Oleh :
REGINA VRIAM DINNI
1610104039
Dosen Pembimbing :
Delima, S.Pd, M.Kes
Delima, S.Pd, M.Kes (Pembimbing Lapangan)
2020
Laporan Magang ini telah diperiksa oleh
Pembimbing Magang dan telah disetujui
Menyetujui,
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
Mengetahui,
Koordinator Magang
Oleh :
RISTA
NIM. 1611212030
Menyetujui
Penguji
Hamidatu Yuni
NIP.
Mengetahui
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Magang dengan
judul ”Gambaran Pelakasanaan Program Penanggulangan TB Di Dinas Kesehatan
Kota Padang Tahun 2019”.
1) Kedua Orang Tua dan keluarga penulis yang telah memberikan do’a,
dorongan dan motivasi dalam menyelesaikan laporan magang ini.
2) Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.
3) Ibu CH Tuty Ernawati, SKM, M.Kes dan Ibu Septia Pristi Rahmah, SKM,
MKM selaku Koordinator Magang yang telah memberikan pengarahan
kegiatan Magang.
4) Bapak Denas Symon, MCN selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam menyelesaikan
Laporan Magang.
5) Ibu Hj. Evawestari, SKM.M.I.Kom selaku Pembimbing Lapangan dan
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan
Kota Padang yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan
petunjuk dalam pelaksanaan Magang dan penyusunan laporan Magang. 6)
Seluruh staf seksi P2M Dinas Kesehatan Kota Padang, Kak Nia, Kak Titi,
Kak Maria, Kak Nery, Kak Bety, Pak Agung dan Pak Rolly yang telah
menerima, berbagi ilmu dan membantu selama penempatan magang.
7) Bapak dan Ibu pegawai Dinas Kesehatan Kota Padang yang telah
membantu dalam kegiatan Magang.
i
8) Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Magang
ini.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir Magang ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................viii
BAB 1 : PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................................. 3
2.2.1 Perencanaan................................................................................................ 13
2.2.2 Pengorganisasian........................................................................................ 15
2.2.3 Pelaksanaan................................................................................................. 16
iii
BAB 3 : HASIL KEGIATAN..................................................................................... 18
3.1 Gambaran Umum Dinas Kesehatan Kota Padang............................................. 18
3.1.1 Geografis..................................................................................................... 18
3.1.2 Demografi.................................................................................................. 19
3.1.6 Kedudukan.................................................................................................. 22
3.3.2 Sekretariat................................................................................................... 26
3.6.1 Perencanaan................................................................................................ 56
3.6.2 Pengorganisasian........................................................................................ 59
3.6.3 Pelaksanaan................................................................................................. 60
iv
BAB 4 : PEMBAHASAN........................................................................................... 62
4.1 Perencanaan Pembuatan Profil Kesehatan Di Dinas Kesehatan...................... 62
4.2 Pengorganisasian............................................................................................. 63
5.2 Saran................................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 68
LAMPIRAN................................................................................................................ 69
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1
BAB 1 : PENDAHULUAN
dipimpin oleh Kepala Seksi (Kasi) dan staf seksi yang bekerja sesuai tupoksi
tersendiri.(5)
Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi
pembahasan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, khususnya pada
seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Penyakit tuberkulosis atau
yang sering dikenal dengan TB, merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies
Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae
dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri
Mycobacterium selain Mycobacterium tuberkulosis yang bisa menimbulkan
gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT (Mycobacterium Other Than
Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu penegakan diagnosis dan
pengobatan TB. (6)
Gejala utama pasien TB paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau
lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,
batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang
lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan
merupakan gejala TB yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2
minggu atau lebih.(6)
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018 angka notifikasi
semua kasus tuberkulosis per 100.000 penduduk dari tahun 2009-2018 selalu
meningkat. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2018 sebesar 214 per 100.000
penduduk dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 169 per 100.000 penduduk.
Untuk angka keberhasilan pengobatan semua kasus tuberkulosis pada tahun 2012
dan 2018 menunjukan penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebesar
84,6% angka keberhasilan pengobatan semua kasus tuberkulosis pada tahun 2018.
