Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING (CMHN)

KELOMPOK 1

BELLA PUSPITA

DASRIZAL

DEKRIANI YUSHELLA

EKA LOLA

EMELINA

EUIS ROSMIATI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PAYUNG NEGERI

PEKANBARU

2019
LAPORAN PENDAHULUAN

COMMUNITY MENTAL HEALTH NURSING (CMHN)

A. Definisi CMHN
CMHN adalah pelayanan keperawatan yang komprehensif, holistik, dan paripurna
berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stress dalam tahap pemuliihan
serta pencegahan kekambuhan. Perawat bekerja sam dengan klien, keluarga dan tim
kesehatan lain dalam melakukan tindakan kegiatan CMHN ini merupakan suatu
pendekatan asuhan keperawatan jiwa masyarakat yang dapat dilakukan oleh perawat
melalui pelatihan khusus untuk kesehatan jiwa yang ditempatkan disetiap pelayanan
kesehatan dasar atau puskesmas, bertugas membantu masyarakat menyelesaikan
masalah-masalah kesehatan jiwa akibat dampak tsunami, konflik dan masalah sosial
lainnya. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat khususnya klien
dan keluarga agar mampu mandiri memenuhi kebutuhannya serta meningkatkan
kemampuan menyelesaikan masalah.
Tindakan yang dilakukan oleh perawat CMHN adalah memberikan asuhan
keperawatan pada klien sehat, resiko dan gangguan jiwa. Keluarga sebagai bagian dari
masyarakat merupakan sumber daya yang memiliki potensi untuk dilibatkan dalam
pelayanan terhadap klien gangguan jiwa, psikososial maupun klien sehat jiwa. Kegiatan
ini dinyatakan sukses dalam mengatasi masalah masalah kesehatan jiwa masyarakat di
Aceh maupun Kepulauan Nias , oleh sebab itu program ini diikuti oleh berbagai daerah di
Indonesia (Keliat, Deulima & Farida, 2011).

B. Konsep Community Mental Health Nursing (CMHN)


Konsep utama Community Mental Health Nursing (CMHN) adalah memberikan
peawatan denagan metode yang efektif dalam merespon kebutuhan kesehatan jiwa
perawatan dengan metode yang efektif dalam merespon kebutuhan kesehatan jiwa
individu, keluarga atau kelompok. Komunitas menjadi dasar pelayanan keperawatan jiwa
dengan cara memberikan perawatan dalam bentuk hubungan terapeutik bersam pasien di
rumah, tempat kerja, rumah singgah, klinik kesehatan jiwa, pusat perawatan primer, pusat
krisis, rumah perawatan atau setting komunitas lainnya.
Focus utama dalam CMHN adalah pentingnya menjalin kerjasama dengan
keluarga, orang yang berarti bagi pasien dan kerjasama dalam berbagai setting di
komunitas. Tujuan dari CMHN yaitu memberikan pelayanan, konsultasi dan edukasi,
atau memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip kesehata jiwa kepada para agen
komunitas lainnya. Tujuan lainnya adalah menurunkan angka resiko terjadinya gangguan
jiwa dan meningkatkan penerimaan komunitas terhadap praktek kesehatan jiwa melalui
edukasi konsep CMHN yang paling penting adalah pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam kondisi sehat mental, bresiko
gangguan jiwa dan mengalami gangguan jiwa tanpa melibatkan rumah sakit. (Yosep,
Iyus, dkk, 2014).

C. Fungsi CMHN
Upaya yang digunakan untuk membantu masyarakat menyelesaikan masalah-
masalah kesehatan jiwa akibat dampak konflik tsunami, gempa maupun bencana lain.
Adapun tugas dan fungsi dari perawat/petugas CMHN meliputi:
1. Perencanaan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa komunitas

Perancanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan pnentuan secara


matang hal-hal yng akan dikerjakan dimasa mendatang dalam dibudayakan
manajemen konflik. Cara penanganan konflik ada beberapa macam yaitu
bersaing, berkolaborasi, menghindar, mengakomodasi dan berkompromi.

