,
dan lain-lain.

Berdasarkan kenyataan ini maka ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multidisiplin.
Namun secara garis besar, disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan masyarakat, atau sering

5
disebut sebagai pilar utama Ilmu
Kesehatan Masyarakat ini antara lain :
1. Administrasi Kesehatan Masyarakat.
2. Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
3. Biostatistik/Statistik Kesehatan.
4. Kesehatan Lingkungan.
5. Gizi Masyarakat.
6. Kesehatan Kerja.
7. Epidemiologi.

Mengapa ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang multi disipliner, karena memang pada
dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat multikausal, maka pemecahanya harus secara
multidisiplin.Oleh karena itu, kesehatan masyarakat sebagai seni atau prakteknya mempunyai
bentangan yang luas. Semua kegiatan baik langsung maupun tidak untuk mencegah penyakit
(preventif), meningkatkan kesehatan (promotif), terapi (terapi fisik, mental, dan sosial) atau kuratif,
maupun pemulihan (rehabilitatif) kesehatan (fisik, mental, sosial) adalah upaya kesehatan
masyarakat. (Notoatmodjo, 2003).

2.Pengertian interaksi sosial,fungsi interaksi sosial,tujuan interaksi sosial,syarat terjadinya interaksi


sosial,serta faktor-faktor yang mendasari proses interaksi sosial.

INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial adalah ‘hubungan timbal balik antar individu, individu dengankelompok, dan
kelompok dengan kelompok dalam proses-proses sosial dimasyarakat’. Hubungan timbal balik
tersebut disertai dengan adanya kontak sosialdan komunikasi. Oleh karena itu syarat utama
terjadinya interaksi sosial adalah
a. adanya kontak sosial antar kedua belah pihak; dan
b. adanya komunikasi sosial antara kedua belah pihak.

Sedangkan pengertian proses sosial adalah ‘proses interaksi antar aspek atauunsur sosial
disepanjang aktivitas kehidupan manusia di masyarakat’. Wujud dariaktivitas proses sosial adalah
kegiatan-kegiatan sosial individu dan kelompok dalamkehidupan sehari-hari dalam rangka
pemenuhan beragam kebutuhan hidupnya.Diantara konsep dasar dalam kajian tetang proses sosial
adalah ‘interaksi sosial’.Oleh karena itu menurut para ahli, inti atau dasar dari proses-proses sosial
dimasyarakat adalah ‘interaksi sosial’ (Biesanz, J. and Biesanz, M. 1969; Soekanto, S,2002).
Proses-proses sosial dalam kehidupan di masyarakat bersifat dinamik, danmendasarkan pada nilai,
norma yang berlaku di masyarakat.

FUNGSI INTERAKSI SOSIAL

Proses interaksi sosial yang bertentuk kerjasama atau kooperatif (asosiatif)mempunyai fungsi
positif antara lain:
1. proses pencapaian tujuan hidup individu atau kelompok lebih mudahterwujud
2. mendorong terwujudnya pola kehidupan individu atau kelompok secaraintegratif;
3. setiap individu dapat meningkatkan kualitas beragam peran sosial dalamkehidupan

6
kelompok;
4. mendorong terbangunnya sikap mental positif pada setiap individu dalamproses-proses
sosialnya; dan
5. mendorong lahirnya beragam inovasi di berbagai bidang menuju masyaraktmadani
(masyarakat beradab).

Dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk persaingan ataukompetisi (dissosiatif)
mempunyai fungsi positif, antara lain:
menyalurkan keinginan-keinginan individu atau kelompok yang bersifatkompetitif
sebagai media tersalurkannya keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yangpada suatu masa menjadi
pusat perhatian secara baik oleh mereka yangbersaing;
merupakan alat untuk menempatkan individu pada status dan peran yangsesuai dengan kemampua/
keahliannya; dan
sebagai alat menjaring para individu atau kelompok yang akhirnyamenghasilkan pembagian kerja
yang efektif

Demikian juga, dalam batas-batas tertentu, interaksi sosial dalam bentuk konflik(dissosiatif)
mempunyai fungsi positif, yaitu (Wilson, E.K. 1966; Mack, R. and Pease,J. 1973)
dapat mendorong terjadinya perubahan pola perilaku seseorang ataukelompok ke arah yang lebih
baik
dapat mendorong terjadinya atau terbangunnya solidaritas ingroup dalamkehidupan kelompok; dan
dapat mendorong lahirnya karya demi karya yang lebih inovatif atau lebih maju