Sedangkan untuk standar angka keberhasilan pengobatan semua kasus itu sendiri
minimal 90,0%. (7)
Trend jumlah kasus TB seluruhnya di Kota Padang mengalami
peningkatan dari Tahun sebelumnya, setelah mengalami penurunan pada tahun
3
2017 (2.029 kasus), menjadi 2.358 kasus pada Tahun 2018. Jumlah kasus TB Paru
terkonfirmasi bakteriologis yang terdaftar dan diobati Tahun 2018 sebanyak 1.115
pasien termasuk pasien terkonfirmasi di rumah sakit, pasien sembuh 848 orang
dan pasien yang melakukan pengobatan lengkap sebanyak 1.052 orang. Jumlah
kematian selama pengobatan meningkat dari tahun sebelumnya dari 34 kasus pada
tahun 2017 menjadi 57 kasus di tahun 2018.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Padang bahwa pada tahun 2016 dan tahun
2017 terjadi peningkatan penjaringan suspect TB dan penemuan kasus TB. Hal ini
terjadi karena target yang diberikan oleh pemrintah cukup tinggi, sehingga strategi
yang dilakukan oleh puskesmas mulai aktif ke masyarakat, termasuk ke sekolah
dengan melakukan perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) dan ketuk pintu.
Disamping itu penjaringan kasus TB paru juga dilakukan dengan pelaksanaan PIS
PK waktu pendataan ke rumah warga. Pada tahun 2017 jumlah kasus TB yang
terinput di laporan termasuk data dari rumah sakit sebanyak 2182 kasus. Kasus
TB BTA posistif Kota Padang berdasarkan pemeriksaan mikroskopis mengalami
penurunan dari tahun 2012 sampai tahun 2017 dan penemuan kasus TB lainnya
cenderung meningkat. Hal ini disebabkan semua rumah sakit mulai aktif
menjaring kasus TB sehingga penemuan TB dari berbagai unit layanan di rumah
sakit juga terjaring (TB ektra Paru dan TB Anak). (4) Keberhasilan program TB
Kota Padang berdasarkan Laporan dari tahun 2016 - 2018 dilihat dari indikator
angka kesembuhan belum pernah berhasil mencapai target yang ditetapkan.
Namun untuk tahun 2018, angka kesembuhan sudah hampir mendekati target
yaitu 88,4% dari 90%.
Adapun latar belakang penulis memilih topik magang adalah karena
penulis tertarik dengan bahasan program TB saat ditempatkan di ruangan P2M
dan juga sejalan dengan rencana proposal dari penulis. Saat penulis ditempatkan
di seksi P2M, bagian program TB sedang sibuk membuat rekapan data dan
mencocokan data manual dengan data online pada SITT (Sistem Informasi
Tuberkulosis Terpadu). Sesuai dengan peminatan Administrasi Kebijakan
Kesehatan, penulis fokus untuk melihat gambaran manajemen pelaksanaan dari
program TB, dalam bentuk P1, P2 dan P3. Dari uraian di atas penulis tertarik
4
1.2. Tujuan
2.1 Tuberkulosis
tubuh lain, seperti selaput otak, tulang, sendi, kelenjar getah bening dan lainnya.
Penyakit TB diluar paru disebut TB extrapulmoner.(8,9)
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain
TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain.
Mengingat prevalensi TB di Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang
yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang
tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis langsung.(11)
meliputi Puskesmas, Klinik, dan Dokter Praktik Mandiri (DPM) serta Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) yang meliputi: Rumah Sakit
Pemerintah, non pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru (RSP), Balai
Besar/Balai Kesehatan Paru Masyarakat (B/BKPM).
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk penanggulangan TB disediakan oleh
pemerintah dan diberikan secara cuma-cuma. Penanggulangan TB dilaksanakan
melalui penggalangan kerjasama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non
pemerintah, swasta dan masyarakat melalui Forum Koordinasi TB.
Keberpihakan kepada masyarakat dan pasien TB. Pasien TB tidak
dipisahkan dari keluarga, masyarakat dan pekerjaannya. Pasien memiliki hak dan
kewajiban sebagaimana individu yang menjadi subyek dalam penanggulangan TB
Penguatan manajemen program penanggulangan TB ditujukan
memberikan kontribusi terhadap penguatan system kesehatan nasional.
Pelaksanaan program menerapkan prinsip dan nilai inklusif, proaktif, efektif,
responsif, profesional dan akuntabel.
