1|Page
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur pada Allah subhanahu wa taala yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Community Mental Health Nursing (CMHN). Penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas kuliah. Makalah ini disusun sesuai dengan pengetahuan yang kami miliki saat ini . Kami
berharap makalah ini dapat memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah. Meskipun makalah ini
masih jauh dari kesan sempurna karena keterbatasan pengetahuan kami, mengenai Community
Mental Health Nursing (CMHN) dengan segenap kesadaran diri, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik untuk membangun dan penyempurnaan makalah yang kami tulis .
Penulis
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi – tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di Negara-
negara maju,modern dan industri. Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah
penyakit degeneratif,kangker,gangguan jiwa dan kecelakaan (Mardjono dalam Hawari
2001).Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang
menyebabkan kematian secara langsung,namun beratnya gangguan tersebut dalam arti
ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan menghambat
pembangunan,karena mereka tidak produktif dan tidak efisien.
Kegiatan program CMHN merupakan serangkaian kegiatan yang dimulai dari proses
rekruitmen perawat CMHN yang akan mengikuti pelatihan, pertemuan persiapan yang
melibatkan beberapa sector yang terkait seperti Dinas Kesehatan dan pemerintah daerah
setempat dalam rangka memperoleh dukungan pelaksanan CMHN, kegiatan Pelatihan Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat (Basic Course of Community Mental Health
Nursing (BC-CMHN) berupa pemberian pengetahuan dan keterampilan bagi perawat
Puskesmas, sehingga memiliki kompetensi melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien gangguan jiwa, selanjutnya implementasinya di masyarakat dan kegiatan supervisi.
WHO memandang pelaksanaan Program CMHN tersebut sangat positif karena dapat
memenuhi sasaran dalam upaya penanganan masalah pasien gangguan jiwa di masyarakat.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis mencantumkan judul sebagai mana yaitu
“Community Mental Healthy Nursing (CMHN)”yg berarti keperawatan kesehatan jiwa
komunitas.
3|Page
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan informasi tentang ilmu keperawatan khususnya pada bidang
keperawatan kesehatan jiwa komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh informasi tentang keberadaan CMHN pada ilmu keperawatan saat ini.
b. Mengetahui konseptual model keperawatan kesehatan jiwa masayarakat yang ada.
c. Memperoleh pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada kesehatan jiwa
komunitas
4|Page
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5|Page
d. Aspek cultural
Dikaitkan dengan tolong menolong dan kekeluargaan yang dapat digunakan
sebagai sistem pendukung sosial dalam mengatasi berbagai permasalahan yang
ditemukan.
e. Aspek spiritual
Dikaitkan dengan nilai-nilai keagamaan yang kuat yang dapat diperdayakan
sebagai potensi masyarakat dalam mengatasi berbagai konflik dan masalah
kesehatan yang terjadi.
2. Sejarah CMHN
Perawatan pada pasien gangguan jiwa sudah dilakukan sejak jaman dahulu kala.
Asuhan keperawatan yang diberikan sebelum abad ke-18 masih berupa penjagaan
(sipir) dengan kualitas asuhan yang sangat buruk (dibuang ke hutan, dipasung,
diolok-olok, dianggap sakti). Pada akhir abad ke-19, perawat jiwa sudah merupakan
sebuah profesi dan pada abad ke-20, spesialisasi perawat jiwa telah diakui dengan
peran dan fungsi yang unik.
Pada akhir perang dunia II, pelayanan kesehatan terbesar yang diberikan terkait
dengan masalah kesehatan jiwa dan peningkatan program terapi pada veteran perang.
Terapi Sikap pada tahun 1947 mulai diperkenalkan oleh Weiss, dimana perawat
menggunakan sikap untuk perbaikan pasien dengan observasi, penerimaan, respek,
pemahaman, perhatian dan partisipasi pasien dalam realita. Pada tahun 1950, obat
psikotropika untuk sakit mental mulai dipergunakan.
Mellow dan Tudor mulai tahun 1950 memperkenalkan tentang Terapi Keperawatan,
dimana hubungan perawat dan pasien skizofrenia merupakan dasar proses terapeutik.
6|Page
Pada tahun 1952, Peplau membuat kerangka kerja yang sistematik bagi perawat jiwa
yaitu Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan yang mendiskripsikan
kemampuan, aktifitas dan peran perawat jiwa, dimana proses terapeutik signifikan.
Komunitas terapeutik mulai diperkenalkan oleh Jones tahun 1953, dimana
penggunaan lingkungan sosial pasien mulai diperhatikan. Pasien sebagai partisipan
aktifdandilibatkandalammasalahharianmasyarakat.
Tahun 1963, Jurnal Keperawatan Psikiatri mulai diterbitkan. Standar perawatan
psikiatri dibuat olah ANA tahun 1973.