TUJUAN INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial merupakan faktor paling kunci dalam proses-proses sosial.Diantara tujuan seseorang
melakukan interaksi sosial antara lain (Horton, P. AndHunt, C.L. 1984; Sunarto, K. 2000).:
a. untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan tertentu, baik yang bersifat individuatau kelompok
b. untuk proses pemenuhan aneka kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial ataupemenuhan kebutuhan
fisik dan non fisik
c. untuk meningkatkan kualitas kompetensi diri dalam berbagai aspekkehidupan sosial di
masyarakat;
d. untuk membangun solidaritas ingroup atau outgroup dalam kehidupan sosialdi masyarakat; dan
e. dalam rangka mendapat masukan atau media evaluai diri atau refleksi diritentag pola perilaku
yang telah di lakukan dalam proses-proses sosial.

Dalam rangka mewujudkan tujuan interaksi sosial tersebut, maka setiap individuselama proses
interaksi sosial harus berdasarkan kepada nilai, norma sosial yangberlaku dalam kelompoknya atau
masyarakatnya. Nilai adalah ‘sesuatu yangdiangungkan, dianggap baik, dan dijadikan sebagai
pedoman berperiku MenurutNotonegoro ada tiga macam nilai, yaitu
a. nilai material (segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia); dan
b. nilai vital (segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapatmengadakan kegiatan atau
aktivitas hidup); dan
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.Nilai kerohanian terdiri
atas empat macam, yaitu:
1) Nilai kebenaran (kenyataan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur akalmanusia (rasio, budi,

7
dan cipta)
2) Nilai keindahan, yaitu nilai yang bersumber pada unsur perasaan manusia(estetika)
3) Nilai moral (kebaikan), yaitu nilai yang bersumber pada unsur, kehendak,atau kemauan (karsa
dan etika); dan
4) Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan yang tertinggi, mutlak, danabadi.Sedangkan norma
adalah‘seperangkat aturan (tidak tertulis), yang mengatur pola kehidupan dan interaksi seseorang
dalam rangkapemenuhan beragam kebutuhan hidup’.

Fungsi nilai dan norma bagi kehidupan bermasyarakat adalah (Rose, A. M.1965):
menetapkan harga sosial seseorang dalam kelompok. Dengan nilai dapatmenunjukkan seseorang
berada pada pelapisan sosial tertentu dimasyarakat
membentuk cara berpikir dan berperilaku secara ideal dalam masyarakat;
nilai-norma dapat menjadi faktor penentu yang terakhir bagi manusia dalammenjalankan peranan
sosial;nilai-norma sebagai alat pengawas danpengontrol serta daya ikat tertentu agar seseorang
berbuat baik bagikehidupan;
nilai-norma sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok untukmencapai tujuan bersama;
dan
nilai-norma menjadi abstraksi (gambaran) pola perilaku masyarakat.

SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

Ada dua syarat utama terjadinya interaksi sosial, yaitu;

A. adanya kontak sosial. Makna harfiah kontak sosial adalah ‘bersama-samamenyentuh’. Secara
fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi sentuhanbadaniah. Berdasarkan subjek pelakunya kontak
sosial dapat berlangsungdalam tiga bentuk, yaitu:
1. kontak antara orang perorangan
2. kontak ntara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atausebaliknya; dan
3. kontak antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusialainnya; dan

B. Adanya komunikasi (communication), berasal dari bahasa Inggris ‘common’,artinya sama.


Apabila kita berkomunikasi, berarti kita berusaha untukmenimbulkan sesuatu persamaan
(commonnes) dalam hal pemahaman,penafsiran dan sikap dengan seseorang tentang sesuatu.
Misalnya, kitabersama-sama mempelajari suatu ide atau cita-cita dengan seseorang. Iniberarti,
bahwa kita mengemukakan sesuatu sikap (attitude) yang samakepada seseorang yang kita ajak
berkomunikasi tadi (Pola. J.B.A.F.Major.1991; Soekanto S., 2002).