Penguatan Kepemimpinan Program ditujukan untuk meningkatkan
komitmen pemerintah daerah dan pusat terhadap keberlangsungan program dan
pencapaian target strategi global penanggulangan TB yaitu eliminasi TB tahun
2035. (9)
2.2.1 Perencanaan
Pengertian Perencanaan
Perencanaan yaitu memperkirakan dan mempertimbangkan masa depan
dengan menyusun rencana aktivitas. Perencanaan dalam bidang kesehatan
meliputi penggunaan sumber daya uang, bahan, alat maupun sumber daya orang
(SDM Kesehatan) secara maksimal. Tujuan dari perencanaan adalah tersusunnya
rencana program, tetapi proses ini tidak berhenti disini saja karena setiap
pelaksanaan program tersebut harus dipantau agar dapat dilakukan koreksi dan
dilakukan perencanaan ulang untuk perbaikan program.(12)
Macam-Macam Perencanaan
Ruang lingkup perencanaan di pengaruhi oleh dimensi waktu, spasial dan
jenis perencanaan. Ketiga dimensi saling berinteraksi masing masing dimensi
tersebut adalah sebagai berikut :(12)
a. Ditinjau Dari jangka Waktu Berlakunya Rencana
1. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan ini meliputi jangka waktu hingga 10 tahun keatas.
Perencanaan ini belum di tampilkan sasaran sasaran yang bersifat
kuantitatif tetapi lebih kepada proyeksi atau perspektif atas keadaan ideal
yang di inginkan.
2. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan ini meliputi jangka waktunya 3 sampai 8 tahun, umumnya 5
tahun. Ini merupakan penjabaran atau uraian perencanaan jangka panjang,
walaupun perencanaan jangka menengah ini masih bersifat umum tetapi
sudah di tampilkan sasaran yang di proyeksikan secara kuantitatif.
3. Perencanaan Jangka Pendek
Jangka waktunya 1 tahun. Perencanaan ini di sebut juga perencanaan
operasional tahunan.
b. Ditinjau dari Frekuensi Penggunaan
Jika ditinjau dari frekuensi penggunaan rencana yang dihasilkan,
perencanaan dapat dibedakan atas dua macam yakni :
14
2.2.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan penetapan struktur peran-peran melalui
penentuan aktivitas-aktivitas, pengelompokkan aktivitas, penugasan kelompok
aktivitas, pendelegasian wewenang, pengkoordinasian hubungan antar wewenang
serta informasi baik secara vertical maupun horizontal, yang dibutuhkan
organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Berikut adalah jenis-jenis
organisasi yaitu :(12)
1. Organisasi Lini (Lini/Command Organization)
Maksudnya adalah dalam pembagian tugas dan wewenang terdapat
perbedaan yang nyata antara satuan organisasi pimpinan dan satuan
organisasi pelaksana. Keuntungannya adalah pengambilan keputusan
cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin serta pengawasan dan
koordinasi lebih mudah. Sedangkan kerugiannya adalah karena
keputusan diambil oleh satu orang, maka keputusan tersebut sering
kurang sempurna serta dibutuhkan pemimpin yang berwibawa dan
berpengetahuan luas
16
2.2.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahapan dalam manajemen yang lebih
memusatkan perhatian pada pengelolaan sumber daya manusia, menggerakan dan
mengarahkan pelaksanaan program. Fungsi menggerakkan dan mengarahkan
pelaksanaan yaitu actuating (memberi bimbingan), motivating (membangkitkan
motivasi), directing (memberikan arahan), influencing (mempengaruhi),
commanding (memberi komando atau perintah). Pelaksanaan adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
17
3.1.1 Geografis
Tingkat curah hujan Kota Padang selama tahun 2016 mencapai rata -rata
421,17 mm per bulan dengan rata-rata hari hujan 23 hari. Sementara itu
temperature Kota Padang cukup rendah bila di bandingkan tahun sebelumnya
yaitu antara 23,1 o C - 31,8oC dengan kelembaban berkisar antara 71 -97 persen
(PDA, 2018).
19
3.1.2 Demografi
Proyeksi penduduk Indonesia yang dilakukan oleh BPS untuk tahun 2010-
2035, berdasarkan hal tersebut kemudian diolah oleh Pusdatin Kemenkes RI dan
DKK Kota Padang maka jumlah penduduk Kota Padang pada tahun 2018
sebanyak 939.112 jiwa yang terdiri dari 469.737 jiwa laki-laki dan 469.375 jiwa
perempuan. Kecamatan Koto Tangah merupakan Kecamatan yang memiliki
penduduk terbanyak yaitu 184.178 jiwa dan Kecamatan Bungus memiliki
penduduk yang paling sedikit yaitu 25.828 jiwa.