Pada tahun 1900-an, mulai digiatkan gerakan no restrain dan terapi kerja bagi
pasien gangguan jiwa. Jawatan Urusan Penyakit Jiwa (JUPJ) telah terbentuk disusul
dengan Penyelenggaraan dan Pembinaan kesehatan Jiwa. Pada tahun 1966 diterbitkan
UU tentang Kesehatan Jiwa No. 3 tahun 1966 dan pada tahun 1973 lahirlah PPDGJ I
dan program integrasi kesehatan jiwa di puskesmas.
7|Page
jiwa (NANDA, NOC, NIC), serta pengembangan organisasi keperawatan jiwa serta
pelaksanaan konferensi nasional jiwa.
3. Prinsip-Prinsip CMHN
a. Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat
dengan klien).
b. Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).
c. Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam
keperawatan jiwa).
d. Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam
keperawatan jiwa).
e. Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis
dalam keperawatan jiwa).
f. Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya
dalam keperawatan jiwa).
g. Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan
dalam keperawatan jiwa).
h. Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika
dalam keperawatan jiwa).
i. Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses
keperawatan: dengan standar- standar perawatan).
j. Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards
(aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar
professional).
8|Page
Kegiatan :
1. Membentuk desa siaga sehat jiwa
2. Merekrut dan melatih kader keswa untuk skreening ggn jiwa di masyarakat,
masalah psikososial dan sehat jiwa.
3. Melatih perawat keswa mengintervensi klien dengan masalah psikososial dan
mengembangkan rehabilitasi pasien gangguan jiwa.
c. Advance Course (AC) CMHN
Sasaran : individu, keluarga, staf puskesmas, kelompok formal dan
informal serta masyarakat luas
Kegiatan :
1. Manajemen keperawatan kesehatan jiwa
2. Kerjasama Lintas sektoral
9|Page
5. Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan
kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan
6. Memberikan pedoman pelayanan kesehatan
10 | P a g e
pencegahan primer adalah program pendidikan kesehatan , program stimulasi
perkembangan, program sosialisasi kesehatan jiwa , manajemen stress , persiapan
menjadi orang tua. Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Memberikan pendidikan kesehatan pada orangtua antara lain :
1) Pendidikan menjadi orangtua
2) Pendidikan tentang perkembangan anak sesuai dengan usia.
3) Memantau dan menstimulasi perkembangan
4) Mensosialisasikan anak dengan lingkungan
b. Pendidikan kesehatan mengatasi stress
1) Stress pekerjaan
2) Stress perkawinan
3) Stress sekolah
4) Stress pasca bencana
c. Program dukungan sosial diberikan pada anak yatim piatu , individu yang
kehilangan pasangan , pekerjaan, kehilangan rumah/ tempat tinggal , yang
semuanya ini mungkin terjadi akibat bencana. Beberapa kegiatan yang dilakukan
adalah :
1) Memberikan informasi tentang cara mengatasi kehilangan
2) Menggerakkan dukunganmasyarakat seperti menjadi orangtua asuhbagi anak
yatim piatu.
3) Melatih keterampilan sesuai dengan keahlian masing-masing untuk
mendapatkan pekerjaan
4) Mnedapatkan dukungan pemerintah dan LSM untuk memperoleh tempat
tinggal.
d. Program pencegahan penyalahgunaan obat. Penyalahgunaan obat sering
digunakan sebagai koping untuk mengtasi masalah. Kegiatan yang dilakukan:
1) Pendidikan kesehatan melatih koping positif untuk mengatasi stress
2) Latihan asertif yaitu mengungkapkan keinginan dan perasaan tanpa menyakiti
orang lain.
3) Latihan afirmasi dengan menguatkan aspek-aspek positif yang ada pada diri
seseorang.
11 | P a g e
e. Program pencegahan bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah satu cara
penyelesaian masalah oleh individu yang mengalami keputus asaan. Oleh karena
itu perlu dilakukan program :
1) Memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
tanda-tanda bunuh diri.
2) Menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah bunuh diri.
3) Melatih keterampilan koping yang adaptif.
2. Pencegahan Sekunder
Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini dan
penanganan dengan segera masalah psikososial dan gangguan jiwa. Tujuan pelayanan
adalah menurunkan angka kejadian gangguan jiwa. Target pelayanan adalah anggota
masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan tanda-tanda masalah dan gangguan
jiwa. Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah :
a. Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari
berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain dan penemuan
langsung.
b. Melakukan penjaringan kasus dengan melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Melakukan pengkajian 2menit untuk memperoleh data fokus pada semua
pasien yang berobat ke pukesmas dengan keluhan fisik.
2) Jika ditemukan tanda-tanda yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi
maka lanjutkan pengkajian dengan menggunakan pengkajian keperawatan
kesehatan jiwa.
3) Mengumumkan kepada masyarakat tentang gejala dini gangguan jiwa (di
tempat– tempat umum)
4) Memberikan pengobatan cepat terhadap kasus baru yang ditemukan sesuai
dengan standar pendelegasian program pengobatan (bekerja sama dengan
dokter) dan memonitor efek samping pemberian obat, gejala, dan
kepatuhan pasien minum obat.