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDASARI PROSES INTERAKSI SOSIAL


Faktor penting yang menjadi dasar proses berlangsungnya interaksi sosial adalah;
a. nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Apabila individu ataukelompok dalam proses
interaksi sosialnya tidak mendasarkan pada nilai,norma yang berlaku, kehidupan sosial akan terjadi
disintegrasi atauketidakteraturan sosial; dan
b. status dan peranan sosial. Proses interaksi sosial yang dilakukan individuharus memperhatikan
status dan peranan yang melekat pada dirinya, jugamemperhatikan kewajiban dan hak-haknya.

Menurut para ahli, berlangsungnya proses interaksi sosial dipengaruhi olehbeberapa, antara lain:

8
(1) faktor imitasi;
(2) faktor sugesti;
(3) faktor simpati;
(4) faktor identifikasi;
(5) faktor empati; dan
(6) faktor motivasi. Keenam faktor tersebut selama proses interaksi sosial bisaterjadi secara sendiri
(terpisah) dan juga bisa secara bersama-sama atau integratif.

Pertama, simpati, yaitu suatu proses psikhis di mana seseorang merasa tertarikpada pihak lain. Di
dalam proses ini perasaan (aspek psikhis atau kejiwaaan)seseorang memegang peranan yang
penting. Dorongan utamanya adalah keinginanuntuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama
atau mengikuti untukmelakukan suatu tindakan tertentu;

Kedua, sugesti, yaitu dorongan untuk mengikuti atau menerima sikap orang laintanpa proses
pemikiran yang dalam untuk melakukan sesuatu tidakan.Berlangsungnya sugesti dapat terjadi,
karena pihak yang menerima sedangmengalami ketidakstabilan pikiran yang dapat menghambat
daya berpikir rasionaldan akal sehat. Sugesti ini bisa juga sebagai kelanjuan lebih mendalam dari
simpati.

Ketiga, imitasi, yaitu dorongan untuk meniru pola aktifitas orang lain. Faktor inimempunyai peran
penting dalam proses interaksi sosial. Segi positifnya adalahimitasi dapat mendorong seseorang
untuk mematuhi kaidah dan nilai yang berlaku.Namun, imitasi dapat pula mengakibatkan hal yang
negatif misalnya, menirutindakan yang menyimpang. Selain itu imitasi juga dapat melemahkan
ataumematikan pengembangan daya kreatifitas seseorang;

Keempat, identifikasi, yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diriseseorang untuk
menjadikan sama (identik atau serupa) atau meniru untuk berperanatau bersikap sama dengan pihak
lain. Identifikasi ini Iebih mendalam daripadaimitasi, karena pola sikap seseorang dapat terbentuk
atas dasar proses ini.

Kelima, empati,yaitu mirip perasaan simpati, akan tetapi tidak semata-mataperasaan kejiwaan saja,
melainkan diikuti dengan tindakan nyata secara positif.Empati dibarengi perasaan organisme tubuh
yang sangat dalam. Contohnya kalaukita melihat sahabat dekat atau kerabat dekat mengalami
kecelakaan, makaperasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka, dan kita
langsungmelakukan tindakan nyata untuk menolongnya; Keenam, motivasi, yaitu
dorongan,rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu lainnyasedemikian
rupa, sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti ataumelaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggungjawab (Biesanz, J. and Biesanz, M. 1969;
Soekanto, S, 2002).

3.Perilaku kesehatan dan determinan perilaku kesehatan

PERILAKU KESEHATAN

Perilaku kesehatan merupakan suatu respon dari seseorang berkaitan denganmasalah kesehatan,
penggunaan pelayanan kesehatan, pola hidup, maupunlingkungan sekitar yang mempengaruhi

9
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Becker, 1979yang dikutip dalam Notoatmodjo (2012), perilaku kesehatan diklasifikasikan
menjaditiga :
Perilaku hidup sehat (healthy life style) Merupakan perilaku yangberhubungan dengan usaha-usaha
untuk meningkatkan kesehatan dengangaya hidup sehat yang meliputi makan menu seimbang,
olahraga yangteratur, tidak merokok, istirahat cukup, menjaga perilaku yang positif bagikesehatan
Perilaku sakit (illness behavior) Merupakan perilaku yang terbentuk karenaadanya respon terhadap
suatu penyakit. Perilaku dapat meliputi pengetahuantentang penyakit serta upaya pengobatannya
Perilaku peran sakit (the sick role behavior) Merupakan perilaku seseorangketika sakit. Perilaku ini
mencakup upaya untuk menyembuhkan penyakitnya.