Menurut PDA 2018 Kecamatan Padang Timur adalah daerah yang paling
tinggi kepadatan penduduknya yaitu 9.751/km 2 dan daerah terendah tingkat
kepadatan penduduknya adalah Bungus Teluk Kabung yaitu 247/ km2
tersebut penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu merupakan hal
yang penting.
B. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu didirikan untuk meningkatkan aksesibilitas
pelayanan kesehatan sampai ke daerah yang sulit dijangkau dan juga memenuhi
tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan sehingga
masyarakat mendapatkan pelayanan. Total Puskesmas Pembantu yang ada pada
tahun 2018 adalah 61 buah.
C. Poskeskel
Jumlah Poskeskel tahun 2018 berjumlah 82 buah, tetapi yang memiliki
bangunan sampai tahun 2018 adalah sebanyak 27 buah. Poskeskel yang belum
mempunyai bangunan dan yang telah mempunyai bangunan beroperasi dan
menyebar pada Kelurahan di Kota Padang. Poskeskel yang telah mempunyai
bangunan dibangun dengan dana APBD, Swadaya masyarakat dan PNPM
mandiri, sedangkan Poskeskel yang belum ada bangunannya untuk sementara
beroperasi pada pustu atau kantor lurah yang ada di Kota Padang.
F. Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun
2018 adalah 1.236 orang yang terdiri dari 1.103 orang PNS, tenaga kontrak /honor
Pemko 25 orang, tenaga PTT 34 orang dan tenaga volunter sebanyak 74 orang.
Target
No Tujuan Indikator Sasaran Indikator Satuan
Tujuan Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019
Meningkat
nya derajat Angka
1 kesehatan Harapan Th 73,19 73,19 73,19 73,19 73,19
masyara Hidup
kat
1.Menurunkan Persentase
kasus kematian % 0,10 0,10 0,10
kematian ibu ibu saat
melahirkan
2.Menurunkan
Incident % 80 75 70
angka
rate
kesakitan
Persentase
3.Menurunkan
kasus % 6,50 6,40 6,30
kasus
kematian
kematian bayi
bayi
4.Meningkatn
ya layanan Org/hr/
kesehatan Visite Rate 2,5 2,8 2,8
pus
pada
masyarakat
5.Pemenuhan Persentase
obat dan ketersediaa % 91 92 93
perbekalan n obat di
kesehatan Puskesmas
6.Meningkatn
Nilai
ya
LAKIP Skor Baik Baik Baik
akuntabilitask
DKK
euangan dan
Padang
kinerja
3.1.6 Kedudukan
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Padang. Dalam
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Dinas Kesehatan
merupakan Dinas Daerah yang dikepalai oleh seorang kepala Dinas.
23
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris, terdiri atas :
a. Sub bagian umum
b. Sub bagian keuangan
c. Sub bagian program
3. Bidang kesehatan masyarakat, terdiri dari :
a. Seksi kesehatan keluarha dan gizi
b. Seksi promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
c. Seksi kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga
4. Bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, terdiri dari :
a. Seksi surveilan dan imunisasi
b. Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
c. Seksi pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan
jiwa, narkotika, psikomatik dan zat aditif
5. Bidang pelayanan kesehatan, terdiri dari :
a. Seksi pelayanan kesehatan primer dan tradisional
b. Seksi pelayanan kesehatan rujukan
c. Seksi fasilitas pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu
6. Bidang sumber daya kesehatan, terdiri dari :
a. Seksi kefarmasian
b. Seksi alat kesehatan dan sarana prasarana kesehatan
c. Seksi sumber daya manusia kesehatan dan jaminan kesehatan
7. Unit pelaksana teknis dinas; dan
SEKRETARIAT
24
25
3.3.2 Sekretariat
Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
dinas.