Penanganan konflik yang diterapkan dalam pelayanan keperawatan


kesehatan jiwa komunitas adalah dengan cara kolaborasi. Cara ini adalah salah
satu bentuk kerja sama sebagai pihak yang terlibat konflik dalam menyelesaikan
masalah yang mereka hadapi denagan jalan mencari dan menemukan persamaan
kepentingan dan bukan perbedaan. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar
pihak-pihak terkait menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pelayanan
keperawatan kesehatan jiwa komunitas.
D. Program CMHN
Membentuk desa siaga sehat jiwa, yaitu:
1. Pendidikan kesehatan jiwa untuk masyarakat sehat
2. Pendidikan kesehatan jiwa untuk resiko masalah psikososial
3. Resiko jiwa untuk mengalami gangguan jiwa
4. Terapi aktivitas bagi pasien gangguan jiwa mandiri
5. Rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri
6. Askep bagi keluarga pasie gangguan jiwa
E. Tujuan CMHN
1. Tujuan umum :
Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peawat dala memberikan
pelayanan kepearawatan kesehatan jiwa bagi masyrakat sehingga tercapai kesehatan
jiwa masyarakat optimal.
2. Tujuan khusus :
a) Menjelaskan konsep keperawatan kesehatan jiwa komunitas
b) Menerapkan komunikasi terapeutik dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan jiwa
c) Menjelaskan peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa dalam membeikan
pelayanan keperawatan
d) Bekerjasama dengan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sesuai dengan peran dan fungsinya
e) Menerapkan konsep pengorganisasian masyarakat dalam memberikan
pelayanan keperawatan kesehatan jiwa
f) Memberika asuhan keperawatan pada anak dan remaja dengan gangguan
jiwa : depresi dan perilaku kekerasan
g) Memberikan asuhan keperawatan pada usia dewasa yang gangguan jiwa
dengan masalah : harga diri rendah, perilaku kekerasan, resikp bunuh diri,
isolasi sosial, halusinasi, waham, dan defisit perawatan diri
h) Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan jiwa : depresi
dan demensia
i) Mendokumentasikan asuhamn keperawatan jiwa mandiri komunitas
F. Kerjasama lintas sector dan lintas program
1. Lintas sector
a) Kepala puskesmas
b) Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota
c) Dinas kesehatan provinsi
d) Departemen kesehatan
2. Lintas program
a) DPRD
b) BAPEDA
c) Dinas sosial
d) Dinas agama
e) Pemuka masyarakat
REFERENSI

Asmadi. (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta : EGC


Carpenito-moyet, L. J. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Jiwa. Edisi 10. Jakarta: EGC
Direja surya, herman ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: nuh medika
Keliat, daulima (2011). Buku Ajar CMHN. Jakarta salemba medika
UI, Fikep dan WHO. Model Basic Course Community Mental Health Nursing. Jakarta:
universitas Indonesia
FORMAT RINGKASAN KASUS

Seorang perempuan berusia 51 tahun merupakan warga dari RT 01 RW 02 agrowisata


pekanbaru riau. Sekarang ini beliau berperan sebagai seorang ibu, nenek dan juga sebagai
seorang istri, klien mengeluh merasakan cemas karna menderita hipertasi dan juga berbagai
penyakit lain seperti kolestrol, asam urat dan juga gula darah, karna berbagai macam penyakit ini
dia cemas akan terjadi apa-apa terhadap dirinya, pasien mengatakan kadang secara tiba-tiba iya
bisa pingsan dan pusing setelah melakukan kgiatan dirumahnya, hal inilah yang membuat pasien
sangat cemas terhadap dirinya dan jyga kesehatannya.

Pasien kadang susah tidur, gelisah, dan membuat keluarga cemas kalau pasien pingsan,
pasien kadang dilarang suami dan juga anaknya untuk sendiri di rumah da juga pergi keluar
rumah kalau tidak ada yang menemani. Sebelum pasien pingsan pasien sering merasakan sakit
kepala dan kemudian pandangannya kabur dan dia sudah tidaksadar kalau iya sudah tergeletak.
Pasien menderita ansietas sedang. Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan TD: 160/100 mmhg,
RR: 20 X/menit, nadi: 80x/menit. Klien tampak mengungkapkan kekhawatirannya, klien tampak
gelisah dan cemas karna sering pingsan secara tiba-tiba, dulu pasien mengkonsumsi obat
hipertensidari puskesmas agowisata namun sekarang sudah habis.

1. Diagnose yang muncul :resiko masalah psikososial


2. Masalah keperawatan : ansietas
3. Intervensi keperawatan :
a. Sp 1 : pasien mampu mengenal ansietas (pengertian, penyebab, tanda gejala
dan dampak ansietas)
b. Sp 2 : Klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c. Sp 3 : klien mampu mengatasi ansietas melalui teknik distraksi
d. Sp 4 : klien mampu mengatasi ansietas melalui hypnosis lima jari
e. Sp 5 : klien mampu mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah keperawatan utama


