Oleh :
TINJAUAN PUSTAKA
jiwa, rentang terhadap stres dan dalam tahap pemulihan serta pencegahan
kekambuhan.
melatih para tokoh masyarakat untuk menjadi kader kesehatan jiwa (Depkes,
2006).
lainnya.
dengan keluarga, orang yang bearti bagi pasien dan kerjasama dalam
gangguan jiwa tanpa melibatkan rumah sakit (Yosep, Iyus, dkk, 2014).
kepada pasien secara multidisiplin. Pada model ini selain mengkaji support
nursing) seperti:
(Keliat, 2012).
Puskesmas Bantur.
yang ada di Pasuruan. Pabrik rokok tersebut setiap 3-5 bulan sekali
Health Nursing).
1. Pengertian
darah akibat kekurangan ataupun retensi insulin. Penyakit ini sudah lama
terjadi ketika tubuh tidak mampu untuk memproduksi cukup insulin atau
2. Etiologi
1) Faktor endogen :
a. Neuropati
b. Angiopati
resiko lain.
c. Iskemia
yang luas.
resistensi insulin. Selain itu terdapat juga faktor-faktor resiko tertentu yang
40 tahun)
b. Obesitas (kegemukan)
golongan Afro).
merupakan suplai energy utama untuk tubuh. Insulin dari sel-sel beta
sel beta tidak mampu memproduksi insulin (diabetes mellitus tipe 1) atau
tipe 2). Akibatnya, glukosa tidak masuk kedalam sel, melainkan tetap
didalam darah. Naiknya kadar glukosa didalam darah menjadi sinyal bagi
glukosa keluar dari tubuh dalam urin. Penderita kemudian menjadi haus
membuat pasien menjadi lapar. Ada tiga tipe DM. tipe 1, dikenal sebagai
diantaranya adalah:
a. Faktor Genetik (Keturunan)
mengindari stress.
b. Faktor Usia
sensorik yang normal. Mati rasa dan hilangnya sensasi rasa di daerah
b. Obesitas
index masa tubuh 25 kg/m2 (pria) atau berat badan ideal yang berlebih
c. Hipertensi
tekanan darah lebih dari 130/80 mmHg sehingga bisa merusak atau
selanjutnya terjadi poliferasi pada dinding sel otot polos sub endotel
(Waspadji, 2006).
f. Kebiasaan Merokok
2006).
diabetik. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat dianjurkan secara
gula darahnya. Sebagian besar penderita penyakit tipe ini adalah anak-
saat ini (90% lebih), dan sebagian terjadi pada mereka yang berusia
dalam keluarga.
c. Diabetes Gestasional
ditemukan jumlah atau fungsi insulin yang tidak optimal yang dapat
5. Manisfestasi Klinis
glukosa darah yang tinggi (melewati ambang batas ginjal). Poliuria dapat
terjadinya polifagia (sering lapar), kadar glukosa darah yang tinggi dapat
jaringan tubuh. Penderita akan kekurangan energy, mudah lelah, dan berat
a. Tipe I
glukosa
glukosa
5) Berat badan turun karena glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel
b. Tipe II
glukosa
glukosa
c. Gestasional
1) Asimtomatik
d. Ulkus Diabetikum
panas walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa
yaitu:
1) Pain (nyeri)
2) Paleness (kepucatan)
3) Paresthesia (kesemutan)
5) Paralysis (lumpuh).
(ulkus)
callus “.
tanpa selulitis
bentuk glikogen
adipose
yang disimpan.
Selama puasa (antara jam makan dan jam tidur malam), pancreas
berjalan sangat lambat. Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit
atau selaput lender dan Ulkus adalah ke-matian jaringan yang luas dan
arteri menyempit dan selain itu juga terdapat gula berlebih pada
timbul pada daerah yang sering mendapat tekanan ataupun trauma pada
daerah telapak kaki ulkus berbentuk bulat biasa berdiameter lebih dari 1
pertumbuhan bakteri.
C. KONSEP KECEMASAN
1. Definisi
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak
karena ketidak nyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons
ketidak berdayaan, isolasi, dan ketidak amanan. Perasaan takut dan tidak
ancaman.
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini
tidak memiliki objek yang spesifik. Cemas dialami secara subjektif dan
tingkat cemas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan. Cemas merupakan
a. Faktor predisposisi
situasiona.
diri individu.
dalam keluarga.
kecemasannya.
b. Faktor prespitasi
diri.
a. Teori psikoanalatik
b. Teori interpersonal
antara lain:
Adaptif Maladaptif
5. Karakteristik Kecemasan
digunakannya.
Tabel 2.1
Tingkat Kecemasan dan Karakteristik, Teknik Prosedural Keperawatan
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien
Tingkat Karakteristik
kecemasan
Kecemasan 1. Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-
Ringan hari, kewaspadaan meningkat, persepsi terhadap
lingkungan meningkat, dapat menjadi motivasi positif
untuk belajar dan menghasilkan kreativitas.
2. Respons fisiologis: sesekali napas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat sedikit, gejala ringan pada
lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar.
3. Respons kognitif: mampu menerima rangsangan yang
kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan
masalah secara efektif, dan terangsang untuk melakukan
tindakan.
4. Respons perilaku dan emosi: tidak dapat duduk tenang,
tremor halus pada tangan, dan suara kadang-kadang
meninggi.