Untuk menyelenggarakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan koordinasi perumusan kegiatan dinas
b. Melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran
dinas
c. Melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan dan aset,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan
dokumentasi dinas;
d. Melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana
e. Melaksanakan kkordinas dan perumusan penyusunan peraturan serta
pelaksanaan advokasi
f. Melaksanakan pengelolaan barang milik negara atau daerah
g. Mengelola layanan informasi dan dokumentasi publik
h. Mengelola layanan pengaduan masyarakat
i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
k. dan melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Dr.Hj.Gentina, M.MKes
Kasi Surveilans dan Imunisasi Kasi Pencegahan dan Kasi Pencegahan dan Pengendalian
Pengendalian Penyakit Menular PTM, Jiwa dan NAPZA
Tutwuri Handayani, SKM, M.Kes
Hj. Evawestari, SKM.M.I.Kom Syafrudin, SKM.MM
41
Kegiatan yang ada pada seksi P2M diantaranya Fogging focus DBD,
pengadaan bahan dan alat fogging, pencegahan dan pengendalian penyakit
menular serta pencegahan penyakit endemic/epidemic. Untuk lancarnya kegiatan
tersebut maka ditunjuk pengelola program penyakit yang ada di seksi P2M
diantaranya program TB Paru, HIV AIDS dan IMS, Filariasis, Kecacingan, DBD,
Kusta, Malaria, Rabies, ISPA, ILI dan Diare.
52
Dr.Hj.Gentina, M.MKes
Tim Fogging
12 Orang
53
1. Input
a. Man (Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia yang berperan dalam perencanaan program
penanggulangan TB di Dinas Kesehatan adalah pengelola program TB
(Wasor TB), Kasi P2M dan Kabid P2P. Setelah dilakukan
perencanaan maka, Kepala Dinas yang berperan dalam menyetujui
atau tidaknya program yang telah dibuat tersebut. Sedangkan sumber
daya manusia yang berperan dalam pelaksanaan program
penanggulangan TB pada seksi P2M Dinas Kesehatan Kota Padang
ada sebanyak 2 orang, 1 orang PNS dan 1 orang data officer kontrak
dari GF Provinsi untuk mengelola data program TB. Selain itu
ditambah pengelola program di 23 puskesmas dan 11 rumah sakit
sebanyak 4 orang/Unit Pelayanan Kesehatan dengan rincian Dokter,
pengelola program, analis dan farmasi atau yang dikenal dengan tim
DOTS.
b. Money (Dana)
Pembiayaan dan dana yang mendukung kegiatan seksi P2M adalah
dana bersumber dari APBD dan DAK Kota Padang. Disamping itu
ada juga dana bantuan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
57
Barat, namun bersifat non DIP. Dana APBD Kota Padang tahun 2019
untuk kegiatan P2M yaitu sebesar Rp350.000.000, yang mencakup
untuk program TB, HIV, ISPA dan Hepatitis. Selain dana APBD
terdapat juga dan hibah dari Global Fun (GF) untuk program TB
sebesar Rp166.578.000.
c. Material
Material yang dibutuhkan dalam perencanaan program
penanggulangan TB di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah berupa
peraturan tentang SPM dan Permenkes no 67 tahun 2016 tentang
penanggulanan TB. Kemudian dibutuhkan laporan tahunan, data
capaian program, riskesdas dan berkas lainnya.
d. Method
Dinas Kesehatan sebagai akhir dalam pengolahan dan analisis data
baik itu data capaian program dari tiap puskesmas maupun rumah
sakit menggunakan metode secara manual dan online melalui
penggunaan aplikasi SITT (Sistem Informasi Tuberculosis Terpadu).
Metode dalam pelaksanaan program penanggulangan TB oleh Dinas
Kesehatan Kota Padang lebih terfokus pada tahapan monev nya. Dinas
Kesehatan berperan dalam merencanakan kegiatan pelaksanaan,
melakukan penganggaran, menghitung kebutuhan logistik,
menetapkan target serta sasaran dan lainnya. Kemudian untuk
pelaksanaan kegiatan, puskesmas dan rumah sakit yang berperan
sebagai penggerak. Dinas lebih ke bagian pengawasan dan penilaian.