DETERMINAN PERILAKU KESEHATAN

 Faktor-faktor predisposisi (disposing factors)Faktor-faktor predisposisi merupakan faktor


yang mempermudah terjadinyasuatu perilaku. Yang termasuk faktor predisposisi yaitu
pengetahuan, sikap,keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan lain-lain
 Faktor-faktor pemungkin (enabling factors)Faktor-faktor pemungkin merupakan faktor-
faktor yang merupakan saranadan prasarana untuk berlangsungnya suatu perilaku. Yang
merupakan faktorpemungkin misalnya lingkungan fisik dan ketersediaan fasilitas
pelayanankesehatan setempat.
 Faktor-faktor penguat (reinforcing factors)
 Faktor-faktor penguat adalah faktor yang memperkuat terjadinya suatuperilaku. Yang
merupakan faktor pendorong dalam hal ini adalah sikap danperilaku petugas kesehatan
maupun petugas yang lain dalam upayamempromosikan perilaku kesehatan.

Domain perilaku Berdasarkan dari teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tigayaitu pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), dan praktik (practice) (Notoatmodjo,2012).
Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan adalah hasil dari suatu prosespembelajaran seseorang
terhadap sesuatu baik itu yang didengar maupunyang dilihat (Fitriani, 2011
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif :
1) Tahu (know) Tahu berarti seseorang tersebut dapat mengingat kembalimateri yang pernah
dipelajari sebelumnya dengan cara menyebutkan,menguraikan,dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension) Memahami yaitu mampu untuk dapatmenjelaskan sesuatu yang
telah dipelajari sebelumnya dengan jelas sertadapat membuat suatu kesimpulan dari suatu materi.
3) Aplikasi (application) Aplikasi berarti seseorang mampu untuk dapatmenerapkan materi yang
telah dipelajari ke dalam sebuah tindakan yang nyata.
4) Analisis (analysis) Analisis merupakan tahap dimana seseorang telahdapat menjabarkan masing-
masing materi, tetapi masih memiliki kaitansatu sama lain. Dalam menganalisis, seseorang bisa
membedakan ataumengelompokkan materi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan
5) Analisis (analysis) Analisis merupakan tahap dimana seseorang telahdapat menjabarkan masing-
masing materi, tetapi masih memiliki kaitansatu sama lain. Dalam menganalisis, seseorang bisa
membedakan ataumengelompokkan materi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
6) Sintesis (synthetis) Sintesis adalah kemampuan seseorang dalammembuat temuan ilmu yang
baru berdasarkan ilmu lama yang sudahdipelajari sebelumnya.
7) Evaluasi (evaluation) Tingkatan pengetahuan yang paling tinggi adalahevaluasi. Dari hasil
pembelajaran yang sudah dilakukan, seseorang dapatmengevaluasi seberapa efektifnya

10
pembelajaran yang sudah ia lakukan.

4.Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu aplikasi dalam menerapkan ilmusosial dalam
mengubah perilaku masyarkat.

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkankesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah
upaya atau proses untukmenumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara
danmeningkatkan kesehatan (Supardan, 2013).

Berdasarkan tinjauan istilah, konsep pemberdayaan masyarakat mencakuppengertian community


development (pembangunan masyarakat) dan community- based development (pembangunan yang
bertumpu pada masyarakat) dan tahapselanjutnya muncul istilah pembangunan yang digerakkan
masyarakat(Sukandarrumidi, 2007). Menurut Cornell Empowerment Group
Pemberdayaandidefinisikan sebagai suatu proses sengaja yang berkelanjutan, berpusat
padamasyarakat lokal, dan melibatkan prinsip saling menghormati, refleksi kritis,kepedulian, dan
partisipasi kelompok dan melalui proses tersebut orang-orang yangkurang memiliki bagian yang
setara akan sumber daya berharga memperoleh aksesyang lebih besar dan memiliki kendali akan
sumber daya tersebut (Perkin danZimmerman, 1995).

Shardlow dalam Jackie Ambadar (2008) menyebutkan pemberdayaan masyarakatatau community


development (CD) intinya adalah bagaimana individu, kelompokatau komunitas berusaha
mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakanuntuk membentuk masa depan sesuai
keinginan mereka. Pemberdayaanmasyarakat juga diartikan sebagai upaya yang disengaja untuk
memfasilitasimasyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan, dan mengelola sumberdayalokal
yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnyamereka memiliki
kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial.Gerakan pemberdayaan
masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatankemampuan masyarakat guna mengangkat
harkat hidup, martabat dan derajatkesehatannya.