12 | P a g e
5) Bekerja sama dengan perawat komunitas dalam pemberian obat lain yang
dibutuhkan pasien untuk mengatasi gangguan fisik yang dialami (jika ada
gangguan fisik yang memerlukan pengobatan).
6) Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga agar
melaporkan segera kepada perawat jika ditemukan adanya tanda-tanda
yang tidak biasa, dan menginformasikan jadwal tindak lanjut.
7) Menangani kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien ditempat yang
aman, melakukan pengawasan ketat, menguatkan koping, dan melakukan
rujukan jika mengancam keselamatan jiwa.
8) Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan untuk
membantu pemulihan pasien seperti terapi aktivitas kelompok , terapi
keluarga dan terapi lingkungan.
9) Memfasilitasi self-help group (kelompok pasien, kelompok keluarga, atau
kelompok masyarakat pemerhati) berupa kegiatan kelompok yang
mebahas masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan jiwa dan cara
penyelesaiannya.
10) Menyediakan hotline service untuk intervensikrisis yaitu pelayanan dalam
24 pukul melalu telepon berupa pelayan konseling.
11) Melakukan tindakkan lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah pelayanan keperawatan yang berfokus pelayana
keperawatan adalah : pada peningkatkan fungsi dan sosialisasi serta pencegahan
kekambuhan pada pasien gangguan jiwa. Tujuan pelayanan adalah mengurangi
kecacatan atau ketidakmampuan akibat gangguan jiwa. Target pelayanan yaitu
anggota masyarakat mengalami gangguan jiwa pada tahap pemulihan. Aktifitas pada
pencegahan tersier meliputi :
1. Program dukungan sosial dengan menggerakan sumber-sumber dimasyarakat
seperti : sumber pendidikan, dukungan masyrakat (tetangga, teman dekat,
tokoh masyarakat), dan pelayan terdekat yang terjangkau masyarakat.
Beberapa kegiatan yang dilakukan adalah :
13 | P a g e
a. Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat terhadap
penerima pasien gangguan jiwa.
b. Penjelasan tentang pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam
penanganan pasien yang melayani kekambuhan.
2. Program rehabilitas untuk memberdayakan pasien dan keluarga hingga
mandiri berfokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan keluarga dengan
cara :
a. Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan dan
menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat
b. Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan keluarga dan
masyarakat.
c. Menyediakan pelatihan dan kemampuan dan potensi yang perlu
dikembangkan oleh pasien, keluarga dan masyarakat agar pasien produktif
kembali.
d. Membantu pasien dan keluarga merencanakan dan mengambil keputusan
untuk dirinya.
3. Program sosialisasi
a. Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.
b. Mengembangkan keterampilan hidup (aktifitas hidup sehari-hari
[ADL],mengelola rumah tangga, mengembangkan hobi
c. Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke tempat
rekreasi.
d. Kegiatan sosial dan keagamaan (arisan bersama, pengajian bersama,
majelis taklim, kegiatan adat)
4. Program mencegah stigma. Stigma merupaka anggapan yang keliru dalam
masyarakat terhadap gangguan jiwa, oleh karena itu, perlu diberikan program
mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan deskriminasi terhadap pasien
gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang dilakukan, yaitu :
a. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang kesehatan
jiwa dan gangguan jiwa, serta tentang sikap dan tindakan menghargai
pasien gangguan jiwa.
14 | P a g e
b. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat, atau orang yang
berpengaruh dalam rangka mensosialisasikan kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa.
15 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan Jiwa adalah pelayan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu
perilaku, Ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan
menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi terapetik dan dan
terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan
untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan
jiwa. klien, (individu, keluarga, kelompok komunitas).
Keperawatan kesehatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya
untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mendukung pada fungsi yang
terintegrasi sehingga sanggup mengembangkan diri secara wajar dan dapat melakukan
fungsinya dengan baik, sanggup menjelaskan tugasnya sehari-hari sebagaimana mestinya,
Dalam mengembangkan upaya pelayanan keperawatan jiwa, perawat sangat penting
untuk mengetahui dan meyakini akan peran dan fungsinya, serta memahami beberapa
konsep dasar yang berhubungan dengan asuhan keperawatan jiwa.
16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN Basic. Jakarta: EGC.
Makalah Keperawatanku, Community Mental Health Nursing. Post 14 Maret 2012. Diambil pada
tanggal 15 April 2013, dari alamat
Dunia Remaja, Beberapa jenis gangguan jiwa yang banyak terjadi pada masa remaja. Post 23
Februari 2012. Diambil pada tanggal 15 April 2013, dari alamat
Kesehatan komposiana, Gangguan Jiwa Pada Anak. Post 12 April 2013. Diambil pada tanggal
15 April 2013, dari alamat
17 | P a g e