Kemudian strategi yang digunakan untuk program penanggulangan
TB di Dinas Kesehatan Kota Padang sudah disesuaikan dengan
streategi pusat yaitu layanan DOTS.
e. Machine
Machine adalah alat-alat yang digunakan dalam perancanaan
pelaksanaan program penanggulangan TB agar berjalan dengan lancar
58
2. Proses
Proses dari perencanaan program penanggulangan TB di Dinas
Kesehatan sebagai berikut :
a. Pengelola program TB bersama dengan Kasi P2M dan juga Kabid P2P
membuat rencana kerja berdasarkan masalah tahun lalu, serta
berpedoman pada peraturan tentang SPM bidang kesehatan karena TB
merupakan salah satu program yang masuk dalam indicator SPM,
Permenkes No.67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Begitu juga dengan Puskesmas yang membuat rencana kerjanya dalam
mendukung pelaksanaan program penanggulangan TB.
b. Berikutnya pagian perencanaan Dinas Kesehatan Kota Padang akan
merekap perencanaan yang telah dibuat oleh bidang P2P dan Puskesmas
untuk kemudian dirapatkan.
c. Setelah dilakukan rapat di tingkat dinas maka hasil rapat
rapat/pembahasan tentang rencana kegiatan akan dituangkan dalam
Rencana Kerja Anggaran (RKA) Dinas Kesehatan Kota Padang.
d. Kemudian dilakukan pelaksanaan sesuai Rencana kerja.
3. Output
Output dari perencanaan berupa kerangka acuan kegiatan, persentase
target program TB meliputi indikator CDR, angka konversi, success rate
dan orang TB yang mendapatkan pelayanan yang direncanakan sesuai
dengan cakupan/ target SPM (Standar Pelayanan Minimum).
59
3.6.2 Pengorganisasian
Program penanggulangan TB berada di dalam tanggung jawab Seksi
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, satu orang staf di Seksi P2P
bertanggung jawab sebagai pengelola program TB. Berikut adalah struktur
pengorganisasian program TB.
Dr.Hj.Gentina, M.MKes
Pengelola program TB dalam bekerja dibantu oleh staf lain, seorang data
officer TB dan sektor-sektor yang terkait lainnya. Sektor yang membantu dalam
pelaksanaan program diantaranya seperti KOPI TB (Koalisi Organisasi Profesi
Indonesia), Klinik, DPM, LSM dan pastinya puskesmas dan rumah sakit ikut serta
dalam pelaksanaan program penanggulangan TB.
60
3.6.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan program penanggulangan TB di Dinas Kesehatan diawali
dengan perencanaan yang dilakukan oleh pengelola program TB, Kasi P2M dan
Kabid P2P dengan berpedoman pada peraturan tentang SPM, Permenkes no.67
tahun 2016 tentang penanggulangan TB, laporan tahunan, capaian program dan
berkas lainnya yang mendukung. Setelah perencanaan selesai maka harus
disetujui dahulu oleh Kepala Dinas Kesehatan agar dapat dilaksanakan.
Pelaksanaan program TB oleh Dinas Kesehatan Kota Padang dilakukan
melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Pertemuan pengelola program TB Puskesmas / Rumah Sakit yang
dilaksanakan pada bulan Februari, April, Juli dan November 2019.
Rakor pokja TB HIV dilaksanakan pada bulan Februari dan
Novemver 2019.
Workshop tatalaksana TB dengan BPS, klinik dan petugas pustu yang
dilaksanakan pada bulan Juni 2019.
Sosialisasi TB pada guru pada bulan Februari 2019.
Sosialisasi Perwako TB dan HIV pada bulan Juni 2019.
Peringatan TB Day pada bulan Maret 2019.
Pembinaan program ke UPK pada bulan Januari s/d Desember 2019.
Pelaksanaan program penanggulangan TB di unit pelayanan kesehatan
dinamakan dengan layanan DOTS. Layanan dilakukan dengan prinsip pemberian
layanan pada pasien mulai dari penjaringan kasus melalui pemeriksaan fisik dan
laboratorium sampai tuntas pengobatannya. Semua puskesmas sudah dilatih untuk
menjalankan layanan DOTS begitu juga dengan rumah sakit.
BAB 4 : PEMBAHASAN
1.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur
formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan
diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan
efisien. Proses pengorganisasian merupakan salah satu kriteria dalam pelaksanaan
program. Tujuan pengorganisasian agar dalam pembagian tugas dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Melalui pembagian tugas ini
diharapkan setiap anggota organisasi dapat menangani tugas yang dibebankan
secara maksimal.