Kecemasan 1. Respons fisiologis: sering napas pendek, nadi ekstra sistol
Sedang dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia
diare/konstipasi, sakit kepala, sering berkemih, dan letih.
2. Respons kognitif: memusatkan perhatiannya pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi
menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu
diterima.
3. Respons perilaku dan emosi: gerakan tersentak- sentak,
terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih cepat, susah
tidur, dan perasaan tidak aman.
Kecemasan 1. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan
Berat mengabaikan hal yang lain.
2. Respons fisiologis: napas pendek, nadi dan tekanan darah
naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan berkelabut,
serta tampak tegang.
3. Respons kognitif: tidak mampu berpikir berat lagi dan
membutuhkan banyak pengarahan / tuntutan, serta lapang
persepsi menyempit.
4. Respons perilaku dan emosi: perasaan terancam meningkat
dan komunikasi menjadi terganggu (verbalisasi cepat).
Panik 1. Respons fisiologis: napas pendek, rasa tercekik dan
palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya
koordinasi motorik.
2. Respons kognitif: gangguan realitas, tidak dapat berpikir
logis, persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi,
dan ketidakmampuan memahami situasi.
3. Respons perilaku dan emosi: agitasi, mengamuk dan
marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan
kendali/kontrol diri (aktivitas motorik tidak menentu),
perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang
membahayakan diri sendiri dan/ atau orang lain.
(Sumber : Asmadi, 2009)
6. Skala Kecemasan
tersinggung.
lesu.
d. Gangguan tidur : sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur
konsentrasi.
mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan
panas diperut.
7. Akibat
aktivitas hidup sehari-hari. Pada ancaman ini stressor yang berasal dari
sumber eksternal adalah faktor-faktor-faktor yang dapat menyebabakan
gangguan fisik (misal: infeksi virus dan polusi udara). Sedangkan yang
harga diri dan fungsi social yang teringretisasi seseorang. Ancaman yang
8. Mekanisme Koping
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
3) Cukup olahraga.
4) Tidak merokok.
b. Tindakan Keperawatan
mengurangi kecemasan.
b) Distraksi
sehat.
(2) jempol dan jari tengah di satukan, dan bayangkan orang yang
f) Kegiatan spritual
mengalami kecemasan
kepada klien
secara teratur.
c. Terapi somatik.
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
stresor.
ingkat.
mengalami kecemasan.
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
7) Terapi psikoreligius
1. Pengertian
2002).
2. Tujuan
a. Tujuan pokok, yaitu membantu oran menjadi rileks dan dengan demikian
sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam situasi
yang menegangkan
d. Mengurangi tekanan darah, detak jantung jadi lebih rendah dan tidur
menjadi nyenyak.
Lingkungan Fisik
1) Kondisi Ruangan
berkonsentrasi.
2) Kursi
dalam waktu yang relatif lama dan individu harus disiplin serta teratur
dalam melaksanakannya
sedikit 30 menit setiap hari, selama frase tengah dan lanjut dapat
dilakukan selama 15-20 menit, dua atau tiga kali dalam seminggu.
dialaminya
posisinya
6) Saat relaksasi mungkin individu mengalami perasaan yang tidak
tiba-tiba dan sebagainya, maka tidak perlu takut; karena sensasi ini
diri
a. Fase orientasi
atau berbaring
3) Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan
c. Fase Terminasi
2) Ealuasi objektif
Jempol dan jari tengah di satukan, dan bayangkan orang yang peduli dan
sayang pada saudara
Jempol dan jari manis di satukan, dan bayangkan saat saudara mendapat
pujian dan prestasi
a. Faktor Predisposisi
(Waryuningsih, 2021):
1) Teori Psikoanalitik
2) Teori Interpersonal
3) Teori Perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala
kehidupan selanjutnya.
4) Kajian Keluarga
5) Kajian Biologis
b. Faktor Presipitasi
sehari-hari.
terintegrasi seseorang.
c. Perilaku
d. Sumber Koping
berhasil.
e. Mekanisme Koping
mekanisme koping:
stress.
2. Diagnosa Keperawatan
b. Kecemasan
c. Ketidakberdayaan
d. Isolasi Sosial
Tujuan:
jari
Tindakan:
kecemasan
Asmadi. 2009. Konsep dan Aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba
Medika
Eko Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Fortinash, K. M. & Worret, P. A. H., 2004, Psychiatri Mental Health Nursing, 3rd
Edition, Mosby, USA.
Hawari, Dadang. 2012. Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: FKUI.
Hastuti Yuli, Arumsari Ayu. 2015. Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Untuk
Menurunkan Kecemasan Pada Yang Sedang Menyusun Skripsi Di Stikes
Muhammadiyah Klaten. Klaten
Stuart W Gail(2012). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5revisi. Jakarta : EGC
Stuart, G.W., 2013. Principles and practice of Psychiatric Nursing. (7th ed).
Philadelphia. Mosby.
Katz, C., Stein, M.B., Sareen, J., 2013. Anxiety Disorders in the DSM-5: New
Rules on Diagnosis and Treatment. Mood and Anxiety Disorders Rounds.
Canadian Network for Mood and Anxiety Treatments. 2:1-4
Yosep, Iyus, Sutini, Titin(2014). Buku ajar keperawatan jiwa (dan Advance
mental healyh nursing). Bandung: Refika Aditama