11
BAB III
PENUTUPAN

A.Kesimpulan

1. Ilmu sosial dan kesehatan masyarakat memiliki kaitan yang sangat erat. Hal inidikarenakan
keduanya memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu sama-samamemperjuangkan keadilan
sosial. Keadilan sosial berarti sebuah masyarakat dapatmemberikan perlakuan adil serta
pembagian yang adil sebagai imbalan dari individukepada masyarakat dan masyarakat
terhadap individu. Agen kesehatan masyarakatmemperjuangkan keadilan sosial dan melihat
kesehatan masyarakat sebagai bagianpenting dari keadilan sosial.
2. Interaksi sosial adalah ‘hubungan timbal balik antar individu, individu dengankelompok,
dan kelompok dengan kelompok dalam proses-proses sosial dimasyarakat’. Hubungan
timbal balik tersebut disertai dengan adanya kontak sosialdan komunikasi.
3. Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang
masa hidup, dan meningkatkan derajat kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat untuk: 1).perbaikan sanitasi lingkungan; 2).pemberantasan penyakit
menular ,3).pendidikan untuk kebersihan perorangan ,4).pengorganisasian pelayanan-
pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan 5).pengembangan
rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kehidupan yang layak dalam
memelihara kesehatannya.
4. Syarat terjadinya interaksi sosial ada dua yaitu;
1.Adanya kontak sosial
2.Adanya komunikasi (communication).

5. Menurut para ahli, berlangsungnya proses interaksi sosial dipengaruhi olehbeberapa, antara
lain:(1) faktor imitasi;(2) faktor sugesti;(3) faktor simpati;(4) faktor identifikasi;(5) faktor
empati; dan(6) faktor motivasi. Keenam faktor tersebut selama proses interaksi sosial
bisaterjadi secara sendiri (terpisah) dan juga bisa secara bersama-sama atau integratif.

B.Saran

Pengembangan kesehatan dalam lingkungan masyarakat seharusnya dikenalkan lagi terutama


dalam hubungan sosial dan perilaku kesehatan masyarakat itu sendiri. Hubungan kesehatan
masyarakat dengan lingkungan sosial sangat berkaitan erat.

Demikianlah makalah yang saya buat mengenai “HUBUNGAN ILMU SOSIAL DAN
PERILAKU DENGAN KESEHATAN MASYARAKAT’. Saya yakin dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan oleh sebab itu saya meminta saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah ini kedepannya.

DAFTAR 12
PUSTAKA
Abraham, F.M. 1982. Modern Sociological Theory, An Introduction, Oxford UniversityPress. Delhi

Biesanz, J. and Biesanz, M. 1969. Introduction to Sociology, Prentice Hall Inc.Englewood


Cliffs.NewJersey.

Coleman, J.W and Cressey, D.R. 1984. Social Problems, Second edition. Harper &Row Publishers.
New York

Dwipayana, Ari (Ed). 2003. Membangun Good Governance di Desa, Institue forResearch and
Empowerment (IRE). Yogyakarta

Liliweri, A.. 2005. Prasangka dan Konflik. Komunikasi Lintas Budaya MasyarakatMultikultural.
PT. LkiS. Yogyakarta

.Mack, R. and Pease, J. 1973. Sociolgy and Social Life, Fifth Edition. D.Van NostrandCompany.
New York

.Nugroho, F, (eds). 2004. Konflik dan Kekerasan Pada Aras Lokal, Pustaka Pelajar.Yogyakarta

.Pola. J.B.A.F.Major. 1991. Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas. PT. IchtiarBaru. Jakarta

Usman, S. 1998. Pembangunan dan Pemberdayan Masyarakat Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Warnaen, S. 2002. Stereotip Etnis dalam Masyarakat Multietnis. Mata Bangsa.Jakarta.Wilis,S.


1994. Problema Remaja dan Pemecahannya. Penerbit Angkasa. Bandung

Wilson, E.K. 1966. Sociology, Rules and Relationships, The Dorsey Press.Homewood, Illinois.

iii

iii

Anda mungkin juga menyukai