Program Penanggulangan TB merupakan bagian tugas dari seksi
pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Program penanggulangan TB di
Dinas Kesehatan Kota Padang di pegang oleh seorang penanggung jawab program
64
atau yang dikenal dengan Wasor TB yaitu Ns. Titi Infanti, S. Kep dan dibantu oleh
seluruh staff seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular serta seorang
data officer. Dan tidak terlepas dibantu oleh sektor-sektor terkait dalam
penanggulangan TB.
Dilihat dari alur pengorganisasian di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota
Padang menggunakan metode pengorganisasian lini dan staf yaitu maksudnya
peranan staff tidak hanya terbatas pada pemberian nasehat tetapi juga diberikan
tanggung jawab melaksanakan kegiatan tertentu. Bantuan yang diharapkan dari
staff tidak hanya pemikiran saja, tetapi juga telah menyangkut pelaksanaannya.
Keuntungannya adalah keputusan yang diambil lebih baik karena telah dipikirkan
oleh sejumlah orang, tanggung jawab pimpinan berkurang dan karena itu lebih
memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting, pengembangan bakat
dilakukan sehingga mendorong disiplin dan tanggung jawab kerja yang lebih
tinggi.
1.3 Pelaksanaan
Kegiatan Pelaksanaan atau aktuasi merupakan tahapan manajemen yang
lebih memusatkan perhatian pada pengelolaan sumber daya manusia,
menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan program. Unit pelayanan kesehatan
seperti puskesmas dan rumah sakit merupakan unit yang berperan sebagai
penggerak pelaksanaan program penanggulangan TB di Kota Padang. Terkait
kebutuhan alat untuk keberlangsungan program penanggulangan TB maka unit
pelayanan akan meminta ke pihak Dinas Kesehatan. Baik itu berupa kebutuhan
seperti pot sputum, reagen dan lainnya.
Pelaksanaan program penanggulangan TB dilakukan oleh unit pelayanan
dengan menerapkan layanan DOTS. Prinsipnya adalah memberikan pelayanan
pada pasien mulai dari penjaringan kasus melalui pemeriksaan fisik dan
laboratorium sampai akhirnya tuntas pengobatan. Semua puskesmas sudah dilatih
untuk menjalankan layanan DOTS begitu juga dengan rumah sakit. Permasalahan
yang ditemui adalah belum semua pasien yang mengakses puskesmas dan rumah
sakit. Hal ini disebabkan karena pasien merasa malu dan takut diketahui orang
65
sebagai penderita TB, sehingga ada yang menyembunyikan penyakitnya dan juga
ada yang hanya datang berobat ke klinik bidan swasta.
2.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan yaitu :
1. Dinas Kesehatan Kota Padang merupakan pengelola Sistem Kesehatan
Nasional Tingkat Kota yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Jumlah
Puskesmas yang berada di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Padang
adalah 23 Puskesmas yang tersebat di 11 kecamatan.
2. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) terdiri dari seksi
Surveilans dan Imunisasi, seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular, seksi Pencegahan dan Pengendalian PTM, kesehatan jiwa dan
NAPZA. Dalam pelaksanaan kegiatan, Kepala bidang bertanggungjawab
langsung kepada kepala Dinas dan Kepala Seksi bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Bidang.
3. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dipimpin oleh
seorang kepala bidang dan dibantu oeh 7 orang staff yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Berperan dalam program-
program seperti TB, HIV dan IMS, Rabies, DBD, Kusta, Malaria,
Kecacingan, Filariasis, Diare, Hepatitis, dan ISPA.
4. Perencanaan Program penanggulangan TB dirumuskan secara Bottom Up
Planning. Perencanaan dirancang dengan sistem pendekatan input dengan
unsur 5M , proses dan output. Kemudian, dilakukan secara bertingkat
mulai dari Puskesmas kemudian perencanaan akan direkap oleh Dinas
Kesehatan Kota Padang.
5. Pengorganisasian di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Padang
menggunakan metode pengorganisasian lini dan staf. Program
penanggulangan TB merupakan bagian dari program seksi pencegahan dan
pengendalian penyakit menular. Pengelola program TB dalam bekerja
dibantu oleh staf lain dan sektor-sektor yang terkait.
67
2.2 Saran
Saran dari kegiatan magang di Dinas Kesehatan Kota Padang adalah
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
4. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2018 edisi 2019.
2019;
LAMPIRAN