Ansietas
B. Definisi
Ansietas adalah keadaan emosi dan pengalaman subyektif idividu, tanpa objek
yang spesifik karna ketidaktahuan dan mendahului semua pengalaman yang baru
seperti masuk sekolah, pekerjaan baru, dan melahirkan anak (stuart, 2013)
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar yang
disertai respon otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahuioleh
individu) perasan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya (NANDA,
2017)
C. Proses terjadinya masalah
1. Factor predisposisi
Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal insietas:
1) Dalam pandangan psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian, id, dan superego. Id mewakili
dorongan Insting dan impuls primitive seseorang, sedangkan superego
mencerminkang hati urani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma
budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi sebagai menengahi hambatan
dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas adalah mengingatkan
ego bahwa ada bahaya.
2) Menurut pandangan interpersonal,ansietas timbul dari perasaan takut
terhadap tidak adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.ansietas
juga berhubugan dengan perkembang, trauma seperti perpisahan dan
kehilangan, sehingga menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan
harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yag berat.
3) Menurut pandangan prilaku,ansietas merupakan produk frustasi
yaitunsegala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk
mencapai tujuan yang di inginkan . daftar tentang pembelajaran meyakini
bahwa individu yang terbiasa dalam kehidupan dirinya dihadapkan pada
ketakutan yang berlebihan yang lebih sering menunjukkan ansietas pada
kehidupan selanjutnya.
4) Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan amsietas merupakan
gangguan yang biasa ditemui daam suatu keluarga. Ada tumpang tindih
dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
5) Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
peghambat dalam aminobuturik. Gamma neurorwgulator (GABA) juga
memungkinkan memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya endorphin. Selain itu
telah dibuktikan kesehatan umum sesorang mempunyai akibat nyata
sebagai predisposisi tehadap ansietas, ansietas mungkin disertai dengan
gagguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk
mengatasi stressor.

2. Factor presipitasi
Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal dan ekternal. Stressor
pencetus dapat dikelompokkan menjadi dua kategori :
1. Ancaman terhadap integritas sesorang meliputi ketidakmampuan fisiologis
yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas, harga
dirimdsn fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
pohon masalah

resiko menderai dr sendr dan orang lain

isolasi social

gangguan konsep diri

ansietas

koping individu tidak efektif

streesor

Masalah keperawatan dan data yang perlu dkaji :

a. pengkajian keperawatan pada pasien dengan asetas menurut ( atuRT,2007) yaitu :


identitas pasien
1. initial : asietas lebih rentan terjadi pada wanita dari pada laki-laki karena wanita lebih
mudah stress daibandingkan lelaki
2. umur : toddler- lansia
3. pekerjaan : pekerjaan yang mempunyai tingkat stressor yang besar
4. pendidikan : orang yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah lebh rentan
mengalami asietas
b. alasan masuk
sesuai diangnosa awal klien ketika pertama kali masuk rumah sakit
c. factor predisposisi
1. dalam pandangan psikoanalitis, asietas adalah konflik emosional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian : id dan superego
2. menurut pandangan interpersonal, asietas timbul dari perasaaan takut terhadap
ketidak setujuan dan penolkan interpersonal. asietas juga berhubungan dengan
perkembangan trauma seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan
kerentanaan tertentu.
3. menurut pandangan prilaku, asietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu
yang mengganggu kemampuan ndividu untuk mencapai tujuan yang diinginkan’
4. kajian kelurga menunjukakaan bahwa gangguan asietas biasanya terjad dalam
keluarga. gangguan asietas juga tumpang tindih antar gangguan asietas dengan
depresi.
d. diagnose keperawatan
ansietas
e. rencana tindakan keperawtan
1. tujuan
a. pasien mampu mengenal ansietas
b. pasien mampu mengenal ansieta melalui tehnik relaksasi
c. pasien mampu mengatasi asietas melalui hypnosis lima jari
d. pasien mampu mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
2. tidakan keperwatan pada kelurga klien ansietas
a. keluarga mampu mengenal masalah ansieta pada pasien dan maslah merawat
pasien ansietas
b. keluarga mampu mengambil keputusan merawat klien dengan ansita
c. merawat klien dengan ketidakberdayaan
d. keluarga mampu menciptakan lingkunan yang nyaman dengan ansietas
e. keluarga mampu memanfaatka faslitas kesehatan untuk follow up dan mencegah
kekambuhan klien dengan ketidak berdayaan

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi ,(2008), keperawatan dasar keperawatan, Jakarta : egc
carpenito- moyet,l.J( 2007). buku saku diagnose keperawatan jiwa : yogjakarta : nuha
medika
stuart,G.W, kliat (2016). prinsip dan praktik keperawatan kesehatan jiwa. stuart,
singapura : elseier

Anda mungkin juga menyukai